5# Berebut hak asuh

...Engagement day...

...Aksara Jingga & Meidina Sastro...

...Sunday, 12th September 202X...

...Route '78 cafe...

Senja mengambil kebaya pesanannya, memasukan itu di mobil city car mungil miliknya lalu menggilas jalanan ibukota sesiang ini. Beberapa kali fokusnya teralihkan oleh notifikasi berisik di ponsel. Namun tak sampai mengganggu kekhusyuan acara menyetirnya sampai ke rumah.

Ia menjumpai note menempel di kulkas.

Neng Nja, kalo mau angetin macaroni cukup 3 menit aja di microwave.

- Mbak Yanti yang sayang neng Nja ❤ -

Ia terkekeh geli membaca pesannya, tangan dengan kuku yang telah ter-nail art kembali bunga sakura itu membuang catatan asisten rumah tangganya itu ke tempat sampah setelah sebelumnya mere mas itu menjadi kusut.

Memang benar, sejak siang tadi mbak Yanti dibawa mami belanja. Siapa lagi kalau bukan mbak Yanti, yang tak tau guna benda sepintar ponsel adalah untuk mengirimkan pesan bukan untuk ngulek sambel.

Ia beralih ke kamar mandi sejenak lalu melakukan perintah catatan mbak Yanti. Ia bekerja sudah lama sekali di rumah ini, sejak usianya 17 tahun hingga sekarang ia berusia 40an, sampai-sampai Senja sekeluarga tak lagi meraba status sosial mereka, mbak Yanti sudah seperti keluarganya sendiri, bahkan di usianya sekarang, Senja masih seringkali disuapi mbak Yanti.

Senja memang harus selalu diingatkan, diberi petunjuk mendetail. Ingat saja mbak Yanti dan mami Bila, saat Senja dimintai menghangatkan sayur, ia tinggalkan sampai pancinya gosong. Begitu pula saat di hari ibu, nasi goreng yang sengaja Senja buat untuk mami Bila justru memantik kengerian mami, papi dan tawa mbak Yanti. Terang saja, nasi benyek itu berisi sayuran serba ungu, berupa kol ungu, terong, anggur, bayam ungu, blackberry dan buah bit.

Pokoknya hidup Senja tidak akan berjalan lurus jika tak ada mami Bila, papi Enggar dan mbak Yanti.

Makanya saat Senja mengadukan masalah empedu ikan pada mami dan mbaknya itu, keduanya justru tertawa tergelak, sudah tak aneh.

"Salah mami sih, salah mami." Akui mami Bila.

***

Senja menikmati makaroni dengan duduk di kursi ayunan teras belakang, memperhatikan gemericik air kolam ikan dimana ikan-ikan koi koleksi papi berenang-renang senang menambah riak air semakin hebat.

Pikirannya berkelana pada segudang rencana hidupnya ke depan. Dimana setelah yang ia lewati di Widya Mukti, semua yang memberinya kesan berarti, ia harus jadi pribadi lebih baik lagi di kehidupan normalnya. Akan ia tinggalkan semua kebaperan, semua interaksi yang membuat dirinya terikat dengan siapapun kecuali kemanusiaan dan hati nurani yang lebih terasah.

Pohon buah jarak yang ditanam papi di sudut halaman bergaya skandinavia katanya sih bermanfaat untuk antiinflamasi, anti bakteri, mempercepat penyembuhan luka. Ia perhatikan dimana buah-buahnya sudah menggelayut berat bersama angin yang menerpa daun hingga membuat tangkai-tangkainya itu seperti terlihat lebih berat dan terbebani.

Lengkara Savio

Nja, mau bareng siapa ke tunangan eonni-bang Jing?

Aluna Senja

Gue berangkat sendiri kayanya, Vi. Ketemu di tempat aja.

Lengkara Savio

Oke. Hati-hati.

Senja masih menatap layar ponselnya, lupa jika sekarang....ia punya saudara beda ayah beda ibu, yaitu kkn 21, yang akan selalu menanyakan keberadaan dan kabarnya.

Entahlah...ada sebuah harapan yang sebetulnya---ia sendiri tak mengharapkannya datang--- jika Maru akan mengajaknya berangkat bersama, sungguh lucu! Ia tau tak bisa mengharapkan balasan perasaan dari Maru, salahnya yang memilih menyalah artikan perhatian Maru di kala ia rapuh dan jatuh kemarin. Kenapa juga harus Maru orangnya? Jadi sekarang ia harus kembali membersihkan hatinya dari bibit-bibit rasa sakit.

Ia memang terlalu mudah menyukai. Dan tak siap untuk sakit kembali dalam waktu dekat, jadi Senja memilih untuk berusaha menghilangkannya. Harus ia beri catatan, jika Maru lebih beresiko menyakitkan dari Rion.

Ting!

Nagara Kertamaru

Mau ke acara Mei--Jingga jam berapa? Kebetulan aku bawa mobil, mau bareng?

Tanpa disadari ada senyuman yang terukir di wajah Senja melihat itu, senyuman yang sulit terkontrol beriringan dengan lolosnya pekikan gemas tertahan, mungkin Maru diam-diam membaca grup dan menyadari ke-absenannya disana.

Aluna Senja

Boleh kalo ngga ngerepotin, jemput di salon aja ya...males make up sendiri, soalnya.

Nagara Kertamaru

Oke.

.

.

Maru memendarkan pandangan, dimana salon tempat Senja berada sudah ia datangi, tak harus repot-repot turun dari mobil, ia mengabari Senja terlebih dahulu agar gadis itu keluar dengan sendirinya.

Hingga tak lama kemudian, sesosok gadis yang memang terbiasa cantik itu berjalan keluar dari pintu kaca salon mencari mobil Maru.

Klakson dibunyikan, memantik perhatiannya teralihkan.

"Tadaaa!" saat kaca jendela terbuka, Senja berseru memperlihatkan penampilannya, "bagus engga? Kaya ibu-ibu engga sih?" tanya nya tak pede.

Maru menggeleng datar, "engga."

Memang akan seperti itu jika bersama Maru. Jauhkan harapan tinggi mendapatkan pujian, karena jelas kamu akan terjatuh sangat sakit.

"Ngga pede, tau sendiri kan...anak 21. Terutama si mo nyet. Ada cela dikit aja dikritik..." dumel Senja naik dan memasang seatbeltnya sendiri.

Maru mendengus, "dia suka kamu, remember?"

Dan Senja mele nguh, "inget. Ngga perlu diingetin lagi, tapi harus kamu tau juga kalo dia sesadis itu buat ngatain orang terkhusus aku. Aku lagi suka cowok dengan tipe-tipe pendiam sekarang, ngga banyak ngomong, tapi lebih ke aksi dan perhatian." Senja mulai membayangkan betapa kagumnya ia pada lelaki macam itu.

"Kebayang kan, kalo aku sama Arlan jadian, ancur dunia?! Lagian Arlan udah bilang ngga niat jadiin aku pacar." Kini tatapan bening itu mengarah pada Maru yang berada di bangku pengemudi sepaket senyum tipis tipis pengen garuknya.

"Maksudnya tipe kamu kaya aku?" tembak Maru tanpa filter membuat Senja syok bukan kepalang, air mukanya bahkan berubah seperti baru saja kepergok lagi nyatain cinta.

"Ya---" Ia jadi gelagapan.

"Bukan ya? Kaya Jingga?" tanya Maru lagi tanpa dosa. Senja tertawa menggeleng, "yang kaya kamu. Tapi bukan kamu ya! Kamu susah move on, aku ngga mau loh jadi obyek pelarian."

Maru mengangguk paham, "tau darimana kalo aku susah move on? Google? Atau so tau?" tanya Maru lagi lebih sadis membuat Senja menatapnya dengan alis terangkat, "bukan so tau. Tapi lebih percaya fakta, nah waktu itu foto Aleena masih kamu simpen. Pasti sampai sekarang tuh, gerak dong Ru, aku aja udah lupa sama si breng sek..." cecar Senja dimana mobil Maru sudah melaju menuju tempat acara.

"Simpan foto teman, bukan berarti aku masih suka. Tapi murni memang buat kenang-kenangan. Memutuskan untuk tidak lagi menggantungkan harapan, bukan berarti harus men-delete semua moment silaturahmi yang pernah terjadi."

Senja malah tertawa renyah menanggapi petuah Maru, "persis ustadz lagi ceramah tau," sahutnya.

"Kapok?" tanya Senja.

"Buat?" Maru melirik singkat Senja.

"Buat suka sama orang?"

"Untuk saat ini pengen fokus sama pendidikan dan karir." Jawabnya klasik sukses bikin Senja berdecak sumbang, "klasik banget jawabannya, kaya martabak ketan dipakein kelapa. Klasik."

"Itu artinya kamu masih kapok sama yang kemaren, Ru. Kamu belum siap buat jatuh cinta, karena resikonya kamu bakal sakit lagi..."

"Belum nemu aja yang bisa bikin hati nyaman." Kini Jawab Maru, benarkah jawabannya? Senja diam tak lagi berkutik, ia justru memilih fokus pada ponselnya, "mau yang bikin nyaman kan, Ru? Pacaran sama bantal." Desisnya.

"Aku mau cari jodohnya Jojo aja lah. anakku satu itu udah kelamaan jomblo sejak kamu kasih dia ke aku di posko, kasian."

"Jangan barbie." Kini Maru turut menyumbangkan suaranya.

"Lah, kenapa? Barbie tuh kiblat kecantikan dunia loh...anak aku ganteng kok, lucu gemesin, enak dipeluk." Ucap Senja tak terima, seolah-olah kedua manusia berpendidikan yang sama-sama sedang kapok menjalin hubungan ini tengah meributkan kriteria jodoh anak mereka.

"Ngga cocok. Nanti aku cari boneka beruang warna pink."

Senja menggeleng tak setuju, "engga--engga. Jangan pink, warna pelakor. Yang ungu, cari boneka beruang yang warna ungu."

Maru menggeleng, "Jojo aku yang kasih, aku yang titip...aku juga ada sumbangsihnya, beberapa bajunya aku beliin. Berarti ada hakku juga disana."

"Kok gitu. Aku ngga minta baju-baju Jojo sama kamu kok. Kamu yang tiba-tiba kasih...kok sekarang giliran jodoh Jojo kamu mesti ikut campur? Lagian yang selama ini pelukin Jojo pas dia mau tidur, aku. Yang bawa dia ke laundry juga aku..."

"Ya udah, sekarang Jojo aku minta balik."

"Ya ngga bisa gitu dong! Kan kamu udah kasih ke aku."

Dan pembicaraan Jojo ini hanya akan menjadi rahasia keduanya saja. Terbayang reaksi syok anggota kkn 21 lain jika sampai mereka tau, bahwa Maru dan Senja meributkan sebuah boneka beruang bak meributkan anak, Arlan adalah orang pertama yang akan menyebut kedua manusia berpendidikan ini gila. Saking frustasinya oleh cinta.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Marliyanipratama

Marliyanipratama

gak tau aku mau komen apa... pokok nya gk bisa untuk tidak kagum sama suka sama karya mak gw yg satu ini.. pokok na mah kata" yg bagus di dunia semua buat emak deh,

gk mudah buat bikin cerita apa lgi ini kya real banget gitu ampe aku ke bawa suasana aja.... belom nemu apa aku nya susah move on kali yh sama novel emak yg lain.. jdi klo yg bru tamat baca lgi ke yg udh aku baca

kaya kmren bang jing sama Mei tamat kan, trus aku kngen sama ayah arka sama momy sha" blik lgi lah gk tau udh yg ke berapa kalinya aku bacain keluarga roti sama cafe itu pokok nya

gk bisa di deskripsiiin lah.. doa terbaik aku jngan smpe mak sin pindah lapak aja apalagi sampe berbayar karna aku tak kan bisa mengikutinya...

doa ku satu semoga emak sekeluarga sehat yah biar bisa up... dan stay cun di nt l-o-v-e " sekebon tomat lah/Kiss//Kiss//Kiss/

2025-08-07

4

yuli

yuli

kafe nya pak Arka yang diterusin ma Andromeda

2025-08-07

1

Salim S

Salim S

ya allah itu boneka loh nja, ru....kebayang ngga sih kalau itu anak kalian...bagaimana perdebatan panjang kali lebar nya...udah deh ru tg cowok ngalah...lagian udah di kasih ke senja berarti hak mutlak milik senja lah ru....haaah ada ada saja kalian berdua ....gimana kalau anak anak monyet tahu kalian meributkan sebuah boneka yg ada mereka bakalan ketawa ngakak bin julid..

2025-08-07

0

lihat semua
Episodes
1 1# Dislokasi Hati (Prolog)
2 2# Pengamat ulung (Prolog)
3 3# Mencintai dalam diam (Prolog)
4 4# Poison vs Medicine (Prolog)
5 5# Berebut hak asuh
6 6# --Senja-- bersamamu
7 7# Atlit Gulat
8 8# Perjanjian konyol
9 9# Groomsmen & Bridesmaid
10 10# Vio--Shaka's Wedding
11 11# Meraba Rasa
12 12# After---long time ago
13 13# Kebiasaan yang tak pernah berubah
14 14# Kisah yang belum benar-benar tenggelam
15 15# Dia kembali
16 16# Aku, kamu dan dia
17 17# Resiko pekerjaan
18 18# Meidina Day part 1
19 19# Meidina day part 2
20 20# Jingga Day
21 21# Mengejar sarapan
22 22# Pengagum rahasia
23 23# Pendapatan
24 24# Social battery
25 25# Tidak semulus yang diharapkan
26 26# Talk with Jojo
27 27# Terjun bebas
28 28# Negosiasi
29 29# Maru
30 30# First 'Mowning'
31 31# Klarifikasi
32 32# Bermain warna
33 33# Jika bukan Maru orangnya
34 34# Anakku bukan anakku
35 35# Sesuatu yang tak biasa ditempatnya
36 36# Pelukan sehangat senja
37 37# Rutinitas pagi
38 38# Backstreet
39 39# Tanggung jawab?
40 40# Hallo Senja
41 41# Mengakui
42 42# Labil
43 43# 5 juta dan ginjal
44 44# Khawatir
45 45# Gelisah
46 46# Lucunya dia
47 47# Tante Jeni dan Nuel
48 48# Makan siang mendebarkan
49 49# Dunia tak selebar daun kelor
50 50# Drakor
51 51# Dinner
52 52# About Yaya
53 53# Siapa dia?
54 54# Bom Waktu
55 55# Tawaran papa
56 56# Memilih jalan hidup sendiri
57 57# Butterfly effect
58 58# Kamanuel Linggar
59 59# Momong bocah
60 60# Sidang lanjutan
61 61# Sedang tak baik-baik saja
62 62# Menunggu pulang
63 63# Ruang dan waktu untuk berpikir
64 64# Dekat namun terasa jauh
65 65# Pesona makan siang
66 66# Bad jealous
67 67# Menepilah jika kau lelah
68 68# Breakheart
69 69# Jejaknya
70 70# Langit Tanpa Senja (Senja)
71 71# Bertahan dan jatuh karenamu
72 72# Laporan
73 73# Tersadar
74 74# Talking to the star
75 75# Melepas kerinduan
76 76# Bapak-bapak pokcecif
77 77# oo ya o ya o ya Bongkar
78 78# Ngga boleh!
79 79# Pamer cium
80 80# Kamu begitu aku begini
81 81# Hidup itu lucu, ya?!
82 82# Ina inu
83 83# Galau
84 84# Foto PAP
85 85# Go for it, for me
86 86# Do'a yang dilangitkan
87 87# Senja><Jingga
88 88# Widya Mukti dalam genggaman
89 89# Kembali ke masa itu
90 90# Rumah kedua
91 91# Semanis aku
92 92# Coop Start up 21
93 93# Rewelnya Senja
94 94# Pura-pura tidur
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1# Dislokasi Hati (Prolog)
2
2# Pengamat ulung (Prolog)
3
3# Mencintai dalam diam (Prolog)
4
4# Poison vs Medicine (Prolog)
5
5# Berebut hak asuh
6
6# --Senja-- bersamamu
7
7# Atlit Gulat
8
8# Perjanjian konyol
9
9# Groomsmen & Bridesmaid
10
10# Vio--Shaka's Wedding
11
11# Meraba Rasa
12
12# After---long time ago
13
13# Kebiasaan yang tak pernah berubah
14
14# Kisah yang belum benar-benar tenggelam
15
15# Dia kembali
16
16# Aku, kamu dan dia
17
17# Resiko pekerjaan
18
18# Meidina Day part 1
19
19# Meidina day part 2
20
20# Jingga Day
21
21# Mengejar sarapan
22
22# Pengagum rahasia
23
23# Pendapatan
24
24# Social battery
25
25# Tidak semulus yang diharapkan
26
26# Talk with Jojo
27
27# Terjun bebas
28
28# Negosiasi
29
29# Maru
30
30# First 'Mowning'
31
31# Klarifikasi
32
32# Bermain warna
33
33# Jika bukan Maru orangnya
34
34# Anakku bukan anakku
35
35# Sesuatu yang tak biasa ditempatnya
36
36# Pelukan sehangat senja
37
37# Rutinitas pagi
38
38# Backstreet
39
39# Tanggung jawab?
40
40# Hallo Senja
41
41# Mengakui
42
42# Labil
43
43# 5 juta dan ginjal
44
44# Khawatir
45
45# Gelisah
46
46# Lucunya dia
47
47# Tante Jeni dan Nuel
48
48# Makan siang mendebarkan
49
49# Dunia tak selebar daun kelor
50
50# Drakor
51
51# Dinner
52
52# About Yaya
53
53# Siapa dia?
54
54# Bom Waktu
55
55# Tawaran papa
56
56# Memilih jalan hidup sendiri
57
57# Butterfly effect
58
58# Kamanuel Linggar
59
59# Momong bocah
60
60# Sidang lanjutan
61
61# Sedang tak baik-baik saja
62
62# Menunggu pulang
63
63# Ruang dan waktu untuk berpikir
64
64# Dekat namun terasa jauh
65
65# Pesona makan siang
66
66# Bad jealous
67
67# Menepilah jika kau lelah
68
68# Breakheart
69
69# Jejaknya
70
70# Langit Tanpa Senja (Senja)
71
71# Bertahan dan jatuh karenamu
72
72# Laporan
73
73# Tersadar
74
74# Talking to the star
75
75# Melepas kerinduan
76
76# Bapak-bapak pokcecif
77
77# oo ya o ya o ya Bongkar
78
78# Ngga boleh!
79
79# Pamer cium
80
80# Kamu begitu aku begini
81
81# Hidup itu lucu, ya?!
82
82# Ina inu
83
83# Galau
84
84# Foto PAP
85
85# Go for it, for me
86
86# Do'a yang dilangitkan
87
87# Senja><Jingga
88
88# Widya Mukti dalam genggaman
89
89# Kembali ke masa itu
90
90# Rumah kedua
91
91# Semanis aku
92
92# Coop Start up 21
93
93# Rewelnya Senja
94
94# Pura-pura tidur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!