Sosok Hitam

Kania tidak bisa tenang saat Dimas sudah mulai masuk ke dalam kamarnya, di terus meremas ujung selimutnya karena dia gugup dan penasaran dengan apa yang akan di lakukan Dimas, ini pertama kalinya dia bersama Dimas lagi setelah sekian lama mereka terpisah, dulu memang dia sering tidur dengan Dimas saat masih kecil, tapi sekarang berbeda, mereka sudah sah menjadi suami istri sekarang.

‎"Kamu pasti gugup?" tanya Dimas yang sama gugupnya dengan Kania, apalagi Dimas bisa melihat Kania sampai mundur ketika Dimas mendekat ke arahnya.

‎"Se.. Sedikit" jawab Kania

‎"Hanya sedikit? Padahal dadaku sampai berdetak kencang loh, aku benar benar gugup, coba pegang tanganku juga dingin" ucap Dimas menyodorkan tangannya

‎ Kania dengan polos menyentuh telapak tangan Dimas dan memang terasa dingin, tapi saat Kania akan melepasnya, tiba tiba tangan nya di tarik Dimas hingga Kania tertarik ke dalam pelukan Dimas.

‎"Aakhh" pekik Kania membuat orang yang ada di luar kamar itu terkejut

‎"Cucu kita harus perempuan, aku ingin cucu perempuan" ucap Galuh

‎"Tidak bisa kak, aku sudah punya anak perempuan, aku ingin cucu laki laki dulu baru perempuan" jawab Bintang yang sedang lewat setelah mengambil jaket untuk istri mereka.

‎"Tidak, perempuan" jawab Galuh

‎"Laki laki" jawab Bintang

‎"Apanya yang perempuan dan laki laki?" tanya Abidzar

‎"itu.. Anaknya Dimas nanti pasti laki laki dulu" jawab Bintang

‎"Tidak perempuan dulu" sahut Galuh

‎"Laki laki dan perempuan sama saja Om, ayo turun semuanya sudah menunggu karena besok kalian akan pulang, jadi kami ingin mengobrol bukan berdebat" ajak Abidzar lembut merangkul kedua Om nya itu.

‎"Ini salahmu, kenapa mengajakku berdebat" ucap Galuh

‎"Kak Galuh yang pertama mengajak ku berdebat, tidak mau mengalah padahal sudah tua" balas Bintang

‎"Aku tidak tua, aku ini dewasa" protes Galuh

‎ Di dalam kamar.

‎"Kamu dengar kan mereka berdebat padahal kita belum melakukan apapun" bisik Dimas terus memeluk Kania yang hanya bisa diam kaku di pelukan Dimas

‎"kamu bisa mendengarnya kan?" tanya Dimas dan Kania mengangguk, detak jantung Dimas memang sangat jelas terdengar oleh Kania yang saat ini bersandar di dada Dimas.

‎"Aku bahagia karena penantian ku ini tidak sia sia Kania, aku selalu menantikan hari ini sejak lama" ungkap Dimas mengecup kening dan rambut Kania yang hijabnya sempat di tarik Dimas ketika dia memeluk Kania.

‎"Kania tidak menyangka kalau Kania bisa jadi istri kak Dimas setelah hampir jadi istri orang lain" ungkap Kania

‎"Dia terkena hukuman karena berani mengganggu ikatan kita Kania, aku baru melihatnya tadi pagi dan itu sangat menakutkan" ucap Dimas

‎"Mengerikan bagaimana kak?" tanya Kania

‎"Dia terus mengeluarkan darah di mulutnya dan juga gulungan kawat, sampai dia bilang kalau dia menyerah dan melepaskan mu, barulah darah dan kawat kawat itu tidak keluar lagi dari mulutnya" jawab Dimas

‎"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un" ucap Kania prihatin

‎"Lalu sekarang ustadz Soleh ada di mana?" tanya Kania

‎"Di obati Abah Adrian, tapi orang tuanya membawanya ke dokter karena tidak percaya pada Abah Adrian. Mungkin besok mereka akan datang untuk meminta maaf" jawab Dimas

‎"Jangan temui dia lagi nanti, Jauhi dia meski kamu bertemu secara tidak sengaja" ucap Dimas

‎"Iya, Kania tidak akan dekat dekat ustadz Soleh lagi" jawab Kania

‎ Dimas menunduk, dia menatap mata Kania yang juga sedang mendongak ke arahnya, perlahan tapi pasti, wajah mereka terus mendekat hingga bibir mereka saling menempel, hanya menempel karena setelah itu mereka kembali memalingkan wajah mereka karena malu dengan momen dadakan itu.

‎"Maaf karena aku tidak bisa menahan diri" ungkap Dimas jujur karena begitu penasaran dengan bibir istrinya itu

‎"Hmm" jawab Kania yang merasa malu karena tidak menolak saat kedua bibir itu bertemu.

‎ *************

‎ Di rumah sakit.

‎"Tidak ada penyakit apapun di tubuh anak anda nyonya, dia sehat sehat saja" ungkap sang dokter yang sudah memeriksa Soleh bahkan melakukan Rontgen.

‎"Tidak mungkin dokter, anak saya tadi pagi sampai muntah darah dan mengeluarkan banyak kawat dari dalam mulutnya, suaranya saja sampai hilang" ucap ayah dari Soleh

‎"Tapi anda bisa lihat sendiri, semua kondisi organ dalam pasien dalam keadaan baik, hanya kekurangan cairan saja dan itu cukup dengan di infus" jawab dokter

‎ Kedua orang tua Soleh diam, mereka tidak bisa protes lagi karena dokter sendiri yang memeriksa Soleh secara langsung, tidak ada luka ataupun darah yang terlihat dari dalam tenggorokan Soleh, semuanya sehat bahkan Soleh bisa berbicara dengan lancar ketika mereka sudah sampai di rumah sakit.

‎"Ma, Soleh baik baik saja ko, Abah Adrian sudah mengobati Soleh dan itu sudah cukup, Soleh mau pulang besok saat infus ini sudah habis" ucap Soleh

‎"Tapi nak, bagaimana kalau kamu nanti muntah darah lagi?" tanya ibunya

‎"Insya Allah tidak akan ma" jawab Soleh tapi saat dia tersenyum, tiba tiba saja sekelebat bayangan hitam berdiri di samping ranjang rawatnya, membuat mata Soleh terbelalak karena terkejut sekaligus takut.

‎"Solehhhhh" bisik sosok itu membuat Soleh terdiam kaku

‎"Kamu masih ingin memiliki Kania kan? Aku bisa membantumu" bisiknya lagi

‎"Jadi budak ku dan aku berikan apapun padamu, termasuk Kaniaaaa" ucap bayangan itu terus berbisik di telinga Soleh, membuat Soleh yang tadinya beristighfar malah mengatupkan bibirnya dan menatap kosong ke arah depan

‎"Soleh, kamu tidak apa apa? Soleh!" panggil sang ayah

‎"Tidak apa apa, aku tidak apa apa, aku akan kembali ke pesantren besok" jawab Soleh dengan wajah datar menatap kosong pada ayahnya

‎"Tidak nak, sebaiknya kita pulang saja ke Solo ya" bujuk ibunya

‎ Brak.

‎"Tidak, aku akan kembali ke pesantren" jawab Soleh tegas menggebrak meja lalu tiba tiba saja Soleh menyeringai ke arah kedua orang tuanya

‎"Aakkhhh.. Soleh apa yang kamu lakukan!" teriak sang ayah ketika Soleh menggigit leher ibunya hingga darah keluar banyak dari leher sang ibu.

‎"Makan, aku mau makan!" teriak Soleh

‎"Tolong!" teriak ayah Soleh segera berlari ke arah luar

"Hahaha... Aku akan segera menemui kamu Kania, kamu akan jadi pengantinku lagi" ucap Soleh yang mencabut selang infus dari tangannya dan membanting tubuh ibunya yang sudah tak sadarkan diri ke atas lantai.

Bruk.

"Tubuh renta tidak berguna! Tapi ini cukup untuk membuatku menguasai Soleh hahaha!" ucap Soleh yang sudah di rasuki bayangan hitam itu.

Terpopuler

Comments

Ayla Anindiyafarisa

Ayla Anindiyafarisa

yaaa jadi budak iblis kan kau Soleh tu lah hatimu jahat sih

2025-07-16

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan setelah tiga belas tahun
2 Fitnah untuk Kania
3 Algojo Perjodohan Darah
4 Berhasil ijab kabul
5 Sosok Hitam
6 Rukiyah
7 Pulang
8 Tanah kuburan
9 Merayu Sahara
10 Lingga angkat tangan
11 Buhul
12 Empat calon tumbal
13 Masih mengancam
14 Balasan dari Dimas
15 Teluh darah
16 Lintah
17 Balasan kejam
18 Di luar prediksi
19 Bahu Laweyan
20 Panji nekat
21 Ternyata.... hanya siasat Sahara
22 Kasmaran
23 Panji melawan kutukan
24 Sahara cemburu
25 Malam pertama
26 Masalah kecil
27 Masalah Adrian
28 Semakin kurang ajar
29 Tujuan Widuri
30 Balasan si algojo
31 Pulang
32 Bungkus
33 Tersedak ular
34 Sahara marah
35 Beraktifitas kembali
36 Mulai tertarik
37 Rencana dua bocah kematian
38 Rencana pelet Ki Suro
39 Pelet 2
40 Kena.....
41 Sosok misterius
42 Mereka tahu
43 Tentang Arjuna
44 Dimas mulai curiga
45 Jebakan untuk Jatmiko
46 Arjuna bergerak
47 Seumur hidup dalam rasa bersalah
48 Istri baru
49 manusia gatal
50 hipnotis
51 hukuman 1
52 Hukuman 2
53 galaunya Restu
54 Bucin sendirian
55 Keputusan Restu
56 Dukungan sahabat
57 Anggaran
58 Godaan masa lalu
59 Ancaman Dimas
60 Anggadana mencari
61 Pembalasan dari Anggadana
62 Cahaya kepercayaan
63 Kania versi tokek
64 Kantung Icang
65 Si bandar togel
66 Musuh baru Sahara
67 Sahara lengah
68 kerandoman Argadana
69 Taubat
70 Asap kematian
71 Saling curiga
72 Tantangan untuk Gandra
73 Gugur
74 Tiba tiba jadi ngetop
75 Masih bingung
76 Dua algojo hilang
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Pertemuan setelah tiga belas tahun
2
Fitnah untuk Kania
3
Algojo Perjodohan Darah
4
Berhasil ijab kabul
5
Sosok Hitam
6
Rukiyah
7
Pulang
8
Tanah kuburan
9
Merayu Sahara
10
Lingga angkat tangan
11
Buhul
12
Empat calon tumbal
13
Masih mengancam
14
Balasan dari Dimas
15
Teluh darah
16
Lintah
17
Balasan kejam
18
Di luar prediksi
19
Bahu Laweyan
20
Panji nekat
21
Ternyata.... hanya siasat Sahara
22
Kasmaran
23
Panji melawan kutukan
24
Sahara cemburu
25
Malam pertama
26
Masalah kecil
27
Masalah Adrian
28
Semakin kurang ajar
29
Tujuan Widuri
30
Balasan si algojo
31
Pulang
32
Bungkus
33
Tersedak ular
34
Sahara marah
35
Beraktifitas kembali
36
Mulai tertarik
37
Rencana dua bocah kematian
38
Rencana pelet Ki Suro
39
Pelet 2
40
Kena.....
41
Sosok misterius
42
Mereka tahu
43
Tentang Arjuna
44
Dimas mulai curiga
45
Jebakan untuk Jatmiko
46
Arjuna bergerak
47
Seumur hidup dalam rasa bersalah
48
Istri baru
49
manusia gatal
50
hipnotis
51
hukuman 1
52
Hukuman 2
53
galaunya Restu
54
Bucin sendirian
55
Keputusan Restu
56
Dukungan sahabat
57
Anggaran
58
Godaan masa lalu
59
Ancaman Dimas
60
Anggadana mencari
61
Pembalasan dari Anggadana
62
Cahaya kepercayaan
63
Kania versi tokek
64
Kantung Icang
65
Si bandar togel
66
Musuh baru Sahara
67
Sahara lengah
68
kerandoman Argadana
69
Taubat
70
Asap kematian
71
Saling curiga
72
Tantangan untuk Gandra
73
Gugur
74
Tiba tiba jadi ngetop
75
Masih bingung
76
Dua algojo hilang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!