Bab 5

Lingkaran sihir hitam itu meledak dengan cahaya menyilaukan. Suara seperti kaca retak menggema di udara. Api yang semula membara kini berubah menjadi pusaran angin merah, lalu… hilang.

Phoenix roboh, tubuhnya lemah, namun auranya masih luar biasa. Li Yuanxin segera berlari, meraih botol ramuan dan menuangkannya ke luka sayap burung itu.

“Minum ini ya, meski aku nggak tahu kamu punya mulut buat minum atau nggak,” gumamnya sambil menatap ragu.

Phoenix membuka mata dan menatap Li Yuanxin dalam diam. Api di matanya perlahan surut. Lalu, dari paruhnya terdengar suara yang lembut namun dalam.

“Manusia… kenapa kau menolongku?” ujar sang Phoenix

Li Yuanxin tersenyum, keringat menetes di pelipisnya. “Karena kamu butuh bantuan. Dan… entah kenapa, aku benci lihat makhluk yang disiksa.”

Phoenix menatapnya lama, lalu berkata pelan, “Aku merasakan… aura yang sama dengan langit. Kau bukan manusia biasa.”

“Kalimat itu udah sering aku denger minggu ini,” jawab Li Yuanxin sambil nyengir. “Tapi yaudah, aku anggap pujian.”

Tiba-tiba bulu Phoenix menyala lembut, tapi bukan panas melainkan hangat dan menenangkan. Api dari tubuhnya melingkari Li Yuanxin seperti pelukan cahaya.

“Nama… ku Feng Yan. Aku adalah roh api abadi. Mulai hari ini, aku akan menjadi pelindung keduamu, wahai Dewi Semesta.”

Cahaya merah membungkus tubuh Li Yuanxin. Simbol Phoenix muncul di punggung tangannya, bersebelahan dengan tanda naga perak dari Qiu Long.

Qiu Long mendengus, “Hebat. Sekarang rumah ini bakal makin ramai.”

Li Yuanxin menatap tanda itu kagum. “Dua hewan kontrak dalam seminggu? Aku kayak kolektor langit!”

Feng Yan mengecil menjadi ukuran burung kecil, lalu hinggap di bahunya. Bulu-bulunya berkilau lembut, membuat Li Yuanxin terlihat seperti pahlawan dongeng dengan aksesori mewah.

“Longy, kenalan, ini Feng Yan. Burung api sakti. Feng Yan, ini Longy. Naga sarkastik.”

“Kau sungguh tidak tahu tata krama, manusia,” sahut Qiu Long datar.

“Eh, tapi kalian lucu kalau bareng,” balas Li Yuanxin santai.

Feng Yan terkekeh halus. “Naga putih dan Phoenix api… kombinasi yang tak pernah terjadi. Hanya sosok terpilih yang bisa mempersatukan dua elemen ini.”

“Ya, jelas,” kata Li Yuanxin dengan gaya bangga. “Aku kan paket hemat Dewi Semesta, versi upgrade!”

Keduanya hanya menatapnya tanpa komentar.

Setelah kejadian itu, Li Yuanxin merasa ada yang berubah dalam tubuhnya. Saat ia menutup mata, di pikirannya muncul ruang kosong berwarna putih keemasan seolah alam di dalam dirinya sendiri.

“Eh? Ini di mana?” bisiknya.

Feng Yan muncul di sampingnya dalam bentuk cahaya kecil. “Selamat datang di Ruang Dimensi Ilahi, tempat yang hanya bisa diakses oleh pemilik dua hewan kontrak langit. Kau bisa menyimpan apa pun di sini tanaman, senjata, bahkan makhluk hidup.”

Li Yuanxin berkeliling, mulutnya menganga kagum. “Waaa… ini kayak gudang sihir! Ada tanah subur, ada air bening, bahkan cahaya matahari palsu!”

“Tidak palsu,” sahut Qiu Long yang muncul di udara. “Cahaya itu berasal dari energimu sendiri. Tempat ini akan tumbuh seiring kekuatanmu meningkat.”

“Wah, ini keren banget!” Li Yuanxin langsung berlari-lari kecil, memungut segenggam tanah. “Aku bisa tanam herbal di sini, simpan ramuan, bahkan bikin dapur pribadi!”

Qiu Long memutar mata. “Tentu saja kau memikirkan dapur duluan.”

“Ya iyalah, kalau aku lapar siapa yang nyelamatin dunia?” jawab Li Yuanxin santai sambil menatap tanah itu. “Eh tapi beneran, tempat ini bisa aku isi sesuka hati?”

“Selama energi spiritualmu cukup, ya,” jawab Feng Yan. “Tapi jangan serakah. Ruang ini juga tempat jiwamu beristirahat.”

Li Yuanxin menepuk kedua tangan. “Oke! Mulai besok, proyek Li Yuanxin Farm dimulai!”

Hari-hari berikutnya, Li Yuanxin sibuk mengisi ruang dimensinya. Ia menanam herbal, membuat kolam kecil, dan bahkan menggantung baju di pohon spiritual.

“Lihat nih, Longy, Feng Yan! Aku bikin kebun mini di dunia ilahi!” serunya gembira.

Qiu Long mendengus kecil. “Kau memanfaatkan ruang suci sebagai tempat menjemur pakaian.”

“Estetika, Longy. Harus estetik!” jawab Li Yuanxin mantap.

Feng Yan hanya tertawa lembut. “Dewi Semesta di masa lalu pasti tidak pernah seceria ini.”

“Tapi mungkin itulah alasan langit memilihku,” jawab Li Yuanxin pelan, menatap kolam bening di depan mereka. “Aku nggak mau jadi Dewi yang cuma duduk di singgasana. Aku mau hidup… mau ngerasain dunia.”

Kedua hewan kontraknya terdiam, seolah memahami sesuatu yang lebih dalam dari sekadar leluconnya.

Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Saat malam tiba, Li Yuanxin terbangun oleh suara aneh di luar. Tanah bergetar ringan. Dari arah hutan, muncul hawa gelap, seolah bayangan hitam bergerak di balik pepohonan.

Qiu Long langsung terbang kecil ke bahunya. “Ada sesuatu mendekat. Energinya mirip dengan segel yang menjebak Phoenix.”

Li Yuanxin menggenggam jarum emasnya. Matanya menajam.“Berarti… mereka tahu aku yang menghancurkan perangkap itu.”

Angin malam berdesir, membawa aroma logam dan abu. Di kejauhan, dua pasang mata merah menyala di antara kabut.

Li Yuanxin menegakkan tubuh, tersenyum tipis.“Sepertinya pesta baru saja dimulai"

Angin malam menembus sela pepohonan, membawa aroma besi dan abu yang menusuk hidung. Api unggun kecil di depan gubuk Li Yuanxin padam seketika, seolah ketakutan pada sesuatu yang datang.

Li Yuanxin berdiri tegak. Mata keemasannya memantulkan dua titik merah di antara kabut.

Qiu Long di bahunya berubah menjadi bentuk naga kecil, sisiknya berkilau pucat di bawah cahaya bulan.

Sementara Feng Yan, burung api mungil di bahu satunya, menyalakan nyala kecil dari ujung sayapnya hanya secercah, cukup untuk menerangi wajah Li Yuanxin.

“Longy… Feng Yan…” bisik Li Yuanxin tanpa menoleh, “mode siaga satu.”

“Sudah dari tadi,” jawab Qiu Long dingin. “Energi mereka bukan manusia. Setidaknya satu dari mereka berada di tingkat Elder.”

“Hebat. Baru juga seminggu di dunia ini, aku udah dapat ‘boss level’ musuh.”

Li Yuanxin menghela napas, tapi bibirnya menyungging senyum miring.

Dari balik pepohonan, dua sosok akhirnya muncul.

Yang pertama, pria tinggi dengan jubah hitam berhiaskan simbol naga hitam berkelok di dada. Wajahnya tampan namun dingin, mata merahnya menyala seperti bara.

Yang kedua, sosok perempuan dengan rambut panjang keabu-abuan, kulit pucat seperti arwah, memegang tongkat hitam berukir tengkorak ular.

Mereka berjalan pelan, langkahnya tak menimbulkan suara, seolah udara sendiri enggan menyentuh tubuh mereka.

“Jadi, ini dia gadis yang menghancurkan segel kita,” ujar sang pria, suaranya dalam dan tajam. “Aura Dewi-nya kuat. Tak heran Phoenix itu menunduk padamu.”

Li Yuanxin mengangkat dagu. “Kalau tahu aku kuat, kenapa masih datang malam-malam kayak pencuri?”

Senyum sang perempuan muncul. “Karena kau belum sadar betapa rapuhnya tubuh fana yang kau miliki. Kau mungkin punya kekuatan Dewi, tapi jiwamu masih manusia. Mudah… dihancurkan.”

Bersambung

Terpopuler

Comments

ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞

ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞

lahh songong ni nenek lampir 1 kalo nyindir.
blom tau aja kalo yuanxin udh beraksi, itu tongkat tengkorak mu bisa musnah dalam sekejap.

2025-10-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!