Baby Twins Milik Ceo
Kamar rumah sakit tampak sunyi, hanya terdengar suara mesin yang menghiasi ruangan. Di dalamnya terlihat dua orang laki-laki yang sedang berdebat, seorang kakek yang terbaring lemah di ranjang dan seorang pemuda tampan yang duduk di sampingnya. Kakek itu adalah kakek Lu, yang kini sedang sakit. Ia merasa waktu hidupnya semakin singkat dan ingin melihat cucunya, Angkasa segera menikah.
"Segeralah menikah, Angkasa. Kakek ini sudah tua, sudah sering sakit-sakitan. Kakek juga ingin punya cicit seperti teman kakek yang lain," ucap Kakek Lu dengan suara serak dan napas tersengal-sengal.
Angkasa menatap Kakek Lu dengan ekspresi datar, "Kakek aja yang menikah, aku tidak tertarik dengan pernikahan," jawab Angkasa cuek sambil mengalihkan pandangannya ke luar jendela.
Kakek Lu terlihat geram dan mata bulatnya membesar, "Apa kau gila! Kakek ini sudah tua, seharusnya kau yang menikah dan memberi Kakek cicit!" bentaknya dengan suara keras namun lemah.
Angkasa menatap Kakek Lu dengan sinis, "Kakek terlalu memaksakan kehendak. Aku belum siap dan belum menemukan orang yang tepat untuk dijadikan istri," ujar Angkasa dengan nada kesal.
Kakek Lu menghela napas, "Kakek melakukan ini demi kebaikan mu Angkasa, mau sampai kapan kamu sendiri terus?" tanya kakek Lu.
"Kalau dalam dalam waktu satu tahun kamu tidak menikah, Kakek akan mencoret namamu dari daftar ahli waris. Kau tidak akan mendapatkan apa-apa dari harta Kakek. Kakek akan menyerahkan seluruh harta kakek kepada Levi. Kebetulan dia sebentar lagi akan menikah dengan kekasihnya" ancam Kakek Lu dengan tegas.
Wajah Angkasa berubah dingin, ia terlihat terkejut dan sedikit takut akan ancaman Kakek Lu. Namun, dengan cepat ia menyembunyikan rasa itu.
"Baiklah, Kakek. Tapi, jangan pernah salahkan aku jika pernikahan yang aku lakukan nanti tidak sesuai dengan keinginan kakek," ujar Angkasa dengan nada menggertak, sambil beranjak keluar dari kamar rawat kakeknya.
Kakek Lu menatap punggung cucunya yang menjauh, hatinya berkecamuk antara kekhawatiran dan harapan. Ia hanya ingin cucunya bahagia, namun sepertinya cara yang ia pilih untuk mewujudkan keinginannya justru membawa dampak buruk bagi hubungan mereka.
Angkasa Lu merupakan CEO di perusahaan Lu corp. Bayang-bayang masa lalu masih menghantuinya, terutama penghianatan sang ibu yang membuatnya membenci wanita. Angkasa selalu menganggap wanita hanya mengincar kekayaan dan tak pernah bisa setia.
Suatu hari, Angkasa tengah melamun di ruang kerjanya yang mewah, terbayang wajah ayahnya yang pernah meneteskan air mata saat perusahaan mereka bangkrut.
Angkasa teringat bagaimana sang ibu menggelapkan uang perusahaan, lalu pergi bersama laki-laki lain tanpa rasa bersalah.
Akibat penghianatan itu, ayahnya mengalami serangan jantung dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Sejak saat itu, Angkasa dibesarkan oleh kakeknya yang bijaksana dan tegas.
Kakeknya berusaha meluluhkan hati Angkasa yang keras terhadap wanita, namun rasa sakit yang terlanjur menghujam membuatnya tak bisa melupakan penghianatan ibunya.
Suatu malam, Angkasa duduk di tepi jendela, memandangi langit yang berbintang. Rasa duka dan kepedihan masih menyelimuti hatinya.
Dalam kesendirian itu, Angkasa berbisik pada dirinya sendiri, "Sampai kapanpun aku tidak akan percaya dengan yang namanya perempuan, mereka sama sama saja seperti wanita tua itu. Sama-sama mata duitan."
Seketika, angin malam yang sejuk menyapu wajahnya, seolah mengingatkannya pada pelukan ayahnya yang hangat. Kehilangan ayah yang begitu dicintai karena pengkhianatan ibu membuat Angaksa bersumpah, bahwa ia tak akan membiarkan wanita lain merusak hidupnya dan mengulangi kisah yang sama.
*****
Angkasa memutuskan untuk mengambil udara segar, dengan berjalan menuju taman yang ada di depan rumah sakit. Victor, asistennya yang setia, mengikuti langkah pria itu dari belakang.
Taman itu cukup sepi, dan angin sepoi-sepoi yang bertiup membuat suasana semakin hening. Angkasa duduk di bangku taman, menundukkan kepalanya dan menghela napas panjang.
Pikiran-pikirannya kacau, tentang masa depan dirinya yang akan di depak dari perusahaan Lu, yang selama ini sudah ia kelola. "Aku tidak akan membiarkan perusahaan Lu jatuh ketangan Levi" ucap Angkasa frustasi sambil mengacak rambut kepalanya.
Keningnya berkerut, dan rasa cemas terpancar jelas dari wajahnya. Victor yang melihat keadaan bosnya, mencoba mendudukkan tubuhnya di sampingnya memberikan dukungan.
"Tuan, jangan terlalu khawatir. Kita pasti bisa menemukan jalan keluar," ujar Victor dengan penuh keyakinan.
Namun, Angkasa tampak masih tidak bisa menerima kenyataan. "Tapi, kau tahu kan, bagaimana sifat Levi? Dia lebih memilih bersenang-senang dengan kekasihnya daripada membantu di perusahaan. Aku tidak rela perusahaan Lu yang telah ku bangun selama ini, jatuh ke tangan orang seperti dia."
Mendengar ucapan Angkasa, Victor mengangguk paham dan merasa empati. "Memang benar, tuan. Tapi, kita harus tetap berusaha dan mencari cara untuk mengatasi masalah ini. Saya yakin pasti ada jalan keluarnya" ucap Victor.
Angkasa menganggukkan kepalanya pelan, matanya menatap hamparan rumput hijau di taman yang semilir angin. Suasana mendadak hening, seolah dunia menahan napas menunggu keputusan yang akan diambil oleh Angkasa dan Victor. Mereka sama-sama terdiam, sibuk memikirkan cara terbaik untuk mempertahankan perusahaan Lu.
"Saya punya ide, Tuan," ucap Victor tiba-tiba, memecah kebekuan di antara mereka.
Suaranya bersemangat, membuat Angkasa menoleh dan menatap asistennya dengan tatapan tajam. "Apa?" tanya Angkasa dengan nada datar, masih mencoba menenangkan diri dari keputusasaan yang melanda hatinya.
"Bagaimana kalau Anda melakukan kawin kontrak saja, Tuan? Setelah aset Tuan Lu jatuh ke tangan Anda, Anda bisa mengakhiri pernikahan itu sesuai kesepakatan," terang Victor dengan penuh semangat, seolah menemukan jalan keluar dari labirin yang rumit.
Angkasa mengernyitkan dahi, mencerna usulan Victor dengan seksama. Pikirannya berputar cepat, mencari celah dan kemungkinan yang bisa muncul dari rencana tersebut. Di satu sisi, ide itu terdengar menggiurkan, namun di sisi lain, ada resiko yang harus dihadapi.
"Memangnya ada wanita yang mau di ajak nikah kontrak?" tanya Angkasa, tidak yakin. Semua wanita pasti merasa terhina dengan penawaran itu.
Victor tersenyum tipis, seolah sudah menyiapkan jawaban untuk pertanyaan itu. "Ada tuan, kita cari perempuan yang sedang kesusahan. Kita tawarkan mereka dengan sejumlah uang" ucap Victor.
Angkasa menghela napas panjang, menimbang-nimbang keputusan yang harus diambil. Dia tahu bahwa rencana ini akan membawa dampak besar bagi hidupnya dan orang lain.
Namun, demi mempertahankan perusahaan Lu yang merupakan warisan keluarganya, dia harus berani mengambil langkah berani dan tidak konvensional.
"Dimana kita bisa mendapatkan wanita seperti itu" tanya Angkasa.
"Saya juga tidak tahu tuan, nanti saya tanyakan kepada teman-teman saya. Siapa tahu ada seorang perempuan yang sedang membutuhkan bantuan kita" ucap Victor.
"Kau atur saja, pokoknya aku cuma mau terima beres" ucap Angkasa yang tidak mau pusing dengan rencana asistennya itu.
"Baik tuan, secepatkan saya akan memberitahu anda" ucap Victor tegas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Jogrok Dewi Winarwan
ini novel apa yang tadinya judulnya KONTRAK CINTA SANG MIYADER ya thor, soalnya ceritanya sama.
2025-09-18
0
Nancy Nurwezia
langsung cus ke sini...
2025-09-17
0
kaleng kropi
baru mampir
2025-09-21
0