Bab 2: Kehancuran yang Abadi

Langit bukan lagi biru. Sejak ratusan tahun lalu, atmosfer bumi berubah menjadi abu-abu kusam, terkontaminasi oleh sisa-sisa peradaban yang terus berulang kali runtuh dan dibangun kembali. Matahari jarang terlihat, tersembunyi di balik awan tebal polutan yang menggantung di angkasa seperti kain kafan raksasa yang menutupi planet yang sekarat.

Bumi, yang pernah menjadi rumah bagi miliaran makhluk hidup, kini hanyalah bayangan kelam dari kejayaannya yang lalu. Lahan hijau telah lama lenyap, digantikan oleh beton retak dan reruntuhan kota yang mati. Hanya sedikit yang tersisa, bertahan hidup di antara puing-puing peradaban yang tak henti-hentinya dihancurkan oleh tangan manusia sendiri.

Di tahun 3200, kehidupan bukan hanya sulit—ia nyaris mustahil. Hanya mereka yang kuat, cerdik, atau cukup beruntung yang bisa bertahan. Bagi yang lain, keberadaan hanyalah bentuk lain dari siksaan.

Pemerintahan yang Korup dan Kehancuran yang Berulang

Sejarah dunia adalah siklus yang berulang. Setiap kali peradaban mencapai puncaknya, ia jatuh. Bukan karena bencana alam, bukan pula karena perang besar, tetapi karena kerakusan manusia yang tak pernah berubah. Pemerintah berganti berkali-kali, namun korupsi tetap menjadi akar dari segala penderitaan.

Para elit yang menguasai dunia tinggal di kota-kota terapung di langit, di atas awan beracun yang membunuh siapa pun yang menghirupnya terlalu lama. Mereka adalah dewa-dewa palsu yang bersembunyi di balik perisai udara bersih.

Mereka menikmati kemewahan yang tak terbatas, udara bersih yang disaring dengan teknologi mutakhir, dan teknologi canggih yang seharusnya digunakan untuk menyelamatkan dunia—tetapi justru digunakan untuk memperkuat kekuasaan mereka.

Di bawah mereka, di permukaan bumi yang retak dan terbakar, rakyat jelata hidup dalam penderitaan. Mereka bekerja tanpa henti, menggali reruntuhan demi menemukan barang-barang sisa peradaban lama yang bisa dijual. Mata uang bukan lagi kertas atau emas, melainkan air bersih dan makanan sintetis yang hanya bisa dibeli dengan harga yang semakin melambung tinggi. Kehidupan adalah barter konstan dengan kematian.

Hukum adalah ilusi. Keamanan dijual kepada mereka yang bisa membayarnya, dan bagi mereka yang miskin, hidup adalah pertarungan tanpa akhir melawan kelaparan, penyakit, dan kekejaman manusia lainnya. Setiap sudut jalan adalah medan pertempuran, setiap hari adalah perjuangan untuk tetap hidup.

Sisa-Sisa Teknologi dan Ilusi Kemajuan

Meskipun dunia telah runtuh berkali-kali, teknologi tetap ada, namun hanya dinikmati oleh segelintir orang. Ada mobil-mobil yang bisa melayang, tetapi hanya bisa dikendarai oleh mereka yang tinggal di langit. Ada robot pelayan, tetapi mereka tidak melayani manusia, melainkan para korporasi yang memperbudak dunia. Mereka adalah lambang ilusi kemajuan di tengah kehancuran.

Di tanah yang hancur, manusia yang tersisa hanya bisa menggunakan potongan-potongan teknologi lama yang mereka temukan di reruntuhan. Beberapa berhasil merakit senjata dari komponen usang, yang lain membuat alat penyuling air dari puing-puing pabrik yang sudah mati. Namun, tidak peduli seberapa keras mereka berusaha, mereka tetap berada di dasar rantai makanan dunia yang sudah bobrok.

Ilmuwan-ilmuwan terbaik dunia bekerja bukan untuk menyelamatkan bumi, melainkan untuk membantu para elit memperpanjang usia mereka, memperkuat kekuasaan mereka, dan memastikan bahwa rakyat jelata tidak pernah bisa memberontak. Pengetahuan dan inovasi telah dibajak untuk melayani keserakahan, bukan untuk kebaikan bersama.

Manusia yang Bertahan dan Harapan yang Hampir Punah

Di tengah kehancuran, masih ada mereka yang bermimpi. Segelintir kecil manusia masih percaya bahwa dunia bisa diperbaiki, bahwa mungkin ada tempat di mana kehidupan bisa dimulai kembali. Mereka adalah para penjelajah, para pemberontak, dan para pemimpi yang terus mencari jalan keluar dari neraka ini.

Beberapa dari mereka percaya pada legenda tentang "Tanah Baru"—sebuah tempat tersembunyi yang konon masih memiliki air bersih, tanah yang subur, dan langit yang masih bisa melihat matahari. Tidak ada yang tahu apakah tempat itu benar-benar ada, atau hanya dongeng untuk membuat orang-orang tetap berharap.

Namun, di dunia yang sudah mati ini, bahkan harapan sekecil apa pun bisa menjadi alasan untuk terus hidup.

Di langit yang dipenuhi debu dan reruntuhan, seorang anak kecil menatap bintang-bintang yang nyaris tak terlihat. Ia belum tahu bagaimana dunia ini bekerja, belum tahu tentang korupsi, kehancuran, dan keputusasaan. Ia hanya tahu bahwa ia ingin melihat matahari suatu hari nanti.

Dan mungkin, hanya mungkin, harapan kecil itu cukup untuk mengubah segalanya.

Episodes
1 Bab 1: Hujan dan Bayang-Bayang Keadilan
2 Bab 2: Kehancuran yang Abadi
3 Bab 3: Bekas Luka yang Tak Terlihat
4 Bab 4: Saat Keadilan Menjadi Iblis
5 Bab 5: Kebangkitan yang Kejam
6 Bab 6: Kematian dan Kehampaan
7 Bab 7: Awal yang Tragis
8 Bab 8: Bayang-Bayang yang Mengisi Kekosongan
9 Bab 9: Sebutir Harapan di Tengah Sampah
10 Bab 10: Kebencian di Bawah Hujan
11 Bab 11: Bertahan Hidup dalam Kebencian
12 BAB 12: Sebuah Kisah Usang di Tangan yang Luka
13 Bab 13: Jalan Baru Menuju Kebebasan
14 BAB 14: Jerat Kekuasaan dan Percobaan yang Kejam
15 Bab 15: Kebangkitan Sang Iblis
16 BAB 16: Akhir yang Terlupakan
17 BAB 17: Kelaparan dan Kelangsungan Hidup
18 BAB 18: Sungai dan Beri Liar
19 BAB 19: Jamur Beracun dan Sebuah Pelajaran Pahit
20 BAB 20: Bertahan Hidup dalam Hutan
21 BAB 21: Kabut dan Kereta yang Berderak
22 BAB 22: Pasar Budak dan Pembeli Tak Terduga
23 BAB 23: Milik John Vale
24 BAB 24: Kehangatan yang Mematikan
25 BAB 25: Sebuah Celah di Kubus Baja
26 BAB 26: Pilihan Akhir dan Bom Waktu
27 BAB 27: Kedatangan Liora
28 BAB 28: Harapan dan Kehancuran
29 BAB 29: Perjalanan ke Neraka
30 BAB 30: Dua Jiwa yang Retak dan Kesepian yang Mendalam
31 BAB 31: Panggilan dari Dalam Jurang
32 BAB 32: Kedatangan Sang Pangeran
33 BAB 33: Tambang Merah dan Bara Dendam
34 BAB 34: Perut Dunia yang Dilupakan
35 BAB 35: Celah di Perut Bumi
36 BAB 36: Terlupakan dan Terperangkap
37 BAB 37: Cahaya di Dalam Kegelapan
38 BAB 38: Buah Neraka dan Kelahiran Kembali
39 Bab 39: Warisan Sage
40 Bab 40: Malam di Lembah Kematian
41 Bab 41: Perpustakaan dalam Pikiran
42 Bab 42: Bangkitnya Sang Joker
43 Bab 43: Aktor Utama Naik Panggung
44 Bab 44: Pengadilan Bawah Tanah
45 Bab 45: Bidak Pertama Runtuh
46 Bab 46: Racun dan Pengkhianatan
47 Bab 47: Senyum di Balik Bayangan
48 Bab 48: Kebangkitan Raja Hitam
49 Bab 49: Menuju Jantung Neraka
50 Bab 50: Penjaga Pintu Terakhir
51 Bab 51: Medan Pertempuran Pikiran
52 Bab 52: Permainan Pikiran
53 Bab 53: Danau Ilusi
54 Bab 54: Pengkhianatan Terakhir
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1: Hujan dan Bayang-Bayang Keadilan
2
Bab 2: Kehancuran yang Abadi
3
Bab 3: Bekas Luka yang Tak Terlihat
4
Bab 4: Saat Keadilan Menjadi Iblis
5
Bab 5: Kebangkitan yang Kejam
6
Bab 6: Kematian dan Kehampaan
7
Bab 7: Awal yang Tragis
8
Bab 8: Bayang-Bayang yang Mengisi Kekosongan
9
Bab 9: Sebutir Harapan di Tengah Sampah
10
Bab 10: Kebencian di Bawah Hujan
11
Bab 11: Bertahan Hidup dalam Kebencian
12
BAB 12: Sebuah Kisah Usang di Tangan yang Luka
13
Bab 13: Jalan Baru Menuju Kebebasan
14
BAB 14: Jerat Kekuasaan dan Percobaan yang Kejam
15
Bab 15: Kebangkitan Sang Iblis
16
BAB 16: Akhir yang Terlupakan
17
BAB 17: Kelaparan dan Kelangsungan Hidup
18
BAB 18: Sungai dan Beri Liar
19
BAB 19: Jamur Beracun dan Sebuah Pelajaran Pahit
20
BAB 20: Bertahan Hidup dalam Hutan
21
BAB 21: Kabut dan Kereta yang Berderak
22
BAB 22: Pasar Budak dan Pembeli Tak Terduga
23
BAB 23: Milik John Vale
24
BAB 24: Kehangatan yang Mematikan
25
BAB 25: Sebuah Celah di Kubus Baja
26
BAB 26: Pilihan Akhir dan Bom Waktu
27
BAB 27: Kedatangan Liora
28
BAB 28: Harapan dan Kehancuran
29
BAB 29: Perjalanan ke Neraka
30
BAB 30: Dua Jiwa yang Retak dan Kesepian yang Mendalam
31
BAB 31: Panggilan dari Dalam Jurang
32
BAB 32: Kedatangan Sang Pangeran
33
BAB 33: Tambang Merah dan Bara Dendam
34
BAB 34: Perut Dunia yang Dilupakan
35
BAB 35: Celah di Perut Bumi
36
BAB 36: Terlupakan dan Terperangkap
37
BAB 37: Cahaya di Dalam Kegelapan
38
BAB 38: Buah Neraka dan Kelahiran Kembali
39
Bab 39: Warisan Sage
40
Bab 40: Malam di Lembah Kematian
41
Bab 41: Perpustakaan dalam Pikiran
42
Bab 42: Bangkitnya Sang Joker
43
Bab 43: Aktor Utama Naik Panggung
44
Bab 44: Pengadilan Bawah Tanah
45
Bab 45: Bidak Pertama Runtuh
46
Bab 46: Racun dan Pengkhianatan
47
Bab 47: Senyum di Balik Bayangan
48
Bab 48: Kebangkitan Raja Hitam
49
Bab 49: Menuju Jantung Neraka
50
Bab 50: Penjaga Pintu Terakhir
51
Bab 51: Medan Pertempuran Pikiran
52
Bab 52: Permainan Pikiran
53
Bab 53: Danau Ilusi
54
Bab 54: Pengkhianatan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!