Episode 1: Letter to Rapunzel
Katanya, hidup harus memiliki rencana. Meski spontanitas dalam konteks baik pun ada, garis yang dituju tidak bisa sembarang diterka
Sebelum mimpi burukku menyerang, satu kali jumpa membuka pintu lain yang seharusnya ia tidak datang serta tidak kumasuki hanya demi mencoba. Apa yang kubutuhkan?
Park Sunghoon
𝐇𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐒𝐮𝐧𝐨𝐨 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚
Yang Jungwon
( 𝐆𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚? )
Jay Park
[ 𝐓𝐞𝐫𝐤𝐞𝐤𝐞𝐡 𝐣𝐚𝐡𝐢𝐥 ] 𝐆𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐰𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐮𝐧𝐠𝐡𝐨𝐨𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡
Kim Sunoo
[ 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐞𝐧𝐭𝐢𝐤𝐤𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐫𝐢 ] 𝐈𝐭- 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐫𝐭𝐢𝐧𝐲𝐚! 𝐊𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐝𝐢𝐣𝐨𝐝𝐨𝐡𝐤𝐚𝐧?! 𝐈𝐭𝐮 𝐠𝐢𝐥𝐚!!
Yang Jungwon
𝐃𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚?
Begitu antusias ingin memperkenalkan pujaan hati, tubuhku pun diseret oleh Park Sunghoon yang tidak tahu menahu sama sekali jika—
Yang Jungwon
𝐒𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐧𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚?
Park Sunghoon
Jang Wonyoung
Jang Wonyoung
[ Menoleh lembut ]
Yang Jungwon
[ Sontak berhenti tersenyum ]
Yang Jungwon
[ Menatap Jang Wonyoung ]
Park Sunghoon
Kenalkan, mereka semua teman-ku. Kecuali mereka, Yang Jungwon dan Kim Sunoo satu kampus denganmu
Jang Wonyoung
[ Menatap Sunoo ] Setidaknya satu dua wajah masih bisa kuladeni. Itu daun clover yang bagus, lucky
Yang Jungwon
[ Mencengkrami daun semanggi ]
Siapapun akan tahu arti dari balik mataku ini. Daun semanggi dengan kelopak 4 buah, sifat keberuntungan itu fiksi dan naif, makna.
.☘︎ ݁˖ .☘︎ ݁˖ .☘︎ ݁˖ .☘︎ ݁˖
Tahun lalu, tepat di musim gugur, aku tak sengaja masuk ke dalam perangkap takdir yang konsepnya masih belum kupahami.
Dokter Yang Younjung
Ahh kamchagiya. Coba berhentilah masuk ke dalam rumah tanpa kaki
Yang Jungwon
[ Melepas tas dengan helaan nafas lalu mencomot kentang Younjung ]
Dokter Yang Younjung
[ Memukul ] Cuci tanganmu aish!
Dokter Yang Younjung
Eh mau kemana, duduk dulu
Yang Jungwon
[ Mengunyah lesu ]
Dokter Yang Younjung
[ Mengaduk nasi ] Disana ada surat ntah punya siapa. Bergenre komedi romansa, punyamu?
Dokter Yang Younjung
Bukannya kamu gay?! Ada manusia yang mau denganmu di era kini hm dengan seluruh... [ Ekspresi jijik ]
Yang Jungwon
[ Mengambil surat ] Ya, terlalu gay
Dokter Yang Younjung
[ Memperhatikan Jungwon sunyi termenung diam membaca surat ]
Yang Jungwon
[ Melirik ke jendela ]
Dokter Yang Younjung
[ Menopang dagu ] Punya dua meja makan di rumah, kenapa selalu mau duduk di meja sana? Sudah officialy jadi komplotannya?
Yang Jungwon
[ Membaca alamat surat kemudian menoleh ke arah jendela bingung ]
Dokter Yang Younjung
[ Melambai ] Hei, hei, orang dewasa sedang bicara. Kemana pergi mata sipitmu itu? Kujejalkan ayam—
Yang Jungwon
[ Menarik tas ] Aku gay dan official jadi komplotannya. Pengangguran sepertimu tau apa
Dokter Yang Younjung
Aku ini dokter
Wanita tadi adalah kakak tertuaku. Dia cukup sinis. Mengunci diri dalam kamar, surat yang kubuka, nyatanya bukanlah untukku.
𝟸 ʜᴀʀɪ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʜᴀʀɪ ɴᴀᴛᴀʟ ⋆꙳❅ *̩̩͙ ‧͙
Yang Jungwon
[ Memindahkan selang ] Jadi begini, ada banyak surat cinta yang selalu kubuang ke istana di blok belakang
Lee Heeseung
[ Menggosoki motor dengan sabun khusus kemudian menarik selang ]
Yang Jungwon
Tapi kenapa terus datang ke rumah kami? Alamatnya pun benar-benar pakai alamat rumahku. Itu aneh
Lee Heeseung
[ Menyiram Jungwon ]
Yang Jungwon
Hahhh! [ Membeku ]
Berjalan di tengah musim dingin ini dalam keadaan baju dan celana yang basah, anak-anak komplek sibuk menertawakanku 𝙂𝙧𝙧𝙧
Profesor Jang Jung Jae
[ Terkejut karena kantung plastik berlubang menjatuhkan kaleng ]
Yang Jungwon
[ Segera menangkap kaleng sarden yang terus tersesat menggelinding ]
Profesor Jang Jung Jae
[ Membuka kantung belanja cepat menampung kaleng-kaleng buah ]
Yang Jungwon
[ Memasukkan banyak kaleng dan makanan dalam kantung belanja ]
Profesor Jang Jung Jae
[ Melirik dengan senyuman kecil ]
Yang Jungwon
[ Membungkuk hormat lalu pergi ]
Dingin sekali. Menggigil bukan main, tahun ini salju turun lebih cepat. Oh tidak! Dan lagi-lagi surat itu datang. Melelahkan sekali 𝙝𝙪𝙛𝙛𝙩
𝟷 ʜᴀʀɪ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʜᴀʀɪ ɴᴀᴛᴀʟ ⋆꙳❅ *̩̩͙ ‧͙
Jang Wonyoung
[ Menaruh bingkisan berisi hiasan natal kemudian mendengar suara ]
Yang Jungwon
[ Memanjati pagar rumput ] Akk!
Jang Wonyoung
[ Melirik bingung lalu segera masuk ke dalam rumah untuk memeriksa ]
Yang Jungwon
[ Mengintip rumah ] Wah...
Jang Wonyoung
[ Melihat surat yang tergeletak di rerumputan basah lalu di-ambil ]
Yang Jungwon
[ Berusaha menahan tubuh ]
Jang Wonyoung
[ Bersandar di dinding memandang Yang Jungwon kesulitan memanjat ]
Yang Jungwon
[ Tersentak kejut ] Ahh!
Jang Wonyoung
Dear, Vicky Jang. Siapa sangka, aku bisa dapat surat cinta darimu, Yang Jungwon [ Smirk ]
Yang Jungwon
Itu bukan punyaku
Jang Wonyoung
[ Menatap Jungwon ] Pagar rumput itu cukup tinggi. Aku lebih suka hm melihatmu dari sana
Yang Jungwon
( Kamar di atap? )
Jang Wonyoung
Turunlah, ayo bicara
Yang Jungwon
[ Melompat ] Syiro!
Sialan!! Jangan bilang jendela lantai tiga yaitu kamar kecilku di atap tembus mengarah pada rumah besar bagai istana miliknya
Yang Jungwon
[ Menaiki tangga dengan cepat lalu membuka jendela terengah-engah ]
Jang Wonyoung
[ Menatap ] Told you
Yang Jungwon
( Astaga, ternyata istana granit itu benar-benar rumahnya. Rapunzel yang sangat buruk )
Jang Wonyoung
Ada yang mau kukatakan
Yang Jungwon
Kita tidak saling kenal
Jang Wonyoung
Tapi kamu menyebutnya 'kita'
Yang Jungwon
Itu karena situasinya
Profesor Jang Jung Jae
📞 : [ Melirik ] Ahh Wonyoung, dia sedang keluar sebentar. Sunghoon pula, bagaimana kabarnya?
Profesor Jang Jung Jae
📞 : Ohh ya tentu, mungkin makan malam itu bisa dijadwalkan setelah Wonyoung menyelesaikan tugas
Jang Wonyoung
Bagaimana kalau kubilang sengaja? Aku sengaja menuliskan alamatmu supaya kamu bisa kemari
Yang Jungwon
[ Menatap heran ] Apa?!
Jangan hiraukan. Hiduplah dengan tenang. Usai kian lama, akhirnya kami bebas. Lalu perasaan apa ini? Inferioritas acak— 𝙢𝙚𝙤𝙬
Yang Jungwon
( Kucing selalu menatapku seakan aku membawakan makan malam untuknya. Harapan palsu )
Jang Wonyoung
[ Ikut berjongkok ] Kucing itu tahu kalau raksasa di depannya sejenis kucing rumahan yang pemalas
Yang Jungwon
[ Memutar mata malas kemudian segera berdiri merapikan mantel ]
Jang Wonyoung
[ Mengikuti Jungwon ] Selalu aman, perumahan ini sangat pas dijadikan tempat menyimpan emas
Jang Wonyoung
Ohh tenang, itu bukan kata sarkas. Karena lokasinya cukup jauh, pasti lelah mondar-mandir dari kampus, apalagi setelah manjat-manjatin—
Yang Jungwon
[ Segera menoleh sinis ]
Jang Wonyoung
[ Senyum manis ]
Yang Jungwon
[ Ingin mengumpat ]
Jang Wonyoung
Masih ada dendam disana?
Yang Jungwon
( Dasar pengadu )
Jang Wonyoung
Mana mungkin kepala sekolah bisa menghukummu segitunya. Ayolah, aku punya karir masa depan yang saat itu dipertaruhkan
Jang Wonyoung
[ Menghirup nafas ] Segarnya. Aku masih ingat semuanya. Belum lagi perihal kisseu di pipi berlubangmu itu. Kisseu hmm~ kisseu~
Yang Jungwon
[ Memijak-mijak tanah kesal ]
Yang Jungwon
[ 𝐓𝐞𝐫𝐬𝐞𝐧𝐲𝐮𝐦 𝐦𝐚𝐧𝐢𝐬 ]
Jang Wonyoung
[ Melihat pipi Jungwon ]
Yang Jungwon
𝐁𝐚𝐰𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐨𝐥𝐮𝐬𝐢
𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡
Jang Wonyoung
[ Menyenggol ] Ehey, masih marah? Bukan berarti aku nggak mau kasih tahu. Hari itu aku nggak—
Yang Jungwon
Surat itu untukmu
Jang Wonyoung
Mm, memang untukku
Yang Jungwon
[ Mengomel ] Terus kenapa selalu terletak di kotak surat rumahku?! Berhentilah, itu menganggu
Jang Wonyoung
Arasso, dengan satu syarat
Yang Jungwon
Aish dia mulai lagi
Jang Wonyoung
Kita akan satu kelas disemester ini. Aku perlu orang yang 'bisa' temani, bantu dan tangkap aktivitasku
Jang Wonyoung
Dosen pembina akademikku sudah memberi peringatan [ Melirik ] yang ketiga. Aku harus masuk kuliah
Yang Jungwon
[ Menggeleng-gelengi kepala ]
Jang Wonyoung
[ Menghalangi ] Satu-satunya anak yang kukenal cuma kamu. 'Banyak' orang tapi cuma kamu yang selalu ada, cuma kamu
Yang Jungwon
[ Menatap Wonyoung ]
Jang Wonyoung
[ Menatap penuh harap ]
Yang Jungwon
[ Menaikkan satu alis ]
Jang Wonyoung
[ Menyipitkan mata ] Our—
Yang Jungwon
Our summer time
Jang Wonyoung
Ya, itu our summer time
Yang Jungwon
Drama murahan
Jang Wonyoung
Epic cuma sampai episode 6. Cium bibir di prolog benar-benar ganggu
Yang Jungwon
Karena produksi drama maupun film sekarang selalu template. Era 2000 selalu jadi pemenangnya
Jang Wonyoung
[ Tepuk tangan ] Deal
Yang Jungwon
Sejak kapan aku setuju. Aku nggak pernah setuju. Bukan lagi bisa atau tidak bisa, aku nggak mau
Jang Wonyoung
[ Segera merapatkan masker ketika satu tetangga melewati keduanya ]
Yang Jungwon
[ Melirik dengan tenang ]
Jang Wonyoung
Ayo bicara di tempatku
Yang Jungwon
[ Berjalan pergi ]
Jang Wonyoung
[ Mencubiti ujung jaket Jungwon lalu menghalangi dengan penuh harap ]
Yang Jungwon
𝐂𝐥𝐨𝐯𝐞𝐫 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐫𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐫𝐮𝐧𝐭𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧.
𝐊𝐮𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐋𝐮𝐜𝐤𝐲 𝐖𝐨𝐧𝐲𝐨𝐮𝐧𝐠 𝐜𝐨𝐜𝐨𝐤
𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐥𝐨𝐠𝐚𝐧. 𝐋𝐮𝐜𝐤𝐲 𝐕𝐢𝐜𝐤𝐲?
Jang Wonyoung
[ 𝐒𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 ] 𝐋𝐮𝐜𝐤𝐲 𝐕𝐢𝐜𝐤𝐲?
Jang Wonyoung
Di rumah ada tangerine
Yang Jungwon
( Segitunya menahanku seperti ini. Ahh pekerjaanku di rumah banyak bertumpuk. Agh! Terserahlah )
Jang Wonyoung
[ Menarik ujung jaket Jungwon ]
Yang Jungwon
[ Menghela nafas ]
Ditariknya bagai mainan anak-anak ketika mengangkut pasir, Jang Wonyoung benar-benar membawaku ke istana granit itu
Comments
zlynna grace
jungwon terlalu pasrah , apalagi yg minta spek bidadari. Ya kali ga ikut🤭
2025-07-20
2