NovelToon NovelToon
CINTA DI BALIK DENDAM SANG BODYGUARD

CINTA DI BALIK DENDAM SANG BODYGUARD

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:690
Nilai: 5
Nama Author: Rii Rya

dendam adalah hidupnya. Melindungi adalah tugasnya. Tapi saat hati mulai jatuh pada wanita yang seharusnya hanya ia jaga, Alejandro terjebak antara cinta... dan balas dendam yang belum usai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rii Rya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

eps 1

╭───────────────╮

     Tinggalkan komentar & Dukungannya ya!

         Terima kasih!

╰───────────────╯

╭────❀────╮

  "Ketika dendam bertemu rahasia, dan cinta tumbuh di antara peluru dan pengkhianatan."

╰────❀────╯

Ratusan penonton memenuhi arena pertandingan tarung bebas

*Tiger Fighter*

Lampu sorot menyilaukan memantul di atas matras. Arena penuh sorakan. Dua petarung berdiri saling menatap dunia mereka yang mengecil, hanya menyisakan detakan jantung dan napas berat.

Alejandro mengenakan celana MMA hitam polos. Wajahnya tenang, rahangnya mengeras, dan kedua matanya menatap lurus penuh perhitungan.

Damian memasuki ring dengan tatapan membakar. Tubuhnya lebih besar, penuh luka masa lalu. Ada amarah yang hampir seperti binatang liar di matanya.

Damian menyeringai. "Sudah siap kehilangan semuanya, Alejandro?"

Alejandro tak menjawab. Ia hanya menunduk, menarik napas dalam, lalu mengangkat kepalanya, mata mereka bertemu. Sunyi sejenak, sebelum lonceng berbunyi. Ting!

Round 1

Damian langsung menyerang dengan pukulan beruntun, tanpa jeda. Alejandro menghindar, menangkis, tapi satu pukulan kanan masuk ke rusuknya.

"Ugh!" Alejandro mundur selangkah. Damian tertawa singkat.

"Masih secepat dulu? Aku bahkan lebih dari itu sekarang!" Damian menunjukkan seringai diwajahnya.

Alejandro tetap diam. Kakinya bergerak ringan, menunggu celah. Lalu...BOOM! Sebuah counter hook kanan menghantam rahang Damian. Ring bergetar.

Damian menyeringai dengan darah menetes dari bibir. "Bagus. Ayo kita buat ini berdarah."

Round 2

Damian berubah liar. Ia mengunci Alejandro dan menjatuhkannya ke matras. Ground and pound menghujani. Alejandro menutup kepala, matanya merah oleh amarah dan sakit.

Teriakan penonton menggema. Tapi di antara semua kebisingan itu, Damian berkata "Kau hanyalah seorang pecundang, kau lebih pantas bersujud di kaki ku dan bersihkan kotorannya dengan lidah mu, alejandro."

Ledakan amarah meledak dari dada Alejandro. Dengan satu gerakan cepat, ia balikkan posisi. Kini Damian di bawah.

"Kau lah pecundang nya, sialan,” bisik Alejandro.

Pukulan demi pukulan mendarat di wajah Damian. Elbow. Hook. Cross. Sampai wajah Damian berdarah.

Round 3  Final Round

Keduanya berdiri lagi. Wajah bonyok. Napas berat. Tapi mata tetap membara.

Mereka bertarung seperti dua ekor serigala tua yang tahu ini pertarungan terakhir. Pukulan demi pukulan, tendangan balasan, hingga tubuh mereka gemetar.

Flashback kilat menghantam Alejandro, waktu Damian hampir mematahkan lehernya lima tahun lalu. Luka itu masih ada.

Tapi kini... ia bukan pria yang sama.

Dengan teknik sempurna, Alejandro mengunci Damian dalam tehnik sub mission. Damian menggeliat, berteriak, mencoba kabur.

"Lepaskan... KAU... PENGECUT!"

Alejandro menggertakkan gigi. "Ini bukan tentang menang, Damian. Ini tentang siapa yang mampu menahan luka."

Damian mengerang. Napasnya melemah.

Tap. Tap. Tap. Damian menyerah.

TINGGG!

Alejandro duduk, darah menetes dari pelipis. Damian terbaring, mata terbuka, tapi penuh air mata marah dan kalah.

Wasit mengangkat tangan Alejandro. Sorakan membuncah. Tapi ia tak tersenyum. Hanya menatap Damian.

"Kau tidak kalah dariku, Damian," katanya pelan. " Tapi Kau kalah dari dendammu sendiri."

setelah pertandingan selesai

Alejandro menyeka pelipisnya yang berdarah, sedangkan hatinya puas dengan performanya malam ini.

Alejandro tersenyum cerah melihat amplop tebal berisi uang bayaran atas kemenangannya. Pria berparas rupawan, tinggi 190 cm, dengan bentuk wajah yang mendekati sempurna itu menghentikan kuda besinya tepat di depan sebuah toko perhiasan.

Alejandro memantapkan hati memilih sebuah cincin berbatu ruby untuk melamar Kirana, kekasih yang sangat dia cintai.

Pria itu membuka kembali kotak cincin tersebut dan melihatnya sesaat sebelum menyimpan benda berbentuk kotak itu ke dalam saku jaketnya. Alejandro memakai helm *full-face*-nya dan mulai melajukan kuda besinya demi menemui sang pujaan hati.

Saat pria itu melewati jalan yang biasa dilewatinya menuju ke arah tempat kerja Kirana, jalanan itu tiba-tiba mengalami kemacetan karena ada kecelakaan, dan orang-orang mulai berkerumun.

Alejandro turun dari motor sport-nya dan melepaskan helm berwarna hitam itu. Langkah kakinya seakan tertahan saat netra cokelat itu melihat gantungan kunci yang sangat familier di matanya. Sontak, pria yang memakai jaket kulit berwarna hitam pekat itu mengurai kerumunan orang-orang di sana dan mendapati apa yang dia takutkan benar-benar menjadi kenyataan.

“Rana... Ra... naa!...” Suaranya tercekat. Kedua tangannya bergetar hebat menopang tubuh kekasihnya yang sudah tidak bernyawa lagi.

Alejandro mengangkat tangan kanannya yang berlumuran darah yang berasal dari belakang kepala gadis itu.

Malangnya, dia sudah tidak bisa lagi diselamatkan karena peristiwa tabrak lari itu. Alejandro merasakan sebuah batu besar menghantam tepat di relung hatinya, dan detik itu juga, semestanya telah hancur berkeping-keping!

Sudah hampir dua jam berlalu, namun pria itu masih betah berdiri menatap batu nisan yang belum lama dipasang menandai gundukan tanah milik gadis yang sudah terbujur kaku di dalamnya.

Rintik hujan perlahan turun membasahi bumi seakan turut berdukacita atas kepergian gadis cantik bernama lengkap Kirana Larasati itu.

Intensitas hujan yang turun semakin deras, tak membuat kedua kaki yang sedari tadi masih tegak memperhatikan nisan itu beralih dari tempatnya, meskipun hanya sekadar untuk berteduh.

Wajah pucat itu tersapu oleh air hujan, bibirnya bergetar ingin melampiaskan kemarahannya pada takdir yang dengan kejam telah merebut semestanya.

Alejandro mengepalkan tangannya erat. Dia bersumpah akan membalas orang yang telah membuatnya berpisah dengan cara yang menyakitkan seperti ini.

Alejandro bersumpah atas nama langit dan bumi. “Aku akan mencari tahu siapa yang telah melakukan hal ini kepadamu, Rana. Aku bersumpah akan membunuhnya dengan tanganku sendiri, dan dengan cara yang paling kejam!”

Alejandro meletakkan kotak berisi cincin yang tidak sempat dia berikan kepada gadis itu di atas makam yang telah dibasahi oleh air hujan.

Alejandro berbalik dan mendongakkan kepalanya, membiarkan tetesan air hujan menghapus jejak kesedihannya. Pria itu melangkahkan kakinya menjauh dengan perasaan hampa.

~WIGANTARA’S Corporation~

“Selamat atas kemenangan Anda, Tuan Wigantara,” sapa Sean yang menghampiri pria yang baru selesai dilantik menjadi presiden itu.

“Terima kasih. Semua ini juga berkat bantuan Anda, Tuan Rajendra. Saya berutang budi kepada Anda atas dukungan penuh, dan akhirnya saya bisa menjadi pemimpin di negeri ini,” Wigantara membalas jabatan tangan Sean dengan ramah.

“Saya tidak melihat istri Anda, Tuan Wigantara. Saya pikir juga harus mengucapkan selamat kepadanya atas kemenangan Anda ini,” ucap Sean sembari tersenyum melihat ke arah Alana yang berada di sebelahnya.

“Oh, dia sedang menemui beberapa tamu yang lain di dalam,” jawab Tuan Wigantara sembari melirik ke arah Alana.

“Ternyata berita yang selama ini beredar di media tentang kecantikan istri Anda adalah fakta. Istri Anda cantik sekali, seperti bidadari,” puji Wigantara yang tidak melepas pandangannya pada Alana.

Sean berdehem singkat, tangannya tak lepas menggenggam erat jemari istrinya yang mulai menundukkan kepala, merasa tidak nyaman dengan tatapan Tuan Wigantara.

“Tentu saja. Saya bahkan berkali-kali berhasil menyingkirkan orang-orang yang berani meliriknya dengan tatapan mata kurang ajar, dan bahkan mencongkel bola matanya untuk saya berikan pada ikan di kolam belakang taman. Hahaha, maaf, saya memang suka bercanda seperti itu,” ucap Sean sambil tertawa kecil setelah melihat wajah pias lawan bicaranya.

Wigantara merasa tertohok dengan ucapan Sean barusan. Dia akhirnya memutuskan untuk ikut tertawa karena merasa Sean sedang menyindirnya.

✦✦✦

Tak lama, seorang bodyguard datang menghampiri pria yang baru menjabat sebagai Presiden itu dan menyampaikan sesuatu dengan berbisik.

Sean menahan senyumnya saat melihat bagaimana ekspresi wajah Tuan Wigantara yang berubah masam. Pria itu berbalik dan pamit pergi untuk mengurusi suatu hal.

"Sayang, apa kau ingin kita pulang sekarang?" Sean mengusap tangan istrinya dengan lembut.

"Apa tidak apa-apa kita kembali sekarang? Bukankah kau harus menemui orang-orang penting lainnya?"

"Orang penting? Tidak ada yang lebih penting darimu. Kau tahu itu, kan? Jadi ayo kita pulang sekarang. Aku tidak suka cara mereka menatapmu. Jika lebih lama lagi berada di sini, aku takut akan lepas kendali."

Sean memberikan tangannya dan langsung membawa pergi Alana keluar dari tempat itu.

✦✦✦

Wigantara melempar gelas berisi wine ke dinding bernuansa emas hingga pecah berserakan di lantai mewah.

"Berapa kali sudah kukatakan padamu, hah? Kenapa kau terus berulah, hah!"

Wigantara mencengkeram erat kerah kemeja putra tirinya itu.

Arthur membuang pandangannya malas, menatap wajah sang ayah yang sebentar lagi sudah bisa dipastikan akan melayangkan tinjunya.

"Anak sialan! Kau terus saja bertingkah. Minggu lalu kau berkelahi di bar, kemarin kau menghabiskan banyak uang untuk bermain-main dengan para wanita rendahan di diskotik, dan sekarang kau malah menabrak orang!"

BUGH! Sudut bibir Arthur pecah karena pukulan keras yang dilayangkan oleh ayahnya.

"Berhentilah ikut campur urusanku! Sebaiknya kau urus saja putri rahasiamu itu, sebelum aku benar-benar memberi tahu kepada Ibu tentang pengkhianatan yang telah kau lakukan selama ini!"

jawab Arthur dingin sembari menyeka sudut bibirnya yang berdarah. Pria itu menatap penuh kebencian pada lelaki yang menjadi ayah sambungnya itu.

"Jangan lancang! Aku bisa saja melenyapkan mu kapan pun. Aku tidak akan mentolerir lagi jika kau bertindak gegabah dan membawa masalah untukku. Ingat! Jika aku, ayahmu, hancur, maka ibumu juga hancur!"

Wigantara pergi setelah melampiaskan kemarahannya.

"Argh! Tua bangka sialan! Kuharap kau mati membusuk di neraka!"

Arthur menendang meja kaca itu hingga terbalik dan pecah. Kedua netra hitam itu mengobarkan api kebencian yang mendalam terhadap Wigantara, yang selama ini hanya menganggapnya sebagai benalu. Padahal Wigantara lah yang telah menjadi parasit di keluarga ini. Laki-laki itu memanfaatkan segala kekayaan dan kekuasaan ibunya demi mendapatkan apa yang dia inginkan.

✦✦✦

Tak lama, seorang pria masuk dan menunduk hormat pada Arthur.

"Maaf, Tuan. Semua sudah beres, dan sudah saya pastikan tidak ada yang melihat bahwa Anda pelaku tabrak lari malam itu."

"Baiklah, kembalilah bekerja," titahnya pada pria bernama Darius yang menjadi asisten pribadinya itu.

Darius menunduk hormat pada Arthur yang mengibaskan tangannya, menyuruhnya agar segera pergi.

Setelah asisten pribadinya itu pergi, Arthur berjalan mendekati meja kerjanya dan mengeluarkan sebuah foto. Arthur memeluk foto itu dan memejamkan kedua matanya.

Arthur membuka matanya lalu menatap foto itu. Kedua netranya mulai berkaca-kaca.

"Rana... Jika saja kau mendengarkan ku dan setuju untuk menikah denganku, maka hidupmu tidak akan berakhir tragis seperti itu, Kirana. Aku terlalu mencintaimu sehingga tidak rela jika kau bersama laki-laki lain selain aku. Maaf... aku harus membunuhmu."

Pria itu menyeka air matanya, lalu tertawa kencang.

✦✦✦

Seorang gadis berambut panjang sedang termenung menatap siluet kembarannya yang ada dalam bingkai foto di dinding.

Gadis itu berkali-kali menyeka air matanya, yang entah sudah berapa lama mengalirkan bulir bening kesedihan itu.

Kinara berdiri dan menyentuh foto Kirana—kembarannya yang telah pergi meninggalkannya sendirian, setelah sang ibunda yang lebih dulu pergi meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. Kini Kinara benar-benar hidup sebatang kara di rumah sederhana itu.

Gadis berusia 22 tahun itu menoleh ke arah pintu saat atensi seorang pria datang menyudahi lamunannya.

"Kak Alejandro?"

Kinara menyeka air matanya dengan cepat saat Alejandro berjalan mendekatinya.

Pria itu meletakkan sebuah bungkusan di atas meja.

"Kau pasti belum makan. Aku membawakan mu makanan. Makanlah agar kau tidak sakit."

Alejandro duduk dan membuka bungkusan itu.

"Kenapa kau terus datang ke sini, Kak? Kepergian Kak Kirana sudah hampir dua minggu berlalu. Jadi berhentilah menemui aku, meskipun niatmu baik. Kau membuatku tidak nyaman."

Kinara mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika Alejandro menatapnya lekat.

"Lalu kau sendiri bagaimana? Sampai kapan kau berharap pria yang bernama Ryuga itu kembali setelah bertahun-tahun lamanya menghilang tanpa kabar?"

"Dia tidak menghilang. Dia pasti sedang sibuk dengan studinya di luar negeri," bela Kinara.

"Lihatlah... siapa yang sedang kau bodohi? Kalau kau mau melampiaskan kemarahan mu pada Ryuga, katakan saja padaku. Aku akan segera menghabisinya."

Alejandro menajamkan matanya, menatap wajah yang sangat mirip dengan mendiang kekasihnya itu.

Kinara spontan berdiri dan menggebrak meja dengan kuat.

"Jangan macam-macam padanya! Dia sama sekali tidak bersalah, dan kau lebih baik pergi dari sini sekarang!"

Kinara menatap marah, dan dia hampir kesulitan mengatur napasnya yang tersengal-sengal.

"Rana!" Alejandro panik dan refleks menarik tangan gadis itu, membawanya ke dalam pelukannya.

Kinara mendorong tubuh pria tampan itu dengan kasar.

"Berhentilah memanggilku seperti itu! Aku Kinara, bukan Kirana!"

Alejandro tersentak dan baru menyadari kesalahan yang telah dia lakukan pada adik kembaran mendiang kekasihnya itu.

Pria itu tertunduk lesu sambil menggenggam erat ujung jaket kulitnya dan bergumam,

"Maafkan aku."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Alejandro pergi.

✦✦✦

...Mampir juga ke akun TikTok author ya: @rii_rrzea...

1
Mamimi Samejima
Terinspirasi
Rock
Gak nyangka bisa sebagus ini.
Rya_rii: terima kasih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!