Malam pun tiba. Api unggun menari di depan gubuk kecil. Li Yuanxin duduk bersandar, menatap bintang yang bertaburan di langit.
“Langit di sini cantik banget…” bisik Li Yuanxin pelan. “Dunia ini terasa nyata, tapi aku tetap nggak tahu kenapa aku di sini. Mungkin ada alasan besar di balik semua ini.”
“Manusia, apa kau tidak ingin kembali ke duniamu?” Pertanyaan itu datang tiba-tiba. Nadra atau Li Yuanxin menatap Qiu Long, lalu tersenyum lembut.
“Entah kenapa, rasanya… aku memang harus di sini. Ada sesuatu yang menungguku. Sesuatu yang belum selesai.”
Naga itu menatapnya diam. Dalam hatinya, muncul perasaan yang belum pernah ia rasakan selama ribuan tahun rasa ingin melindungi.
“Kau aneh, tapi matamu… membawa cahaya yang sama seperti seseorang yang dulu kukenal.” ujar Qiu Long
“Siapa?” tanya Li Yuanxin
“Ah, bukan urusanmu.” jawab Qiu Long cepat
“Dasar misterius banget sih kamu ini.” Li Yuanxin tertawa kecil. “Tapi kalau suatu saat aku tahu, jangan salahkan aku ya.”
Ia menatap langit lagi, sementara angin malam berembus lembut. Di antara nyala api, tubuh Li Yuanxin bersinar samar seolah bintang-bintang di langit menjawab keberadaannya.
Qiu Long menatapnya dalam diam. Cahaya itu… bukan cahaya manusia biasa. Ia mulai menyadari, ada sesuatu dalam jiwa gadis itu sesuatu purba dan agung.
Namun sebelum ia sempat bertanya, Nadra sudah tertidur bersandar pada batu besar, napasnya tenang.
Qiu Long mengalihkan pandangannya, menatap bintang. “Nadra Elianora… atau siapa pun kau sebenarnya, dunia ini mungkin akan berubah karenamu.”
Dari kejauhan, kabut putih tipis mulai berputar di atas hutan. Di balik kabut itu, sosok samar seperti wanita bersayap cahaya menatap ke arah mereka tersenyum lembut.
“Bagus…Syukurlah dia baik baik saja, sebagian jiwaku akhirnya terbangun kembali.” Suara itu lenyap seiring embusan angin malam.
Dan di bumi, di tengah hutan yang diterangi bulan, manusia ceria dan naga angkuh itu tak tahu bahwa pertemuan mereka baru saja memutar roda takdir dunia
...----------------...
BEBERAPA HARI BERLALU
Suara air sungai mengalun lembut, bercampur dengan kicauan burung pagi. Kabut tipis menari di antara pepohonan, menyelimuti hutan dengan suasana yang damai dan lembap.
Li Yuanxin menarik nafas panjang. Ia menatap gubuk kecil buatannya yang kini semakin rapi, penuh tanaman obat yang tumbuh di sekitar.
“Ha! Siapa bilang hidup di dunia kuno itu susah? Aku bahkan punya apotek pribadi sekarang,” ujarnya bangga.
Seekor naga putih kecil versi mini dari Qiu Long berbaring malas di atas batu datar, menatapnya dari kejauhan.
“Apotek pribadi? Itu kebun semak belukar dengan aroma aneh,” komentarnya datar.
“Diam, Longy. Itu ginseng liar sama akar bulan merah. Kalau manusia normal ngendus aja bisa pingsan, tapi aku ahli racikannya.” ujar Li Yuanxin bangga
Li Yuanxin menyeringai, lalu kembali mengaduk ramuan dalam panci tanah liat. Aroma tajam memenuhi udara.
Qiu Long mendengus, ekornya bergetar. “Kau benar-benar manusia paling berisik yang pernah kutemui. Bahkan suara burung pun kalah riuh.”
“Ya, karena aku hidup, bukan patung!” sahut Li Yuanxin ceria.
---
Hari-hari mereka memang berjalan seperti itu penuh cekcok kecil yang anehnya menenangkan. Qiu Long tetap dalam wujud kecil agar lebih mudah menyembuhkan luka-lukanya. Li Yuanxin merawatnya dengan ketulusan yang tak biasa. Dalam waktu seminggu, naga itu sudah jauh membaik.
Namun semakin lama bersama Li Yuanxin, Qiu Long justru sering dibuat bingung.
Suatu pagi, Li Yuanxin turun ke sungai untuk mencuci pakaian.“Hei Longy, sini bantu angkat ember air!”
Qiu Long menatap dengan mata malas. “Aku adalah penjaga langit barat, bukan pengangkut cucian.”
“Sekarang kau penjaga ember barat,” sahut Li Yuanxin enteng.
Qiu Long terdiam tiga detik sebelum akhirnya menyerah dan mengangkat ember itu menggunakan sihir angin. “Suatu hari aku akan menyesal bertemu denganmu.”
Li Yuanxin terkekeh. “Kamu ngomong gitu tiap hari, tapi tiap malam tetap minta di panggangi ikan!”
“Itu… karena ikanmu enak,” gumam naga itu pelan.
---
Waktu berjalan damai, hingga suatu malam, langit di atas hutan tiba-tiba berubah. Awan bergulung, petir berkilat di kejauhan. Qiu Long yang sedang tidur di depan api unggun mendadak bangkit.
“Energi ini… tidak wajar,” katanya serius.
Li Yuanxin menatap ke langit. “Petir? Tapi kan cuma hujan—”
Belum sempat ia menyelesaikan kalimat, cahaya perak jatuh dari langit, menghantam tanah beberapa ratus meter dari tempat mereka. Suara ledakan membuat tanah bergetar hebat.
Li Yuanxin spontan menjerit, “Astaga! Itu meteor?!”
Qiu Long menatapnya tajam. “Bukan meteor. Itu energi spiritual tingkat tinggi… kekuatan dari langit.”
Tanpa pikir panjang, Li Yuanxin mengambil obor. “Ayo lihat!”
Qiu Long mendesah panjang. “Kau benar-benar tidak tahu takut, ya?”
“Takut itu datang setelah penasaran selesai!” Li Yuanxin menjawab cepat sambil berlari ke arah cahaya.
Mereka tiba di sebuah lembah kecil yang tanahnya terbakar. Di tengahnya, sesuatu berkilau sebuah bola kristal biru, berdenyut lembut seperti jantung yang hidup.
Qiu Long langsung menegang. “Itu… Inti Bintang, serpihan kekuatan dari istana langit! Mustahil benda itu jatuh ke dunia fana.”
Li Yuanxin mendekat, matanya terpikat oleh sinarnya. “Cantik banget… kayak batu akik versi langit.”
“Li Yuanxin! Jangan sentuh—”
Terlambat.
Begitu jemarinya menyentuh bola itu, cahaya biru meledak. Angin berputar hebat, rambut Li Yuanxin terangkat, dan tubuhnya memancarkan cahaya putih keemasan. Qiu Long segera melingkupi Li Yuanxin dengan sayapnya untuk menahan ledakan energi.
Cahaya itu perlahan mereda, dan Li Yuanxin terjatuh. Di dahinya, muncul simbol kecil berbentuk lingkaran bintang, memancarkan cahaya lembut.
Qiu Long menatap tak percaya. “Simbol itu… hanya dimiliki oleh satu makhluk—”
Li Yuanxin membuka mata. “Uh… apa barusan aku nyetrum diri sendiri?”
“Tidak,” jawab Qiu Long pelan. “Kau baru saja membangkitkan sebagian kekuatanmu… kekuatan Sang Dewi Semesta.”
Li Yuanxin terdiam, mencoba mencerna. “Jadi aku beneran dewi?”
“Sebagian darinya, ya. Jiwa dewi itu tersegel dalam tubuhmu. Inti Bintang barusan membangkitkan satu pecahannya.”
Ia menatap tangannya sendiri di sana kini ada lingkaran cahaya samar. Saat ia menggerakkan jari, percikan kecil energi muncul, berputar seperti bintang mini.
“Whoa…” Li Yuanxin melongo. “Aku bisa nyalain lampu tanpa colokan!”
Qiu Long menepuk wajahnya dengan sayap. “Colokan itu apa lagi…” desahnya kesal
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
the best partner deh mereka pokoknya 😍
walau seekor naga, tapi lebih tulus daripada keluarga yuanxin sendiri
2025-10-12
0
beybi T.Halim
best couple ini🤭😄yang satu rame yang satu kebanyakan gengsi
2025-10-12
0
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
gengsi gede gede an si naga nya, padahal syuka 🤣
2025-10-12
0