Buku Harian Yang Tak Perna Selesai

Buku Harian Yang Tak Perna Selesai

Lembar Pertama

21.37 WIB......
GabrieLLa
GabrieLLa
Will, kamu lagi?🤔
WiLLie
WiLLie
Lagi. Ada apa, Gabs?
GabrieLLa
GabrieLLa
Nggak ada sih… cuma… aku ngerasa penuh banget malam ini...🫩
WiLLie
WiLLie
Penuh gimana?
GabrieLLa
GabrieLLa
Ya… kayak dada aku nggak muat nampung semua rasa.
WiLLie
WiLLie
Hehe. Itu biasanya tanda ada sesuatu yang ditahan terlalu lama. Mau cerita?😁
Gabriella menatap layar ponselnya lama, jari-jarinya bergetar kecil. Ada begitu banyak kata yang ingin ia keluarkan, tapi sekaligus takut kalau semuanya terdengar terlalu rapuh. Ia tahu Willie selalu jadi tempatnya bersandar. Bukan pacar, bukan keluarga, tapi sahabat yang entah kenapa bisa lebih mengerti daripada siapa pun.
GabrieLLa
GabrieLLa
Will, kamu pernah nggak sih… ngerasa capek banget sama hidup, tapi di saat yang sama juga nggak bisa berhenti berharap?
WiLLie
WiLLie
Pernah. Itu rasanya kayak berdiri di perempatan, tapi semua arah buntu.
GabrieLLa
GabrieLLa
Iya… aku kayak gitu sekarang.
WiLLie
WiLLie
Apa yang bikin kamu ngerasa gitu?
GabrieLLa
GabrieLLa
Banyak. Terlalu banyak malah. Aku nggak tahu mulai dari mana.
WiLLie
WiLLie
Mulai dari yang paling nyakitin hati kamu sekarang.
Gabriella menghela napas panjang. Tangannya menulis cepat, lalu menghapus. Menulis lagi, lalu menghapus lagi. Sampai akhirnya ia menutup mata, membiarkan jempolnya mengetik tanpa pikir panjang.
GabrieLLa
GabrieLLa
Aku capek berpura-pura baik-baik aja. Semua orang lihat aku senyum, tertawa, aktif di medsos, kayak nggak ada apa-apa. Tapi mereka nggak tahu, aku sering banget nangis sendirian di kamar.
WiLLie
WiLLie
Aku tahu, Gabs. Dari cara kamu ngetik, aku sering bisa baca kalau ada sesuatu yang nggak beres.
GabrieLLa
GabrieLLa
Aku cuma takut dibilang lemah.
WiLLie
WiLLie
Kamu nggak lemah. Kamu cuma manusia.
Kata-kata itu membuat mata Gabriella panas. Sesuatu di dadanya seakan retak, lalu air mata itu tumpah begitu saja. Ia merasa terbuka, telanjang, tapi juga lega.
GabrieLLa
GabrieLLa
Kadang aku ngerasa… aku ini nggak penting, Will. Kayak semua yang aku lakuin sia-sia. Aku belajar, kerja keras, aku berusaha jadi orang baik, tapi tetep aja… aku merasa kosong.
WiLLie
WiLLie
Kosong itu wajar. Justru karena kamu manusia, kamu bisa ngerasain. Jangan pernah ukur nilai dirimu dari seberapa orang lain lihat kamu.
GabrieLLa
GabrieLLa
Tapi gimana kalau aku sendiri nggak bisa lihat nilai diriku?
WiLLie
WiLLie
Itu kenapa kamu butuh catatan harianmu.
GabrieLLa
GabrieLLa
Hah?
WiLLie
WiLLie
Ingat kan, dulu kamu sering nulis? Segala hal, sekecil apa pun. Itu yang bikin kamu kuat. Catatan harianmu itu kayak cermin.
GabrieLLa
GabrieLLa
Aku berhenti nulis, Will. Bertahun-tahun.
WiLLie
WiLLie
Mungkin karena sekarang saatnya mulai lagi.
Gabriella menatap lembar kosong di buku yang sudah lama ia abaikan. Ia bahkan lupa kapan terakhir kali menulis sesuatu di sana. Buku itu menunggu, seakan setia meski lama ditinggalkan.
GabrieLLa
GabrieLLa
Tapi Will, gimana kalau catatan itu juga nggak pernah selesai?
WiLLie
WiLLie
Ya memang nggak akan pernah selesai. Hidup kita nggak pernah selesai sampai napas terakhir.
GabrieLLa
GabrieLLa
Jadi maksudmu… aku harus nerima kalau aku bakal terus menulis, tanpa tahu akhir ceritanya?
WiLLie
WiLLie
Iya. Karena akhir itu bukan urusan kita. Tugas kita cuma menuliskan apa yang kita jalani.
GabrieLLa
GabrieLLa
Kedengarannya sederhana, tapi rasanya berat banget.
WiLLie
WiLLie
Aku tahu. Tapi kamu nggak sendirian.
Ada jeda. Gabriella menatap layar, menunggu titik-titik kecil tanda Willie sedang mengetik. Rasanya ia bisa mendengar degup jantungnya sendiri.
WiLLie
WiLLie
Gabs, kamu selalu punya aku. Bukan untuk kasih jawaban, tapi untuk dengerin. Jadi jangan pernah takut cerita.
GabrieLLa
GabrieLLa
Kalau aku terlalu sering cerita?
WiLLie
WiLLie
Aku nggak bakal bosan.
GabrieLLa
GabrieLLa
Kamu nggak capek sama aku?
WiLLie
WiLLie
Nggak. Karena kamu bukan beban.
Air mata Gabriella semakin deras. Kata-kata sederhana itu lebih menyembuhkan daripada ribuan motivasi kosong yang sering ia baca di internet. Ia sadar, mungkin inilah arti memiliki sahabat yang benar-benar mau tinggal, meski semua orang lain pergi.
GabrieLLa
GabrieLLa
Will, boleh nggak kalau malam ini aku mulai nulis lagi?
WiLLie
WiLLie
Harus. Jangan cuma boleh.
GabrieLLa
GabrieLLa
Aku takut… kalau nanti aku malah nulis hal-hal yang bikin aku makin sakit.
WiLLie
WiLLie
Justru tulislah itu. Luka yang nggak pernah ditulis, akan jadi racun.
GabrieLLa
GabrieLLa
Aku bingung mulai dari mana.
WiLLie
WiLLie
Mulai aja dari chat kita malam ini.
Gabriella tersenyum samar di balik air mata. Ya, mungkin itu ide yang baik. Membiarkan percakapan ini jadi lembar pertama catatan hariannya. Sebuah awal, meski belum tentu ada akhirnya.
GabrieLLa
GabrieLLa
Will, kamu tahu kan… kenapa aku kasih judul “Catatan Harian yang Tak Pernah Selesai”?
WiLLie
WiLLie
Kenapa?
GabrieLLa
GabrieLLa
Karena aku sadar, ada hal-hal yang nggak bakal bisa aku tutup. Luka, cinta, kehilangan… semuanya kayak lingkaran yang selalu kembali.
WiLLie
WiLLie
Tapi justru itu yang bikin catatanmu hidup. Karena kamu jujur sama dirimu sendiri.
GabrieLLa
GabrieLLa
Aku masih takut.
WiLLie
WiLLie
Wajar. Semua orang takut. Bedanya, nggak semua orang berani mengakuinya. Kamu berani. Itu aja udah cukup.
Jam dinding berdetak pelan. Malam makin larut, tapi hati Gabriella sedikit lebih ringan. Ia meraih pulpen, membuka buku lusuhnya, lalu menulis: "Malam ini aku kembali. Dengan luka, dengan tangis, dengan segala kekacauan di kepalaku. Aku nggak tahu apakah aku akan sanggup menyelesaikan catatan ini. Tapi mungkin memang begitulah hidup: catatan yang tak pernah selesai. Dan malam ini, aku bersyukur masih ada Willie yang mau mendengar."
GabrieLLa
GabrieLLa
Will… terima kasih ya.
WiLLie
WiLLie
Untuk apa?
GabrieLLa
GabrieLLa
Untuk tetap tinggal.
WiLLie
WiLLie
Sama-sama, Gabs. Jangan lupa, aku selalu ada di sini.
GabrieLLa
GabrieLLa
Iya. Selamat malam, Will.
WiLLie
WiLLie
Selamat malam. Dan… selamat menulis kembali.
Layar ponsel padam. Di luar, langit malam menutup dirinya dengan sunyi. Namun di dalam kamar kecil itu, sebuah buku lama akhirnya kembali bernyawa. Catatan pertama sudah tercatat. Sebuah perjalanan dimulai. Sebuah catatan harian… yang mungkin tak akan pernah selesai.
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!