Hari sudah berganti malam. Hujan pun sudah reda. Ember-ember dan bak penampung air milik warga sudah terisi penuh dengan air jernih. Membuat banyak warga desa bersyukur, karena hari ini sangat indah, langit menganugerahkan air hujan yang sudah lama tidak turun membasahi tanah gersang desa.
Lilia, Pandu dan Bu Ayu tengah berkumpul di meja makan, menyantap makanan sederhana nan lezat buatan Bu Ayu. Menu makan malam hari ini adalah oseng sayur pakis dan ayam goreng. Mereka bertiga makan dengan hening. Bu Ayu tidak berani memulai pembicaraan, pasalnya dia takut Pandu membahas perselingkuhan anaknya tadi siang.
"Lilia, tepati janjimu pada warga desa. Besok kamu perbaiki kandang ayam Bu Ira yang sudah kamu rusak. Setelah itu bantu Bu Sinta menanam sayur di kebun," ucap Pandu, memulai pembicaraan.
Lilia berhenti menyuapi makanannya. Bu Ayu meneguk air liurnya dengan susah payah. "Tenang saja nak Pandu, ibu akan pastikan Lilia bertanggung jawab atas semua perbuatannya," sahut Bu Ayu. "Iya kan, Lilia?" lanjut Bu Ayu lagi.
"Tidak masalah," jawab Lilia, menurut. "Selama ada ruang ajaib, apapun bisa ku lakukan," kata Lilia dalam hati.
"Baiklah, aku harap kamu tidak bohong," jawab Pandu. "Besok aku harus pastikan dia tidak berbohong. Tidak mungkin seseorang berubah dalam semalam," batin Pandu.
Makan malam pun selesai. Mereka masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Sementara piring kotor akan mereka cuci besok pagi.
Lilia tidak tenang ada di kamar dan ranjang yang sama dengan Pandu. Karena selama ini Lilia tidak pernah dekat dengan pria manapun. Lilia tidak bisa tidur, sementara Pandu sudah tidur dengan tenang.
"Pria ini, harusnya tidak tidur seranjang denganku, bukankah dia tidak mencintaiku? Bajunya dia lepas segala," kesal Lilia dalam hati. Pandu sejak dulu terbiasa tidur tidak memakai baju, membuat Lilia asli sering mencari kesempatan dalam kesempitan namun selalu gagal. Tapi Lilia yang sekarang tidak mau melirik Pandu sedikitpun apalagi menggerayangi tubuh kekar Pandu. Ada bersama Pandu di ranjang yang sama saja sudah membuatnya kesal.
Matahari pagi kembali menyapa. Pandu terbangun dari tidur nyenyaknya. Saat melihat ke samping dia terkejut karena tidak melihat Lilia. Pandu tersadar kalau malam ini untuk pertama kalinya dia tidur nyenyak, tanpa gangguan apapun dari Lilia. Biasanya Pandu selalu bangun tengah malam, karena sentuhan-sentuhan aneh Lilia. Hingga membuat Pandu selalu berakhir tidur di kursi luar untuk menghindari Lilia.
Pandu menoleh lagi, dia melihat Lilia tidur di lantai hanya beralas selimut tebal. Pandu merasa aneh di dalam hatinya, sejak semalam Lilia berubah drastis. Pandu pun bangkit dari posisi tidurnya, dia turun dari ranjang, berjalan menghampiri Lilia yang masih tertidur di lantai.
"Sejak ketahuan selingkuh semalam, dia berubah. Apa benar dia sudah berubah jadi lebih baik?" batin Pandu.
Pandu menatap Lilia cukup lama, sampai akhirnya mata Lilia terbuka perlahan. Saat Lilia membuka matanya, dia terkejut melihat Pandu sudah berada dihadapannya. Wajah Pandu terlihat begitu tampan membuat jantung Lilia memompa lebih cepat. "Apa semua pria pemeran utama novel tampan seperti ini? Cium sedikit ah ..." kata Lilia dalam hati.
Cup
Cium Lilia singkat dengan cepat di bibir Pandu. Serangan itu membuat Pandu terkejut.
"Kok ada rasanya, bukankah ini mimpi?" ucap Lilia. Dia hanya berpura-pura, seolah sedang bermimpi, agar Pandu tidak marah.
"Ini aku, kamu sedang mimpi apa?" jawab Pandu.
Lilia berpura-pura terkejut. "Astaga, aku tidak mimpi? Aku pikir mimpi sedang bermesraan dengan pria tampan. Maaf ... Aku tidak bermaksud apa-apa," kata Lilia lagi, berpura-pura menyesal, padahal dalam hatinya bersorak riang.
Lilia bangun. "Aku mandi dulu, hari ini aku sibuk." Lilia langsung masuk ke kamar mandi.
"Aneh, kok aku tidak marah?" ucap Pandu.
.
.
.
Setelah Lilia selesai mandi, sekarang giliran Pandu. Lilia melihat isi lemari, semua pakaian Lilia asli begitu ketinggalan zaman, karena memang inilah fashion wanita di tahun 1980 an. Lilia yang berasal dari era modern tidak mau memakai pakaian seperti itu. Sebagai wanita modern, agen rahasia hebat yang cantik, Lilia selalu mengutamakan penampilan setelah keahlian.
"Taro, apa di ruang ajaib ada pakaian cantik?" kata Lilia memanggil sistem.
"Selamat pagi nona. Silahkan lihat koleksi pakaian kami," jawab Taro. Dia pun memperlihatkan pada Lilia ruangan yang berisi banyak busana modern yang sangat bagus. Lilia pun menggeser-geser busana-busana itu seperti menggeser tablet di layar depan matanya.
"Baju ini bagus sekali." Lilia menemukan pakaian yang cocok untuknya. "Aku mau ini," kata Lilia.
"Baik nona. Pakaian ditukarkan dengan koin emas." Taro memberikan apa yang Lilia mau. Pakaian itu pun langsung muncul di tangan Lilia. Membuat Lilia gembira.
"Bagus sekali. Oh ya, koin emas ku sudah berapa banyak?" tanya Lilia.
"Lihatlah nona!" Taro memperlihatkannya.
Mata Lilia berbinar-binar melihat saldo koin emas miliknya sangat banyak. "Taro, aku ingin menukar koin itu dengan kandang ayam yang paling bagus serta bibit sayur yang unggul," pinta Lilia.
"Siap nona."
"Kirim kandang ayamnya ke tempat Bu Ira. Kirim bibit sayurnya ke kebun Bu Sinta."
"Permintaan nona sedang kami di proses."
Dalam sekejap kandang ayam dari ruang ajaib muncul di belakang rumah Bu Ira, menggantikan kandang ayam yang sudah Lilia rusak tempo hari. Sementara bibit sayur di kebun Bu Sinta juga sudah di kirim. Bahkan sudah di tanam dengan sendirinya.
"Terima kasih Taro. Nanti aku panggil lagi, aku mau memasang baju dulu."
"Terima kasih kembali, saya selalu siap sedia membantu nona." Sistem pun menghilang.
Pandu membuka pintu kamar mandi, dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Di depan pintu kamar mandi, dia terkejut melihat Lilia yang berada di depan cermin. Hari ini Lilia tampak cantik dengan dress bermotif bunga ala 90 an. Penampilan Lilia sangat anggun, karena gaya itu belum ditemukan di era 80 an. Jepit rambut pita yang terpasang di belakang kepala Lilia membuat rambut Lilia sangat rapi dan indah. Sepatu putih pantofel 5 cm menjadi pelengkap penampilannya. Membuat Pandu terpesona, bahkan tidak berkedip sedikitpun.
Lilia menoleh pada Pandu. Dia tersenyum kecil. Lilia terperangah melihat badan Pandu yang sispex. "Astaga, dia tentara sejati, badannya penuh otot. Sangat hebat ..." puji Lilia dalam hati.
Lilia tersadar. "Dasar otak kotor. Aku tidak tahan lagi. Aku kabur saja." Lilia pun keluar dari kamar, tanpa sepatah katapun, meninggalkan Pandu di sana.
"Istriku cantik sekali hari ini," puji Pandu dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Andira Rahmawati
lanjut thorrr..trusss semangat 💪💪💪
2025-08-26
0
Cindy
lanjut
2025-08-26
0