Terjerat Cinta Sang Mafia

Terjerat Cinta Sang Mafia

Bab 1

Liora berdiri di depan cermin, bibirnya tersenyum tipis—puas dengan penampilannya malam ini. Gaun warna hitam tanpa lengan, dengan bawahan terbelah yang memamerkan kaki jenjangnya. Rambut panjang bergelombangnya dia biarkan terurai.

Tiba-tiba pintu terbuka sedikit, lalu muncul sosok gadis yang sudah tiga tahun ini menjadi teman satu apartemen nya.

"Waw, perfect! Pakai gaun seksi mau kemana? Kencan ya?" goda Elvara.

"Kencan apaan, aku mau ke ulang tahun sepupuku."

"Yang mana?"

"Sintia, pulang nanti mau dibawain apa?" tanya Liora balik.

"Emh, aku nggak pengen apa-apa. Aku cuma pengen minta tolong aja," cicit Elvara meringis.

"Tolong apa?"

"Kau ingat Zefran yang pernah aku ceritakan itu, kan? Dia nembak aku lagi, sebenarnya aku lumayan suka sih sama dia. Tapi tadi siang di kampus tiba-tiba ada yang bilang kalau dia cowok playboy," ujar Elvara dengan wajah dilemanya.

Liora pun duduk di sisi ranjang, menatap sahabatnya dengan tenang.

"Terus aku disuruh ngapain?"

"Kamu coba uji dia, godain! Secara kamu kan cantik banget. Kalau Zefran tergoda, berarti dia tidak pantas aku terima!" pinta Elvara.

"Oke, kasih aku nomornya. Nanti aku uji dia!" jawab Liora langsung menyetujuinya.

Elvara sangat senang, lalu buru-buru meraih ponsel. " Sudah aku kirim. Aku tunggu kabar baiknya. Terima kasih banyak!"

"Hm. Jangan lupa sebagai imbalannya selama seminggu ini buatkan aku sarapan yang enak!" sela Liora.

"Beres, akan aku masakkan makanan yang spesial!" pekik Elvara antusias.

"Kalau gitu aku pergi dulu, bye!" pamit Liora bergegas berangkat ke salah satu club terbesar di Jakarta.

Sesampainya di sana, Liora segera masuk. Liora adalah dewi kampus yang terkenal cantik tapi berdarah dingin. Banyak lelaki yang memujanya, tapi Liora tidak pernah tertarik dengan cinta. Baginya cinta adalah sebuah kebodohan. Semua akibat kedua orang tuanya yang bercerai sehingga Liora memilih hidup sendiri.

"Liora, ayo kemari!" pekik Sintia menyambutnya antusias.

Liora mendekati gerombolan sepupunya, sebagian dia kenal sebagian tidak karena dia dan Sintia beda kampus.

"Asli, kamu makin cakep aja. Body nya behh... Mantap!" puji Sintia.

Liora hanya tersenyum tipis, sudah biasa baginya menerima pujian seperti itu. Tak hanya dari lelaki tetapi dari perempuan juga.

"Selamat ulang tahun ya, ini hadiah untukmu," Ucap Liora memberikan sebuah paper bag.

Sintia langsung menerima.

"Sama-sama, kamu datang saja aku sudah senang. Kenapa harus membawakan hadiah segala?"

Liora hanya tersenyum tipis, lalu duduk ke sofa.

"Teman-teman, malam ini kalian bebas minum! Ayo berpesta!" teriak Sintia pada yang lainnya.

"Yeehhh asyik!" balas mereka serempak.

Pesta malam ini sangat seru, tapi Liora merasa jenuh. Ada satu dua teman sepupunya yang mencoba mengajak kenalan, tapi Liora sama sekali tidak tertarik.

Liora mulai jenuh. Sampai dia ingat, tentang permintaan Elvara tadi.

Liora segera meraih ponsel, lalu mengecek kontak yang diberikan. Tidak ada foto profil. Liora segera selvy, dengan gaya sensual yang memperlihatkan belahan dadanya. Dia pun mengirimkan foto tersebut dengan imbuhan kata, 'Apakah aku cantik?'

Tapi siapa sangka, sudah 10 menit berlalu tidak ada balasan padahal pesan darinya sudah terbaca.

"Sialan, baru kali ini ada cowok yang tidak tergoda oleh kecantikan aku. Baiklah, kalu gitu aku akan kirimkan lagi yang lebih panas," gumam Liora pada diri sendiri.

Masih posisi duduk menyilangkan kaki, Liora menarik ujung gaunnya ke atas sehingga kedua pahanya terlihat. Dia memotret bentuk paha dan kakinya. Lalu mengirimkannya dengan pesan. 'Kau yakin tidak menginginkannya?'

Setelah terbaca, kali ini ada balasan singkat.

'Naiklah! Ruang VVIP 08!'

Liora cukup kaget, karena ternyata mangsanya tahu dia ada di sini.

"Elvara, apakah kau akan sedih jika Zefran tergoda padaku?" gumam Liora prihatin dengan sahabatnya."Tapi cowok brengsek tidak cocok untukmu."

Liora menghabiskan segelas wine, lalu meraih tas mininya.

"Eh, kamu mau kemana? Pesta belum selesai?" cegah Sintia saat Liora hendak pergi.

"Aku mau ke toilet."

"Oh Oke, tapi harus balik lagi ya?" pinta Sintia.

"Hm."

Tapi bukannya ke toilet, Liora justru menaiki tangga menuju lantai atas. Ruang VVIP nomor O8, saat dia membuka pintunya ada sosok lelaki yang duduk disofa seorang diri. Wajahnya membuat kedua mata Liora melebar.

"Daichi? Kamu—kakaknya Elvara?" pekik Liora syok bukan main.

Lelaki itu hanya diam, memandang ujung kaki hingga rambut Liora drngan tatapan tajam.

Ini pertemuan pertama kali Liora dengan Daichi, jadi dia hafal betul wajahnya karena di kamar Elvara ada fotonya. Apalagi Elvara dan Liora satu apartemen, hampir tiap hari melihatnya. Jadi ia tidak mungkin salah.

Tapi setahu Liora dari cerita temannya, Daichi adalah sosok kakak yang lemah lembut, penyayang dan juga murah senyum. Tapi lelaki yang ada dihadapannya saat ini berbeda. Auranya dominan, tatapan sedingin es dikutup utara, ekspresinya misterius susah untuk ditebak. Baru kali ini Liora bertemu dengan sosok lelaki yang hanya ditatap saja sudah membuatnya gemetar takut.

Tiba-tiba saja Daichi mendekat, masih dengan ekspresi yang sama. " Liora—jadi kamu temannya Elvara?"

"Iya. Kamu Kak Daichi, kan? Bukannya kamu di luar negeri?"

Daichi diam, matanya menatap kedua netra Liora lebih dalam.

Liora meneguk salivanya sendiri, tak hanya memiliki wajahnya tampan dan tubuh ideal. Tapi suara Daichi benar-benar membangkitkan birahi bagi kaum wanita.

"I—Iya. Sepertinya aku salah masuk ruangan, kalau gitu aku permisi dulu," sela Liora.

Dia segera berbalik, tapi dari belakang Daichi menarik pinggangnya. Tubuh mereka saling menempel dengan posisi Liora membelakangi Daichi.

"Kau tidak salah masuk, Liora Resilia!," balas Daichi tepat di telinga Liora sehingga membuat gadis itu sampai bergidik merinding.

Tanpa melepaskan dekapannya, tangan kanan Daichi meraih ponsel di saku celana nya lalu menunjukkan bukti chattingan mereka.

Liora syok bukan main, jadi Elvara salah mengirimkan nomor? Keterlaluan.

Tiba-tiba saja ponsel Liora berdering, ada panggilan masuk.

"Tolong lepaskan, aku mau angkat telepon dulu" pinta Liora lirih.

"Oke," jawab Daichi santai.

Ternyata Elvara, waktu yang tepat. Bisa membersihkan kesalahpahaman ini.

"Hallo, El. Kamu salah kirim nomor ya?"

[Hehe, maaf, Liora. Aku salah kirim nomor kakakku]

"Kau ini menyebalkan, aku sudah terlanjur kirim pesan."

[Tidak apa-apa, Kak Daichi baik. Nanti aku akan bantu menjelaskannya. Sekarang aku sudah kirim nomor yang benar milik Zefra]

Liora mendengus. Baik apaan? Belum apa-apa udah main tangkap aja.

Tapi belum sempat Liora menjawab, Daichi sudah merebut ponsel miliknya. Mematikan sambungan telepon, dan melepas ponsel itu ke sofa.

"Kau!" pekik Liora kesal.

"Aku tak mau tahu kesalahpahaman apa, tapi yang jelas kamu sendiri yang menggodaku!" balas Daichi menyeringai. Memepet Liora ke balik pintu, langsung melumat bibirnya.

Liora tak habis pikir, lelaki yang selama ini diagung-agungkan oleh Elvara ternyata sebrengsek ini. Liora yang jago bela diri sampai tidak bisa berkutik di hadapannya.

Liora tak mau kalah dan dianggap sebagai perempuan murahan, diapun menggigit bibir Daichi hingga berdarah.

"Ahh! Ganas juga kamu!" ujar Daichi terkekeh.

"Akan aku adukan pada Elvara, jika kakak yang dia anggap kalem ternyata cowok brengsek!"

"Oh iya? Kalau berani coba saja. Nanti akan aku tunjukkan padamu seberapa brengseknya aku!" balas Daichi menyeringai.

Terpopuler

Comments

Teti Usmayanti

Teti Usmayanti

lanjut thorr, tenang Liondra daichi tdk gigit ko.

2025-08-30

0

Ida Roida

Ida Roida

ikan cucut mandi di laut. yok lanjut

2025-09-12

0

chiinoL

chiinoL

lanjuut kak....& sering" up ya kak😁

2025-09-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!