Jadi Seperti Yang Kalian INGINKAN
Srekk..
Srekk..
Suara yang timbul dari gesekan kayu di atas pasir terdengar
“Hay..”
Seorang anak laki-laki dengan usia 9 tahun seusia dengan Agatha, menoleh ke sumber suara, tanpa menjawab ia hanya memandang anak perempuan yang ia yakini tidak mengenal anak itu.
“Hallo..” sambil melambaikan tangan didepan wajah sang anak laki-laki yang sedang bengong melihatnya.
“Apakah aku mengenalmu?”
“Tidak, tapi ku pikir kamu butuh teman karena sejak tadi kamu hanya sendirian”
“Kamu ingin bermain denganku?” tanya anak laki-laki itu.
“Ya.. kenapa tidak”
Mereka pun bermain bersama sambil sesekali tertawa karena mendengar cerita lucu dari mereka masing-masing.
Agatha memang begitu mudah untuk bergaul karena ia anak yang humble dan juga anak yang baik, karena itu dia memiliki banyak teman
Tak jauh dari sana ada sepasang mata yang memandang interaksi kedua sepasang anak, lebih tepatnya memandangi kedua mata anak perempuan yang begitu manis itu dengan ekspresi datar tetapi tidak ada yang tahu didalam pikirannya terbesit penuh pertanyaan.
“Oh iya nama kamu siapa?” Tanya Agatha
“Iya ya dari tadi kita bermain tapi belum berkenalan, namaku Kevin, kamu?”
“Ak-..” belum menyelesaikan kalimatnya, ucapan Agatha pun terhenti ketika terdengar suara tangis tak jauh dari mereka.
“Hikss..Hikss”
Sedetik kemudian Agatha berlari menghampiri asal suara tangisan itu.
“Ya ampun”
Bersamaan itu Kevin hendak menyusul Agatha tetapi langsung terhenti, saat sebelah kakinya baru saja sekali melangkah. Ia menoleh ke sumber arah suara yang memanggilnya.
“Vin..”
Seorang wanita parubaya melangkah menghampiri Kevin yang juga sedang memandang wanita itu.
“Ya mom” ucap Kevin saat Livi-mommy Kevin sudah berada di depan Kevin.
“Ayo pulang” ajak Livi
Saat mendengar itu Kevin merasa ia tak ingin pulang karena ia belum puas bermain bersama anak perempuan itu. Ia menoleh ke arah Agatha dengan wajah yang sulit di artikan.
“Iya mom”
Setelah itu ia melangkah untuk mengikuti mommynya akan tetapi kakinya kembali terhenti dan menatap ke arah kakinya yang ia rasa telah menginjak sesuatu.
“Dita..”
Sebuah sapu tangan pink ia ambil dari bawah sepatu yang ia kenakan dengan ukiran sebuah nama yang ia yakini nama anak perempuan itu.
Senyum manis selalu terukir ketika mengingat kebersamaan sesaat bersama anak perempuan yang datang menghampirinya.
“Ku harap suatu saat kita akan bertemu kembali”
Ucapan dalam hati yang berujung doa itu ia katakan dengan penuh harapan bahwa sang pencipta akan mengabulkan harapannya.
*Kediaman Lorenzo*
Plakk..
“Berulang kali Daddy katakan, jangan biarkan adek kamu sendirian, lihat perbuatan mu” dengan amarah kepala keluarga Lorenzo itu menampar Agatha sambil menunjuk luka yang ada di kaki saudarinya.
“Daddy jangan marah ini salah Dita sendiri..hiks”
“Maaf Dad.. maaf yah Dita gara-gara kakak kamu jadi luka begini”
Sambil menahan air mata yang hendak jatuh ia menundukkan kepalanya. Ia tidak marah karena ia merasa pantas mendapatkan tamparan itu akibat kelalaiannya.
“Udah Dad.. Mereka masih anak-anak jangan terlalu keras” ucap Wanda yang tak lain ialah bunda Agatha dan Dita
“Kalian kembali ke kamar, dan kamu Agatha Daddy hukum, seminggu kedepan jangan keluar rumah setelah pulang sekolah”
“Baik Dad”
Setelah itu mereka berdua berjalan beriringan kembali ke kamar masing-masing di lantai 2 karena kamar mereka bersebelahan.
“Kak Agatha jangan sedih”
“Kakak gak apa-apa” sambil tersenyum agar adeknya itu tidak khawatir
“Besok aku temenin main sepulang sekolah biar kakak gak suntuk sendirian”
“Iya adek ku sayang”
Ia bersyukur memiliki adek seperti Dita karena ia takut kembali kehilangan seperti dulu.
Setelah mereka masuk ke dalam kamar masing-masing, Agatha segera mengunci kamarnya yang tidak besar seperti kamarnya dulu, yah ia menukar kamarnya dengan kamar Dita karena ia begitu menyayanginya.
Agatha berjalan gontai ke arah ranjangnya dan membiarkan tubuhnya jatuh tengkurap diatas kasur dan menenggelamkan wajahnya, tak lama suara isak tangis terdengar bahkan tubuhnya sampai bergetar.
“Mommy.. rindu”
Sebuah kenangan kembali teringat setiap kali ia merindukan Mommynya.
Beberapa hari kemudian Agatha pun menjalani masa hukuman dari daddynya, dengan berdiam diri didalam kamarnya tanpa keluar rumah setelah pulang sekolah. Dita yang berjanji akan menemaninya tidak sekali pun dia datang mengajak Agatha itu bermain atau hanya sekedar menjenguknya.
Hay hay raiders
ini karya pertama othor
terimakasih sudah mampir
Jangan lupa jejaknya yah 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Anonymous
Semangat othor 💪🏻
2025-07-23
1