3# Mencintai dalam diam (Prolog)

~ Arlan Story~

Sejak ia melihat Senja pertama kalinya ia sudah tau siapa gadis manja itu. Setidaknya peran aktifnya di kampus membuatnya hafal beberapa nama mahasiswa/i terlebih anak-anak fakultas ekonomi bisnis yang memang selalu jadi sasaran kegombalan dan keusilan anak-anak fakultas teknik dimana peredaran mereka begitu berdekatan.

Dan diantara berpuluh-puluh mahasiswa ekonomi-bisnis, tentu gadis ini banyak diperbincangkan anak teknik, salahnya sendiri yang cantik, manis, dan manja. Namun sayangnya, Senja galak.

Alih-alih kapok, ia justru terlalu asik dan nyaman dengan manjanya Senja, prengat-prengutnya itu membuatnya candu.

Dan kelebihan Senja adalah, ia yang tak gampang sakit hati meski berkali-kali ia usili. Gadis itu juga wangi serta pandai menjaga diri meskipun centil dan selalu merepotkan. Satu yang membuat hatinya semakin runtuh, adalah fakta Senja dengan sejuta bakat dan hati malaikatnya.

"Gue ada biskuit sama yogurt, buat lo cemil...mau ngga? Gue kalo lagi sakit gini, makan nasi suka mual pengen muntah, seenggaknya ada makanan masuk. Atau mau nyemil batu, semen aja? Biar lo lebih kuat?" dan ocehannya itu berhasil membuatnya tertawa diantara rasa pahit teh buatan Syua yang membuatnya muntah seusus-usus.

Apalagi sebelumnya, ketika ia melihat Senja yang meracuni satu posko dengan empedu ikan, dan tau kenyataan jika Senja sudah berusaha teramat, ia sampai harus terciprati minyak panas sendirian demi membantu menyiapkan sarapan, Arlan hanya bisa melolong dalam hati sungguh merasa bersalah.

Melihat Senja yang terluka ketika voli, jiwa heroiknya mengatakan jika Senja adalah gadis yang perlu ia lindungi. Berangkat dari rasa kasihan, rasa bersalah dan ketertarikan paras rupawan serta kekaguman pribadinya, Arlan jatuh cinta.

Rintihan dan tangisan Senja sepaket wajah merah berpeluhnya ikut membuatnya terbakar rasa khawatir melihat Senja.

"Kaki gue Lan, sakit banget..." Adunya menangis membuat seketika hatinya meleleh.

Poin plus Senja seperti sedang tercetak di papan skor setiap harinya. Tidak seperti Mei, Vio, Nalula serta Syua yang kelebihannya dapat diberi tepukan tangan di saat itu juga. Sikap positif Senja justru dapat meremukan jantung sedikit demi sedikit, membungkam mulut-mulut julid termasuk mulutnya di kemudian hari. Definisi kebaikan yang tak harus diumbar, tapi ia akan unjuk diri pada waktunya.

Ia yang begitu disayangi bah Wawan, karena nyatanya Alby mengatakan jika Senja sering membantu memapah pria tua itu dengan tulus dan membuat humor receh untuk seorang bapak yang pernah kehilangan anak bungsu perempuannya. Bah Wawan yang orang baru saja bisa langsung sayang....

Ia bahkan dengan rela jatuh berkali-kali di lumpur demi mengambil buah pisang yang akan dipanen, menghapus habis nail art mahalnya. Dan sikap pamungkasnya adalah, diam-diam melukis taman baca, dimana sosoknya yang disebut-sebut bak bidadari oleh anak-anak teknik bukan isapan jempol belaka, Senja memang extraordinary.

Pengakuan Nalula jika Senja sangat digandrungi oleh anak-anak tk di Widya Mukti karena kemampuan melukis dan paras manis bak putri permennya itu semakin membuat dirinya kagum saja.

Ia menyukai Senja, namun sikap menutup-nutupinya itu tak berlaku untuk Maru, Jingga dan Jovi. Karena nyatanya ketiga kam pret ini mencium gelagatnya.

Malam itu, kesialan menghampiri...ia sudah menduga jika diantara ketiga manusia ini sudah pasti akan memintanya buka-bukaan. Maka Arlan melakukan apa yang mereka minta, ia bukan tipe laki-laki cemen seperti Maru.

Dan dapat ia tebak kejadian selanjutnya, Senja mengamuk.

Namun diantara semua kejadian yang membuatnya semakin mengenal Senja, satu yang ia tau...kalau gadis itu, menyukai Nagara Kertamaru, sepertinya perhatian-perhatian kecil Maru untuknya yang baru putus cinta. Yang mungkin bagi Maru, ia hanya menganggapnya seperti adik atau teman, disalah artikan Senja.

Malam sebelumnya, ketika Senja sudah masuk ke dalam kamar, ia kembali keluar dan menanyakan keberadaan wakil koordinator desa itu, dimana pemuda datar dan tak banyak bicara itu memilih tenggelam dalam lingkaran toxic, friendzone-nya, cih! Seperti bukan lelaki saja, gadis masih berserakan di muka bumi, Ru!

Senja mengayunkan langkahnya ke depan, dimana Maru berada. Dan tak ada yang cukup ngeuh dengan gelagat Arlan yang mendadak bangkit, kemudian duduk mendekati pintu depan, Jovi dan yang lain memang bo doh, hahaha!

Mereka berbincang dan berdiskusi tentang keberadaan bintang-bintang yang entah apa katanya.

Lain hal Maru yang berbicara secara hal rasional, sementara Senja justru mengatakannya sesuai hati. Itulah mungkin salah satu perbedaan lelaki dan perempuan, terlebih itu Senja. Senja juga terdengar seperti sedang memberikan penghiburan untuk lelaki yang bebal dinginnya itu. Jingga juga datar, tapi tak sekaku dan sebeku itu.

Hingga akhirnya,

Brak!

Daun pintu menghantam punggung Arlan sekerasnya, "aww!"

"Eh sorry! Lo juga, ngapain duduk disitu sih?!" Senja sewot namun tertawa tergelak. Tidak pagi, tidak siang, tidak malam dirinya dan Senja sudah pasti akan terlibat interaksi begini.

"Ya lo kenapa ngga permisi dulu, bilang punten kek, assalamu'alaikum kek! Permisi..." Arlan tak kalah sewot, dan Senja masih tergelak melihatnya mengusap-usap tulang punggung.

"Rasain! Kata Vio kalo duduk di gawang pintu pamali, nah kan kualat!" hardiknya mengutuk.

"Ribut terusss sih udah malem oy!" omel Alby.

Dari celah daun pintu ia melihat senyum tipis Maru yang kemudian kembali duduk di bangku teras, meski tak lama ia ikut masuk.

Sikap Senja yang paling kontras adalah ketika sepulang mereka voli, ketika pandangannya hanya tertuju pada Maru, Arlan bisa melihat itu, bahkan ia tak segan mengatakan tak sukanya pada salah satu gadis di desa itu yang terlalu menempel dengan Maru dan mengatakan berkali-kali jika Maru tampan di matanya, keren.

Belum lagi curi-curi dengarnya, Senja adalah tipe gadis yang murah sekali mengumbar pujiannya. Namun tak segan pula memuntahkan hinaannya.

"Suer sih, Maru gantengnya keterlaluan tau..."

"Lah, gue rela di posesifin kalo punya cowok kaya Lin Yi..."

"Ya ampun, keren banget ih elo...kalo diliat dari sedotan, Lan."

"Lo kaya bapak-bapak tps."

Arlan menyambangi dapur ketika semua sedang sibuk-sibuknya di depan untuk mencomot makanan kiriman bu Sri, bersamaan dengan Maru yang masuk ke dapur untuk mengambil minum.

"Dah beres?" tanya Maru digelengi Arlan, kebetulan sekali...ia bukan tipe manusia yang suka memendam isi hati. Suka atau tidak, maka Arlan akan langsung mengutarakannya.

"Ru, bisa ngomong sebentar di belakang?" pintanya, Maru pasti paham dengan raut wajah Arlan yang sama sekali tak menunjukan canda.

"Apa?" **always**! Papan penggilesan, kanebo kering.

Arlan keluar dari pintu belakang, dimana jemuran anak-anak posko masih mengucurkan tetesan airnya, ayam-ayam tetangga dan beberapa rumah sekitar menjadi pemandangan yang dilatari langit Widya Mukti menuju cerah.

"Gue cuma mau kasih paham sedikit sama lo, Ru..kalo lo ngga peka. Senja tuh anggap lain semua perhatian kecil lo, tolong lah sebagai temen---"

Maru mendengus tersenyum sambil membuang muka seperti mengejek.

"Denger dulu, Ru..." decak Arlan meminta Maru serius, "gue serius kali ini."

"Kalo lo ngga punya perasaan apapun, jangan gitu. Kasian tuh anak, baru diputusin cowoknya," Arlan menggeleng meralat, "diselingkuhin."

"Kalo sekarang dia berharap lebih karena nyaman sama lo. Lo mesti kasih dia paham, kalo lo bersikap begini karena kita satu kelompok satu rasa, kaya sodara. Lo ngga kasian apa?"

"Kalo gitu kenapa ngga lo tembak aja, jadiin Senja pacar lo?" tanya Maru justru membuat urat-urat di rahang Arlan muncul.

*Ngga gitu konsepnya, setan*! Umpatnya dalam hati.

"Kentara banget lo sayang sama dia. Dan gue yakin...dengan lo, dia bakalan seneng, terlindungi, nyaman."

"Lo ngga ngerti kah mo nyet? Lo ngga bisa liat, kalo dia tuh sukanya sama lo?" tak membentak namun sorot mata serius Arlan itu setengah mencibir dan menggebrak dinding kepekaan Maru.

Maru mele nguh, "Lan, Senja bukan abg labil, dia cukup tau dan menganggap kalau gue---" Maru sempat terdiam demi memilih kata yang tepat.

"Kalo gue cowok gamon, romantic hopeless. Jadi dia ngga akan terlalu gegabah buat mengharapkan gue."

"Tapi sikap lo itu, Ru...keliatan banget kaya cowok yang mau buka hati dan memulai kembali membuka lembaran baru dengan cewek baru, terutama Senja."

"Sekarang gue tanya, lo yang belain dia mati-matian, selalu ada, selalu usil karena pengen bareng terus, selalu pengen ada dipikiran Senja...apa yang lo lakuin sekarang? Jalan di tempat?" cecar Maru. Wajar! Maru calon advokat, ia pintar bicara.

Arlan menggeleng, "gue ngga bisa. Gue terlalu takut untuk nyakitin perasaan dia dengan semua sifat gue ini," Arlan seperti sedang menyelami dan mengamati dirinya sendiri.

"Gue takut bikin dia kecewa kalau gue tidak sesuai ekspektasi. Gue begini...dan akan selalu begini. Gue terlalu beda prinsip dengan Senja. Gue bukan orang yang suka diatur, ngga bisa menyesuaikan, ngga bisa beradaptasi, dan gue males untuk melakukan itu. Menjalin hubungan akan membuat gue maupun cewek gue nantinya jadi pribadi berbeda. Untuk saat ini, gue belum mau memulai komitmen itu dengan siapapun itu."

"Dan yang paling keliatan, lo buta?Ngga liat kemaren...Senja menganggap gue pengacau buatnya. Lebih baik seperti ini."

Maru mengangguk paham, "oke. Nanti gue kasih paham." Pria itu memang begitu, tak segan untuk langsung pergi meninggalkan Arlan sendiri di belakang.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Trituwani

Trituwani

klo arlannya ama senja malah kaya vio shaka jilid 2 g da yg namanya bumi adem ayem yg ada gempa bumi berkelanjutan 😊 beda klo ma maru yah es batu dikasi gulali mungkin jd es cendol dawet ada manis manisnya

2025-08-06

0

Kh2103💙

Kh2103💙

Kasih paham gmn nih bang maru?

klo kemaren" aku baca ulang karya teteh yg lain sambil nunggu karya yg baru..
aku gak dpt notif, dan kayaknya gak bakal tau ada karya baru kalo gak buka gc...
Makasih teh sin.... 😍😍🙏🙏

2025-08-06

0

Salim S

Salim S

ngga nyangka di balik sifatnya yg usil bin nyebelin arlan gentle mau mengakui kekurangan nya di depan maru....ah elah bang maru mah kudu di getok dulu biar kebuka mata dan hatinya...

2025-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 1# Dislokasi Hati (Prolog)
2 2# Pengamat ulung (Prolog)
3 3# Mencintai dalam diam (Prolog)
4 4# Poison vs Medicine (Prolog)
5 5# Berebut hak asuh
6 6# --Senja-- bersamamu
7 7# Atlit Gulat
8 8# Perjanjian konyol
9 9# Groomsmen & Bridesmaid
10 10# Vio--Shaka's Wedding
11 11# Meraba Rasa
12 12# After---long time ago
13 13# Kebiasaan yang tak pernah berubah
14 14# Kisah yang belum benar-benar tenggelam
15 15# Dia kembali
16 16# Aku, kamu dan dia
17 17# Resiko pekerjaan
18 18# Meidina Day part 1
19 19# Meidina day part 2
20 20# Jingga Day
21 21# Mengejar sarapan
22 22# Pengagum rahasia
23 23# Pendapatan
24 24# Social battery
25 25# Tidak semulus yang diharapkan
26 26# Talk with Jojo
27 27# Terjun bebas
28 28# Negosiasi
29 29# Maru
30 30# First 'Mowning'
31 31# Klarifikasi
32 32# Bermain warna
33 33# Jika bukan Maru orangnya
34 34# Anakku bukan anakku
35 35# Sesuatu yang tak biasa ditempatnya
36 36# Pelukan sehangat senja
37 37# Rutinitas pagi
38 38# Backstreet
39 39# Tanggung jawab?
40 40# Hallo Senja
41 41# Mengakui
42 42# Labil
43 43# 5 juta dan ginjal
44 44# Khawatir
45 45# Gelisah
46 46# Lucunya dia
47 47# Tante Jeni dan Nuel
48 48# Makan siang mendebarkan
49 49# Dunia tak selebar daun kelor
50 50# Drakor
51 51# Dinner
52 52# About Yaya
53 53# Siapa dia?
54 54# Bom Waktu
55 55# Tawaran papa
56 56# Memilih jalan hidup sendiri
57 57# Butterfly effect
58 58# Kamanuel Linggar
59 59# Momong bocah
60 60# Sidang lanjutan
61 61# Sedang tak baik-baik saja
62 62# Menunggu pulang
63 63# Ruang dan waktu untuk berpikir
64 64# Dekat namun terasa jauh
65 65# Pesona makan siang
66 66# Bad jealous
67 67# Menepilah jika kau lelah
68 68# Breakheart
69 69# Jejaknya
70 70# Langit Tanpa Senja (Senja)
71 71# Bertahan dan jatuh karenamu
72 72# Laporan
73 73# Tersadar
74 74# Talking to the star
75 75# Melepas kerinduan
76 76# Bapak-bapak pokcecif
77 77# oo ya o ya o ya Bongkar
78 78# Ngga boleh!
79 79# Pamer cium
80 80# Kamu begitu aku begini
81 81# Hidup itu lucu, ya?!
82 82# Ina inu
83 83# Galau
84 84# Foto PAP
85 85# Go for it, for me
86 86# Do'a yang dilangitkan
87 87# Senja><Jingga
88 88# Widya Mukti dalam genggaman
89 89# Kembali ke masa itu
90 90# Rumah kedua
91 91# Semanis aku
92 92# Coop Start up 21
93 93# Rewelnya Senja
94 94# Pura-pura tidur
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1# Dislokasi Hati (Prolog)
2
2# Pengamat ulung (Prolog)
3
3# Mencintai dalam diam (Prolog)
4
4# Poison vs Medicine (Prolog)
5
5# Berebut hak asuh
6
6# --Senja-- bersamamu
7
7# Atlit Gulat
8
8# Perjanjian konyol
9
9# Groomsmen & Bridesmaid
10
10# Vio--Shaka's Wedding
11
11# Meraba Rasa
12
12# After---long time ago
13
13# Kebiasaan yang tak pernah berubah
14
14# Kisah yang belum benar-benar tenggelam
15
15# Dia kembali
16
16# Aku, kamu dan dia
17
17# Resiko pekerjaan
18
18# Meidina Day part 1
19
19# Meidina day part 2
20
20# Jingga Day
21
21# Mengejar sarapan
22
22# Pengagum rahasia
23
23# Pendapatan
24
24# Social battery
25
25# Tidak semulus yang diharapkan
26
26# Talk with Jojo
27
27# Terjun bebas
28
28# Negosiasi
29
29# Maru
30
30# First 'Mowning'
31
31# Klarifikasi
32
32# Bermain warna
33
33# Jika bukan Maru orangnya
34
34# Anakku bukan anakku
35
35# Sesuatu yang tak biasa ditempatnya
36
36# Pelukan sehangat senja
37
37# Rutinitas pagi
38
38# Backstreet
39
39# Tanggung jawab?
40
40# Hallo Senja
41
41# Mengakui
42
42# Labil
43
43# 5 juta dan ginjal
44
44# Khawatir
45
45# Gelisah
46
46# Lucunya dia
47
47# Tante Jeni dan Nuel
48
48# Makan siang mendebarkan
49
49# Dunia tak selebar daun kelor
50
50# Drakor
51
51# Dinner
52
52# About Yaya
53
53# Siapa dia?
54
54# Bom Waktu
55
55# Tawaran papa
56
56# Memilih jalan hidup sendiri
57
57# Butterfly effect
58
58# Kamanuel Linggar
59
59# Momong bocah
60
60# Sidang lanjutan
61
61# Sedang tak baik-baik saja
62
62# Menunggu pulang
63
63# Ruang dan waktu untuk berpikir
64
64# Dekat namun terasa jauh
65
65# Pesona makan siang
66
66# Bad jealous
67
67# Menepilah jika kau lelah
68
68# Breakheart
69
69# Jejaknya
70
70# Langit Tanpa Senja (Senja)
71
71# Bertahan dan jatuh karenamu
72
72# Laporan
73
73# Tersadar
74
74# Talking to the star
75
75# Melepas kerinduan
76
76# Bapak-bapak pokcecif
77
77# oo ya o ya o ya Bongkar
78
78# Ngga boleh!
79
79# Pamer cium
80
80# Kamu begitu aku begini
81
81# Hidup itu lucu, ya?!
82
82# Ina inu
83
83# Galau
84
84# Foto PAP
85
85# Go for it, for me
86
86# Do'a yang dilangitkan
87
87# Senja><Jingga
88
88# Widya Mukti dalam genggaman
89
89# Kembali ke masa itu
90
90# Rumah kedua
91
91# Semanis aku
92
92# Coop Start up 21
93
93# Rewelnya Senja
94
94# Pura-pura tidur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!