Tuan Muda Playboy & Gadis Desa

Tuan Muda Playboy & Gadis Desa

Tragedi Kubangan Lumpur

Mentari siang menggantung tepat di atas langit Desa Sumberjati. Hujan deras mengguyur desa sejak tadi malam. Jalan desa yang sempit kini penuh genangan dan lumpur. Anak-anak kecil berlari sambil membawa layangan, suara ayam jantan berkokok dari pekarangan, dan angin mengibaskan ranting dan daun-daun pepohonan hingga menimbulkan bunyi derikan.

Di tengah desa yang sederhana itu, semua orang mengenal seorang gadis bernama Laras Maya. Usianya baru delapan belas tahun, baru saja lulus SMA beberapa minggu lalu. Laras bukan gadis yang menonjol dengan kecerdasan luar biasa atau kecantikan mencolok seperti bintang sinetron. Ia hanyalah gadis desa biasa dengan kulit sawo matang, rambut hitamnya selalu dikuncir seadanya, matanya bening polos, dan senyumnya tulus. Namun justru itulah yang membuatnya disenangi semua orang di desa.

Laras terkenal lugu dan rajin. Tapi tak seorang pun pernah jengkel, sebab kebaikan hatinya selalu mendahului segalanya. Ia tak pernah menolak jika diminta tolong, bahkan kepada orang asing sekalipun. “Anak itu hatinya emas,” begitu kata para tetua desa.

Hari itu, Laras berjalan di jalan setapak dengan bakul anyaman bambu berisi sayuran di tangannya. Bajunya sederhana dengan daster bermotif bunga kecil. Butiran keringat membasahi pelipisnya, namun wajahnya tetap cerah dengan senyuman.

Sementara itu, di sisi lain sebuah mobil hitam mewah berhenti mendadak. Ban mobil itu terjebak dalam lumpur. Dari dalamnya keluar seorang pria berperawakan tinggi, dengan kemeja putih tipis dan jam tangan mahal yang memantulkan sinar matahari. Ia berdiri memandang sekeliling dengan ekspresi muak.

Dialah Oliver Alexander, usia tiga puluh lima tahun. Pewaris tunggal perusahaan besar yang memiliki beberapa pabrik, termasuk pabrik di dekat desa ini. Namanya harum di kalangan pebisnis, tapi di dunia malam ia lebih dikenal sebagai seorang playboy yang tak pernah puas berganti pasangan. Dimana ada perempuan yang cantik dan sexy maka di situlah tempat paling menyenangkan baginya. Ia terbiasa dengan pesta gemerlap, hotel berbintang, wine yang mengalir tiap malam.

Dan sekarang, ia terjebak di tengah desa penuh lumpur dengan panas yang menusuk kepala.

“Brengsek...” Oliver mengumpat pelan sambil menendang ban mobilnya. “Kenapa juga aku harus turun ke tempat kampungan begini? Jalanan begini dibilang layak? Tempatnya udik...”

Ia menyeka keringatnya dengan tisu, tampak benar-benar tidak sabar. Sopirnya sedang berjalan ke arah bengkel desa untuk mencari bantuan, meninggalkan Oliver sendirian di pinggir jalan.

Laras yang lewat dari arah berlawanan segera melihat mobil besar yang macet itu. Ia menatap pria asing berwajah tampan namun berwajah masam. Melihat orang itu sepertinya butuh bantuan ia mendekat tanpa berpikir panjang.

“Mas... eh, maksudnya Om, mobilnya nyangkut di lumpur ya?” tanya Laras dengan suara lembut.

Oliver menoleh, alisnya langsung terangkat. Ia menatap gadis sederhana dengan daster bunga, rambut dikuncir dua dan wajah berminyak karna cuaca panas. Reaksi pertama yang muncul di benaknya bukanlah ketertarikan, melainkan geli.

Astaga... beneran ada gadis model beginian? Bau tanah, baju kampungan. Jauh banget dari selera gue.

“Emang kamu ngerti soal mobil?” ejek Oliver sinis. “Ini bukan gerobak sayur, tahu?”

Laras tersipu, tapi tidak tersinggung. Senyumnya tetap mengembang. “Hehe... iya Om. Tapi kalau didorong bareng-bareng mungkin bisa keluar dari lumpur.”

Oliver mendengus. Apa tadi katanya? ‘Om?’

“Hei, jangan panggil aku Om. Aku belum setua itu.”

Laras bingung. “Lho? Umur Om berapa?”

Anehnya walau kesal Oliver tetap menanggapi, “Tiga puluh lima.”

“Ya itu kan udah Om...” jawab Laras polos tanpa maksud mengejek.

Oliver terdiam sejenak, lalu mendesis kesal. Gadis kampung ini berani sekali membuatnya merasa tua.

“Sudahlah, minggir sana…! Kamu nggak akan bisa bantu,” katanya ketus.

Namun Laras tetap bersikeras. Ia menaruh bakul sayurnya di pinggir jalan, lalu berdiri di belakang mobil. “Nggak apa-apa, Om. Coba aja, siapa tahu berhasil.”

Oliver menatap dengan tatapan meremehkan, tapi pada akhirnya ia ikut mendorong karena bosan menunggu sopir.

“Ya udah, ayo dorong cepat!”

Mereka berdua mendorong. Baru beberapa detik, kaki Oliver terpeleset lumpur licin. Tubuhnya oleng ke belakang. Refleks, Laras meraih lengannya untuk menahan. Sayangnya tubuh Oliver jauh lebih berat, hingga keduanya kehilangan keseimbangan.

Bruukk!

Keduanya jatuh bersamaan ke tanah berlumpur. Oliver terjerembab, wajah dan bajunya berlumuran tanah cokelat. Laras yang jatuh di sampingnya langsung panik.

“Ya Allah! Astaghfirullah... Om, maaf! Aku nggak sengaja! Ya ampun... Aduh, bajunya kotor semua...”

Oliver bangkit dengan wajah geram. Lumpur menempel di kemeja putihnya yang mahal.

“Astaga! Limited edition! Baju ini dari Selena. Dan kamu... dasar gadis kampung, lihat apa yang kamu lakukan!”

Laras buru-buru mencoba membersihkan bajunya dengan tangan yang sama kotornya. Alih-alih bersih, noda lumpur malah melebar ke mana-mana.

“Jangan sentuh aku dengan tangan kotor itu!” bentak Oliver.

Warga desa yang kebetulan lewat menghampiri, sebagian menahan tawa melihat pemandangan itu. Seorang pria tampan dengan pakaian mewah, kini belepotan lumpur bersama Laras, gadis dari desa mereka.

“Laras, Gusti Allah... kamu lagi-lagi bikin heboh!” ujar seorang ibu sambil menepuk dahinya.

“Hahaha... Masnya jadi kayak petani habis panen,” canda seorang bapak.

Oliver semakin jengkel. Ia ingin kabur, tapi kemejanya basah dan lengket. Seorang warga desa menepuk bahunya dengan ramah.

“Sudah, Mas. Ayo ikut ke rumah Laras aja. Dekat sini kok, Mas bisa numpang bersih-bersih dulu di sana.”

Oliver ingin menolak, tapi tatapan warga membuatnya sulit. Dengan wajah masam, ia akhirnya terpaksa mengangguk.

Rumah Laras berada di tepi jalan desa, sederhana dengan dinding setengah kayu setengah bata. Halaman dipenuhi pot bunga, suara ayam terdengar dari kandang belakang. Begitu masuk, aroma kayu bakar dan singkong rebus menyeruak ke indra penciuman.

“Silakan Om... cuci muka dulu pakai air kendi ini,” kata Laras sambil menaruh kendi tanah liat berisi air segar.

Oliver menatap kendi itu dengan jijik. “Air di tanah liat? Kamu bercanda? Mana gelasnya?”

Laras mengangguk kikuk, lalu mengambil cangkir enamel yang catnya sudah mengelupas sedikit. “Pakai ini, Om.”

Oliver hampir muntah melihatnya. Biasanya ia minum dari gelas kristal atau botol impor. Namun sekarang, Aishh… demi menghilangkan lumpur dari wajahnya, ia tak punya pilihan. Dengan terpaksa ia menyiramkan air kendi ke wajahnya.

Laras tersenyum lega. “Nah, gitu lebih seger kan Om?”

Oliver menoleh tajam. “Berhenti panggil aku Om! Aku bukan Om-mu. Namaku Oliver Alexander.”

“Baik, Om Oliver,” jawab Laras dengan tatapan polos.

Oliver menghela napas panjang. Entah mengapa, gadis kampung ini selalu bisa membuat kesabarannya hilang... tapi juga sulit untuk diabaikan karna tatapannya yang seperti bayi tak berdosa, polos.

Terpopuler

Comments

Ratih Tupperware Denpasar

Ratih Tupperware Denpasar

saya mapir kak, ceitanya memang beda dng cerita2 sebelumnya.. kak thor bener2 hebat bs membuat 4 cerita bersamaan dng gendre berbeda. semangat ya kak smg ceritanya banyak yg suka/Pray/

2025-08-22

0

matchaa_ci

matchaa_ci

semangat semoga sukses untuk author dan karya² nya💪

2025-08-23

0

juwita

juwita

mampir

2025-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 Tragedi Kubangan Lumpur
2 Motor Bebek Butut
3 Oliver tidak Jadi Berkencan
4 Ke Ladang Para Petani
5 Makan Masakan Laras
6 Oliver Terjatuh
7 Bermalam di Gubuk
8 Tidak Bisa Hilang dari Pikiran
9 Lulus
10 Day 1 Laras
11 Demi Bapak Laras Kuat
12 Laras Pingsan
13 Khawatir tapi Gengsi
14 Digrebek Warga
15 Menikah dengan Laras
16 Sah
17 Malam Pertama Yang Menyakitkan
18 Diterima dengan Baik
19 Penampilan Baru Laras
20 Dunia Malam Oliver
21 Semakin Menjadi
22 Di Kirim ke Pelosok
23 Pasutri Baru Pindah
24 Pertama Kali Satu Ranjang
25 Mulai Bekerja di Pabrik
26 Jejak Kecurangan
27 Aktivitas Pasutri di Desa
28 Butuh Tapi Gengsi
29 Laras ke Pabrik
30 Kecupan
31 Hubby
32 The Forgotten Princess of the Tyrant Emperor
33 Sipaling Hubby
34 Gagal Lagi
35 Berhasil Juga
36 Rencana Oliver
37 Diatas Kertas?
38 Jatuh Cinta?
39 Kedatangan Selena
40 Putusin Selena
41 Membujuk Laras
42 Belah Duren
43 Gemasnya Laras
44 Laras Nakal
45 Ganti Pentungan
46 Tidak Goyah
47 Pergi
48 Oliver Kalang Kabut
49 Zonk
50 Oliver Semakin Frustasi
51 Di Hati A yang Keluar B
52 Ajaran Soraya
53 Misi Jatah Oli
54 Tragedi Masak Memasak
55 Laras Berubah
56 Berjuang Memenuhi Keinginan Laras
57 Semakin Memburuk
58 Oliver Junior
59 Hoha Hohe Masa Lalu
60 Pusing Tujuh Keliling
61 Menyelesaikan Persoalan Mantan
62 Random tapi Bikin Klepek-klepek
63 Dikira Bocil
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Tragedi Kubangan Lumpur
2
Motor Bebek Butut
3
Oliver tidak Jadi Berkencan
4
Ke Ladang Para Petani
5
Makan Masakan Laras
6
Oliver Terjatuh
7
Bermalam di Gubuk
8
Tidak Bisa Hilang dari Pikiran
9
Lulus
10
Day 1 Laras
11
Demi Bapak Laras Kuat
12
Laras Pingsan
13
Khawatir tapi Gengsi
14
Digrebek Warga
15
Menikah dengan Laras
16
Sah
17
Malam Pertama Yang Menyakitkan
18
Diterima dengan Baik
19
Penampilan Baru Laras
20
Dunia Malam Oliver
21
Semakin Menjadi
22
Di Kirim ke Pelosok
23
Pasutri Baru Pindah
24
Pertama Kali Satu Ranjang
25
Mulai Bekerja di Pabrik
26
Jejak Kecurangan
27
Aktivitas Pasutri di Desa
28
Butuh Tapi Gengsi
29
Laras ke Pabrik
30
Kecupan
31
Hubby
32
The Forgotten Princess of the Tyrant Emperor
33
Sipaling Hubby
34
Gagal Lagi
35
Berhasil Juga
36
Rencana Oliver
37
Diatas Kertas?
38
Jatuh Cinta?
39
Kedatangan Selena
40
Putusin Selena
41
Membujuk Laras
42
Belah Duren
43
Gemasnya Laras
44
Laras Nakal
45
Ganti Pentungan
46
Tidak Goyah
47
Pergi
48
Oliver Kalang Kabut
49
Zonk
50
Oliver Semakin Frustasi
51
Di Hati A yang Keluar B
52
Ajaran Soraya
53
Misi Jatah Oli
54
Tragedi Masak Memasak
55
Laras Berubah
56
Berjuang Memenuhi Keinginan Laras
57
Semakin Memburuk
58
Oliver Junior
59
Hoha Hohe Masa Lalu
60
Pusing Tujuh Keliling
61
Menyelesaikan Persoalan Mantan
62
Random tapi Bikin Klepek-klepek
63
Dikira Bocil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!