2# Pengamat ulung (Prolog)

Sepanjang menerima panggilan yang tak berfaedah dan hanya membicarakan tentang ia dan Sigit itu, Maru lebih tertarik memperhatikan apa yang sedang Senja lakukan di tempatnya.

Terkadang gadis itu menengadah ke arah langit, apakah ia akan mengumpatinya?

"Iya."

"Iya, Al.."

"Hm..."

Namun kini mulutnya justru berkedut geli, lengah sedetik Senja sudah selangkah lebih dekat dari posisi sebelumnya, apakah ia salah?

Dan, catch you! Ia memergoki Senja yang menguping pembicaraannya dengan Aleena. Gadis itu langsung berlagak memainkan sepatu-sepatunya, "ya ampun sepatu gue kasiannya, kotor banget ya gue bawa kesini? Ntar balik gue ajak spa massage ya..." ocehnya.

"Iya. Congrats buat kamu sama Sigit. Aku tutup telfonnya ya..." begitu ucapnya.

"Udah?" tanya Senja.

"Belum." Jawab Maru membuat Senja berdecak merotasi bola matanya, "buruan panas, Ru!" paksanya melayangkan pelototan.

Tak ada lagi pembicaraan antara Senja dan Maru sampai mereka tiba di posko.

Ia memang memiliki jiwa pengamat sepertinya, **dari tempatnya yang selalu diam** itu ia selalu mengamati setiap personal, Mahadri yang tak terbantahkan, klan Purwangga adalah salah satu pebisnis ternama di tanah air, mereka bergerak di bidang traveling, properti, periklanan, dan finance. Maka tak diragukan jika Mahad bisa membeli satu minimarket plus pegawai-pegawainya sekalian, and you know what? Munafik sekali ia tak suka Syua. Cara licik yang tak terendus oleh Syua sendiri, Mahad membeli--***minimarket sekaligus pemilik dan karyawannya***---

Yap! Bisnis ayah Syua untuk membeli hati gadis itu sendiri, gadis galak yang melukai harga diri seorang Mahadri, gadis pertama yang menatapnya jengah ketika gadis-gadis lain memuja mujinya. Gadis pertama yang membentak di kala semua orang menunduk patuh. Gadis kuat namun rapuh ketika berbicara tentang keluarga, gadis berprinsip yang memukau.

Zaltan? Sungguh perbuatannya patut disebut stalker, dengan dalih posisi pubdok yang diembannya ia bebas mengambil potret dari angle manapun, namun dari sekian banyaknya foto, jumlah foto Nalula lah yang memenuhi satu file khusus di laptopnya, Maru tertawa kecil saat ia meminta hasil foto untuk dijadikan laporan. Mungkin disini, hanya ia dan Mei saja yang tau, entah dengan Arshaka dan Arlan.

Meidina, ibu kedua anak-anak mo nyet 21 setelah Nalula. Gadis yang dicintai dan mencintai Jingga sejak masa putih abu ini, bisa dikatakan perempuan yang mungkin bisa membuatnya nyaman diajak mengobrol, nyaman diajak diskusi. Mungkin jika ia tak bersama Jingga, dan ia belum menyukai Aleena lain ceritanya.. Ia sudah menjadikan Mei seorang yang dikagumi.

Tapi kembali, dari sekian banyaknya anggota kkn 21. Mungkin yang benar-benar berhasil belajar disini memberikan perubahan untuk pribadinya sendiri adalah Aluna Senja, nama indah untuk gadis yang indah.

Bahkan ketika masalah datang silih berganti, dan posko tengah dilanda chaos-chaosnya, hanya Senja yang ia lihat lebih bijak dari pribadi ia (Senja) sebelumnya.

Dirinya yang baru saja putus dengan kekasihnya, harus menerima penghakiman dan bentakan Jovi serta anggota lain atas usaha keras yang berbuah pahit. Namun ia tak sedikit pun membalas dengan mencecar dan mengorek-ngorek kekurangan serta kesalahan anggota lainnya.

Ia memperhatikan itu selepas bersih-bersih di belakang akibat hujan lebat saat ia harus membantu Jingga, Jovi dan Arlan menyelamatkan sebagian proyek kincir mereka.

\*\*\*\*

Mungkin semua anggota sudah menenggelamkan diri pada penyesalan, dan rehat dari kemarahan serta masalah posko. Namun ia yang kesulitan tidur malam itu dan berniat untuk menyesap vape miliknya justru menemukan manusia lain di area dapur sedang duduk sendirian sambil mendekap segelas coklat instan hangat diantara sweter tebal dan wajah kusut yang basah oleh tangis.

Cukup terkejut ketika menyadari kehadiran Maru bahkan ia tersentak hampir menggeser bangku.

"Eh, gue kira siapa..." ia kembali diam dan menyeka wajah, sama sekali tak ingin memperlihatkan sisi rapuhnya.

"Sorry ganggu. Ngapain sendirian disini, malem-malem?" Maru mengurungkan niatannya melihat Senja, dan lebih memilih duduk di sebrang gadis itu.

Senja hanya mendengus tersenyum getir, "ngga. Gue cuma lagi ngga bisa tidur aja." Alibinya.

"Mikirin masalah tadi sama anak-anak?" tembaknya to the point membuat mata bulat itu menatapnya dengan raut yang meredup, "menurut lo, kita bakalan bisa selesain kkn sampai tuntas ngga, Ru? Gue jadi worry, anak-anak bakalan bubar jalan, proker ngga beres, kkn ancur...gue ngga mau ngulang lagi semester depan."

Sungguh terlihat sekali ketakutannya itu, Maru menghela nafasnya, "Jingga ngga akan biarin itu terjadi, tenang aja. Cuma mungkin mereka butuh waktu, mereka bukan anak kecil, Nja." ia justru mendengus geli, bahkan *anak kecil di posko* saja saat ini sedang mengkhawatirkan para mo nyet itu, seharusnya mereka malu pada bocah itu (Senja).

"Ru, gue mau minta maaf ya...masalah empedu ikan. Gara-gara gue, yang lain jadi keracunan gitu. Gue juga udah minta maaf sama yang lain, sumpah gue ngga tau, kalo ikan tuh ada empedunya yang harus dibuang. Gue kira ngga akan masalah, ngga akan sampai bikin semua ikannya pahit cuma gara-gara empedu segede biji jagung." Sesalnya.

Dan Senja adalah anggota pertama yang dengan rendah hatinya tak malu untuk meminta maaf pada semua atas kesalahannya secara pribadi. Sungguh disini, Senja yang berhasil lulus, Jingga patut memberinya nilai kkn tinggi.

"Lo pasti muntah-muntah abis sarapan pagi itu ya? Sekarang masih ada efeknya ngga? Gue mau tanggung jawab kok kalo lo keracunan by the way." Jelasnya lagi dengan raut khawatir.

Maru menggeleng, "lo mau tanggung jawab, Nja?"

Senja mengangguk cepat, "kenapa? Apa yang lo rasain? Masih ada efek pusing, mual ya? Emang kemaren-kemaren lo ngga bo ker ya, ngga pi pis?" tanya nya random, "jadi racunnya belum kebuang dari perut lo?"

Alisnya mengernyit mengingat sesuatu, "gue padahal udah tanya Mei, loh...soalnya gue takut, gara-gara gue penghuni posko mati massal."

Jelek sekali do'anya.

Dan Maru tak bisa lebih tergelitik lagi mendengar itu, ia menggeleng, "lo cukup diem. Ngga perlu lagi mikirin apa yang Jovi bilang tadi, ngga usah dimasukin ke hati, Nja. Lo sekarang tidur...udah itu aja. Lo udah tanggung jawab sama gue."

Apa sekarang? Ia merasa iba, tak tega, memberikan atensi berlebih pada Senja?

Senja menghela nafasnya, mengangguk dan mendorong segelas coklat hangat miliknya yang masih terlihat penuh.

Ia bahkan mengelap sekeliling bibir gelas dengan tisu kering, "ini baru gue minum seteguk aja, soalnya tadi masih panas udah gue sruput...jadinya bibir gue kepanasan..." prengutnya, pengakuan itu membuat Maru merasa tergelitik lagi.

"Niat gue udah keburu abis buat minum coklat hangat, nih...buat lo aja. Gue mau tidur." Ia sudah beranjak dari duduknya, menggusur kaki-kaki yang terselubungi oleh sandal boneka snoopy tebal berlalu ke arah kamar, "good night Ru, jangan begadang. Kata kake haji ngga bagus." Pesannya.

.

.

..

Terpopuler

Comments

ieda1195

ieda1195

woalahhhh,, zaltan diem2 udah suka lupa, pantesann pas diakhir2 novel banh jing, dia selalu sama lula

2025-08-06

4

Vike Kusumaningrum 💜

Vike Kusumaningrum 💜

Ternyata bang Maru, kuncennya KKN 21.


kalau sekarang sih, kamusnyalah. ada semua di Otak dan penilaian Maru. cocok banget jadi juri ini mah, terlalu mulus dan reel cara penilaiannya.


aaaah makin gemesss, sedih yang kemarin pisah Ama MeiJing, lah sekarang segera dapat obatnya.

Mksh teh Sin, makasih banyak euy 🙏🙏 sehat selalu 🤲😇

2025-08-07

0

Kh2103💙

Kh2103💙

Maru kereen lah.... diam" ternyata perhatian bgt..... sampe tau perasaan arlan ke senja, mahad ke syua... dan siapa lg ya selanjutnya...
emang org pendiam itu biasanya bukan diem gak ada faedah, tp dia lg mengamati sih... dan boom... kalo saatnya tiba.... 😂😂😂😂🙏🙏🙏

2025-08-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!