Daughter Of Light: Uraka, The Final Sentinel
Kehadiran Yang Membungkam
Empat bulan telah berlalu sejak kelahiran Uraka, dan pada hari itu, Mansion keluarga Velion kembali ramai oleh tamu-tamu kehormatan dari berbagai wilayah Kekaisaran Maxia
Bendera-bendera sutra terpasang tinggi, lentera-lentera sihir berpendar keemasan, dan meja perjamuan dipenuhi makanan terbaik dari dapur mansion. Namun yang membuat pesta ini istimewa bukanlah kemewahannya, melainkan suasana damai dan penuh syukur yang menyelimuti seluruh tempat.
Sesuai keinginan Rega dan Maria, para pelayan disebar ke pelosok kota, memberikan bantuan kepada rakyat kecil. Hari itu, bukan hanya keluarga Velion yang bersuka cita, melainkan seluruh Maxia
Di antara kerumunan, sosok lelaki berambut putih dan berseragam perwira tinggi memasuki aula utama. Tubuhnya tegap meski jelas dimakan usia dan pertempuran panjang
Itu adalah Ayah Rega, sang komandan legendaris perbatasan utara, yang sangat jarang terlihat di ibukota
Ia menatap Uraka dari kejauhan, lalu melangkah pelan ke arah sang cucu yang tengah tertidur dalam buaian. Ia tidak mengatakan apa-apa, hanya memandangi bayi mungil itu dengan sorot mata yang mengeras karena menahan emosi. Satu tangannya menyentuh pipi Uraka dengan lembut
Lalu ia berjalan ke arah sekelompok bangsawan yang tengah berbincang. Di sana, Elina, istri sekaligus ibu dari Rega, mengenalinya seketika
Meskipun terkejut, Elina tidak menunjukkan reaksi berlebihan. Ia hanya meletakkan cangkir tehnya, berdiri, dan menyambutnya dengan anggukan formal. Tatapan mereka bertemu, lalu diam panjang menggantung di antara keduanya.
dua orang yang lama dipisahkan oleh medan perang dan kesibukan tak berkesudahan, akhirnya di pertemukan kembali
Troya
Hari yang layak untuk kembali, bukan?
Elina
Kau tidak pernah suka pesta
Troya
Tapi aku suka cucuku
Mereka tertawa ringan, lalu menjauh sedikit dari kerumunan. Berbincang berdua dalam suara pelan yang hanya bisa di mengerti oleh mereka berdua saja
Sementara itu, Maria tengah sibuk menemani ayah nya dan beberapa tamu, saat pelayan datang melapor bahwa ada seseorang yang ingin menemui mereka berdua di halaman samping
Pelayan
ada seseorang yang ingin menemui anda dan tuan Vin
Saat kedua nya menoleh, sosok itu sudah berdiri di sana
Sepupu jauh dari Ayah Rega
Ibunya sendiri. Wanita yang sudah lama hilang dari hidupnya, datang tanpa pengumuman, mengenakan gaun kuning sederhana dan sepasang mata yang tak menua oleh waktu
sedangkan Maria berdiri kaku. Tangannya sempat mengepal, tapi ekspresinya tetap tenang. Uraka masih tertidur dalam pelukannya
Hana
Maaf aku datang tiba-tiba
Hana
Aku memang tak sepantasnya datang
Hana
Aku hanya ingin tahu cucuku seperti apa
Maria tidak langsung menjawab. Tetapi saat ia menatap wajah ibunya lebih dalam, ia tidak lagi melihat wanita yang pernah meninggalkannya. Yang ia lihat adalah seseorang yang ingin memulai dari awal
Maria
Kau datang di hari yang baik
Kemudian, Maria menoleh kepada Ayah nya yang terdiam terpaku melihat Hana di sebelah nya
Maria
Seseorang datang untuk menunggu kehadiran mu
membiarkan pasangan tersebut untuk berbincang lebih dalam, membicarakan semua yang ingin mereka sampaikan
Vin
Kau tetap cantik seperti biasa
Vin membelai rambut putih Hana yang indah
Hana pun tersenyum mendengar pujian dari Vin
Hana
Seperti biasa tuan Vin...
Hana
Anda masih terlihat konyol dengan simbol aneh yang ada di kening anda
Hana tersenyum kecil ke arah Vin
Sementara itu, di taman kecil belakang mansion, Rega dan Maria duduk berdampingan, menggendong Uraka bersama. Hembusan angin malam membawa harum bunga-bunga musim semi yang mekar. Tawa kecil mereka, pelukan hangat di antara ketiganya, menciptakan pemandangan keluarga yang tenang dan harmonis
Lalu langkah seseorang terdengar mendekat di atas kerikil putih
Gaun emas berkilau di bawah cahaya lampu malam. Sebuah veil tipis berwarna kuning pucat menutupi wajahnya
Rega sontak menegakkan punggung, sedikit kaku. Ia tak menyangka mantan kekasihnya itu sungguh datang, meski undangan telah dikirim namun hanya sebagai formalitas diplomatik
Maria juga menoleh. Alih-alih cemburu atau curiga, senyum lembut justru terlukis di wajahnya. Rega bingung, namun Maria memberinya tatapan yang seolah berkata
Madeline mendekat dengan langkah anggun. Ia berhenti tepat di depan mereka, lalu menunduk hormat
Madeline
Selamat atas kelahiran putri kalian
Madeline
Dia sangat luar biasa...
Rega mengangguk pelan. Maria menjawab
Maria
Terima kasih, Lady Madeline
Maria memandang Rega, lalu menyerahkan Uraka dengan tenang ke pelukan Madeline. Bayi itu tetap terlelap, tidak menangis
Madeline menatap wajah mungil Uraka lama sekali. Tak ada rasa iri, tak ada luka.
hanya ketulusan dan harapan
Madeline
Dia akan tumbuh lebih kuat dari siapa pun di antara kita
Lalu ia menatap Maria dan Rega, tersenyum dengan damai
Madeline
Aku senang kalian bersama, Benar-benar senang!
Dan untuk pertama kalinya, masa lalu dan masa kini berdiri berdampingan, tanpa saling melukai
Rega dan Maria saling menatap kemudian tersenyum
Malam telah larut saat pesta di Mansion Velion mencapai akhirnya. Musik mulai meredup, dan cahaya lentera satu per satu dipadamkan, menyisakan aroma bunga-bunga musim semi yang tertinggal di udara
Para tamu mulai meninggalkan halaman utama dengan penuh kesan. Hana, dalam balutan mantel coklat, memeluk Maria dengan lembut
Hana
Aku harus kembali bertugas
Hana
Perbatasan timur belum sepenuhnya damai
Ucap Hana sambil menatap putrinya dengan tenang.
Maria menunduk sedikit
Maria
Terima kasih telah datang...
Tak jauh dari mereka, Vin, ayah Maria, menghampiri
Ia memeluk Maria erat, menyampaikan kebanggaan yang tak mampu diungkapkan dengan kata-kata
Untuk sesaat, dua orang yang dulu terpisah oleh waktu dan keyakinan.
Sekarang mereka saling berhadapan dan berdiri diam
Untuk sesaat Hana terdiam, ia tertawa kecil mendengar nama panggilan lama yang di ucapkan oleh Vin
Hana
Tuan Vin ternyata masih ingat
Tanpa banyak kata, mereka saling merangkul.
Hangat, Pendek. Namun cukup.
Vin kembali ke kediamannya di distrik Homan, sementara Hana menaiki kereta kudanya menuju timur.
Di sisi lain taman, Madeline bersiap untuk kembali ke Groza. Gaun emasnya masih berkilau di bawah cahaya bulan. Sebelum menaiki kereta kudanya, ia menghampiri Maria
Tanpa canggung, mereka berpelukan layaknya sahabat lama. Meski kenyataannya, mereka baru saja bertemu berkat pesta kelahiran Uraka hari ini
Madeline
Terimakasih sudah mengundang ku
Maria
datang lah kapan-kapan
Maria
Jalur utama sudah di buka kembali bukan?
Maria
itu berarti sekarang hanya butuh dua jam
Madeline tersenyum lembut
Madeline
Mungkin si kecil Velion sudah bisa berjalan sendiri
Maria
haha... pintu kami selalu terbuka
Lalu Madeline menatap Rega sejenak, memberi anggukan penuh kedewasaan. Bukan tatapan karena cinta yang lama, tapi semacam perpisahan yang matang.
Ia pun pergi, perlahan hilang di jalan berbatu yang mulai ditelan kabut malam
Maria menggendong Uraka kecil menuju kamar. Bayi itu sudah tertidur lelap, wajahnya damai dalam selimut tipis berwarna gading
Maria
Tidur yang nyenyak sayang
Rega menyusul dari belakang, namun langkahnya terhenti saat suara berat terdengar dari lorong gelap
Ia menoleh. Ayahnya berdiri di dekat lengkungan koridor menuju ruang kerja, sebagian wajahnya terbenam dalam bayang-bayang.
Maria ikut menoleh, namun Rega segera berkata,
Maria sempat ragu, tapi menurut. Ia masuk ke kamar dan menutup pintu dengan lembut
Rega melangkah ke ruang kerja
Di dalam ruangan, hanya ada cahaya dari perapian kecil yang menyala. Aroma tinta tua dan kayu pinus memenuhi udara. Di atas meja, sebuah gulungan surat tergeletak masih terbuka
Ayahnya duduk di kursi baca, punggungnya tegap seperti biasa, namun ada sesuatu dalam matanya malam itu sebuah beban yang tak dapat diredam oleh waktu
Beberapa detik berlalu dalam hening. Lalu sang ayah membuka percakapan dengan suara rendah, nyaris seperti bisikan:
Troya
Dan seluruh pengurus biara tempat anak itu dititipkan...
Jantung Rega seolah berhenti berdetak
namun ekspresi serius ayah nya sangat menyakinkan
Ayah nya mengangguk pelan
Troya
Semua surat ini, bawahan ku yang mengirim nya
Troya
Tidak ada jejak apa pun
Troya
Tidak ada sihir apa pun yang terdeteksi di TKP
Troya
Mereka menyampaikan ini seperti serangan binatang buas
Troya
Berdasarkan bentuk serangan pada tubuh para korban, kami menyimpulkan sementara ini serangan hewan mistis yang tidak sengaja masuk ke dalam wilayah suci
Rega menatap ayah nya, teringat seorang anak yang dia temukan saat pemusnahan empat tahun lalu
Ayahnya mengambil selembar kain lusuh dari meja. Di dalamnya terdapat anting perak yang sering di pakai bangsa elf, terdapat sedikit noda darah yang mengering
Troya
Mereka menemukan ini di bawah meja doa
Sunyi menyelimuti ruangan. Hanya suara kayu retak di tungku yang terdengar. Rega memejamkan mata sejenak
Rega mengepalkan tinjunya di atas lutut
Troya
tak ada yang tahu siapa anak itu sebenarnya
Troya bangkit dari duduk nya
ia beranjak pergi dari ruang kerja itu
sebelum pergi ia menepuk pundak Rega
Troya
Hanya Vone yang memegang rahasianya
Troya
Dan sekarang dia telah dibungkam
Comments