The Poison Of Winter

Anthony masuk ke dalam kereta kuda keluarga Lancaster. Dia lalu mengetuk jendela kusir untuk mulai menggerakan kuda.

"Ayo kita berangkat.”

"Kak Anthony, kenapa Kakak di sini?” 

Winter melebarkan matanya saat Anthony masuk dan menyuruh ketera untuk berangkat.

"Alex bilang kamu sakit, kita harus bergegas pulang."

"Tunggu, Kak Anthony! Duchess menyuruhku untuk menunggu Kak Louis sebelum pulang."

"Di saat seperti ini kamu ingin menunggu dia? Bukankah kamu yang paling tau apa yang akan Louis lakukan saat membawa kamu pulang."

Anthony berkata dengan suara tajam yang membuat Winter terdiam. Winter menundukkan kepalanya. 

Winter jelas menyadari bahwa Louis hanya akan memarahi dan menghukumnya sepanjang perjalan pulang ke mansion Lancaster. Tapi Winter tidak bisa menolak perintah Duchess.

"Hah, sudahlah. Biar aku yang akan mengurus Louis dan ibu nanti. Kita pulang sekarang."

"...Terima kasih, Kak Anthony." 

Winter mengangkat kepalanya dan tersenyum dengan tulus. Setelah itu keheningan terjadi di atas kereta kuda.

Anthony yang selama ini hanya menatap jendela memutuskan untuk mulai  berbicara kepada Winter.  Namun, dia melihat Winter sudah tertidur dalam posisi duduk. Wajahnya terlihat sangat pucat dan lelah.

Anthony kembali teringat kejadian 17 tahun yang lalu. Saat kediaman Lancaster menjadi gaduh karena ayahnya membawa seorang anak perempuan ke kediaman Lancaster. 

Anak berambut hitam yang bukan ciri khas Lancaster mengindikasikan dia bukan anak sah dari Duchess yang berambut coklat dan Duke yang berambut perak. Semua orang di Lancaster membenci anak itu dan memperlakukannya dengan kasar. 

Tapi tidak dengan Anthony. Dia tidak pernah menyiksanya, namun juga tidak pernah membantunya. Lebih tepatnya Anthony tidak peduli. 

Lancaster bukan tipe keluarga hangat yang saling memperhatikan antar anggota keluarga. Setiap orang di Lancaster mempunyai ambisi masing-masing. Dia dan Louis terbiasa bersikap tidak peduli, selama tidak saling mengusik satu sama lain.

Anthony adalah tipikal orang yang hanya menyukai pedang. Dia menyukai pedang lebih dari apapun di dunia ini.

Sejak dia diizinkan belajar di akademi 8 tahun lalu, dia mulai meninggalkan keluarganya dan belajar menjadi seorang ksatria. Dia ingin mencapai tujuannya sebagai panglima ksatria kerajaan.

Dia tidak pernah peduli pada keluarganya, dan kembali hanya untuk perayaan debutan Winter. Ketika Winter dikabarkan jatuh sakit, dia sempat melihat keadaannya. Wajah pucat dengan pipi tirus serta tubuh yang dipenuhi oleh luka.

Selama ini seluruh anggota Lancaster menganggap kekerasan yang dialami oleh Winter hal yang normal mengingat dia adalah anak haram. Ayahnya bahkan berdalih kekerasan itu diperlukan untuk membangkitkan mana sihir Winter.

Berbeda dengan elemental yang sudah dimiliki anggota kerajaan sejak lahir. Mana sihir dan kekuatan suci baru muncul setelah dibangkitkan. 

Beberapa kasus memang menunjukkan baik mana sihir atau kekuatan suci akan bangkit saat orang yang memiliki kekuatan tersebut dalam keadaan mendekati kematian. Tapi banyak juga kasus dimana kekuatan itu akan bangkit dengan sendirinya.

Saat di Akademi, Anthony belajar tidaklah wajar bagi seorang ayah menyiksa anak hanya untuk membangkitkan kekuatannya. Apalagi setelah Anthony mendengar bahwa Winter ternyata tidak memiliki mana sihir. Jadi semua perlakuan kasar yang dialami Winter adalah sia-sia. 

Tapi dia tinggal di Lancaster. Lancaster bukanlah keluarga pada umumnya.

Anthony menarik napas panjang. Dia tidak berniat untuk menentang Lancaster hanya untuk adik tirinya. Dia hanya akan bersikap tidak peduli seperti biasanya dan kembali ke Akademi. 

Tapi dia tidak pernah menyangka, saingannya di akademi, Alexander Charless akan memohon padanya untuk menemani Winter pulang. Anthony selama ini iri kepada Alexander, tapi sekaligus dia merasa kagum. 

Calon penerus keluarga Marquisate Charless, yang diagung-agungkan oleh para dosen karena pedangnya memiliki aura yang berasal dari kekuatan suci yang tinggi. Bahkan level auranya yang tinggi membuatnya menjadi Sword master termuda di kekaisaran. 

Sesuatu yang tidak bisa dia tandingi karena kekuatan suci adalah hal yang tidak mungkin dimiliki oleh Lancaster. Anthony yang paling tau, Alexander tidak bisa melihat orang yang lemah dihadapannya. 

Ketika melihat Alex memohon, dia merasa senang untuk pertama kali dalam hidupnya. Seolah dia telah mengalahkan saingan terberatnya selama ini. 

Dia kembali memandang Winter yang masih tertidur dengan pulas. Ketika mengenang permohonan pertama Alexander terjadi karena adik tirinya, senyum puas keluar dari bibirnya.

...***...

Winter menyadari dia telah tertidur selama perjalanan ke mansion Lancaster. Setelah berterima kasih kepada Anthony, dia bergegas memasuki kamarnya. Dia tidak bisa berpikir dengan jernih selama di pesta debutan karena keluarganya yang tiba-tiba muncul. 

"Kekuatan suci..." 

Winter bergumam dan memandangi kedua tangannya. Dia mengingat kembali runutan kejadian yang dialami oleh Winter sebelumnya. 

Jelas sekali dia merasakan aliran hangat mengalir setelah sebuah bayangan yang dia kira mimpi, muncul. Sebuah bayangan yang dia yakini terjadi di masa depan.

"Apa benar ini kekuatan suci? Mengapa rasanya seperti aku dapat memprediksi masa depan? Apakah kekuatan suci juga bisa memprediksi masa depan?"

Sepahaman Winter kekuatan suci hanya bisa dilakukan untuk penyembuhan dan membunuh monster. Dia tidak pernah mendengar kekuatan suci dapat memprediksi masa depan. 

Tapi, Winter tidak bisa bertanya pada sembarangan orang. Memprediksi masa depan adalah hal yang sangat diinginkan oleh banyak pihak, terutama jika keluarganya tau tentang kekuatannya. 

Kekuatan suci Winter pasti akan diperas habis-habisan oleh ayahnya. Winter harus berhati-hati dan menggunakan kemampuan ini untuk kepentingannya sendiri.

Hanya ada satu hal yang mengganjal bagi Winter.

Jika kekuatan ini diturunkan oleh ibunya, mengapa Lancaster mengira ini adalah kekuatan sihir bukan kekuatan suci?

Kekuatan suci dan Lancaster ibarat minyak dan air. Hal yang saling bertolak belakang. Lancaster tidak pernah menyembah Aether. 

Bahkan keberadaan Dewa adalah hal yang dianggap tabu dan tidak masuk akal bagi Lancaster yang menjunjung tinggi darah bangsawan. Memang lebih masuk akal jika Winter adalah penyihir seperti yang selalu dikatakan ayahnya. 

Tapi, melihat ayahnya selalu mengecek kebangkitan mana sihir Winter melalui darah, seharusnya ayahnya pernah mengecek mana sihir ibunya sehingga dia yakin bahwa ibunya penyihir. 

Kenapa Duke Lancaster yang selalu waspada bisa salah mengira kekuatan sihir dan kekuatan suci?

...-BERSAMBUNG-...