Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1. Mengapa?
Wanita cantik yang terlihat melangkah di bawah langit malam. Langkah kaki tanpa arah dengan tatapan mata yang kosong. Mata sembab yang tidak tahu sudah berapa banyak dia menitikkan air mata. Wajahnya tampak kucel layaknya seperti orang tidak mempunyai tujuan hidup.
Langkahnya sekarang sudah sampai pada jembatan dengan kendaraan yang lewat satu persatu, tempat itu sunyi yang hanya terdengar suara aliran sungai yang begitu deras di tambah dengan suara jangkrik.
Wanita yang tampak lemah itu tiba-tiba saja berjongkok dengan kedua tangan yang berada di atas lututnya, satu tangannya yang memegang ponselnya.
Aira Sharena Rizky, wanita berusia 28 tahun yang sekarang melihat ponselnya. Melihat ubded Instagram dengan menunjukkan foto keluarga yang sedang makan malam yang terdapat di beberapa foto itu ada pasangan tua dan juga ada pasangan muda dan juga terlihat beberapa orang lain.
"Kalian begitu bahagia dan tidak tahu apa yang terjadi padaku," ucapnya lirih.
"Apa yang saat ini aku alami, aku harus berada dalam situasi berat ini dan kalian tetap berada dalam situasi yang menyenangkan itu," batin Aira dengan air mata jatuh pada ponsel itu.
"Maafkan aku.... Aku sudah capek!'' ucapnya yang benar-benar tampak putus asa.
Aira menarik nafas panjang dan kembali berdiri dengan menoleh ke belakang ke arah pinggir jembatan.
Perlahan kakinya menaiki anak titi jembatan itu dan entah apa yang telah dia lakukan. Aira tampak begitu putus asa yang mungkin pikirannya sekarang sudah kacau balau.
Aira yang sudah berdiri di salah satu tiang jembatan yang mungkin satu langkah lagi jika kakinya naik maka dia sudah berada di ujung jembatan. Matanya melihat ke bawah menatap air sungai yang begitu deras.
Air matanya terus saja jatuh dengan tubuh yang bergetar. Entahlah apakah gadis yang putus asa itu sekarang sadar atau tidak atas apa yang ingin dia lakukan.
"Baiklah, Mah! Nanti Arfandi akan coba lihat apakah masih buka atau tidak," ucap seorang pria yang berada di dalam mobil sembari menelpon.
Pria tampan berkulit putih itu mengerutkan dahi saat melihat dari kejauhan wanita yang tampak berada di atas jembatan.
"Nanti Arfandi akan telpon lagi. Assalamualaikum!" ucapnya yang mematikan panggilan telepon itu.
Pria itu menghentikan mobilnya yang hanya sekitar 5 meter dari keberadaan Aira. Tidak bisa bohong jika pikiran Arfandi berpikir buruk atas tindakan wanita itu yang membuatnya dengan cepat keluar dari mobilnya.
Aira memejamkan mata dengan tekad yang sudah bulat untuk mengakhiri hidup sebagai penyelesaian masalah yang tidak pernah selesai di dalam hidupnya.
"Mungkin aku terlalu berani meminta untuk bertahan selama ini dan pada akhirnya aku tidak bisa. Aku juga tidak tahu apakah ada yang akan menyesal atas kematianku atau akan ada tangisan yang mengiringi kematianku," ucapnya dengan gerakan kaki yang ingin melompat.
Meong.
Hal itu tidak jadi ketika terdengar suara anak kucing yang membuat Aira membuka mata dengan menoleh ke arah suara tersebut. Begitu juga dengan Arfandi yang menghentikan larinya.
Aira melihat anak kucing yang di bawah sana tampak tersangkut dan telinganya kembali mendengar suara kucing yang ternyata induk kucing sedang mencari-cari anaknya.
Hal itu ternyata mampu menghentikan kebodohan Aira yang langsung turun dari jembatan itu. Aira bahkan terlihat menuruni sungai dari sudut jalan yang terdapat bebatuan untuk turun ke bawah.
Walau tampak begitu kesulitan, tetapi usahanya sangat begitu besar untuk mengambil anak kucing itu memberikan kepada induknya.
Arfandi mengerutkan dahi melihat apa yang dilakukan wanita itu. Dengan kesulitan yang luar biasa yang akhirnya mampu membuat Aira menyelamatkan anak kucing tersebut.
"Cu-cu-cu-cu!" Aira juga memanggil induk kucing ketika sudah kembali berada di atas jembatan. Induk kucing yang ternyata datang bersama dua anaknya dan langsung menjilati anaknya yang hampir saja tercebur ke dalam sungai.
Aira kembali terdiam dengan tatapan mata yang kosong melihat induk kucing tersebut yang seperti seorang ibu merangkul ketiga anaknya, induk kucing itu bahkan langsung memposisikan dirinya untuk berbaring agar ketiga anak kucing itu mudah menyusu.
"Tidak melihat tempat di manapun, apakah aman atau tidak yang tiba-tiba ada kendaraan yang lewat, Tetapi dia tetap memberikan anak-anaknya minum agar tidak kehausan," ucapnya tiba-tiba.
"Apakah memang seorang ibu seperti ini? Apakah hanya aku yang tidak bisa merasakan semua ini?" batinnya dengan mata kembali berkaca-kaca.
Aira menghela nafas yang melihat di sekelilingnya seperti mencari sesuatu dan tiba-tiba matanya tertuju pada Arfandi dan Arfandi yang kaget langsung berpura-pura menelpon.
Aira mengerutkan dahi yang melihat pria tersebut hanya dari bagian samping saja. Arfandi tampak mencari-cari pekerjaan agar tidak ketahuan bahwa dia sejak tadi memperhatikan Aira yang membuat Arfandi langsung kembali ke dalam mobilnya dari pada ketahuan.
Aira yang tidak mempedulikan orang tersebut dan tiba-tiba matanya tertuju pada kardus yang terlipat. Aira mengambil kardus itu dan langsung menyusunnya agar menjadi wadah yang kemudian Aira memasukkan induk kucing dan ketiga anaknya ke dalam kardus itu.
Aira kemudian membawa kardus tersebut dengan memeluknya dan bahkan ponselnya juga sudah berada di dalam kardus itu. Anak kucing itu ternyata mampu menyelamatkan Aira dari tindakan bodoh yang ingin mengakhiri hidup.
Arfandi menghela nafas sejak tadi mengawasi dari dalam mobil, tetapi bukannya pergi dan dia malah melihat apa yang dilakukan Aira dan sekarang wanita itu sudah semakin jauh berjalan yang meninggalkan jembatan itu.
Arfandi menghela nafas kembali, "apa yang barusan dilakukan?" batin Arfandi.
Saat berjalan ingin menuju rumahnya, Aira menghentikan langkahnya ketika melihat kerumunan yang ternyata masih tidak jauh dari jembatan itu.
Aira yang masih memeluk kotak itu kebingungan ngan dengan apa yang terjadi di sana.
"Begitulah anak-anak zaman sekarang, menyelesaikan masalah dengan mengakhiri hidup," cuitan terdengar di telinganya saat dua wanita melewati dirinya.
"Benar! sangat mudah untuk putus asa dan untung saja masih bisa diselamatkan," sahut yang satunya.
Aira sudah bisa menarik kesimpulan bahwa orang-orang yang ada di sana sedang menyelamatkan wanita yang sedang ingin melakukan percobaan bunuh diri. Aira terdiam sesaat, dia menyadari bahwa saja dia ingin melakukan hal itu.
"Bukan permasalahan dengan cara seperti itu. Tetapi kalian tidak tahu apa yang dia alami dan mungkin saja dia mengalaminya bukan hanya saat ini saja. Mungkin dia sudah terlalu kuat untuk menahan dan kita tidak tahu berapa lama dia menahannya," Aira seolah menjelaskan kepada dirinya.
Menurut Aira orang-orang yang mengakhiri hidupnya, bukan karena satu masalah saja atau masalah itu bagi mereka hanya sesimpel itu, tetapi mungkin saja sudah begitu banyak dipendam dan akhirnya nekat melakukan hal itu. Aira sedang berkaca pada diri sendiri yang memang saat ini terjadi padanya.
Aira menghela nafas dan melanjutkan langkahnya yang tidak ingin mengetahui siapa orang tersebut atau ingin melihat bagaimana keluhan wanita itu saat melakukan hal bodoh.
Dia tetap memeluk kotak itu dan menuju rumahnya, mungkin ketika Aira jadi melakukan tindakan bodoh itu. Maka hari ini akan ada dua berita besar, jika wanita itu melakukannya di tempat yang sedikit ramai dan masih bisa diselamatkan orang lain dan maka Aira tadi mungkin tidak akan ada yang menyelamatkannya dan pasti dia sudah lelah.
Bersambung.....
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,
setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses