Bab 4. Club Colosseum

0o0__0o0

di dalam sebuah kamar kost terdapat dua sosok gadis yang sudah siap dengan penampilannya, yang pasti jelas berbeda.

Gadis Kampung VS Anak Kota

Cia memandang penampilan Ery dari ujung rambut sampai ujung kaki. Lagi dan Lagi Cia hanya bisa geleng kepala sambil beristighfar dalam hati.

Penampilan Ery teramat sangat sexy dengan gaun warna hitam ketat yang mencetak lekuk tubuh'nya. Di tambah belahan dada rendah yang memamerkan sebagian payudaranya.

Ery nampak sangat cantik dan sexy, apalagi jika nanti penampilan di pandang oleh para kaum buaya darat. Dijamin 100 % mereka bakalan ngiler.

"Ery kamu yakin mau pergi pakai baju ini ? Ini terlalu terbuka. Nanti kamu sendiri yang rugi" Kata Cia mencoba mengingat-kan. Siapa tau teman'nya itu mau berubah pikiran. Tapi sayang itu hanyalah harapan kosong.

Ery hanya tersenyum sambil meng-gelengkan kepala'nya, "Ini tidak seberapa Cia, nanti di sana kamu akan melihat yang lebih parah dari baju yang aku pakai". Katanya ambigu, lalu di akhiri kekehan renyah.

Cia diam di tempat, dia mencoba mencerna ucapan dari teman'nya itu. Namun tetap saja Cia tidak paham.

"Udah gak usah di pikirin, ayo kita berangkat sekarang". Ucap'nya sambil menarik tangan Cia keluar dari kamarnya. Cia hanya bisa pasrah mengikuti tarikan tangan'nya Ery.

"Lihat nih, Cowok gue udah nge-spam chat dari tadi" Beber'nya sambil menunjukkan Hpnya di depan wajah'nya Cia.

Cia hanya mendengus sebal "Itu namanya bucin kalau kata bocil di kampung aku" balasnya Sinis.

"Ha..Ha..Ha"

Lagi-lagi Ery tertawa ngakak "Kita memang pasangan bucin" Balas-nya dengan bangga.

"Tuh mobil gue" tunjuk Ery ke depan mobil warna merah yang terparkir rapi di depan halaman Kos. "Ayo cepetan jalan'nya" Sambung'nya tidak sabaran.

Cia hanya bisa menatap kagum mobil sport milik teman'nya itu. baru di sini Cia bisa melihat orang-orang memiliki mobil seperti itu.

"Di kampung aku tidak ada yang punya mobil kayak punya kamu gitu" Bebernya ringan.

"Kalau Lo mau, tinggal jual dua ginjal Lo aja. Baru bisa kebeli tuh mobil" Ucapan'nya bercanda dan di akhiri tawa ngakak.

Tepes..!

Cia menabok keras pantat semok teman'nya itu sambil mendengus. Ery hanya terkekeh saja, dia sangat senang menggoda Cia.

"Cepat masuk sana" Perintah-nya setelah membukakan pintu mobil-nya.

"Terima kasih supir ku" Ucap Cia gantian bercanda. Lalu tertawa ngakak di dalam mobil.

"Anjir..!" Balas-nya Sinis.

Brak..!

Ery menutup keras pintu mobilnya, seolah itu hanya mobil tidak ada harganya. Dia segera masuk dan langsung tancap gas dengan kecepatan penuh.

"Wooo..! Ternyata gini ya, rasanya naik mobil mewah. Tapi ini terlalu sempit gak sih, Er" Ucap'nya katrok. Namun rasa kagum terpancar jelas dari sorot matanya.

Bukan'nya menjawab Ery malah melempar satu bungkus camilan ke arah Cia. "Makan Noh, jangan ganggu Gue dengan pertanyaan kampung Lo itu" Balasnya bercanda.

Dengan senang hati Cia memakan'nya, "Siapa suruh kamu temanan sama anak kampung" Balas-nya santai sambil memakan kripik balado yang ada di tangan'nya.

"Bacot" Sautnya singkat, yang di akhiri dengan kekehan.

Ery menyukai Cia yang selalu apa adanya. Makanya dia nyaman temenan dengan'nya dari pada orang lain.

Kalau Ery mau, dia juga bisa dapat teman yang setara dan selevel. Namun dia terlalu malas ber-urusan sama orang-orang toxic.

30 menit kemudian mobil yang di Kendari Ery berhenti di parkiran bangunan berlantai dua. Mereka berdua segerah turun. Cia melihat dengan jelas tulisan COLOSSEUM yang tercetak besar dari luar gedung dan di hiasi lampu kelap-kelip.

"Ery, Ini tempat apa ?" Tanya Cia penasaran. Di kampung'nya tidak ada tempat yang seperti ini.

Ery mengapit lengan Cia, mengajak-nya masuk ke dalam. "Nanti Lo akan tau, saat sudah masuk kedalam" jawaban'nya santai.

Lagi dan lagi, Cia hanya bisa pasrah mengikuti tarikan tangan temannya itu. Saat sampai di dalam hal pertama yang Cia lihat adalah lampu kelap-kelip, Bau alkohol dan asap rokok bercampur jadi satu. Bahkan di dalam ruangan itu sudah di penuhi oleh lautan manusia.

Jika Ery nampak santai, berbanding terbalik dengan Cia yang nampak sangat tegang. ''Ery ini tempat apa ? Apa di sini lagi ada konser ?" Tanya'nya berbisik di telinga Ery.

Bukanya menjawab Ery justru terkekeh kecil, dia semakin menarik cepat tangan Cia, mem-bawah langkahnya masuk lebih dalam. Di pojok ruangan Ery melihat pacar dan teman-teman'nya sudah duduk berkumpul.

"Itu Bastian, ayo kita kesana dulu dan simpan pertanyaan Lo buat nanti" Ucapan'nya sambil membawa Cia ke tempat sang kekasih.

"Sayang maaf ya aku telat, tadi masih harus debat dulu sama nih bocah" Ucap Ery pada Bastian, yang malah dapat balasan ciuman di bibir.

Cia hanya terdiam kaku di tempat, mata'nya bergerak liar, disana banyak sekali wanita yang berpakaian mini dan sexy.

"Benar ucapan Ery, pakai mereka lebih terbuka dari pada pakaian Ery" Guman'nya membatin.

Sepanjang mata memandang Cia hanya bisa melihat kemesraan pria dan wanita yang begitu intim. "Mereka bahkan tampak santai dan enjoy , membiarkan tubuhnya di gerayai bahkan hampir di telanjangi" Guman Cia membatin.

Cia jadi berfikir, apa wanita-wanita itu tidak merasa risih atau punya rasa malu walau hanya sedikit saja. Aku jadi teringat sama omongan Ayah,

"Kehidupan di kota sangatlah keras dan bebas, Orang yang baik bisa saja jadi buruk dan orang yang buruk akan semakin buruk kalau tidak bisa mengontrol dirinya".

"Haaa...!"

Cia menghembuskan nafas'nya kasar, "Aku sekarang mengerti. Ucapan ayah semuanya benar dan sekarang aku menyaksikan langsung". Guman'nya pelan.

Alkohol bagi mereka hanyalah sebuah air putih yang wajib di konsumsi setiap membutuhkan. Dan kehidupan vulgar sudah hal biasa bagi mereka.

"Cia.." Panggil Ery menyadarkan ke terpakuan'nya.

"Ngelamun Bae Lo, entar kesambet cogan tau rasa Lo" Sambung'nya bercanda.

Cia men-cebikkan bibir-nya sebal, "Gak Lucu" sautnya sebal.

"Memang gak ada yang ngelucu, Lo pikir gue tukang lawak apa" Saut'nya santai. sambil terkekeh geli saat melihat wajah masam dan tertekan Cia.

"Duduk dulu" Ucap Ery sambil menekan bahu Cia Sampai duduk di sofa singel.

"Santai jangan tegang, Lo aman dan gak bakalan ada yang makan Lo" Sambung'nya menenangkan walau di selingi oleh candaan.

"Hay Guys, kenalin ini temen gue, namanya Valencia. Bebas kalian mau panggil apa. Asal jangan Mama muda, karena dia masih gadis ting-ting" kata Ery memper-kenalkan Cia dengan semangat.

Cia hanya tersenyum kaku di tempat duduk'nya, apa lagi semua cowok yang ada di depannya menatapnya penuh selidik.

"Mungkin mereka semua heran melihat penampilan gue yang bedah sendiri" Guman'nya membatin.

Ya, benar, Cia datang ke klub pakai celana jeans panjang dan Hoodie besar. Sungguh sangat tertutup baju yang Cia kenakan.

"Hai Cia, Nama kamu imut banget sama kayak orang'nya" Gombal-nya garing sambil tersenyum sok manis. Ery dan yang lainnya hanya menyoraki gombalan recehnya.

"Diam lah anjing, ganggu aja kalian. Tidak bisa apa kalian melihat teman'nya berjuang dikit" Ucapan'nya kasar.

Cowok itu menatap lagi ke arah Cia sambil pasang wajah sok cool, "Maaf ya Cia, anggap saja mereka semua arwah yang tidak terlihat. Oh iya, Kenalin nama gue Jefri, Khusus buat Lo, boleh panggil bebeb" Katanya memper-kenalkan diri.

Cia hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, dia masih merasa sangat canggung berada di tengah-tengah Anak orang kaya semua.

"Bebeb mah gak cocok buat bibir dower Lo, Lebih cocok di panggil Bebek." Samber teman lain'nya.

"Wek..! Wek..! Wek..!"

Bastian menirukan suara bebek, beserta gaya'nya. Dan teman-teman yang lain'nya langsung bersorak heboh.

Hanya ada satu cowok yang sedari tadi hanya diam di tempat tanpa suara dan masih setia menampilkan wajah datar'nya. sedari tadi dia hanya jadi pengamat tanpa ada niatan buka suara.

Tiba-tiba satu satu cowok mengulurkan tangan-nya ke arah Cia, "kenalin Gue Rava" Ucapnya dengan suara rendah dan tatapan dalam.

Belum sempat Berjabat tangan, Ery langsung menepis kasar tangan Rava. "Kenalan aja, gak perlu pakai acara jabat tangan. Gue gak mau My baby Cia terkontaminasi" semprotnya Galak.

Cia hanya tersenyum kaku sambil melambaikan tangan'nya, "Hai Rava, gue Cia" Sapa-nya dengan ramah.

Rava terpaku sesaat, Cia sangat cantik, imut dan menggemaskan. Semuanya di borong oleh Cia, walaupun pakaian dia sangat sederhana, Cia tetap nampak bersinar di tengah lampu kelap-kelip malam.

"Kedip woy" Ucap Jefri jail sambil meraup kasar wajah Rava. Yang dapat balasan geplakan kepala oleh Rava.

"Anjing Lo" Umpat'nya geram.

Yang lain tertawa ngakak menyaksikan kelakuan Jefri yang memang terkadang bikin naik pitam dadakan.

Ery berdehem pelan, dia berbisik di telinga Cia dengan pelan. ''Cowok yang di ujung itu, Namanya Aksa. Dan Lo jangan sampai deket-deket sama dia. Dia itu brengsek plus menyeramkan" Jelasnya panjang lebar.

Cia mengikuti arah pandang Ery, sampai tatapan'nya bertubrukan dengan tatapan tajam milik Aksa. Cia tersentak kaget, lalu buru-buru mengalihkan pandangan'nya.

"Dia sangat tampan namun terlihat sangat menyeramkan" Guman Cia membatin.

setelah sesi perkenalan mereka kini asik ngobrol dan bercanda, sampai akhirnya suasana yang tadinya asik berubah jadi suram. Saat kedatangan tamu tak di undang.

Alexandra Moreno yang biasa di panggil Lexa, dia cewek sombong, arogan, dan suka membully orang yang lemah dan payah.

"Lo Nemu cewek kampung dimana?" Tanya-nya judes lalu menatap jijik ke arah Cia.

"Lexa jaga congor Lo, gue lagi gak mau ribut" Ucap Ery dengan geram.

"Meskipun Cia cewek kampung, tapi dia 1000X lipat lebih baik dari pada Lo" sambung'nya sinis.

Ery dan Lexa memang sering bertengkar dan adu mulut, mereka sama-sama memiliki karakter yang arogan. Bedanya Ery Masih memiliki hati namun tidak dengan Lexa.

Lexa yang terlahir dari golong kelas atas, dia sering kali menggunakan kekuasaan-nya untuk berbuat semaunya. Bahkan di kampus dia begitu di takuti oleh mahasiswi. Dia kebal hukum karena orang tuanya punya power. Dan itulah yang membuat Lexa semakin bertingkah semaunya.

Lexa berjalan menghampiri Cia yang hanya duduk diam sambil makan kacang kulit dengan tenang, dia bahkan tidak mem-permasalah-kan ucapan Lexa.

Sampai akhirnya ketenangan Cia mulai terusik, dia merasakan kepalanya tiba-tiba basah. Aroma alkohol langsung menyebar ke tubuhnya.

Lexa mengguyur kepala Cia pakai sebotol alkohol sampai habis tak tersisa. Kini tatapan kedua'nya bertemu.

Lexa menatap remeh ke arah Cia dan hanya di balas tatapan tenang oleh Cia. Gadis kampung itu berdiri sambil menyugar rambut basah-nya ke belakang. Dia tetap diam tidak bersuara, Sampai akhirnya...

PYAR...!

Cia menghantam-kan botol kosong itu ke kepala Lexa, gerakan Cia begitu cepat sehingga yang lain tidak sempat menahan-nya.

"Aaaaaak..."

Lexa teriak kesakitan, akibat hantaman kuat pada kepala-nya. Bahkan kepala-nya langsung terasa pening.

Bruk..!!

Lexa langsung ambruk ke lantai, dengan darah yang mengalir deras. Lexa tidak menyangka bahwa Cia berani melawan'nya. Selama ini tidak ada yang berani melawan'nya saat membully.

Cia tetap tenang, dia berjongkok di depan Lexa sambil mencengkram kuat rahangnya. "Aku memang gadis kampung, tapi aku bukan tipe orang yang saat disiram akan balik menyiram". Ucapnya lembut.

Cia memberi senyum lembut dengan wajah polosnya, "Karena kamu membuat rambutku basa, jadi aku juga membuat rambutmu basah. Bukan dengan air, tapi dengan darah mu sendiri". Sambung'nya santai.

Hening, mereka semua terpaku, terkejut, syok, tidak habis pikir. Ternyata di balik wajah polos Cia bersemayam harimau betina. Sampai teriakan heboh Jefri menyadarkan mereka semua,

"Wow, gokil Cia. I Like you. Fiks Mulai sekarang Lo gue angkat jadi anak gue" Ucap Jefri penuh semangat.

Plak..!

Bastian langsung meng-geplak kepala belakang Jefri dengan sangat keras. "Gila, teman kamu sangar juga ternyata, tidak sesuai dengan covernya" Ucap Bastian pada Ery yang masih melongo.

Cup..!

Bastian langsung mengecup bibir Ery karena gemas melihat-nya. Yang di balas tabokan paki bibir oleh Ery.

"Anjing.."

"Berani Lo bikin Gue terluka, Gue pastikan hidup Lo tidak akan tenang". Ucap Lexa penuh amarah yang di sertai ancaman. Yang jelas bukan hanya sekedar ancaman kosong.

Cia tetap berdiri tenang, dia sadar telah berbuat masala yang nantinya akan berefek ke diri-nya. "Aku lupa kalau aku orang miskin dan dia orang kaya, tamatlah riwayat mu Cia" Guman'nya membatin.

0o0__0o0

Terpopuler

Comments

Maulana Abraham

Maulana Abraham

roman-roman Cia bakalan jadi incaran banyak cowok nih

2025-08-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!