Liora buru-buru pergi dari club, dia sampai tak sempat pamitan pada sepupunya.
Setelah masuk di dalam mobilnya, Liora mencoba menenangkan diri. Dadanya berdebar-debar, entah karena takut atau karena teringat ciuman pertamanya telah dicuri oleh kakak dari sahabatnya sendiri.
"Gila, seumur-umur baru kali ini aku bertemu cowok yang sangat dominan. Elvara sialan, pakai salah kirim nomor segala!" umpat Liora sembari memukul stir mobil.
Setelah dia mulai tenang, Liora segera menyalakan mobilnya dan memilih untuk pulang. Tak peduli ponselnya berdering ada panggilan dari Sintia ataupun Elvara.
Sesampainya Liora di apartemen, Elvara langsung menyambut dengan wajah memelasnya. Elvara cosplay jadi seorang pelayan istana yang tengah minta maaf terhadap permaisuri ala drama kerajaan china.
"Nggak usah lebay," cibir Liora yang sudah muak. Karena setiap kali Elvara berbuat kesalahan selalu seperti itu.
"Ampuni hamba, Permaisuri. Hamba telah berdosa!"
Liora memutar bola matanya malas, benar-benar kesal tapi nggak bisa marah dengan temannya yang memang ratu drama.
"Ih nyebelin, aku udah terlanjur menggatal tau!" omel Liora sembari melempar tasnya ke sofa. "Parah banget sumpah, aku kirim foto seksi juga loh ke kakak kamu!"
"Iya, maaf. Barusan aku langsung telepon Kak Daichi. Dia bilang nggak apa-apa kok."
"Ya tapi aku malu, aku malu banget," sungut Liora hampir menangis.
"Aku sudah jelasin kalau aku yang nyuruh kamu buat uji Zefran. Lagian Kak Daichi di luar negeri, jadi kayaknya nggak malu-malu banget deh," cicit Elvara memainkan jari telunjuknya.
Liora pun terheran karena sudah jelas baru saja bertemu dengan Daichi. "Kamu nggak salah? Tadi aku bertemu dengan kakak kamu loh, di klub. Makanya aku cepat-cepat pulang," tanya Liora memastikan.
"Ngawur aja kamu, pasti kamu yang mabuk. Kalau Kak Daichi pulang masa adiknya sendiri nggak diberitahu," balas Elvara meyakinkan.
"Aku nggak mabuk, aku beneran bertemu dengan kakak kamu. Dia aja sampai—"
Liora tak mampu melanjutkan ceritanya, dia tidak mungkin bilang kalau Daichi menciumnya dengan brutal. Bisa tambah malu lah dia.
"Sampai apa?" tanya Elvara penasaran.
"Ah sudahlah, pokoknya aku ketemu sama kakak kamu. Kalau nggak percaya coba kamu tanya lagi!" titah Liora.
Elvara pun patuh, segera meraih ponsel dan menelpon kakaknya.
[Hallo]
"Hallo, Kak kamu pulang ke Indonesia?]
[Enggak, kenapa memangnya?]
"Kok Liora cerita ketemu Kak Daichi di club."
[Paling teman kamu mabok, dikira Italia ke Indonesia kaya Bogor ke Depok]
"Oh ya udah kalau gitu. Aku tutup dulu teleponnya."
[Iya, kamu nggak usah ikut-ikutan teman ke club malam!]
"Enggak kok, Kak. Bye."
Elvara menatap Liora, " tuh kamu yang mabok. Kak Daichi masih di Italia."
"Nggak mungkin, tadi aku benar-benar bertemu. Paling kakak kamu yang bohongin kamu!" tegas Liora.
"Sebaiknya kamu cuci muka dan ganti baju, aku buatin teh susu hangat," bujuk Elvara langsung melesat ke dapur.
Liora sampai menganga, karena temannya itu menganggap dia mabuk. Sambil ngedumel nggak jelas, Liora masuk ke kamarnya sendiri. Bukanya cuci muka dia malah merebahkan diri ke ranjang.
Liora menatap dinding langit, lalu menyentuh bibirnya sendiri.
"Jelas-jelas ciumannya masih terasa dibibir aku. Paling si brengsek itu nggak mau ketahuan sama adiknya makanya pura-pura belum pulang," gunakan Liora sembari meremas sprei sampai kusut untuk melampiaskan amarahnya.
"Ahh kesel... kesel!"
*
*
*
Daichi terkekeh geli saat menutup telepon dari adiknya. Dia bisa membayangkan pasti Liora tengah mencak-mencak.
"Lucu," gumam Daichi. "Kata Elvara kamu juga cewek sangar, tapi ternyata imut."
Selama tinggal di Italia, kerjaanya selalu dikelilingi cewek cantik. Tapi tak ada satupun yang bisa menarik perhatian Daichi. Tapi tadi—dia tidak bisa menahan diri dihadapan Liora.
Dia tentu tahu siapa Liora, gadis yang selalu adiknya ceritakan. Sebagai dewi kampus tercantik yang tidak mudah didekati lelaki. Meski dari luar nampak berdarah dingin, tapi Liora begitu baik pada Elvara. Karena saat itu Elvara ngekost jauh dari kampus, Liora meminta Elvara tinggal di apartemen untuk menemani Elvara yang takut sendiri. Sejak itu mereka menjadi sahabat hingga sekarang.
Tiga tahun lalu, usaha papanya bangkrut. Rumah disita bank, tabungan habis buat bayar hutang. Papanya yang tidak sanggup dengan tekanan memilih mengakhiri hidup. Sementara mama mereka menikah lagi, meninggalkan Daichi dan Elvara.
Sejak kecil mereka hidup bergelimang harta, makanya setelah papa mereka tiada hidup mereka menjadi sulit. Gaji UMR Daichi tidak cukup untuk biaya kost, kebutuhan harian serta biaya kuliah Elvara.
Demi masa depan adiknya, Daichi nekat kerja ikut kenalannya untuk pergi ke Kamboja dengan iming-iming gaji besar. Tapi sial, sesampainya di sana dia justru ditipu menjadi korban perdagangan manusia.
Untungnya Daichi jago bela diri, juga memiliki tekat kuat untuk bertahan hidup demi adiknya. Dia berhasil kabur. Sayangnya dia yang tidak punya uang hidup terlunta-lunta dijalanan.
Hingga disuatu malam, Daichi melihat seorang pria berusia 40 tahunan di keroyok oleh tujuh orang. Daichi yang tidak tega pun mencoba membantunya. Ternyata orang yang dia selamatkan adalah anggota Mafia. Dia direkrut, diapun ikut ke Italia dan menjalani misi berbahaya. Tapi hasil yang dia dapatkan lebih dari cukup untuk membuat Elvara kembali menjalani kehidupan mewah sama seperti dulu saat papa mereka masih ada.
Tiba-tiba saja lamunan Daichi buyar kala ponselnya berdering.
"Hallo," sapa Daichi.
[Kau sudah sampai dilokasi?]
"Sudah. Tapi aku belum menemukan Santoro. Mungkinkah dia pindah tempat liburan?"
[Bisa jadi, kau cari terus sampai ketemu. Pokoknya tidak boleh gagal mencuri data darinya!]
"De Luca, sudah dua tahun aku tidak pulang ke sini. Kalau aku sudah menyelesaikan misi apakah aku boleh mengambil libur?"
[Tentu saja, asalkan berhasil aku akan memberimu libur 1 bulan dan bonusan besar]
"Aku akan berusaha."
[Aku yakin kau mampu karena tidak pernah mengecewakan]
Setelah sambungan telepon terputus, Daichi segera memesan kamar hotel yang tak jauh dari club. Malam ini dia ingin istirahat dan besok baru melanjutkan misinya.
Sudah lama Daichi tidak pulang ke Indonesia, saat naik taksi dia melihat sepanjang jalan. Jakarta semakin padat dan macet. Dia sangat rindu adiknya, tapi sebelum misi selesai Daichi enggan memberitahu jika dirinya pulang.
Tiba-tiba saja Daichi tersenyum lagi saat teringat betapa lucunya Liora tadi. Diapun membuka ponselnya, melihat di galeri dua foto yang dikirimkan oleh Liora. Daichi segera menyimpannya.
Tapi beberapa detik kemudian senyumnya pudar.
"Duniaku—sudah berbeda. Setelah menyelesaikan misi dan menghabiskan waktu liburan dengan Elvara, aku akan segera kembali ke Italia. Aku tidak boleh sampai suka dengan Liora. Kami benar-benar berbeda."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Salma Dinda putri
suka elvara ? lah kan adek nya sendiri kok di sukai ?
2025-09-02
0
Surgan Dini
lanjut thor
2025-09-02
0