Setengah Tahun Lagi

Satu minggu lamanya Umi Im dirawat di rumah sakit. Selama itu pula Arumi bolak-balik dari sekolah, rumah dan rumah sakit. Ia bahkan sampai melewatkan jam belajar karena kesibukannya.

“Alhamdulillah Umi sudah boleh pulang!” seru Arumi sambil merapikan perlengkapan sang umi.

“Alhamdulillah…” Umi Im tersenyum ke arah Arumi.

Tak lama kemudian, Abi Aji yang telah menyelesaikan administrasi datang membawa kursi roda. Dengan sigap beliau mengangkat tubuh Umi Im dan mendudukkannya di kursi roda. Abi Aji mendorong kursi roda keluar diikuti Arumi yang membawa tas dan perlengkapan lain.

Sesampainya di rumah, sudah ada beberapa keluarga yang menunggu di ruang tamu. Beberapa dari mereka adalah keluarga jauh yang tidak sempat menjenguk Umi Im di rumah sakit.

Arumi tak punya waktu untuk bersantai karena ia segera ke dapur menyiapkan minuman untuk para tamu setelah memastikan Umi Im, beristirahat di kamar.

“Kelas berapa sekarang kamu, Rum?” tanya Tante Nanik, adik ipar dari Abi Aji.

“Kelas 3, Tante.”

“Setengah tahun lagi kamu lulus?”

“Tidak ada setengah tahun, Tante. Mungkin sekitar 4 bulan lagi.”

“Mau lanjut ke mana?” belum sempat Arumi menjawab, sang nenek sudah lebih dulu bersuara.

“Lanjut ke mana? Perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Akhirnya juga di dapur, mengurus suami dan anak.”

“Apa salahnya perempuan sekolah tinggi, Bu? Bukankah aku juga lulusan sarjana?” tanya Tante Nanik yang ingin membela Arumi.

“Sarjana Cuma kamu pakai beberapa tahun saja! Setelah itu kamu tetaplah ibu rumah tangga. Gelar sarjana tidak ada gunanya!” Tante Nanik masih ingin menjawab, tetapi suaminya menghentikannya karena perdebatan mereka tidak akan selesai.

Tante Nanik hanya bisa menghembuskan nafas Panjang, sedangkan Arumi hanya menunduk. Tidak ada kecewa ataupun kesal dalam hatinya karena selama ini ia sudah belajar jika keluarga abinya hanya menganggap keturunan laki-laki.

Setelah semua orang berpamitan, tinggal Arumi dengan Abi Aji. Arumi yang sudah Lelah, masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.

Keesokan paginya, seperti biasa Arumi akan memasak sebelum berangkat ke sekolah. Setelah mengantarkan sarapan kepada Umi Im, Arumi berpamitan dengan beliau dan Abi Aji yang kebetulan ada di dalam kamar.

“Mau sampai kapan kamu menyembunyikan kebenaran dari Arumi?” tanya Abi Aji setelah mendengar suara pintu luar tertutup.

“Biarkanlah aku egois sekali lagi, Bi.”

“Jika dia tahu dari orang lain, hatinya akan lebih hancur!”

“Aku tahu! Aku hanya ingin mengisi ingatan terakhirku dengan kenangan baik. Aku tidak mau dia membenciku di ujung usiaku, Bi!”

“Terserah kamu saja!”

“Apa Abi akan membawanya masuk ke dalam rumah ini?” tanya Umi Im dengan suara tercekat.

“Seperti permintaanmu, aku akan membawanya masuk setelah kamu tiada. Aku tidak akan melupakan janjiku.” Jawab Abi Aji yang kemudian keluar dari kamar, meninggalkan Umi Im yang berlinang air mata.

Siang itu, rumah Abi Aji kedatangan tamu seorang laki-laki yang mengaku sebagai perantara. Abi Aji mempersilahkan beliau untuk masuk dan berbicara di ruang tamu.

Laki-laki itu mengenalkan dirinya, Arif. Beliau diminta oleh keluarga Nugraha dari Kota Minyak, untuk melamar putri Abi Aji. Tentu hal tersebut membuat tanda tanya besar di benak Abi Aji yang tidak mengenal siapapun di kota tersebut.

Tetapi karena pikirannya yang mengingat Arumi sudah akan lulus dari SMA, beliau tanpa ragu menerima pertunangan tersebut. Akhirnya mereka sepakat mempertemukan anak-anak setengah tahun kemudian setelah pihak laki-laki menyelesaikan kuliahnya di luar negeri.

“Kenapa Abi menerimanya begitu saja?” tanya Umi Im yang menerima berita.

“Arumi sudah dewasa, sudah waktunya dia untuk berumah tangga.”

“Apa Abi tidak menginginkan Arumi untuk lanjut kuliah sama seperti ibu?”

“Untuk apa? Aku tidak bisa menanggung uang kuliah 2 anak!”

“Baiklah, jika itu kemauanmu. Pesanku hanya satu. Jika Arumi tidak bersedia setelah bertemu, jangan paksa dia!”

“Bukan kamu yang memutuskan!”

Di sisi lain.

“Apakah Om sudah menyampaikannya?” tanya laki-laki muda di panggilan telepon.

“Sudah. Aji sepakat mempertemukan kalian setengah tahun lagi.”

“Baguslah! Aku akan segera menyelesaikan urusanku di sini.”

“Tenang saja! Kalau jodoh tidak akan ke mana.”

“Aku sudah menunggu selama 8 tahun! Aku tidak ingin melewatkannya lagi!”

“Bagaimana dengan kedua orang tuamu? Apa mereka setuju?”

“Mereka akan mengikuti kemauanku, Om! Lagi pula calon menantu mereka adalah perempuan dari keluarga baik-baik, tentu mereka tidak akan menolak.”

“Tapi dia hanya lulusan SMA?”

“Kuliah bisa dilakukan kapan saja kalau dia mau melanjutkannya.”

“Terserah kamu saja!”

Laki-laki muda itu tersenyum puas. 8 tahun penantiannya akan menjadi kenyataan. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan gadis kecil yang dulu mencuri perhatiannya.

“Tunggu aku gadis kecil, aku akan datang dan menjadikanmu istriku!” gumam laki-laki muda tersebut.

Sementara itu, Arumi yang masih berada di dalam kelas mendapatkan panggilan dari wali kelasnya. Ia sudah bisa menebak apa yang akan wali kelasnya katakana, sehingga ia menyiapkan diri sebelum masuk ke dalam ruang guru.

“Bapak tahu kondisi Ibumu, tetapi Bapak minta kamu tetap prioritaskan belajar! Sebentar lagi kamu ujian.” Kata Pak Rofiq, wali kelas Arumi.

“Iya, Pak. Saya usahakan.”

“Ijin kamu terlalu banyak, ini akan mempengaruhi rapor kehadiranmu. Bapak akan membantu menutupinya, tetapi kamu harus mendapatkan nilai bagus di ujian masuk universitas!”

“Apa saya harus ikut, Pak?” tanya Arumi ragu-ragu.

“Tentu saja! Sayang sekali kalau kamu tidak lanjut!” Arumi hanya mengangguk.

Ia tidak mungkin mengatakan apa yang dikatakan oleh sang nenek kepada wali kelasnya karena sama saja ia membuka aib keluarganya.

Untuk sementara, Arumi akan mengikuti ujian masuk universitas. Untuk hasilnya nanti, ia serahkan semuanya kepada Allah. Entah ia bisa lanjut atau tidak.

Sepulang sekolah, Arumi menyempatkan diri mampir ke pasar untuk membeli kebutuhan dapur yang sudah menipis karena hanya mengandalkannya yang belanja seminggu sekali.

“Kenapa pulangnya sore sekali?” tanya Nenek Ifah yang duduk di teras.

“Mampir belanja ke pasar, Nek.” Jawab Arumi yang mencium punggung tangan sang nenek seraya mengucapkan salam.

“Beli apa saja?”

“Sayur, daging, buah dan lain-lain.”

“Apa kamu mau membuat semur daging?”

“Iya. Sudah lama tidak buat, Nek!”

“Ingat untuk menambahkan sedikit pala!”

“Iya, Nek.”

Arumi membawa belanjaannya masuk ke rumah dan menyimpannya ke dapur sebelum mengganti pakaiannya.

Sebelum memasak, Arumi menyempatkan melihat keadaan uminya di kamar setelah selesai membersihkan diri dan melaksanakan sholat ashar.

“Anak Umi sudah pulang!” suara Umi terdengar lemah.

“Iya, Umi.” Arumi mencium punggung tangan uminya.

“Umi makan siang dengan apa tadi?” tanyanya.

“Abimu membuatkan Umi bubur telur tadi.”

“Arumi mau masak semur daging. Umi mau makan pakai nasi tim atau bubur?”

“Bubur saja, Nak. Perut Umi masih tidak nyaman.” Arumi mengangguk.

Pandangan beralih ke tempat sampah dan keranjang kotoran di kamar yang sudah kosong. Artinya sang abi sudah membersihkannya dan yang perlu ia lakukan adalah mencuci. Arumi pamit dan segera ke dapur.

Sambil memasak, Arumi mengisi air dan memutar mesin cuci. Sampai semuanya selesai tepat saat adzan maghrib berkumandang.

Terpopuler

Comments

Susanti

Susanti

masih teka-teki

2025-07-20

1

𝐈𝐬𝐭𝐲

𝐈𝐬𝐭𝐲

lanjut Thor..

2025-07-12

1

lihat semua
Episodes
1 Arumi
2 Setengah Tahun Lagi
3 Wasiat
4 Tidak Pulang
5 Berpulang
6 Ibu Tiri
7 Kelulusan
8 Anak Angkat
9 Di Usir?
10 Mogok
11 Menemani Arumi
12 Perbaikan Rumah
13 Kehidupan Baru
14 Mencari Kenalan
15 Membatalkan
16 Mencari Arumi
17 Pertemuan
18 Karang Taruna
19 Berkunjung
20 Kakak Arumi
21 Tidak Bertemu
22 Sengaja Menjemput
23 Canggung
24 Tidak Sesuai Harapan
25 Izin Menginap
26 Luka
27 Bismillah...
28 Tidak Menyesal
29 Air Terjun
30 Apa Aku Layak?
31 Melamar
32 Siti Ingin Bertemu
33 Saingan Cinta
34 Menguras Kantong
35 Siti
36 Mencari Masalah
37 Arumi Gugup
38 Mengaku
39 Persiapan Pernikahan
40 Menunggu Waktu
41 Resmi Menikah
42 Suami Istri
43 Lupa Bernafas
44 Masih Berdarah
45 Tidak Melakukan Apapun
46 Resepsi
47 Aku Tahu
48 Kedatangan Tamu
49 Menantu Kesayangan
50 Makan Di Luar
51 Bi Nuri
52 Maafkan Kami
53 Malu Sendiri
54 Kamu Sangat Seksi
55 Ikut Ibu
56 Ziarah
57 Ziarah 2
58 Menyambut Arumi
59 Berusaha
60 Berita Kehamilan
61 Berita Duka
62 Tetaplah Anak
63 Durhaka
64 Sudahlah, Dek!
65 Wasiat
66 Kepiting dan Kerang
67 Nana dan Nani
68 Mulai Jalan-jalan
69 Pemeriksaan
70 Mengunjungi Siti
71 Mana Yang Baik
72 Cobaan
73 Kembar
74 Ide Jualan
75 Masuk Angin
76 Semuanya Datang
77 Cara Bikang
78 Berjauhan
79 Titip Salam
80 Keinginan Bumil
81 Menyayangi Arumi
82 Maaf
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Arumi
2
Setengah Tahun Lagi
3
Wasiat
4
Tidak Pulang
5
Berpulang
6
Ibu Tiri
7
Kelulusan
8
Anak Angkat
9
Di Usir?
10
Mogok
11
Menemani Arumi
12
Perbaikan Rumah
13
Kehidupan Baru
14
Mencari Kenalan
15
Membatalkan
16
Mencari Arumi
17
Pertemuan
18
Karang Taruna
19
Berkunjung
20
Kakak Arumi
21
Tidak Bertemu
22
Sengaja Menjemput
23
Canggung
24
Tidak Sesuai Harapan
25
Izin Menginap
26
Luka
27
Bismillah...
28
Tidak Menyesal
29
Air Terjun
30
Apa Aku Layak?
31
Melamar
32
Siti Ingin Bertemu
33
Saingan Cinta
34
Menguras Kantong
35
Siti
36
Mencari Masalah
37
Arumi Gugup
38
Mengaku
39
Persiapan Pernikahan
40
Menunggu Waktu
41
Resmi Menikah
42
Suami Istri
43
Lupa Bernafas
44
Masih Berdarah
45
Tidak Melakukan Apapun
46
Resepsi
47
Aku Tahu
48
Kedatangan Tamu
49
Menantu Kesayangan
50
Makan Di Luar
51
Bi Nuri
52
Maafkan Kami
53
Malu Sendiri
54
Kamu Sangat Seksi
55
Ikut Ibu
56
Ziarah
57
Ziarah 2
58
Menyambut Arumi
59
Berusaha
60
Berita Kehamilan
61
Berita Duka
62
Tetaplah Anak
63
Durhaka
64
Sudahlah, Dek!
65
Wasiat
66
Kepiting dan Kerang
67
Nana dan Nani
68
Mulai Jalan-jalan
69
Pemeriksaan
70
Mengunjungi Siti
71
Mana Yang Baik
72
Cobaan
73
Kembar
74
Ide Jualan
75
Masuk Angin
76
Semuanya Datang
77
Cara Bikang
78
Berjauhan
79
Titip Salam
80
Keinginan Bumil
81
Menyayangi Arumi
82
Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!