DEAR Kanaya

DEAR Kanaya

Bagian 1

Aku terlahir dari keluarga yang bisa dibilang sangat berada. Rumah megah, kendaraan mewah, barang-barang branded bisa dibeli sebanyak yang aku mau, apa pun mudah didapatkan. Seperti itulah gambaran tentang kehidupanku. 

Semua bisa kumiliki, tapi di balik itu aku menyimpan luka teramat dalam di hati ini. Mungkin tidak ada yang tahu, bahkan orang terdekat pun tidak mengetahuinya atau mungkin tidak ingin tahu. So aku tidak pernah memperlihatkan penderitaan ini kepada orang lain. Aku tidak butuh perhatian mereka. Bagiku perhatian itu hanya menyisakan kepedihan.

Luka yang berkali-kali ku tepis, ku jahit, ku lupakan, tetap saja masih tertinggal di dasar relung hati terdalam.Tidak pergi dan tidak menghilang. Always, basah layaknya luka menganga di tubuh yang tidak bisa mengering dan disembuhkan.

Hari-hari dilalui layaknya awan hitam setiap detik siap menurunkan hujan lebat. Hanya ada awan mendung di kedua mata ini dan ... tidak ada binar kebahagiaan di sana.

Kesenangan memang kudapatkan.

*Namun, kata orang itu bukankah jalan yang benar. Penuh kesalahan dan banyak kebathilan.

Bodo amat apa kata mereka, toh yang terpenting dengan cara seperti itu aku bisa mendapatkan kesenangan. Tentunya dengan tujuan melupakan kepedihan, kesakitan yang terpendam*.

Thanks, mom, dad sudah memberikan luka besar padaku.

Aku Navisha Kanaya Humaira, seorang anak korban broken home.

Burung dalam sangkar saja terlihat bahagia dibandingkan diriku.

Betapa menyedihkannya aku, bukan?

...***...

Suara musik berdentum keras mengenyahkan keheningan. Bola lampu besar berkelap-kelip di atas ruangan memberikan efek kesenangan sementara.

Orang-orang berdatangan silih berganti. Ada yang berpasangan, ber-grup dan mereka menari mengikuti irama serta ditemani minuman beralkohol melupakan sejenak kegelisahan dalam hidup.

Semua orang yang ada di sana sama sekali tidak mengindahkan jika tempat tersebut memiliki kebahagiaan semu dan sementara.

Tidak lama kemudian seseorang masuk memeriahkan kesenangan mereka. Layaknya semut bergerombol keluar dari sarang, semua orang antusias menyambut kedatangan DJ. Pria itu pun memutar musik metal dengan kencang. Keriuhan tidak bisa dihindari, orang-orang yang ada di sana hanyut dalam buaian duniawi.

Dering ponsel di atas meja mengusik ketenangan seseorang. Berkali-kali kedua bola matanya menangkap ponsel menyala menampilkan salah satu kontak di layar. Tidak nyaman, ia pun akhirnya membawa ponsel itu dan menepuk bahu si pemilik.

"Kay, ponsel lo dari tadi bunyi terus. Nih, angkat siapa tahu ada yang penting." Wanita berambut lurus panjang itu menyodorkan benda pipih tadi ke arahnya.

"Apaan Bi, mengganggu tahu. Tidak ada yang penting," jawabnya cuek tanpa mempedulikan ponsel yang kembali berdering tanpa henti.

Jengah dengan bunyi itu, Bianca pun mengangkat panggilan tersebut.

"Halo!!"

"Halo, assalamu'alaikum, Kanaya," suara wanita paruh baya terdengar.

"Oh maaf nek, saya Bianca sahabatnya Kanaya. Sebentar saya kasih tahu dia dulu." 

Tanpa menunggu jawaban si penelpon Bianca kembali mengusik kesenangan sahabatnya yang tengah larut dalam alunan musik keras.

"Kay, ini nenek lo. Cepat jawab!!" Titahnya setengah memaksa.

"Cih!!" Seraya berdecak sebal, Kanaya menerima ponselnya.

"Hm, iya nek," sahutnya.

"Assalamu'alaikum sayang, cepat pulang nak. Ada sesuatu yang harus nenek katakan. Jangan membantah ini penting!!!" 

Mendengar nada tegas, mau tidak mau Kanaya mengiyakan ucapan sang nenek. Ia pun menyambar tas dan jaketnya lalu pergi dari tempat itu. Hal tersebut tentu saja mengundang tanda tanya teman-temannya yang lain.

Terutama pria itu. Sosok pria maskulin dengan potongan rambut rapih yang tengah mengenakan jaket denim menahan pergelangan tangan Kanaya.

"Kamu mau ke mana Kay?" tanyanya dengan suara tenang.

"Angga? Nenek gue tadi nelpon, nyuruh balik. Kalau begitu gue balik duluan yah, bye." 

Kanaya melepaskan genggaman tangan Angga lalu melangkah pergi meninggalkannya.

Bianca dan kedua temannya yang lain berjalan mendekat lalu menatap mata sayu Angga dengan pandangan sulit diartikan.

"Mau sampe kapan lo menyimpan perasaan? Katakan langsung saja. Lagian, kalian sudah lama sahabatan. Sejak smp, apa lo masih betah seperti ini terus?" ucap salah satu pria lainnya, bernama Raihan.

"Gue setuju apa kata si Raihan. Lo kan cinta banget sama Kanaya, dan gue yakin dia juga punya perasaan yang sama," lanjut teman wanitanya bernama Safira. Wanita berkacamata ini sosok paling diandalkan dalam kelompok pertemanan mereka.

Bianca tidak mengatakan apa-apa, terdiam meresapi perkataan teman-temannya. Dia tahu seperti apa perasaan Angga dan Kanya.

Sudah sering Bianca menjadi tempat curhat keduanya. Terlebih Kanaya adalah sahabatnya dari kecil. Ia tahu seperti apa kehidupannya. Salah satunya tentang perasaan. Namun, yang menjadi penghalang penyatuan kedua insan itu adalah kondisi mental Kanaya. Dia terlalu menutup diri dengan yang namanya "CINTA". Meskipun Kanaya mengatakan suka pada sosok Angga, tetapi wanita itu entah kenapa enggan untuk memulai sebuah hubungan.

Kanaya terlalu bersembunyi di balik topeng senyum palsu keceriaan. Padahal, jauh dari lubuk hatinya yang paling dalam ia benar-benar rapuh. Tidak ada yang tahu tentang hal itu. Dia terlalu pandai menyembunyikannya.

Hanya satu yang Bianca inginkan, kebahagiaan sang sahabat. Tapi, haruskah bersama Angga? Pria yang diam-diam aku cintai juga? Tidak ada satu pun dari mereka mengetahui rahasianya ini.

"Sorry Kay, gue juga ingin lo bahagia, tapi gue-" batinnya meracau memandang kosong ke depan.

...***...

Mobil sedan hitam melaju dengan kecepatan tinggi. Jalanan di ibu kota tengah malam ini terlihat lengang tidak seperti siang hari selalu dipadati kendaraan. Si pengemudi senang merasa ardenalin nya terpacu.

"Apa ada hal baik?" gumamnya.

Langit terlihat sangat gelap. Hal itu membuat Kanaya berkonsentrasi di jalanan. Hawa dingin begitu menusuk membuatnya tidak sabar ingin segera tiba di rumah. Jam sudah menunjukan pukul dua belas lebih. Keheningan itu tidak menyurutkan orang lain untuk menghabiskan waktu bersama di trotoar. Melihat itu Kanaya menyunggingkan senyum menyeringai. Entahlah di saat sendirian seperti ini ia sering merasa kesepian.

Tidak lama berselang, mobilnya memasuki pekarangan. Rumah mewah di sekitar perumahan elit bernuansa putih ini menggambarkan kehidupan bak kerajaan. Kini sang putri yang terkenal liar telah pulang.

Setelah memarkirkan kendaraannya, Kanaya bergegas memasuki bangunan tersebut. Hening menyambutnya dan keadaan itu sudah menjadi kebiasaan.

Pintu terbuka lebar, hal pertama yang ia lihat seorang wanita paruh baya berhijab merah panjang tengah berkacak pinggang di ruang tamu. Sedari tadi sang nenek menunggu kepulangannya. Kanaya memutar bola matanya. Entah karena dia bosan atau jengah kesenangannya harus terusik begitu saja.

"Kamu pergi ke klub malam lagi? Astaghfirullah, Kanaya mau sampai kapan? Agama kita melarang kamu pergi ke tempat seperti itu, sayang. Lihat pakaianmu itu Ya Allah.... Ya Rabbi mini sekali. Kamu tidak minum minuman itukan?" 

Pertanyaan beruntun dari sang nenek membuat Kanaya kembali memutar bola matanya.

Ia pun duduk di sofa seraya menatap neneknya, "Aku tahu Nek, tapi mau bagaimana lagi dengan cara seperti itu aku menemukan kesenangan, kebahagiaan. Dan melupakan semua beban." Jawabnya seraya merentangkan kedua tangan, seperti burung keluar dari sangkar.

Neneknya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan cucunya ini. Beliau mengerti apa yang menjadi beban Kanaya. Kedua orang tua, itulah faktor utamanya. Namun, beliau tidak bisa berbuat banyak.

Sudah sering Kanaya dinasehati, tapi tetep saja dia masih melakukan hal yang sama. Seolah hal itu sudah menjadi bagian dalam hidup. Perceraian orang tua menjadi dasar utama Kanaya berbuat seenaknya. Peristiwa tidak diinginkan itu terjadi atas kehendak mereka dan tanpa memikirkan perasaan Kanaya sebagai pelengkap keluarga. Dari kecil Kanaya sudah tinggal bersama neneknya. Dari umur 5 tahun sampai sekarang hanya ada sang nenek yang merawatnya.

Orang tua? Hanya sebatas pelengkap dalam kamus hidup seorang Kanaya.

"Sudah berapa kali Nenek ingatkan kamu untuk berubah. Kay, berubah lah Sayang, Allah menyayangimu. Karena itulah Allah memberikan masalah padamu," ujar neneknya lagi. Kanaya tidak berkata apa-apa dan beranjak dari sana menapaki satu demi satu anak tangga. Tidak lama suara neneknya kembali menginterupsi.

"Mereka ingin kamu pergi ke Korea Selatan, Sayang. Ini juga permintaan nenek, mamah dan papah mu menunggu di sana," sang nenek pun mengungkapkan tujuannya.

Kanaya terdiam. Tanpa kata-kata yang keluar dari mulutnya ia benar-benar pergi meninggalkan sang nenek di sana. Wanita berusia 60 tahunan itu mengusap wajahnya gusar.

"Ya Allah berikanlah hidayah untuk cucuku." 

Itulah harapan yang setiap saat neneknya inginkan.

Di dalam kamar bernuansa gold itu, Kanaya merenung dengan tatapan kosong.

Tidak lama kemudian bola matanya bergulir melihat ke arah nakas. Di sana terdapat figura kecil yang memperlihatkan potret tiga orang tengah tersenyum manis. Dua orang dewasa dan satu gadis kecil dalam pangkuan terlihat seperti sebuah keluarga yang harmonis.

Seringaian tercetak di wajah cantik Kanaya. Rambut hitam panjang ikal di ujungnya memperlihatkan sisi dewasa gadis kecil dalam foto.

Perjalanan panjang tanpa kehadiran dua sosok malaikat di hidupnya membuat Kanaya harus berjuang seorang diri. Rasa iri melanda saat perpisahan sekolah datang. Mereka yang didampingi ayah dan ibunya sering kali membuat Kanaya harus menelan pil kekesalan. Hanya ada sang nenek sebagai peneman. Tidak pernah Kanaya merasakan bahagianya disayangi oleh dua orang yang disebut ayah dan ibu.

Gadis kecil itu kini sudah berubah menjadi wanita "liar"  yang sering menyibukkan diri dengan kesenangan duniawi tanpa mengindahkan aturan agama yang melekat pada dirinya sejak ia dilahirkan ke dunia. Hanya sebatas status tanpa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ia sering melakukan hal sesuka hatinya.

Lagi, air mata mengalir di kedua pipi mulusnya saat memikirkan hal yang menimpa hidupnya. Kanaya pun menghapusnya kasar. Berkali-kali belati tak kasat mata mengoyak dan merobek hatinya. Di dalam kesendirian ini Kanaya berubah menjadi wanita cengeng, seperti anak kecil.

Kanaya kembali teringat akan masa-masa indah dulu saat orang tuanya masih ada di sampingnya tanpa terhalang apapun. Meskipun itu hanya sementara, tapi tetap melekat dalam ingatan. Kini bunga indah itu layu tidak diinginkan oleh siapa pun, bagaimana pun kondisinya orang lain tidak mau melirik.

"Teganya kalian meninggalkanku memangnya uang bisa menggantikan kasih sayang?" racaunya dalam keheningan.

...***...

Subuh menjelang, entah sudah ke berapa kali neneknya membangunkannya. Wanita berumur dua puluh dua tahun itu masih betah bergelung nyaman dibalik selimut tebalnya tidak menghiraukan kehadiran orang lain di sana.

Nenek Naura berkacak pinggang melihat cucu terdekatnya ini. Sudah menjadi kebiasaan dari dulu kegiatan itu dilakukannya sebelum memulai hari.

"KANAYA BANGUN AYO SALAT SUBUH!" 

Suara yang melengking itu sontak membuat kedua mata bulatnya terbuka lebar. Tidak ingin membuat neneknya murka lebih parah Kanaya pun beranjak dari tempat tidurnya.

"Iya nek, ini Kanaya sudah bangun. Ya Tuhan masih mengantuk padahal. Jawabnya dengan menguap lebar.

"Pokoknya kamu harus salat subuh dulu, ayo." Nenek Naura menarik pergelangan tangan wanita muda ini keluar kamar.

Sekarang kedua wanita yang terpaut beda usia jauh itu tengah berada di mushola melakukan salat subuh bersama. Selalu seperti ini.

Selesai melakukan ibadahnya Kanaya sering menitikkan air mata. Cahaya remang berhasil menyembunyikan kesedihan. Neneknya tidak pernah tahu akan hal itu. Masih menjadi alasan terbesar kenapa Kanaya sering menangis selepas salat subuh.

"Apa lagi kalau bukan mereka? Papah dan mamah. Hidupku bukanlah sebuah drama televisi, tapi kenapa rasanya sama? Mungkin dalam drama bisa saja mendapatkan akhir yang bahagia. Dalam cerita orang tua yang sudah berpisah itu kembali dan menggelar sajadah bersama anak-anaknya. Tapi sepertinya tidak dengan hidupku. Karena apa? Karena hidupku bukanlah sebuah drama." 

Dalam lamunan Kanaya berceloteh seraya pandangannya jatuh ke bawah melihat ukiran masjid di sajadah merahnya.

Nenek Naura yang baru selesai berdoa memandanginya lekat. Sorot mata kesedihan itu pun tertangkap pandangan.

"Kay, apa kamu merindukan papah dan mamah mu?"

Pertanyaan tadi sontak membuat Kanaya terkejut. Tidak sepatah kata pun ia lontarkan untuk memberikan jawaban atas pertanyaan berat itu.

"Kalau kamu merindukan mereka, kita bisa pergi ke Korea." 

Hal itu lagi yang diungkit.

"Kanaya harus pergi Nek, ada hal penting yang harus diurus." 

Tanpa sedikit pun membahas ucapan neneknya. Kanaya berlalu begitu saja setelah mengecup singkat punggung tangannya.

"Ya Allah Jihan, Faid apa yang sudah kalian tanamkan pada anak kalian, Kanaya? Astaghfirullah." Gumam nenek Naura seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

Kanya sudah kembali ke kamar, duduk dimeja rias menatap pantulan dirinya sendiri. Menyedihkan, satu kata terlintas dalam benak. Rambut tergerai panjang, wajah polos tanpa polesan make up terlihat sarat akan kesedihan.

"Kenapa mereka menyuruh pergi ke Korea? Buat apa juga gue ketemu mereka? Toh kalau ketemu pun percuma. Hanya menimbulkan kesakitan yang lebih parah." Racau Kanaya di depan cermin. "Navisha Kanaya Humaira, hidup lo menyedihkan sekali." Sudut bibir kanannya terangkat membentuk seringaian yang tergambar jelas.

Jam menunjukan pukul 7 pagi. Seperti hari-hari yang telah lalu nenek Naura kembali disibukan dengan peralatan dapur, membuat sarapan untuknya dan Kanaya. Meskipun ada asisten rumah tangga, tapi untuk hal memasak nenek Naura turun tangan sendiri. Beliau ingin Kanaya selalu ingat tentang masakan rumah buatannya.

Sudah 8 tahun, nenek Naura mengurus cucu perempuan satu-satunya dalam keluarga. Beliau menginginkan yang terbaik untuk Kanaya supaya dia tidak merasakan kehilangan kasih sayang. Namun, sayangnya Kanaya merasa demikian. Walaupun ia tidak pernah mengatakan langsung tentang derita yang ditanggungnya. Tidak lama berselang Kanaya datang. Neneknya menoleh melihat penampilan wanita itu yang siap pergi kembali menjelajahi dunia luar.

"Kamu mau ke mana, Sayang? Ayo sarapan dulu, nenek sudah buatkan makanan kesukaanmu ayam goreng lada hitam." Titahnya. Kanaya mengangguk dan duduk disalah satu kursi meja makan.

Dalam keheningan ia menikmati suapan demi suapan nasi yang masuk ke dalam mulutnya. Nenek Naura tersenyum senang tidak percaya sudah membesarkan Kanaya seorang diri. Kini gadis kecilnya sudah menjadi seorang wanita cantik.

"Kenapa nenek menyuruhku pergi ke Korea? Apa nenek sudah tidak ingin tinggal bersamaku lagi?" tanya Kanaya tiba-tiba. Nenek Naura pun membalas tatapannya, "Bukan seperti itu sayang. Nenek pikir kamu merindukan papah dan mamah mu. Terlebih mamah mu ingin kamu menemuinya di Korea. Kamu tahu sendirikan seperti apa sibuknya ayah tirimu dengan perusahaannya? Dan Jihan tidak mungkin meninggalkannya. Karena mamah mu jadi sekretarisnya," jelas sang nenek.

Kanaya diam sejenak hingga, "Entahlah, Kanaya gak kepikiran buat ketemu. Kalau gitu Kanaya pergi dulu, assalamu'alaikum." Ia melengos pergi tanpa mengatakan apapun lagi. Nenek Naura hanya menatap kepergiannya. Selalu saja seperti ini setiap kali mereka membahas orang tua wanita itu seolah menghindarinya.

...***...

Jalanan lenggang pagi ini menjadi sirkuit laju kendaraannya. Mobil itu dengan kencang membelah angin dengan bebas. Kanaya terkenal sebagai seorang pembalap wanita amatir di daerahnya.

Sudah tiga tahun Kanaya sering ikut balapan bersama teman-teman prianya. Berkendara dengan kecepatan di atas rata-rata membuatnya melupakan kembali kesedihan.

Terkadang sesuatu hal yang memicu adrenalin memberikan tantangan tersendiri untuk melupakan kesakitan. Itulah yang dirasakan Kanaya.

Sudah hampir dua jam lamanya, ia berkendara tanpa tujuan. Kini ia pun memutuskan untuk pergi ke basecamp tempat teman-temannya berkumpul. Rumah sederhana itu terlihat sepi tak berpenghuni.

Tanpa memberitahu siapa pun Kanaya datang ke sana. Baru saja ia hendak membuka pintu, tangan kananya mengambang di udara saat samar-samar ia mendengar percakapan dua orang di dalam.

"Gue pikir tidak ada siapa-siapa. Tunggu! Suara itu seperti," gumam Kanaya seraya mendekatkan daun telinganya ke arah pintu.

"Angga, sebenarnya selama ini gue suka sama lo," ucap seorang wanita membuat kedua mata Kanaya membulat.

"Tapi Bi, lo tahu sendirikan kalau gua suka sama Kanaya," jawab si pria.

"Mau sampe kapan lo menunggu? Sudah jelas-jelas di sini ada orang yang rela buat memperhatikan lo setiap waktu. Lo tidak pernah buka mata hati lo buat gue, Ngga." Setetes air mata mengalir di pipinya.

Pria mana pun tidak sanggup melihat seorang wanita menangis di hadapannya, termasuk Angga. Secara naluriah ia merengkuh Bianca, "Sorry Bi gua gak pernah memperhatikan lo selama ini. Okay, gua coba buka hati buat lo."

Bersamaan dengan itu pintu depan terbuka lebar, seorang wanita menyaksikan drama singkat di depannya. Pandangan kekecewaan tercetak jelas di sana.

"Gue tidak pernah menyangka yah, ternyata lo suka juga sama Angga? Selama ini gue sering cerita ama lo Bi. Kalau gue suka sama Angga. Kenapa lo tidak pernah bilang? Apa lo kasihan? Sorry gue tidak butuh dikasihani. Cih! Lucu sekali. Dan lo, Angga bukannya suka sama gue tapi nyatanya apa? Lo malah mengkhianati perasaan sendiri. Ternyata selama ini gue ada di lingkungan orang-orang yang salah." Kanaya kembali pergi dengan derai air mata.

Bianca dan Angga terdiam tidak bisa berbuat apa-apa, merasa bersalah telah menyakiti hati Kanaya yang telah rapuh. Kini luka baru tercetak dihatinya.

Bak pembalap profesional Kanaya melajukan mobilnya dengan sangat kencang. Sesak di dadanya tak kunjung reda. Lengkap sudah penderitaan yang dirasakannya saat ini. Orang-orang terdekatnya yang telah ia percayai ternyata mengkhianati. Menusuknya dari belakang dengan kejam. Tidak ada lagi cinta tulus untuknya. Semua berkhianat dalam topeng kebaikan. Senyum palsu menutupi kebohongan. Perhatian sebagai simbol pendustaan.

Itulah perasaan Kanaya saat ini.

Terpopuler

Comments

Nur hikmah

Nur hikmah

w mmpir lgi stlh bca quen the perent mnrik....lgi2 d korea selatan ky riana n yeon ji....

2021-11-18

0

Naay

Naay

Ceritanya menarik :)

2021-01-19

2

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1
2 Bagian 2
3 Bagian 3
4 Bagian 4
5 Bagian 5
6 Bagian 6
7 Bagian 7
8 Bagian 8
9 Bagin 9
10 Bagian 10
11 Bagian 11
12 Bagian 12
13 Bagian 13
14 Bagian 14
15 Bagian 15
16 Bagian 16
17 Bagian 17
18 Bagian 18
19 Bagian 19
20 Bagian 20
21 Bagian 21
22 Bagian 22
23 Bagian 23
24 Bagian 24
25 Bagian 25
26 Bagian 26
27 Bagian 27
28 Bagian 28
29 Bagian 29
30 Bagian 30
31 Bagian 31
32 Bagian 32
33 Bagian 33
34 Bagian 34
35 Bagian 35
36 Bagian 36
37 Bagian 37
38 Bagian 38
39 Bagian 39
40 Bagian 40
41 Bagian 41
42 Bagian 42
43 Bagian 43
44 Bagian 44
45 Bagian 45
46 Bagian 46
47 Bagian 47
48 Bagian 48
49 Bagian 49
50 Bagian 50
51 Bagian 51
52 Bagian 52
53 Bagian 53
54 Bagian 54
55 Bagian 55
56 Bagian 56
57 Bagian 57
58 Bagian 58
59 Bagian 59
60 Bagian 60
61 Bagian 61
62 Bagian 62
63 Bagian 63
64 Bagian 64
65 Bagian 65
66 Bagian 66
67 Bagian 67
68 Bagian 68
69 Bagian 69
70 Bagian 70
71 Bagian 71
72 Bagian 72
73 Bagian 73
74 Bagian 74
75 Bagian 75
76 Bagian 76
77 Bagian 77
78 Bagian 78
79 Bagian 79
80 Bagian 80
81 Bagian 81
82 Bagian 82
83 Bagian 83
84 Bagian 84
85 Bagian 85
86 Bagian 86
87 Bagian 87
88 Ekstra Chapter 1
89 Ekstra Chapter 2
90 Ekstra Chapter 3
91 Ekstra Chapter 4
92 Ekstra Chapter 5
93 Ekstra Chapter 6
94 Ekstra Chapter 7
95 Ekstra Chapter 8
96 Ekstra Chapter 9
97 Ekstra Chapter 10
98 Ekstra Chapter 11
99 SEASON 2 BAGIAN 1
100 SEASON 2 BAGIAN 2
101 SEASON 2 BAGIAN 3
102 SEASON 2 BAGIAN 4
103 SEASON 2 BAGIAN 5
104 SEASON 2 BAGIAN 6
105 SEASON 2 BAGIAN 7
106 SEASON 2 BAGIAN 8
107 SEASON 2 BAGIAN 9
108 SEASON 2 BAGIAN 10
109 SEASON 2 BAGIAN 11
110 SEASON 2 BAGIAN 12
111 SEASON 2 BAGIAN 13
112 SEASON 2 BAGIAN 14
113 SEASON 2 BAGIAN 15
114 SEASON 2 BAGIAN 16
115 SEASON 2 BAGIAN 17
116 SEASON 2 BAGIAN 18
117 SEASON 2 BAGIAN 19
118 SEASON 2 BAGIAN 20
119 SEASON 2 BAGIAN 21
120 SEASON 2 BAGIAN 22
121 SEASON 2 BAGIAN 23
122 SEASON 2 BAGIAN 24
123 SEASON 2 BAGIAN 25
124 SEASON 2 BAGIAN 26
125 SEASON 2 BAGIAN 27
126 SEASON 2 BAGIAN 28
127 SEASON 2 BAGIAN 29
128 SEASON 2 BAGIAN 30
129 SEASON 2 BAGIAN 31
130 SEASON 2 BAGIAN 32
131 SEASON 2 BAGIAN 33
132 SEASON 2 BAGIAN 34
133 SEASON 2 BAGIAN 35
134 SEASON 2 BAGIAN 36
135 SEASON 2 BAGIAN 37
136 SEASON 2 BAGIAN 38
137 SEASON 2 BAGIAN 39
138 SEASON 2 BAGIAN 40
139 SEASON 2 BAGIAN 41
140 SEASON 2 BAGIAN 42
141 SEASON 2 BAGIAN 43
142 SEASON 2 BAGIAN 44
143 SEASON 2 BAGIAN 45
144 SEASON 2 BAGIAN 46
145 SEASON 2 BAGIAN 47
146 SEASON 2 BAGIAN 48
147 SEASON 2 BAGIAN 49
148 SEASON 2 BAGIAN 50
149 SEASON 2 BAGIAN 51
150 SEASON 2 BAGIAN 52
151 SEASON 2 BAGIAN 53
152 SEASON 2 BAGIAN 54
153 SEASON 2 BAGIAN 55
154 SEASON 2 BAGIAN 56
155 SEASON 2 BAGIAN 57
156 SEASON 2 BAGIAN 58
157 SEASON 2 BAGIAN 59
158 SEASON 2 BAGIAN 60
159 SEASON 2 BAGIAN 61
160 SEASON 2 BAGIAN 62
161 SEASON 2 BAGIAN 63
162 SEASON 2 BAGIAN 64
163 SEASON 2 BAGIAN 65
164 SEASON 2 BAGIAN 66
165 SEASON 2 BAGIAN 67
166 SEASON 2 BAGIAN 68
167 SEASON 2 BAGIAN 69
168 SEASON 2 BAGIAN 70
169 SEASON W BAGIAN 71
170 SEASON 2 BAGIAN 72
171 SEASON 2 BAGIAN 73
172 SEASON 2 BAGIAN 74
173 SEASON 2 BAGIAN 75
174 SEASON 2 BAGIAN 76
175 SEASON 2 BAGIAN 77
176 SEASON 2 BAGIAN 78
177 SEASON 2 BAGIAN 79
178 SEASON 2 BAGIAN 80
179 SEASON 2 BAGIAN 81
180 SEASON 2 BAGIAN 82
181 SEASON 2 BAGIAN 83
182 SEASON 2 BAGIAN 84
183 SEASON 2 BAGIAN 85
184 SEASON 2 BAGIAN 86
185 SEASON 2 BAGIAN 87
186 SEASON 2 BAGIAN 88
187 SEASON 2 BAGIAN 89
188 SEASON 2 BAGIAN 90
189 SEASON 2 BAGIAN 91
190 SEASON 2 BAGIAN 92
191 SEASON 2 BAGIAN 93
192 SEASON 2 BAGIAN 94
193 SEASON 2 BAGIAN 95
194 SEASON 2 BAGIAN 96
195 SEASON 2 BAGIAN 97
196 SEASON 2 BAGIAN 98
197 SEASON 2 BAGIAN 99
198 SEASON 2 BAGIAN 100
199 SEASON 2 BAGIAN 101
200 SEASON 2 BAGIAN 102
201 SEASON 2 BAGIAN 103
202 SEASON 2 BAGIAN 104
203 SEASON 2 BAGIAN 105
204 SEASON 2 BAGIAN 106
205 SEASON 3 BAGIAN 1
206 SEASON 3 BAGIAN 2
207 SEASON 3 BAGIAN 3
208 SEASON 3 BAGIAN 4
209 SEASON 3 BAGIAN 5
210 SEASON 3 BAGIAN 6
211 SEASON 3 BAGIAN 7
212 SEASON 3 BAGIAN 8
213 SEASON 3 BAGIAN 9
214 SEASON 3 BAGIAN 10
215 SEASON 3 BAGIAN 11
216 SEASON 2 BAGIAN 12
217 SEASON 3 BAGIAN 13
218 SEASON 3 BAGIAN 14
219 SEASON 3 BAGIAN 15
220 SEASON 3 BAGIAN 16
221 SEASON 3 BAGIAN 17
222 SEASON 3 BAGIAN 18
223 SEASON 3 BAGIAN 19
224 SEASON 3 BAGIAN 20
225 SEASON 3 BAGIAN 21
226 SEASON 3 BAGIAN 22
227 SEASON 3 BAGIAN 23
228 SEASON 3 BAGIAN 24
229 SEASON 3 BAGIAN 25
230 SEASON 3 BAGIAN 26
231 SEASON 3 BAGIAN 27
232 SEASON 3 BAGIAN 28
233 SEASON 3 BAGIAN 29
234 SEASON 3 BAGIAN 30
235 SEASON 3 BAGIAN 31
236 SEASON 3 BAGIAN 32
237 SEASON 3 BAGIAN 33
238 SEASON 3 BAGIAN 34
239 SEASON 3 BAGIAN 35
240 SEASON 3 BAGIAN 36
241 SEASON 3 BAGIAN 37
242 SEASON 3 BAGIAN 38
243 SEASON 3 BAGIAN 39
244 SEASON 3 BAGIAN 40
245 SEASON 3 BAGIAN 41
246 SEASON 3 BAGIAN 42
247 SEASON 3 BAGIAN 43
248 SEASON 3 BAGIAN 44
249 SEASON 3 BAGIAN 45
250 SEASON 3 BAGIAN 46
251 SEASON 3 BAGIAN 47
252 SEASON 3 BAGIAN 48
253 SEASON 3 BAGIAN 49
254 SEASON 3 BAGIAN 50
255 SEASON 3 BAGIAN 51
256 SEASON 3 BAGIAN 52
Episodes

Updated 256 Episodes

1
Bagian 1
2
Bagian 2
3
Bagian 3
4
Bagian 4
5
Bagian 5
6
Bagian 6
7
Bagian 7
8
Bagian 8
9
Bagin 9
10
Bagian 10
11
Bagian 11
12
Bagian 12
13
Bagian 13
14
Bagian 14
15
Bagian 15
16
Bagian 16
17
Bagian 17
18
Bagian 18
19
Bagian 19
20
Bagian 20
21
Bagian 21
22
Bagian 22
23
Bagian 23
24
Bagian 24
25
Bagian 25
26
Bagian 26
27
Bagian 27
28
Bagian 28
29
Bagian 29
30
Bagian 30
31
Bagian 31
32
Bagian 32
33
Bagian 33
34
Bagian 34
35
Bagian 35
36
Bagian 36
37
Bagian 37
38
Bagian 38
39
Bagian 39
40
Bagian 40
41
Bagian 41
42
Bagian 42
43
Bagian 43
44
Bagian 44
45
Bagian 45
46
Bagian 46
47
Bagian 47
48
Bagian 48
49
Bagian 49
50
Bagian 50
51
Bagian 51
52
Bagian 52
53
Bagian 53
54
Bagian 54
55
Bagian 55
56
Bagian 56
57
Bagian 57
58
Bagian 58
59
Bagian 59
60
Bagian 60
61
Bagian 61
62
Bagian 62
63
Bagian 63
64
Bagian 64
65
Bagian 65
66
Bagian 66
67
Bagian 67
68
Bagian 68
69
Bagian 69
70
Bagian 70
71
Bagian 71
72
Bagian 72
73
Bagian 73
74
Bagian 74
75
Bagian 75
76
Bagian 76
77
Bagian 77
78
Bagian 78
79
Bagian 79
80
Bagian 80
81
Bagian 81
82
Bagian 82
83
Bagian 83
84
Bagian 84
85
Bagian 85
86
Bagian 86
87
Bagian 87
88
Ekstra Chapter 1
89
Ekstra Chapter 2
90
Ekstra Chapter 3
91
Ekstra Chapter 4
92
Ekstra Chapter 5
93
Ekstra Chapter 6
94
Ekstra Chapter 7
95
Ekstra Chapter 8
96
Ekstra Chapter 9
97
Ekstra Chapter 10
98
Ekstra Chapter 11
99
SEASON 2 BAGIAN 1
100
SEASON 2 BAGIAN 2
101
SEASON 2 BAGIAN 3
102
SEASON 2 BAGIAN 4
103
SEASON 2 BAGIAN 5
104
SEASON 2 BAGIAN 6
105
SEASON 2 BAGIAN 7
106
SEASON 2 BAGIAN 8
107
SEASON 2 BAGIAN 9
108
SEASON 2 BAGIAN 10
109
SEASON 2 BAGIAN 11
110
SEASON 2 BAGIAN 12
111
SEASON 2 BAGIAN 13
112
SEASON 2 BAGIAN 14
113
SEASON 2 BAGIAN 15
114
SEASON 2 BAGIAN 16
115
SEASON 2 BAGIAN 17
116
SEASON 2 BAGIAN 18
117
SEASON 2 BAGIAN 19
118
SEASON 2 BAGIAN 20
119
SEASON 2 BAGIAN 21
120
SEASON 2 BAGIAN 22
121
SEASON 2 BAGIAN 23
122
SEASON 2 BAGIAN 24
123
SEASON 2 BAGIAN 25
124
SEASON 2 BAGIAN 26
125
SEASON 2 BAGIAN 27
126
SEASON 2 BAGIAN 28
127
SEASON 2 BAGIAN 29
128
SEASON 2 BAGIAN 30
129
SEASON 2 BAGIAN 31
130
SEASON 2 BAGIAN 32
131
SEASON 2 BAGIAN 33
132
SEASON 2 BAGIAN 34
133
SEASON 2 BAGIAN 35
134
SEASON 2 BAGIAN 36
135
SEASON 2 BAGIAN 37
136
SEASON 2 BAGIAN 38
137
SEASON 2 BAGIAN 39
138
SEASON 2 BAGIAN 40
139
SEASON 2 BAGIAN 41
140
SEASON 2 BAGIAN 42
141
SEASON 2 BAGIAN 43
142
SEASON 2 BAGIAN 44
143
SEASON 2 BAGIAN 45
144
SEASON 2 BAGIAN 46
145
SEASON 2 BAGIAN 47
146
SEASON 2 BAGIAN 48
147
SEASON 2 BAGIAN 49
148
SEASON 2 BAGIAN 50
149
SEASON 2 BAGIAN 51
150
SEASON 2 BAGIAN 52
151
SEASON 2 BAGIAN 53
152
SEASON 2 BAGIAN 54
153
SEASON 2 BAGIAN 55
154
SEASON 2 BAGIAN 56
155
SEASON 2 BAGIAN 57
156
SEASON 2 BAGIAN 58
157
SEASON 2 BAGIAN 59
158
SEASON 2 BAGIAN 60
159
SEASON 2 BAGIAN 61
160
SEASON 2 BAGIAN 62
161
SEASON 2 BAGIAN 63
162
SEASON 2 BAGIAN 64
163
SEASON 2 BAGIAN 65
164
SEASON 2 BAGIAN 66
165
SEASON 2 BAGIAN 67
166
SEASON 2 BAGIAN 68
167
SEASON 2 BAGIAN 69
168
SEASON 2 BAGIAN 70
169
SEASON W BAGIAN 71
170
SEASON 2 BAGIAN 72
171
SEASON 2 BAGIAN 73
172
SEASON 2 BAGIAN 74
173
SEASON 2 BAGIAN 75
174
SEASON 2 BAGIAN 76
175
SEASON 2 BAGIAN 77
176
SEASON 2 BAGIAN 78
177
SEASON 2 BAGIAN 79
178
SEASON 2 BAGIAN 80
179
SEASON 2 BAGIAN 81
180
SEASON 2 BAGIAN 82
181
SEASON 2 BAGIAN 83
182
SEASON 2 BAGIAN 84
183
SEASON 2 BAGIAN 85
184
SEASON 2 BAGIAN 86
185
SEASON 2 BAGIAN 87
186
SEASON 2 BAGIAN 88
187
SEASON 2 BAGIAN 89
188
SEASON 2 BAGIAN 90
189
SEASON 2 BAGIAN 91
190
SEASON 2 BAGIAN 92
191
SEASON 2 BAGIAN 93
192
SEASON 2 BAGIAN 94
193
SEASON 2 BAGIAN 95
194
SEASON 2 BAGIAN 96
195
SEASON 2 BAGIAN 97
196
SEASON 2 BAGIAN 98
197
SEASON 2 BAGIAN 99
198
SEASON 2 BAGIAN 100
199
SEASON 2 BAGIAN 101
200
SEASON 2 BAGIAN 102
201
SEASON 2 BAGIAN 103
202
SEASON 2 BAGIAN 104
203
SEASON 2 BAGIAN 105
204
SEASON 2 BAGIAN 106
205
SEASON 3 BAGIAN 1
206
SEASON 3 BAGIAN 2
207
SEASON 3 BAGIAN 3
208
SEASON 3 BAGIAN 4
209
SEASON 3 BAGIAN 5
210
SEASON 3 BAGIAN 6
211
SEASON 3 BAGIAN 7
212
SEASON 3 BAGIAN 8
213
SEASON 3 BAGIAN 9
214
SEASON 3 BAGIAN 10
215
SEASON 3 BAGIAN 11
216
SEASON 2 BAGIAN 12
217
SEASON 3 BAGIAN 13
218
SEASON 3 BAGIAN 14
219
SEASON 3 BAGIAN 15
220
SEASON 3 BAGIAN 16
221
SEASON 3 BAGIAN 17
222
SEASON 3 BAGIAN 18
223
SEASON 3 BAGIAN 19
224
SEASON 3 BAGIAN 20
225
SEASON 3 BAGIAN 21
226
SEASON 3 BAGIAN 22
227
SEASON 3 BAGIAN 23
228
SEASON 3 BAGIAN 24
229
SEASON 3 BAGIAN 25
230
SEASON 3 BAGIAN 26
231
SEASON 3 BAGIAN 27
232
SEASON 3 BAGIAN 28
233
SEASON 3 BAGIAN 29
234
SEASON 3 BAGIAN 30
235
SEASON 3 BAGIAN 31
236
SEASON 3 BAGIAN 32
237
SEASON 3 BAGIAN 33
238
SEASON 3 BAGIAN 34
239
SEASON 3 BAGIAN 35
240
SEASON 3 BAGIAN 36
241
SEASON 3 BAGIAN 37
242
SEASON 3 BAGIAN 38
243
SEASON 3 BAGIAN 39
244
SEASON 3 BAGIAN 40
245
SEASON 3 BAGIAN 41
246
SEASON 3 BAGIAN 42
247
SEASON 3 BAGIAN 43
248
SEASON 3 BAGIAN 44
249
SEASON 3 BAGIAN 45
250
SEASON 3 BAGIAN 46
251
SEASON 3 BAGIAN 47
252
SEASON 3 BAGIAN 48
253
SEASON 3 BAGIAN 49
254
SEASON 3 BAGIAN 50
255
SEASON 3 BAGIAN 51
256
SEASON 3 BAGIAN 52

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!