Cinta Dalam Hidupku
Atharya Dewantara, putra ketiga dari pengusaha Dewantara ini harus menelan pil pahit tak kala ia menyetir mobilnya dengan oleng di tengah malam itu.
Badannya terasa panas sekali dan dia merasa ingin sekali menyalurkan hasratnya saat itu juga. Tapi dia tak bisa pulang ke Jakarta dalam keadaan seperti ini.
Usai acara reuni dengan teman temannya di villa kota Bandung, ia berniat akan langsung pulang ke Jakarta. Tapi saat di jalan pandangannya agak kabur, ia menjalankan mobilnya pelan pelan.
Arah dari villa ke jalan besar memang cukup jauh dan melewati rumah warga sekitar. Ia terus memegang kepalanya yang pusing dan badannya yang panas.
"Brengsek!!! Syalan...siapa yang memasukan obat itu? Badan ku kenapa ya Tuhan..." Geram Atharya.
Pandangannya semakin blur, dia mengerem mobilnya mendadak, dia keluar dari mobil dengan sempoyongan. Saat itu juga petir dan hujan berbarengan muncul.
Ketika di jalan tadi ia di beritahu oleh temannya, jika temannya itu melihat ada orang asing yang memasukkan sesuatu ke minumannya Atharya dari kejauhan. Kemungkinan itu obat perangs*ng.
"Ahhh panass...!"
Dia terus berjalan meraba rumah yang ada di depannya. Berharap ada yang bisa menolongnya. Rumah yang sangat sederhana jauh dari kata mewah.
Dia menerobos masuk begitu saja ke dalam. Seperti ikan yang menemukan mangsanya, tatapannya tertuju pada seorang gadis muda yang sedang tidur.
"Argh syalaaaan!" Atharya sudah tak tahan lagi dia pun menindih gadis asing itu. Pusakanya sudah sangat tegang ia tak bisa menahan hasratnya yang sudah panas.
"SIAPA KAMU? LEPASIN....LEPASIN AKU MOHON....TOLONG...!"
Gadis itu terbangun ketika merasa ada yang menindihnya, ia terus berontak dan memukul mukul tubuh Atharya.
"LEPASIN AKU.... TOLONG JANGAN hiks hiks hiks."
Namun tenaga Atharya jauh lebih besar. Dengan gelap mata Atharya memperko*a gadis tak bersalah itu. Gadis itu terus berteriak minta tolong. Suara petir dan hujan deras malam itu menutupi teriakan keduanya.
"LEPASIN AKU MOHON...BAPAK TOLONG HULYA." Hulya terus berontak melawan Atharya. Namun tenaganya kalah jauh dari Atharya.
Gadis itu terus merintih kesakitan dibawah kukungan Atharya. Kesuciannya hilang dalam sekejap. Atharya yang masih tak sadar terus saja memompa Hulya dengan penuh nafsu.
Cukup lama Atharya melakukannya, hingga membuat Hulya pingsan. Akhirnya Atharya pun tumbang dia ambruk sebelah Hulya dan menutupnya dengan selimut. Matanya sudah tak kuasa lagi. Dia pun memejamkan matanya.
-
-
-
Ketika menjelang subuh, orang tua Hulya pulang baru kerumahnya. Mereka habis menengok saudara jauhnya.
"Kasihan Hulya pak sendirian ayo pak. Dia pasti belum makan kalau enggak ada kita pak." Ucap seorang ibu bernama Anisa.
"Bangunkan Hulya, bu. Sudah jam tiga subuh. Biasanya dia tahajud dulu." Kata pak Jafar.
Bu Anisa menuju kamar Hulya, namun ketika masuk ke kamar betapa terkejutnya bu Anisa melihat anak gadis satu satunya yang berusia 18 tahun dalam keadaan telanj*ng di kasur bersama seorang pria.
"HULYA!"
Di tambah baju baju yang berserakan di lantai membuat dada bu Anisa semakin bergemuruh.
"Astaghfirullah...bapak...!"
Bu Anisa berteriak kencang dan menangis histeris. Pak Jafar bergegas menemui istrinya, beliau juga sama terkejutnya dengan apa yang di lihatnya.
"Astaghfirullah....Hulya bangun, bangun!" Teriak pak Jafar.
Hulya dan Atharya bangun secara bersamaan saat mendengar teriakan pak Jafar yang sangat keras.
"Pak, Hulya bisa jelasin ini enggak seperti perkiraan bapak, sumpah demi Allah pak." Hulya menangis histeris.
Athar yang baru sadar dia pun sama terkejutnya "Kenapa aku disini? Astaga! Obat itu? Kamu? Ma-maafkan aku!" Atharya terus memohon pada gadis di sampingnya.
Namun Hulya menangis histeris, begitupun bapak dan ibunya. Atharya merasa sangat berdosa. "Kalian pakai baju cepat! Bapak tunggu di luar!" Pak Jafar sangat murka sekali. Dia memegang dada kirinya.
Ibu dan bapak Hulya menunggu di luar. Sementara di kamar Atharya juga ikut menangis, itu benar benar diluar kendali dia.
"Saya minta maaf, saya akan bertanggung jawab. Demi Allah, ada yang memasukan obat perangs*ng ke minumanku." Atharya terus menjelaskan pada Hulya.
Hulya tak memperdulikan Atharya, masih dengan selimutnya dia memakai baju dengan tubuh yang bergetar. Sungguh Atharya tak pernah bermaksud jahat. Dia juga memakai bajunya dengan cepat.
-
-
-
Hulya dan Atharya duduk terpisah. Mata Hulya sudah sembab, Atharya juga sudah lemas sekali. Memang ini semua salahnya.
"Siapa yang mau bicara duluan?" Tanya pak Jafar.
"Saya! Saya yang memperko*a anak bapak! Seribu kata maaf pun tak akan bisa mengembalikan keadaan. Saya...akan bertanggung jawab!" Ucap Atharya dengan tegas.
"Astaghfirullah, kenapa kau tega pada anakku? Apa salah dia sama kamu hah?" Pak Jafar benar-benar murka.
PLAK PLAK
Pak Jafar menampar Atharya dengan keras hingga bibir Atharya terluka. Hulya terus menangis dan menunduk, tak tahu harus apa sekarang.
"Ya Allah nak maafkan ibu dan bapak, harusnya kami tidak meninggalkan mu sendirian dirumah." Ucap bu Annisa dengan menangis sesegukkan.
Ternyata ditengah keributan itu, ada seorang warga yang tak sengaja lewat dan mendengar, lalu ia bergegas lapor kepada RT setempat.
Masih dengan kemarahannya, pak Jafar terus memarahi Atharya. Sementara ibu dan Hulya hanya bisa menangis. Pria bertato ini hanya diam menunduk meratapi kebodohannya.
DUGH DUGH DUGH
Pak Jafar membuka pintu rumahnya, dan pak RT datang bersama warga. Mereka ramai ramai datang kerumah pak Jafar. Pak RT juga menjelaskan tujuannya datang kesana.
"Pak Jafar, apa benar yang dikatakan Tono?" Ucap pak RT.
"Geus kawinkeun pak."
"Dasar maraneh berbuat mes*m."
Beberapa warga sana teriak meminta supaya Hulya di nikahkan dengan Atharya, daripada di arak di kampung. Atharya yang mulai kesal dia pun menggebrak meja.
BRAK
Semua orang reflek terdiam dan kaget pastinya, termasuk Hulya. "Saya akan menikahi dia, tapi tolong beri saya kesempatan untuk menghubungi keluarga saya agar mereka menjadi saksi." Ucap Atharya tegas dan lantang.
Pak RT dan para tetua berunding sebentar "Baik, silahkan pakai hp saya, tolong di keraskan suaranya agar kami bisa dengar!"
Atharya mengambil ponselnya dan menghubungi papihnya. "Papih, ini Athar pakai hp pak RT." Ia sendiri lupa ponselnya masih ada di dalam mobilnya.
"Kamu dimana? Kenapa belum pulang juga?"
"Pih, bisa tolong datang ke Bandung? Athar...Athar akan menikahi seorang gadis."
"Kamu ada masalah?" jawab!"
"Tolong pih! Papih kesini sekarang juga! Athar kirim alamatnya. Nanti Athar akan jelaskan semuanya!"
TUT TUT TUT
Atharya memberikan ponselnya "Papih saya dari Jakarta, tolong kirim alamat rumah ini ke nomor yang tadi." Kata Atharya dia melirik wajah Hulya yang terus menunduk.
"Kamu pasti sangat terluka akibat ulahku! Aku janji akan menebus semua kesalahanku padamu."
Sesuai kesepakatan mereka menunggu kedatangan orang tua Atharya. Selang 3 jam papih Atharya datang bersama anak pertamanya, Athala, Alana dan suaminya. Beserta Ray dan Bastian.
-
-
"Sepertinya Athar ada masalah, lacak alamatnya Ray!" Ucap papih Alarich yaitu papihnya Atharya.
"Baik boss!"
Papih Al menceritakan apa yang dia dengar dari Atharya ke istrinya, mamih Aleesya. Bukan hanya mereka yang terkejut, semua anggota keluarga pun sama.
"Apa? Menikah? Bukannya Athar ke Bandung untuk reuni kan? Kenapa bisa menikah? Pih, Athar enggak kena masalah kan?" Cemas mamih Aleesya.
"Papih juga enggak tahu, makanya papih akan kesana."
"Alana ikut pih, sama mas Erlan juga. Mamih tunggu dirumah yah. Alana cuma enggak mau mamih syok." Ucap Alana kakak kedua Atharya.
Akhirnya mereka pun pergi saat itu juga. Mereka hanya packing baju seadanya saja. Dan juga Alana membawa beberapa baju Atharya.
-
-
Perjalanan mereka memakan waktu cukup lama. Karena lokasi yang dikirim sangatlah jauh dan masuk ke pedalaman. Untungnya masih ada sinyal. Mereka kesana dengan dua mobil terpisah.
Setelah bertanya tanya pada warga sekitar akhirnya mereka sampai juga. Dua mobil mewah tiba di kediaman pak Jafar. Semua warga memandang keluarga Atharya yang good looking bak artis.
Alana dan suaminya saling menatap. "Firasat aku enggak enak mas. Semoga Atharya baik baik aja." Lirih Alana.
"Ayo masuk, kita dengarkan penjelasan Athar dulu." Jawab Erlan sambil menggenggam tangan istrinya.
-
-
SAH ALHAMDULILLAH
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments