Episode 4: Flavor, Rooftop and Soda
Jang Wonyoung
[ Menandatangani buku tulis ]
Yang Jungwon
[ Melihat ekspresi Wonyoung ]
Jang Wonyoung
[ Tersenyum manis ] Ne
Yang Jungwon
[ Berdiri ] Tanda tangan
Hari itu, untuk pertama kalinya Yang Jungwon berbicara kepadaku. Meminta tanda tanganku dalam konteks yang berbeda, aku salah paham
— ᴇᴘɪsᴏᴅᴇ 𝟺: ᴀᴄʀᴏss ғʟᴀᴠᴏʀ ᴛᴏ ᴛᴀsᴛᴇ
Kelas 3 SMA. Aneh sekali, tidak ada siswa yang naik ke atas atap seperti dalam drama lainnya. Kosong, aku bisa duduk dan mengumpat—
Jang Wonyoung
SHI...SHIBAL SE—
Yang Jungwon
[ Miris ] Tolong jangan
Jang Wonyoung
[ Melompat kejut ] Ahh!
Yang Jungwon
[ Menggigit nugget ]
Yang Jungwon, 18 tahun, ketua kelas dan aktif membawa bekal makanan berbagai rasa. Dan lucu serta sejujurnya imut. Rasanya aneh.
Mengintip atap di gedung belakang sekolah, kurasa ketua kelas sedang tidak ada. Syukur, baguslah, aku bisa istirahat sebentar disini
Yang Jungwon
[ Bangun ] Disana banyak cat bekas tukang renovasi kemarin. Rokmu itu bisa kotor
Jang Wonyoung
[ Terkejut ] Ahh, bisa tolong jangan muncul tiba-tiba begitu? Dikiranya jantungku punya lem abadi
Yang Jungwon
[ Kembali merebahkan tubuh di kursi kayu panjang yang penuh cat kering ]
Jang Wonyoung
[ Memandangi pemandangan awan sembari menahan amarah di dada ]
Jang Wonyoung
[ Melirik ke belakang melihat Yang Jungwon lalu memijiti dahi pasrah ]
Anehnya, aku pun kembali kesana berharap ia tidak ada. Merasa terganggu, lantas mengapa aku kembali kesana. Sudah 2 bulan dan—
Yang Jungwon
[ Melihat Wonyoung datang lalu segera berjalan pergi dari atap ]
Yang Jungwon
[ Menoleh ke belakang ]
Jang Wonyoung
[ Memeluk kaleng soda dengan erat penuh rasa gugup saat mengobrol ]
Yang Jungwon
Ada rasa anggur?
Yang Jungwon
[ Melirik menahan tawa ketika Jang Wonyoung sibuk mengelilinginya ]
Jang Wonyoung
( Oke, nggak ada kamera atau hp. Apa anak ini hidup di zaman batu sampai nggak takut sama sekali )
Yang Jungwon
Aku tidak akan merekammu
Jang Wonyoung
[ Menepis debu dari kursi kemudian duduk bagai putri kerajaan anggun ]
Yang Jungwon
[ Memperhatikan seragam Jang Wonyoung kemudian menatap ]
Jang Wonyoung
[ Sinis ] Apa?
Yang Jungwon
Aku...dekat dengan wali kelas
Jang Wonyoung
Karena aku public figur
Yang Jungwon
Karena kamu sangat dibully
Jang Wonyoung
[ Mengernyitkan alis ] What? Gross. Aku ini Jang Wonyoung. Sekali lagi, jangan bicara begitu. Citraku masih dipertaruhkan disini
Yang Jungwon
[ Hanya diam merasakan angin ]
Jang Wonyoung
( Nggak ada balasan? )
Setelah itu, Jungwon hanya diam bisu. Ia tetap diam meski matanya berbinar. Seakan hatinya pilu namun lega ketika seorang diri disini
Jang Wonyoung
[ Menaruh sapu tangan kemudian duduk anggun samping Jungwon ]
Yang Jungwon
[ Tetap diam ]
Jang Wonyoung
[ Menoleh memperhatikan tiap inci struktur wajah milik Yang Jungwon ]
Yang Jungwon
[ Tahu jika sedang dipandangi ]
Namun waktu-waktu ketika ia diam, aku diam, tidaklah terasa canggung. Seakan kami saling memahami. Detik itulah aku 𝙙𝙪𝙜 berdebar
Yang Jungwon
[ Melihat rantai di tangga ]
Jang Wonyoung
[ Memijit-mijiti dahi ]
Yang Jungwon
[ Melompati rantai di tangga untuk segera naik menuju atap sekolah ]
Jang Wonyoung
[ Memukul-mukuli dahi ] Hh...
Yang Jungwon
[ Membuang tangkai permen lalu bersandar di pembatas area atap ]
Jang Wonyoung
[ Membuka mata perlahan ]
Yang Jungwon
[ Melihat soda ] Apa itu untukku?
Jang Wonyoung
[ Gengsi ] Bukan sama sekali
Yang Jungwon
Kutemani bicara dengan Bu Kim
Jang Wonyoung
[ Menghela nafas ] Aku dibully...
Sejak saat itu, ia tidak lagi diam. Kami sibuk tertawa ria dan bercerita mengenai sejarah sekolah ini, itu buruk. Aku berdebar.
Sejak saat itu pula, aku selalu membeli soda manis rasa anggur untuknya. Sejak saat itu pula, Jungwon selalu menunggu di atap
Jungwon sangat membantu, meski tidaklah ia memamerkannya. Duniaku yang tadinya abu-abu, kini menjadi sangat berwarna 𝙙𝙪𝙜 𝙙𝙪𝙜 𝙙𝙪𝙜
Yang Jungwon
[ Menjentikkan jari ] Hei
Jang Wonyoung
[ Sadar dari lamunan ]
Jang Wonyoung
Tapi Jungwonaa, kamu ingat? Dulu kita sering nongkrong di atap. Apa kamu masih suka soda itu?
Yang Jungwon
Nggak ada waktu untuk nostalgia. Timingmu jadi sentimental hanya berlaku ketika aku mati. Lihat ini
Yang Jungwon
[ Menarik kaca mata ] Kamu datang ke kampus, bukan parade masal di festival bulu merak. Jika masih mau selamat, gantilah bajumu
Jang Wonyoung
Tapi cuma ini yang cocok dengan tas Dolce and Gabbanaku. Pweasee~
Yang Jungwon
[ Tajam ] Ganti
Profesor Jang Jung Jae
[ Meminum teh ]
Jang Wonyoung
[ Menginjak aspal kesal kemudian kembali masuk ke dalam rumah ]
Jang Wonyoung
[ Menyapa teman kampus ]
Kim Sunoo
Wow, Jang Wonyoung sama sekali nggak berubah sejak terakhir kali
Yang Jungwon
Padahal sudah kusuruh jangan sok imut, mantel itu terlalu mencolok
Kim Sunoo
Mm, memang menco—
Kim Sunoo
[ Menoleh kejut ] Hah?
Yang Jungwon
[ Melotot kemudian menatap dalam keadaan syok karena tidak sengaja ]
Kim Sunoo
[ Miris ] Yang Jungwon?
Yang Jungwon
Ceritanya panjang. Agh, ini semua karena Jang Wonyoung. Aku akan pulang dan minum anggur [ Pergi ]
Kim Sunoo
Jus, soda atau anggur?
Jang Wonyoung
[ Menginjit mencari Jungwon ]
Dikiranya hal seperti ini mudah untukku 𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙙𝙤𝙣𝙜 tentu saja tidak. Aku sangat pusing dan tidak berselera untuk makan 𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙙𝙤𝙣𝙜
Yang Jungwon
[ Membuka pintu rumah kemudian melihat ke bawah terdapat surat ]
Jang Wonyoung
[ Berusaha memarkirkan mobil ]
Yang Jungwon
[ Menggigiti surat dengan kesal lalu memanjati pagar tinggi berumput ]
Jang Wonyoung
[ Menabrak pot bunga ] Oops
Yang Jungwon
[ Miris ] Astaga, dia jauh lebih buruk ketimbang Charles Leclerc. Kenapa suratnya masih sampai ke rumahku!
ᴋᴏʀᴇᴀ ɴᴀᴛɪᴏɴᴀʟ ᴜɴɪᴠᴇʀsɪᴛʏ — sᴇᴏᴜʟ
Jang Wonyoung
[ Melihat Jungwon ] Oo itu—
Yang Jungwon
[ Menghampiri Minji ]
Wakil Ketua BEM Kim Minji
Menurutmu bagaimana?
Yang Jungwon
[ Mengangguk ] Ya, lumayan
Jang Wonyoung
[ Menggeleng ] No, jangan lagi
Oh tidak, lesung pipi itu harusnya hanya untukku. Siapa lagi! Wanita j𝘢lang! Yang berusaha menyempil, itu menjengkelkan
Park Sunghoon
[ Menyetir ] Hei, semua orang bisa tahu kalau harimu sedang buruk
Jang Wonyoung
Hariku bagus, selalu bagus
Park Sunghoon
( Akhirnya saljunya sudah berhenti. Aku harus kembalikan payungnya. Antar Wonyoung, setelah itu... )
Jang Wonyoung
[ Memikirkan bagaimana dekatnya Jungwon dan Minji saat mengobrol ]
Park Sunghoon
[ Memarkirkan mobil ] Yakin sampai disini saja? Tidak mau diantar betul betul sampai rumah?
Jang Wonyoung
[ Melepas safety belt ]
Park Sunghoon
Agensimu tampak baik-baik saja ketika kita bertemu larut malam
Park Sunghoon
[ Memegang tangan Wonyoung ] Ada yang mau kubicarakan, hm?
Jang Wonyoung
[ Menatap Park Sunghoon ]
Park Sunghoon
Kurasa lebih baik jika kita membuat status, orang tuaku dan papa kamu akan sangat senang
Park Sunghoon
Lagi pula kita sudah lama, jujur saja roller coaster kemarin jauh dari apa yang kuekspektasikan
Park Sunghoon
[ Senyum ] Mulai besok, aku harap bisa menjemput antarmu. Kampus cukup jauh, aku bisa menyapa—
Park Sunghoon
[ Menggenggam Wonyoung untuk segera maju mendekati wajahnya ]
Jang Wonyoung
[ Melihat bibir Sunghoon ]
Profesor Jang Jung Jae
[ 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐥𝐢𝐟𝐞 𝐥𝐢𝐬𝐭 ] "𝐇𝐚𝐯𝐞 𝐦𝐲 𝐟𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐤𝐢𝐬𝐬, 𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫 𝐭𝐡𝐞 𝐫𝐚𝐢𝐧" 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐝𝐢 𝐟𝐢𝐥𝐦. 𝐋𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐭𝐢. 𝐉𝐮𝐣𝐮𝐫 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐧𝐚𝐤, 𝐢𝐝𝐞𝐚𝐥𝐢𝐬𝐦𝐮 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐞𝐚𝐥𝐢𝐬𝐚𝐬𝐢
Park Sunghoon
[ Hendak menciumi Wonyoung ]
Jang Wonyoung
[ Menahan dada Sunghoon ]
Park Sunghoon
[ Berhenti dengan rasa heran lalu perlahan membuka kedua mata ]
Jang Wonyoung
Bisa kupikirkan dulu?
Park Sunghoon
[ Menatap Wonyoung ]
Jang Wonyoung
Karena gengsiku
Park Sunghoon
[ Bernafas lega ] Ohh, iya. Tentu, itu bagus. Kuberikan waktu, tidak perlu terlalu terburu-buru. Terimakasih
Jang Wonyoung
[ Berusaha tersenyum ]
Diantar menuju gedung agensiku, Sunghoon pun tersenyum manis meski ciuman darinya kutolak. Itu sangat aneh dan aku tak berdebar
Asisten Cha Hakyeon
[ Menyetir ] Mau diantar jemput aja hm? Mobilmu sudah cair. Itu buruk sayang. Terlalu buruk
Jang Wonyoung
[ Melihat sosial media ] Mm, buruk...
Park Sunghoon
𝐇𝐚𝐡𝐚𝐡𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐮 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧-𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧𝐤𝐮. 𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐧𝐲𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧, 𝐤𝐞𝐩𝐢𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐥𝐣𝐮 𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐥𝐞𝐳𝐚𝐭
Jang Wonyoung
[ Membuka postingan Sunghoon ]
Jang Wonyoung
[ Melihat wajah Jungwon yang lucu kemudian perlahan menutupi bibir ]
Asisten Cha Hakyeon
[ Melirik penasaran ]
Jang Wonyoung
[ Berusaha menahan senyum ]
Asisten Cha Hakyeon
( Astaga, akhirnya Jang Wonyoung puber. Selama ini hanya ada gimik. Syukurlah, itu bagus )
Jang Wonyoung
( Dasar Wonnie marmut... )
Comments