Icha Adeela, anak angkat dari keluarga Raffi Hamzah. Dia diperlakukan tidak adil, dijadikan sebagai penebus utang. Ayah angkatnya mempunyai banyak utang dan keluarga mereka terancam kehilangan rumah dan aset lainnya.
Dalam upaya menyelamatkan keluarga dan ibu angkatnya yang sekarat di rumah sakit, Icha dipaksa menikah dengan orang tua dan cacat.
Ternyata, Icha juga diperlakukan kasar oleh suaminya. Icha berusaha membayar utang agar terbebas dari belenggu suaminya.
Apakah Icha berhasil membebaskan dirinya dari situasi tersebut?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1 Awal Keretakan
Icha Adeela, anak angkat dari Carmen Safiya dan Raffi Hamzah. Semenjak kehadiran Icha, kehidupan orang tua angkatnya yang tadinya biasa saja perlahan meningkat. Raffi yang tadinya hanya seorang karyawan biasa di suatu perusahaan, kini menjadi wakil direktur di perusahaan itu.
Carmen dan Raffi sangat menyayangi Icha. Mereka memperlakukan Icha seperti anak kandung mereka sendiri. Alasan mereka mengadopsi Icha karena bayi Carmen meninggal dunia saat baru saja dilahirkan.
Raffi tidak ingin Carmen larut dalam kesedihan. Raffi mengajak Carmen ke panti asuhan untuk mengadopsi seorang anak dan mereka menemukan bayi perempuan yang mungil dan lucu yang mereka berikan nama 'Icha Adeela'.
Tahun demi tahun berjalan, Icha mungil tumbuh menjadi seorang anak yang manis dan cantik. Seiring berjalannya waktu, terlihat kemiripan antara Carmen dan Icha. Mereka sama-sama cantik seperti ibu dan anak kandung.
19 januari 2022 tepat di saat Icha merayakan hari ulang tahunnya yang ke 15, berawalnya keretakan rumah tangga orang tua angkatnya. Di saat itu, Raffi membawa seorang wanita dan seorang gadis yang usianya dua tahun lebih muda dari Icha.
Carmen dan Icha menyambut kedatangan mereka. Raffi mengenalkan Kania dan anak perempuannya Alula sebagai keluarga Raffi.
"Keluarga yang mana Yah?" tanya Carmen.
Belum juga Raffi menjawab, Alula berdiri di samping Raffi sambil memegangi lengannya.
"Ayah, Ayah, Alula juga pengen kue cantik seperti itu," tunjuk Alula ke arah kue ultah Icha.
"Ayah?" Carmen dan Icha berbarengan.
"Sayang, Icha, kenalkan. Ini Tante Kania, istri Ayah, Alula juga anak Ayah."
"APAAAAA!" Carmen dan Icha kaget berbarengan.
"Sayang, maaf. Aku dan Kania telah lama menikah. Maaf baru sekarang aku mengatakannya. Alula akan tinggal bersama kita," dengan entengnya Raffi berucap.
"Maaf, maafin saya. Saya tidak bermaksud untuk datang kemari dan membuat keributan di rumah kalian. Tapi, Alula dalam keadaan tidak sehat. Tiap bulan harus berobat. Dia kena kanker darah. Alula harus mendapatkan perawatan," Kania kemudian berlutut di hadapan Carmen dan Icha.
"Kania, apa yang kamu lakukan!" Raffi berdiri di samping Kania.
"Maaf Mba. Alula sangat memerlukan Ayahnya. Dia harus diberikan perawatan. Saya mohon izinkan Alula tinggal di sini. Saya tidak akan tinggal di sini. Saya hanya menitipkan Alula di sini," kata Kania sambil mengatupkan kedua tangannya.
Carmen meninggalkan ruang tamu dan masuk ke dalam kamarnya. Raffi mengikuti Carmen. Entah apa yang mereka bicarakan di dalam kamar berdua.
Sedangkan di ruang tamu, Alula memotong kue ultah Icha tanpa meminta izin terlebih dahulu.
"Hei, gak sopan. Ini milikku," Icha berdiri di samping Alula.
"Kamu tu ya, cuman anak angkat di sini. Alula anak sah dari Raffi. Jangan macam-macam kamu! Apa kamu ingin diusir dari rumah ini!" Sontak saja Kania berdiri, mimik wajah Kania berubah. Kania mulai menampakkan sifat aslinya.
"Maaf. Itu tidak sopan Tan. Ini kue saya. seharusnya Alula minta izin, saya pasti kasih kok," jawab Icha sambil sedikit menundukkan wajahnya.
"Apa yang Alula minta harus kamu berikan. Ingat kamu bukan anggota keluarga!"
"Lu bukan bagian dari keluarga ini. Ini rumah Ayah gue. Semua yang ada di rumah ini milik gue. termasuk kue ini!" Alula memotong-motong kue ultah Icha sampai tidak berbentuk lagi.
Dan di saat itu Kania kembali berlutut. Kania melihat Carmen dan Raffi keluar dari kamar. Kania kembali memasang wajah sedihnya.
Saat itu Carmen hanya duduk di kursi tamu sambil memeluk Icha. Raffi mengizinkan Alula tinggal bersamanya tapi tidak dengan Kania. Kania berterima kasih kepada Raffi dan Carmen. Kania menitipkan Alula dan meninggalkannya di sana.
Alula tinggal dan bersekolah di sekolah yang sama dengan Icha. Alula selalu saja menyebarkan rumor di sekolah bahwa Icha adalah anak pembantu yang bekerja di rumahnya. Semua yang dipakai Icha adalah barang milik Alula.
"Masa sih Icha seperti itu? Kamu anak baru di sini, jangan nyebarin gosip!" Kata teman Icha.
"Gue anak dari Pak Raffi Hamzah. Icha cuman anak pembantu. Lu semua jangan percaya dengan tampang imutnya. Dia itu jahat!" teriak Alula.
Semenjak ada Alula, hari-hari terakhir Icha di SMP selalu saja diwarnai dengan fitnahan. Banyak teman-teman Icha yang mulai menjaga jarak dengannya.
Alula sering masuk rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Dan seiring waktu, Kania akhirnya tinggal satu atap dengan Carmen. Kania melakukan semua pekerjaan rumah sebagai ucapan terima kasih karena telah mengizinkannya tinggal di sana.
Raffi sangat senang karena pekerjaan Carmen terbantu setelah ada Kania. Kania ahli dalam mengambil perhatian Raffi. Raffi tidak peduli dengan perasaan Carmen. Carmen merasa tidak kuat dengan hatinya. Carmen tidak suka dengan Kania yang selalu saja memperlakukan Icha semena-mena.
Puncak pertengkaran mereka terjadi di saat Alula meminta pindah ke kamar Icha yang ada di lantai dua. Alula merasa anak sah dari Raffi. Alula ingin mengambil haknya sebagai anak kandung di rumah itu. Alula perlahan ingin menyingkirkan Icha.
Carmen marah dan ingin minta bukti tes DNA apakah Alula benar-benar anak kandung dari Raffi. Carmen juga mengingatkan Kania, bahwa rumah yang sekarang mereka tinggali milik Carmen bukan milik Raffi.
"Kalian harus tau diri. Kalian di rumah ini hanya numpang! Icha adalah anak kami!" Tegas Carmen.
"Aku anak kandung Ayah, Tante," sahut Alula.
"Alula, diam! Maaf Mba, dia masih anak kecil," Kania menarik Alula di sisinya.
"Kamu, apakah benar anak dari Raffi? Aku masih meragukannya. Dan kalian ingat, walaupun kamu anaknya Raffi, tapi ini rumah milikku! Icha anakku. Dan kalian bukan keluargaku!"
Carmen menutup kamar Icha dan berdiri di depan pintu kamar Icha.
"Kamu, baru pindah kemari sudah sok berkuasa! Jangan harap kamu bisa mengatur rumah ini seenak jidat kalian. Kania cepat bawa Alula keluar dari rumah ini!" Usir Carmen.
"Kamu mengusirku? Jangan mimpi!" Sahut Kania.
"Rupanya ular sudah menampakkan wujud aslinya. Alula dengar! Ibu kamu pelakor! Kamu bukan anak kandung dari Raffi. Ibumu memanfaatkan Raffi karena dia perlu biaya pengobatan. Kamu bukan anak Raffi! Kamu anak pelakor!" teriak Carmen.
"Tidaaaakkk! Ibuku bukan pelakor! Alula terduduk di lantai menutupi kedua telinganya.
"Kalau bukan pelakor apa namanya? Dia pembohong ulung!" Carmen semakin emosi.
PLAK!
PLAK!
Kania tiba-tiba saja menampar wajah mulus Carmen.
"Jaga mulutmu! Aku Ratu di rumah ini. Ingat, kamu akan segera mendapatkan balasan apa yang telah kamu perbuat! Alula satu-satunya putri di rumah ini. Dan Raffi hanya milikku!"
Kania melihat mobil Raffi memasuki halaman depan. Kania dengan cepat menarik tangan Carmen dan mundur beberapa langkah sampai ujung anak tangga. Kania sengaja menjatuhkan dirinya dan berguling-guling di anak tangga.
"MAMAAAAAA!" Alula berteriak di lantai dua.
"Apa yang terjadi?" Raffi berlari dan membalik tubuh Kania yang sudah tidak sadarkan diri.
"Mama didorong Tante Carmen. Ayah, Tante jahat!" Tunjuk Alula.
"CARMEEN!"
Raffi dengan amarah yang membara menaiki anak tangga dan dengan paksa menarik tangan Carmen dan mendorongnya. Carmen pun sama seperti Kania jatuh berguling-guling di anak tangga sampai lantai bawah. Dan sebuah guci besar yang ada di samping tangga jatuh menimpa kepala Carmen.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...