Motor Bebek Butut

Oliver duduk di kursi kayu dengan wajah masam, sementara Laras sibuk menyiapkan kain bersih. Di luar, warga yang tadi membantu sudah bubar, meninggalkan mereka berdua.

Laras menunduk, merasa bersalah sudah membuat pria asing itu kotor. “Om... maaf banget. Aku nggak bermaksud bikin Om marah. Aku tadi cuma mau nolong.”

Oliver menatapnya dengan tatapan tajam. Biasanya wanita akan gugup lalu mencoba menarik perhatiannya dengan genit. Tapi gadis ini benar-benar polos, bahkan sepertinya tak sadar bahwa dirinya sedang bersama pewaris perusahaan besar.

Pertemuan absurd di siang hari itu, tanpa mereka sadari, akan jadi awal dari cerita yang mengubah keduanya selamanya.

Suasana di rumah Laras terasa hangat meski Oliver Alexander duduk dengan wajah kusut. Kursi kayu keras di ruang tamu membuat punggungnya pegal. Bau kayu bakar bercampur wangi singkong rebus dari dapur membuat perutnya semakin muak. Biasanya ia duduk di sofa empuk dengan aroma kopi impor di meja.

Di hadapannya, gadis itu sibuk bolak-balik menaruh kain bersih dan kendi berisi air.

“Om... coba pakai ini buat lap bajunya. Masih bersih kok,” katanya sambil menyodorkan kain putih yang sudah agak lusuh.

Oliver mendengus. “Sudah kubilang berapa kali, jangan panggil aku Om.”

Laras terdiam sesaat, lalu mengangguk polos. “Iya, Om Oliver.”

Oliver menutup mata, mencoba menarik napas panjang. Gadis ini benar-benar menguji kesabarannya. Ia ingin segera pergi ke pabrik, tapi kemeja putihnya sudah penuh lumpur. Tidak mungkin ia muncul di depan karyawan dengan kondisi begini.

Tak lama kemudian, terdengar suara gaduh di halaman. Sopir dan seorang mekanik desa masuk dengan wajah ragu.

“Tuan... mobilnya...” sang sopir menelan ludah, “rusaknya agak parah. Ban kena lumpur dalam, gardannya juga bermasalah. Harus ditarik ke bengkel desa. Mungkin butuh sekitar tiga jam untuk selesai.”

Oliver sontak berdiri. “Apa?! Rusak?” suaranya menggema di halaman ruang sempit itu.

“Iya, Tuan.”

“Tapi saya harus ke pabrik! Gimana sih kamu?!”

Sopir menunduk pelan, tidak bisa memberikan jawaban apa-apa. Tidak ada unsur kesengajaan di sini.

Oliver memijit pelipisnya. Ia harus segera ke pabrik untuk rapat dengan manajer lokal. Waktu terus berjalan, dan sekarang ia malah terjebak di rumah gadis desa dengan baju penuh lumpur.

Melihat pria asing itu resah, Laras memberanikan diri bicara.

“Om... kalau buru-buru, aku bisa anterin pake motor. Deket kok ke pabrik, nggak sampai setengah jam.”

Oliver menatapnya dengan tatapan tak percaya. “Apa? Motor?”

“Iya Om, pake motor bebek. Nggak usah khawatir, jalan ke pabrik lumayan bagus dan nggak terlalu jauh.”

Oliver mendengus, hampir tertawa getir. Dirinya yang biasa diantar mobil sport, sekarang ditawari naik motor butut kampung. Ini jelas penghinaan.

“Terima kasih, tapi…” Oliver hendak menolak, tapi mekanik menyahut, “Betul, Mas. Kalau mau cepat ya naik motor dulu. Mobil nggak bisa dipaksa, jalan kaki lebih tidak memungkinkan lagi.”

Oliver menatap semua orang dengan wajah kalah. Harga dirinya hancur. Namun ia tak punya pilihan.

“Baiklah,” katanya dingin.

Laras tersenyum lega. “Alhamdulillah. Tapi... baju Om udah kotor banget. Pake baju bapakku aja, ya?”

Oliver hendak protes, tapi Laras sudah berlari ke dalam kamar. Tak lama ia kembali dengan sehelai kemeja lengan panjang polos warna biru pudar. Bau sabun cuci  masih menempel.

“Ini, Om. Bersih kok. Agak longgar, tapi nyaman dipake.”

Oliver menatap kemeja itu dengan jijik. “Aku? Pakai ini?”

“Daripada ke pabrik baju Om penuh lumpur, kan malu...” jawab Laras dengan polos.

Akhirnya Oliver menyerah. Ia melepas kemejanya, lalu mengenakan kemeja bapak Laras. Ukurannya memang kebesaran, lengannya menggantung aneh di tubuh kekarnya. Tapi setidaknya bersih. Laras terkekeh kecil melihatnya, kemejanya kekecilan.

“Cocok kok, Om. Mirip orang desa beneran,” ucapnya tanpa maksud mengejek.

Oliver menatapnya tajam. “Diamlah, gadis kampung.”

Di luar rumah, sebuah motor bebek tua keluaran lama sudah menunggu. Catnya pudar, joknya sedikit sobek, dan suara mesinnya berderum serak. Oliver menatapnya dengan ekspresi tak percaya.

“Kamu bercanda kan? Ini... ini motor?”

“Iya Om, ini motor kami. Biasa dipake bapak buat ke sawah. Tapi masih kuat kok, ayo naik.”

Tubuh besar Oliver membuat motor itu miring saat ia duduk di boncengan. Warga desa yang melihat dari kejauhan menahan tawa. Tubuh Laras terlalu kecil jika dibandingkan dengan orang kota itu.

Oliver menunduk, wajahnya merah menahan malu. “Cepat jalankan! Jangan buat aku menyesal naik motor jelek ini.”

“Siap Om! Pegangan ya Om, jalannya agak jelek di awal.”

Begitu motor berderum, tubuh Oliver yang tinggi besar terlihat janggal di boncengan. Laras duduk di depan fokus menyetir, sementara Oliver terpaksa memeluk pinggangnya agar tidak jatuh saat melewati jalan bergelombang.

Ya Tuhan... dari Ferrari ke motor bebek. Hidupku benar-benar jatuh hari ini, rutuk Oliver dalam hati.

Namun Laras tidak menyadari kekesalannya. Ia malah mulai mengobrol riang.

“Om kerja di pabrik, ya? Aku sering lewat sana. Bagus banget gedungnya. Sayang aku belum bisa kerja di situ. Sudah coba melamar, tapi belum diterima.”

Oliver tertegun. “Kamu melamar? Untuk apa?”

“Ya buat bantu orang tua, Om. Bapak udah tua, nggak tega kalau kerja terlalu keras lagi di sawah. Aku pengen kerja apa aja, jadi buruh biasa juga nggak apa-apa. Yang penting halal.”

Oliver melirik gadis di depannya. Suaranya tulus, matanya jujur meski hanya terlihat dari samping.

Laras terus bercerita sambil menyetir motor di jalan berliku. Ia bercerita tentang mimpinya bisa kuliah kalau ada rezeki, tentang keinginannya membuat orang tuanya bangga, tentang betapa ia ingin belajar hal baru meski sering dibilang lemot.

Oliver tidak menjawab banyak. Hanya sesekali mendengus atau menggumam. Namun di dalam hatinya, ada rasa aneh yang tak ia mengerti.

Motor terus melaju, melewati sawah luas dan angin sore yang mulai sejuk. Tubuh besar Oliver membuat motor bergoyang-goyang, tapi Laras tetap tenang mengendalikan. Sesekali ia menoleh ke belakang, tersenyum.

“Nyaman kan, Om?” tanyanya polos.

Oliver menutup mata, menahan gengsi. “Tidak!”

Akhirnya, motor itu berhenti di depan gerbang pabrik besar. Laras menepuk setir dengan bangga.

“Nah, sampai juga! Cepet kan Om? Kalau jalan kaki bisa sejam lebih, hehe.”

Oliver turun dengan wajah kusut. Ia menepuk celana pinjaman yang agak kebesaran, lalu menatap motor butut itu dengan tatapan kosong. Ia tak percaya dirinya yang biasanya dielu-elukan, kini muncul di depan pabrik dengan baju bapak orang dan motor tua berisik.

Laras tersenyum cerah, meski tangannya kotor oleh debu jalan. “Semoga kerjaannya lancar ya, Om. Sekali lagi maaf soal yang tadi.”

Oliver menatapnya sesaat. Senyum gadis itu... tulus sekali. Terlalu polos, sampai membuatnya bingung harus berkata apa. Padahal kejadian tadi juga bukan kesalahannya sepenuhnya.

Tanpa menjawab, Oliver berjalan menuju pintu pabrik. Laras tetap tersenyum, tidak tersinggung. Perlahan ia membawa motor bututnya meninggalkan gedung impiannya.

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

g bw baju ganti apa

2025-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Tragedi Kubangan Lumpur
2 Motor Bebek Butut
3 Oliver tidak Jadi Berkencan
4 Ke Ladang Para Petani
5 Makan Masakan Laras
6 Oliver Terjatuh
7 Bermalam di Gubuk
8 Tidak Bisa Hilang dari Pikiran
9 Lulus
10 Day 1 Laras
11 Demi Bapak Laras Kuat
12 Laras Pingsan
13 Khawatir tapi Gengsi
14 Digrebek Warga
15 Menikah dengan Laras
16 Sah
17 Malam Pertama Yang Menyakitkan
18 Diterima dengan Baik
19 Penampilan Baru Laras
20 Dunia Malam Oliver
21 Semakin Menjadi
22 Di Kirim ke Pelosok
23 Pasutri Baru Pindah
24 Pertama Kali Satu Ranjang
25 Mulai Bekerja di Pabrik
26 Jejak Kecurangan
27 Aktivitas Pasutri di Desa
28 Butuh Tapi Gengsi
29 Laras ke Pabrik
30 Kecupan
31 Hubby
32 The Forgotten Princess of the Tyrant Emperor
33 Sipaling Hubby
34 Gagal Lagi
35 Berhasil Juga
36 Rencana Oliver
37 Diatas Kertas?
38 Jatuh Cinta?
39 Kedatangan Selena
40 Putusin Selena
41 Membujuk Laras
42 Belah Duren
43 Gemasnya Laras
44 Laras Nakal
45 Ganti Pentungan
46 Tidak Goyah
47 Pergi
48 Oliver Kalang Kabut
49 Zonk
50 Oliver Semakin Frustasi
51 Di Hati A yang Keluar B
52 Ajaran Soraya
53 Misi Jatah Oli
54 Tragedi Masak Memasak
55 Laras Berubah
56 Berjuang Memenuhi Keinginan Laras
57 Semakin Memburuk
58 Oliver Junior
59 Hoha Hohe Masa Lalu
60 Pusing Tujuh Keliling
61 Menyelesaikan Persoalan Mantan
62 Random tapi Bikin Klepek-klepek
63 Dikira Bocil
64 Gara-gara Lipbalm
65 Kejutan
66 Mirip Wajahnya, Jangan Kelakuannya
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Tragedi Kubangan Lumpur
2
Motor Bebek Butut
3
Oliver tidak Jadi Berkencan
4
Ke Ladang Para Petani
5
Makan Masakan Laras
6
Oliver Terjatuh
7
Bermalam di Gubuk
8
Tidak Bisa Hilang dari Pikiran
9
Lulus
10
Day 1 Laras
11
Demi Bapak Laras Kuat
12
Laras Pingsan
13
Khawatir tapi Gengsi
14
Digrebek Warga
15
Menikah dengan Laras
16
Sah
17
Malam Pertama Yang Menyakitkan
18
Diterima dengan Baik
19
Penampilan Baru Laras
20
Dunia Malam Oliver
21
Semakin Menjadi
22
Di Kirim ke Pelosok
23
Pasutri Baru Pindah
24
Pertama Kali Satu Ranjang
25
Mulai Bekerja di Pabrik
26
Jejak Kecurangan
27
Aktivitas Pasutri di Desa
28
Butuh Tapi Gengsi
29
Laras ke Pabrik
30
Kecupan
31
Hubby
32
The Forgotten Princess of the Tyrant Emperor
33
Sipaling Hubby
34
Gagal Lagi
35
Berhasil Juga
36
Rencana Oliver
37
Diatas Kertas?
38
Jatuh Cinta?
39
Kedatangan Selena
40
Putusin Selena
41
Membujuk Laras
42
Belah Duren
43
Gemasnya Laras
44
Laras Nakal
45
Ganti Pentungan
46
Tidak Goyah
47
Pergi
48
Oliver Kalang Kabut
49
Zonk
50
Oliver Semakin Frustasi
51
Di Hati A yang Keluar B
52
Ajaran Soraya
53
Misi Jatah Oli
54
Tragedi Masak Memasak
55
Laras Berubah
56
Berjuang Memenuhi Keinginan Laras
57
Semakin Memburuk
58
Oliver Junior
59
Hoha Hohe Masa Lalu
60
Pusing Tujuh Keliling
61
Menyelesaikan Persoalan Mantan
62
Random tapi Bikin Klepek-klepek
63
Dikira Bocil
64
Gara-gara Lipbalm
65
Kejutan
66
Mirip Wajahnya, Jangan Kelakuannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!