Bab 3

Siang hari, Lydia berjalan di taman belakang. Beberapa pelayan sedang memangkas rumput, sebagian lagi menyiram bunga. Begitu melihatnya, mereka buru-buru menunduk. Ada rasa hormat, tapi juga jarak.

Lydia duduk di bangku batu dekat kolam ikan. Ia tampak sibuk menatap air, padahal pikirannya jauh melayang.

Dalam diam, ia menilai setiap sudut taman, menghitung jarak antar gerbang, menghafal pola patroli penjaga. Semua ia simpan dalam ingatannya.

Di balik penampilan lemah lembut, Lydia bekerja layaknya mesin pengamat.

Tiba-tiba, dua pelayan muda lewat sambil berbisik.

“Kasihan sekali Nyonya baru. Tuan Figo bahkan tidak pulang.”

“Ya, mungkin dia juga akan pergi seperti istri-istri sebelumnya.”

Lydia pura-pura tidak mendengar. Ia hanya tersenyum kecil pada ikan-ikan di kolam. Tapi jauh di lubuk hati, tekadnya makin menguat: ia bukan wanita yang akan dilupakan begitu saja.

Sore menjelang, Sofia muncul lagi. Kali ini ia membawa nampan berisi teh dan kue.

“Nyonya, silakan cicipi. Saya sendiri yang menyiapkannya.”

Lydia menatap nampan itu, lalu mengangguk. “Terima kasih.”

Ia mengambil cangkir, menyeruput sedikit. Teh hangat itu pahit, tapi wajah Lydia tetap tenang. Ia tahu, Sofia sedang menguji keberaniannya.

“Bagaimana rasanya?” tanya Sofia manis.

“Pahit,” jawab Lydia singkat.

Sofia terkejut sesaat, lalu tertawa kecil. “Ah, maaf. Mungkin saya terlalu lama menyeduhnya.”

Lydia hanya tersenyum samar, tidak menyinggung lebih jauh. Namun begitu Sofia pergi, ia menaruh cangkir itu di meja dan tidak menyentuhnya lagi.

Malam tiba. Rumah besar itu kembali sunyi. Pelayan-pelayan sudah masuk kamar masing-masing.

Lydia duduk di depan meja kerja, menyalakan laptop hitamnya. Layar menyala, kode-kode muncul. Dengan cepat ia masuk ke jaringan rumah Figo, kali ini lebih dalam daripada semalam. Ia menemukan jalur rahasia di lantai bawah tanah sebuah ruangan tersembunyi yang tidak tercatat di denah resmi.

“Ruang rahasia…” Lydia mengernyit, matanya berkilat penasaran.

Ia mencatat lokasi itu di buku kecilnya. Tidak akan ia buru-buru periksa. Semua ada waktunya.

Setelah itu, ia menutup laptop, lalu berdiri di depan cermin besar. Dengan gerakan tenang, ia membuka laci meja rias, mengeluarkan pisau lipat kecil yang tersembunyi di balik setumpuk kain.

Lydia tersenyum tipis. “Jika mereka mengira aku lemah, mereka akan menyesal.”

Di luar kamar, Sofia kembali mengintip. Ia melihat sekilas pisau yang menancap di dinding sebelum Lydia menutup gorden.

Sofia menggertakkan giginya. “Perempuan ini… tidak seperti yang terlihat.”

----

Keesokan paginya, Lydia duduk di meja makan untuk sarapan. Semua pelayan berdiri rapi, menunggu perintah. Sofia dengan angkuhnya menuangkan teh ke cangkir Lydia.

“Nyonya, semoga harimu menyenangkan,” ucapnya manis.

Lydia menatapnya sekilas, lalu tersenyum kecil. “Terima kasih, Sofia. Aku akan selalu mengingat perhatianmu.”

Nada lembut itu membuat para pelayan lain tidak curiga. Tapi hanya Sofia yang menangkap arti ganda dalam senyum Lydia.

Dan untuk pertama kalinya, Sofia merasa sedikit tidak nyaman.

Rumah mewah itu tetap sunyi tanpa tuannya. Namun di balik kesunyian, benih konflik sudah mulai tumbuh. Lydia memainkan perannya dengan sempurna istri penurut di depan orang lain, tapi penyusup berbahaya di balik layar.

Sementara Sofia, yang merasa berkuasa, mulai menyadari bahwa wanita yang ia anggap lemah itu bisa jadi jauh lebih berbahaya daripada dirinya.

Hari-hari di rumah Figo baru saja dimulai, dan permainan di balik senyum Lydia semakin dalam.

...----------------...

Pagi itu, sinar matahari masuk menembus tirai sutra yang menjuntai di jendela kamar besar itu. Lydia membuka matanya perlahan, menatap langit-langit dengan pandangan kosong. Sejenak ia mencoba mengingat mimpi semalam, lalu mengembuskan napas panjang. Hidupnya kini sudah benar-benar berbeda. Tidak ada lagi suara riuh keluarganya, tidak ada lagi tatapan dingin dari sang ayah atau sindiran tajam dari Amara. Yang ada hanyalah kesunyian, para pelayan yang lalu-lalang, dan tatapan penuh rasa ingin tahu dari Sofia yang seolah menunggunya melakukan kesalahan sekecil apa pun.

Lydia turun dari ranjang, menyibakkan rambut hitam panjangnya ke belakang telinga. Ia mengenakan gaun sederhana yang telah disiapkan pelayan malam sebelumnya, lalu keluar dari kamar. Di sepanjang koridor, beberapa pelayan yang berpapasan langsung menunduk hormat.

“Selamat pagi, Nyonya,” ucap salah seorang pelayan muda, gugup.

Lydia hanya mengangguk singkat, senyumnya lembut, nyaris tak terlihat. Dalam hati, ia menimbang-nimbang bagaimana orang-orang di rumah besar ini memandangnya. Mereka menyebutnya Nyonya, tapi jelas terlihat tak ada rasa hormat sejati. Itu bukan salah mereka semua orang tahu istri Tuan Figo hanyalah seorang pengganti, dipaksa masuk ke dalam ikatan yang bahkan sang kakak sendiri menolak.

Di ruang makan, meja panjang sudah dipenuhi berbagai hidangan. Aroma roti panggang, sup kaldu hangat, dan teh hitam memenuhi udara. Lydia duduk dengan tenang, tetapi matanya segera menangkap sosok Sofia yang melangkah masuk dengan gaun yang terlalu mewah untuk ukuran seorang kepala pelayan. Senyumnya manis, tapi matanya penuh sindiran.

“Selamat pagi, Nyonya,” ucap Sofia, suaranya terdengar sopan tapi menusuk. “Saya harap Anda tidur nyenyak di kamar besar itu. Ah, biasanya Tuan Figo jarang mengizinkan siapa pun menggunakan kamar tersebut.”

Lydia tersenyum tipis, tidak terprovokasi. “Tidurku cukup baik. Terima kasih sudah menyiapkan semuanya dengan rapi.”

Jawaban tenang itu membuat beberapa pelayan yang berdiri di sekitar ruangan saling berpandangan. Mereka jarang melihat seseorang menanggapi Sofia tanpa gugup.

Sofia mendekat, pura-pura menata sendok dan garpu di depan Lydia, lalu berbisik pelan, “Jangan berpikir tempat ini milikmu, gadis manis. Kau hanya tamu sementara.”

Lydia menatap piring di depannya, seolah tidak mendengar. Namun dalam hati ia sudah mencatat, Sofia semakin berani.

----

Siang itu, Lydia meminta izin berjalan-jalan di taman rumah besar itu. Dua pelayan mengikutinya dari jauh. Ia menunduk, pura-pura menikmati bunga mawar merah yang bermekaran. Namun sebenarnya, matanya sibuk menghitung jumlah kamera tersembunyi yang terpasang di area luar. Setiap sudut rumah diawasi ketat.

"Menarik… seolah rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan benteng." batin Lydia

Ia menekan jam tangannya dengan lembut. Sekilas tampak seperti aksesori biasa, padahal itu perangkat kecil yang sudah ia modifikasi sejak lama. Di layar mungil yang hanya bisa dilihat dari sudut tertentu, ia menerima sinyal gelombang dari beberapa kamera. Lydia tersenyum samar. Hanya butuh waktu, ia bisa menembus sistem keamanan rumah ini.

----

Menjelang sore, Sofia kembali mencari gara-gara. Kali ini, ia mengatur agar Lydia mendapat teh panas yang terlalu manis.

“Maafkan saya, Nyonya,” ucap seorang pelayan muda dengan wajah panik. “Saya tidak tahu kenapa rasanya seperti ini. Biasanya—”

“Sudahlah,” potong Lydia lembut, meletakkan cangkirnya. “Bukan salahmu.”

Sofia mendengus halus, lalu bersuara lantang agar semua mendengar, “Nyonya kita rupanya terlalu lembut. Kalau Tuan Figo ada di sini, tentu sudah memarahi pelayan seperti ini. Bagaimana Anda bisa menjaga kehormatan rumah tangga bila sekadar teh saja Anda diamkan?”

Beberapa pelayan menunduk takut. Mereka tahu Sofia sedang mencari kesempatan mempermalukan nyonya baru itu.

Lydia menoleh, menatap Sofia dengan sorot mata tenang. “Menghukum karena teh terlalu manis tidak menunjukkan kehormatan, Sofia. Justru kesabaran lah yang akan menjaga nama baik Tuan Figo.”

Ruangan hening seketika. Kalimat itu diucapkan dengan suara lembut, tapi maknanya menusuk. Para pelayan berani mengangkat kepala, menatap Lydia dengan kekaguman yang disembunyikan.

Sofia terdiam sepersekian detik, lalu tertawa kecil. “Tentu saja, Nyonya. Pandangan yang… menarik.” Namun wajahnya menegang saat ia berbalik.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!