Bab 4: Saat Keadilan Menjadi Iblis

Malam itu, Noir merasa tubuhnya sangat lelah. Lebih dari sekadar lelah fisik, ia merasakan kelelahan yang mendalam, seperti ada beban berat yang menindih dadanya. Ia mencoba tidur, namun pikirannya terus berputar—tentang istrinya yang pergi, tentang anak bayinya yang hilang, tentang dunia yang semakin kejam dan penuh kebusukan. Semua itu menumpuk, membebani jiwanya dengan cara yang tak terkatakan.

Di dalam kegelapan kamar yang sunyi, Noir merasakan tubuhnya mulai gemetar. Pusing yang tak bisa dijelaskan datang menghampirinya, seperti dunia yang tiba-tiba berputar terlalu cepat. Keringat dingin mengalir di dahinya, dan napasnya menjadi tersengal. Ia berusaha duduk, namun tubuhnya menolak. Rasa mual menyergapnya, dan ia akhirnya terjatuh ke lantai, tak mampu menggerakkan tubuhnya.

Ia terbaring di sana, sendirian di kegelapan malam. Tak ada yang datang untuk menolongnya. Dalam keputusasaan yang mendalam, ia merasa segala yang telah ia tanggung, segala rasa sakit, semua tekanan yang ia simpan selama ini, akhirnya membawanya ke titik ini—kejatuhan fisik dan mental yang tak bisa ia hindari lagi.

Malam itu, Noir tak bisa menghindari kenyataan bahwa ia sudah terlalu lama menahan segalanya. Semua perasaan yang selama ini ia pendam, semua kesedihan yang tak pernah ia ungkapkan, akhirnya menuntut bayaran. Tubuhnya tak sanggup lagi menahan beban yang ada di dalamnya. Ia menutup mata, dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, Noir merasakan dirinya hampir menyerah.

Namun, dalam kegelapan itu, ada satu hal yang tetap ada—kerinduan. Kerinduan akan masa-masa ketika hidupnya lebih sederhana, ketika cinta masih menjadi alasan untuk bertahan. Kerinduan akan anaknya yang pernah ia gendong, dan istrinya yang dulu ia cintai dengan sepenuh hati. Malam itu, Noir berbaring dalam kegelapan, sakit, lelah, dan kosong.

Malam itu, saat Noir terbaring di lantai dengan tubuh yang lemah dan pikiran yang kacau, kenangan-kenangan lama muncul kembali. Kenangan tentang dirinya sebagai seorang pemuda yang penuh semangat, yang melihat dunia dengan mata yang jernih, penuh dengan mimpi dan harapan.

Dulu, Noir adalah seorang pemuda naif. Dia percaya bahwa dunia bisa berubah, bahwa segala sesuatu yang rusak bisa diperbaiki jika ada cukup usaha. Ia percaya bahwa kejujuran dan kerja keras adalah kunci untuk mengubah tatanan dunia. Sebagai anak muda yang penuh idealisme, ia memimpikan dunia yang lebih baik, tempat di mana tidak ada lagi penindasan, tidak ada lagi ketidakadilan.

Ia membayangkan dirinya berdiri di depan, mengubah dunia dengan tangan sendiri, menggulingkan sistem yang busuk dan memberikan harapan bagi mereka yang tertindas.

Namun, seiring berjalannya waktu, mimpi itu mulai pudar. Keadaan dunia yang semakin suram, ditambah dengan kegagalan-kegagalan yang tak terhindarkan, mulai meruntuhkan fondasi harapannya. Noir mulai melihat kenyataan pahit yang tersembunyi di balik semua idealisme yang dulu ia pegang teguh.

Dunia ini, ternyata, tidak mudah untuk diubah. Sistem yang telah ada begitu kuat, terjalin dengan rapatnya korupsi, ketidakadilan, dan kebusukan yang telah mengakar begitu dalam.

Dia mencoba untuk melawan. Pada awalnya, dengan semangat membara, ia bergabung dengan kelompok yang berjuang untuk perubahan, mencoba memimpin orang-orang yang merasa tersisih dan tertindas. Tetapi semakin ia berjuang, semakin ia merasakan betapa beratnya dunia yang ia hadapi.

Setiap usaha untuk memperbaiki keadaan selalu terhalang oleh kekuasaan yang lebih besar, oleh mereka yang punya uang dan pengaruh, yang memandang dirinya hanya sebagai alat untuk dipakai dan dibuang.

Di satu titik, Noir merasa dunia ini seperti labirin yang tak ada jalan keluarnya. Ia bertarung dengan sistem yang sama sekali tidak peduli pada individu. Setiap kali ia mencoba untuk mengubah sesuatu, ia malah merasa semakin terkekang, semakin terjerat dalam kebusukan yang ada.

Ia mulai menyadari bahwa orang-orang yang mengaku ingin berubah, sebenarnya hanya ingin menggantikan posisi mereka di atas, bukan benar-benar meruntuhkan sistem yang rusak. Mereka tidak lebih dari serigala-serigala yang menunggu giliran untuk memangsa.

Sangat naif, pikirnya dalam hati. Harapan yang dulu membakar jiwanya kini hanya menjadi abu dingin. Dan di tengah kegelapan yang menyelimutinya, saat tubuhnya terkapar tak berdaya, sebuah tekad baru yang kejam dan gelap mulai tumbuh.

Jika keadilan tidak bisa ditegakkan dengan cara-cara yang baik, maka ia akan menjadi iblis yang mengantar keadilan itu dengan cara yang paling brutal.

Episodes
1 Bab 1: Hujan dan Bayang-Bayang Keadilan
2 Bab 2: Kehancuran yang Abadi
3 Bab 3: Bekas Luka yang Tak Terlihat
4 Bab 4: Saat Keadilan Menjadi Iblis
5 Bab 5: Kebangkitan yang Kejam
6 Bab 6: Kematian dan Kehampaan
7 Bab 7: Awal yang Tragis
8 Bab 8: Bayang-Bayang yang Mengisi Kekosongan
9 Bab 9: Sebutir Harapan di Tengah Sampah
10 Bab 10: Kebencian di Bawah Hujan
11 Bab 11: Bertahan Hidup dalam Kebencian
12 BAB 12: Sebuah Kisah Usang di Tangan yang Luka
13 Bab 13: Jalan Baru Menuju Kebebasan
14 BAB 14: Jerat Kekuasaan dan Percobaan yang Kejam
15 Bab 15: Kebangkitan Sang Iblis
16 BAB 16: Akhir yang Terlupakan
17 BAB 17: Kelaparan dan Kelangsungan Hidup
18 BAB 18: Sungai dan Beri Liar
19 BAB 19: Jamur Beracun dan Sebuah Pelajaran Pahit
20 BAB 20: Bertahan Hidup dalam Hutan
21 BAB 21: Kabut dan Kereta yang Berderak
22 BAB 22: Pasar Budak dan Pembeli Tak Terduga
23 BAB 23: Milik John Vale
24 BAB 24: Kehangatan yang Mematikan
25 BAB 25: Sebuah Celah di Kubus Baja
26 BAB 26: Pilihan Akhir dan Bom Waktu
27 BAB 27: Kedatangan Liora
28 BAB 28: Harapan dan Kehancuran
29 BAB 29: Perjalanan ke Neraka
30 BAB 30: Dua Jiwa yang Retak dan Kesepian yang Mendalam
31 BAB 31: Panggilan dari Dalam Jurang
32 BAB 32: Kedatangan Sang Pangeran
33 BAB 33: Tambang Merah dan Bara Dendam
34 BAB 34: Perut Dunia yang Dilupakan
35 BAB 35: Celah di Perut Bumi
36 BAB 36: Terlupakan dan Terperangkap
37 BAB 37: Cahaya di Dalam Kegelapan
38 BAB 38: Buah Neraka dan Kelahiran Kembali
39 Bab 39: Warisan Sage
40 Bab 40: Malam di Lembah Kematian
41 Bab 41: Perpustakaan dalam Pikiran
42 Bab 42: Bangkitnya Sang Joker
43 Bab 43: Aktor Utama Naik Panggung
44 Bab 44: Pengadilan Bawah Tanah
45 Bab 45: Bidak Pertama Runtuh
46 Bab 46: Racun dan Pengkhianatan
47 Bab 47: Senyum di Balik Bayangan
48 Bab 48: Kebangkitan Raja Hitam
49 Bab 49: Menuju Jantung Neraka
50 Bab 50: Penjaga Pintu Terakhir
51 Bab 51: Medan Pertempuran Pikiran
52 Bab 52: Permainan Pikiran
53 Bab 53: Danau Ilusi
54 Bab 54: Pengkhianatan Terakhir
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1: Hujan dan Bayang-Bayang Keadilan
2
Bab 2: Kehancuran yang Abadi
3
Bab 3: Bekas Luka yang Tak Terlihat
4
Bab 4: Saat Keadilan Menjadi Iblis
5
Bab 5: Kebangkitan yang Kejam
6
Bab 6: Kematian dan Kehampaan
7
Bab 7: Awal yang Tragis
8
Bab 8: Bayang-Bayang yang Mengisi Kekosongan
9
Bab 9: Sebutir Harapan di Tengah Sampah
10
Bab 10: Kebencian di Bawah Hujan
11
Bab 11: Bertahan Hidup dalam Kebencian
12
BAB 12: Sebuah Kisah Usang di Tangan yang Luka
13
Bab 13: Jalan Baru Menuju Kebebasan
14
BAB 14: Jerat Kekuasaan dan Percobaan yang Kejam
15
Bab 15: Kebangkitan Sang Iblis
16
BAB 16: Akhir yang Terlupakan
17
BAB 17: Kelaparan dan Kelangsungan Hidup
18
BAB 18: Sungai dan Beri Liar
19
BAB 19: Jamur Beracun dan Sebuah Pelajaran Pahit
20
BAB 20: Bertahan Hidup dalam Hutan
21
BAB 21: Kabut dan Kereta yang Berderak
22
BAB 22: Pasar Budak dan Pembeli Tak Terduga
23
BAB 23: Milik John Vale
24
BAB 24: Kehangatan yang Mematikan
25
BAB 25: Sebuah Celah di Kubus Baja
26
BAB 26: Pilihan Akhir dan Bom Waktu
27
BAB 27: Kedatangan Liora
28
BAB 28: Harapan dan Kehancuran
29
BAB 29: Perjalanan ke Neraka
30
BAB 30: Dua Jiwa yang Retak dan Kesepian yang Mendalam
31
BAB 31: Panggilan dari Dalam Jurang
32
BAB 32: Kedatangan Sang Pangeran
33
BAB 33: Tambang Merah dan Bara Dendam
34
BAB 34: Perut Dunia yang Dilupakan
35
BAB 35: Celah di Perut Bumi
36
BAB 36: Terlupakan dan Terperangkap
37
BAB 37: Cahaya di Dalam Kegelapan
38
BAB 38: Buah Neraka dan Kelahiran Kembali
39
Bab 39: Warisan Sage
40
Bab 40: Malam di Lembah Kematian
41
Bab 41: Perpustakaan dalam Pikiran
42
Bab 42: Bangkitnya Sang Joker
43
Bab 43: Aktor Utama Naik Panggung
44
Bab 44: Pengadilan Bawah Tanah
45
Bab 45: Bidak Pertama Runtuh
46
Bab 46: Racun dan Pengkhianatan
47
Bab 47: Senyum di Balik Bayangan
48
Bab 48: Kebangkitan Raja Hitam
49
Bab 49: Menuju Jantung Neraka
50
Bab 50: Penjaga Pintu Terakhir
51
Bab 51: Medan Pertempuran Pikiran
52
Bab 52: Permainan Pikiran
53
Bab 53: Danau Ilusi
54
Bab 54: Pengkhianatan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!