Algojo Perjodohan Darah

Persiapan yang tadinya di siapkan untuk Dimas, sekarang malah akan di gunakan oleh Soleh, dia terus mengatakan kalau dia bahagia pada kedua orang tuanya yang sudah datang membawa serahan dan juga maskawin besar untuk Kania atas permintaan Soleh.

‎"Kemarin harusnya Kania menikah dengan kamu Dimas, sekarang Kania malah harus menikah dengan laki laki itu, papa khawatir Kania kenapa kenapa" ungkap Bintang

‎"Insya Allah Kania akan baik baik saja pa, jika jodoh Kania memang ada bersama Dimas, maka Kania tidak akan kemanapun" jawab Dimas

‎"Kita lihat apa yang akan darah kalian lakukan saat salah satu dari kalian mencoba terpisah dari yang lain" ucap Bintang menatap tajam Soleh

‎"Hihihihi.. kenapa ko pengantinnya namanya Soleh, bukan Dimas?" Tanya Sagara tiba tiba berdiri di samping Dimas dengan pakaian kerajaan yang di belikan Gandra di pasar gaib.

‎"Kamu terlambat, Kania di jebak laki laki itu dan sekarang di paksa menikah dengannya juga" jawab Dimas menunjuk Soleh

‎"Ish.. tidak tampan seperti Dimas, wajahnya juga suram seperti jurang kematian" gerutu Sahara

‎"Kenapa kamu terlambat?" Tanya Bintang

‎"Cah Bagus, anak anak Sahara hilang, tak tahu kemana, Sahara cari cari tidak ada, kata Gandra mungkin sedang ke tempat pamannya di Jakarta" jawab Sahara

‎"Mungkin iya disana, tidak apa apa, Icang juga kan punya anak yang seusia Argadana dan Anggadana" ucap Bintang

‎"Hiks.. hiks.. Dimas mau nangis? Sini Sahara peluk" ucap Sahara terisak dan memeluk Dimas

‎"Kamu tahu Sahara, kalau sampai Kania berhasil ijab kabul dengan laki laki itu, aku akan jadi manusia paling sedih di dunia ini, karena aku sudah sabar menunggu Kania, tapi takdir justru tidak berpihak padaku" ungkap Dimas mengusap rambut Sahara yang terasa sejuk di tangannya dan menenangkan hatinya.

‎"Dimas jangan khawatir, Kania hanya untuk Dimas dan Dimas untuk Kania" jawab Sahara

‎Di dalam kamar.

‎"Kania kamu jangan terus menangis nak, kamu akan menikah sebentar lagi, ini sudah jadi keputusan Abah, lagipula semua ini demi nama baik pesantren nak" bujuk Renita terus menghapus air mata Kania

‎"Tapi Kania tidak mau ma, Kania cuma mau sama kak Dimas, Kania di jebak ma" rengek Kania

‎"Iya mama tahu, apa kamu pikir papa kamu akan menyerahkan kamu begitu saja pada guru kamu itu, Abah Adrian juga tidak akan membiarkan itu nak" ungkap Renita

‎"Maksud mama?" Tanya Kania

‎"Setelah akad, kalau kamu merasa terpaksa, kamu bisa minta talak dari dia, dan papa akan bawa kamu pulang ke kampung Curug langsung" jawab Renita

‎"Tapi ma, ustadz Soleh pasti tidak akan menceraikan Kania" ucap Kania

‎"Mama tahu, tapi kamu tahu kan, hubungan kamu dengan Dimas itu sudah di buat sejak lama, bahkan perjanjian itu sudah terikat dengan darah kalian, jadi tidak akan mudah di lepaskan" jawab Renita

‎"Mama tahu?" Tanya Kania

‎"Papa kamu sudah menceritakan semuanya pada mama sayang, bahkan tentang kalian juga mama tahu, itu sebabnya Hala juga jadi ayah angkat kalian sejak kalian lahir" jawab Renita

‎"Tapi Kania tidak bisa melihatnya ma, hanya kak Gading dan kak Gibran yang bisa" ucap Kania

‎"Itu karena, saat kedua kakak kamu lahir, mereka ada dalam lingkaran ilmu dari Hala dan juga ritual papa kamu saat menganut ilmu hitam dulu, mereka jadi punya kemampuan melihat hal hal gaib juga sama seperti papa" jawab Renita

‎"Sekarang kamu hapus air mata kamu ya, ada kami di sini" bujuk Renita dan Kania mengangguk

‎Selang setengah jam, semua persiapan sudah selesai, Kania sudah siap di dalam kamar, bahkan penghulu juga sudah datang bersama para saksi yang di pilih oleh Soleh dan Galuh.

‎"Baiklah saudara Soleh apa anda sudah siap?" Tanya penghulu

‎"Insya Allah saya siap pak" jawab Soleh yang sudah menjabat tangan penghulu yang akan jadi wali hakim Kania. Awalnya keluarga Soleh keberatan karena Kania ternyata anak di luar nikah, tapi Soleh terus memaksa dan mau tak mau keluarganya jadi luluh.

‎"Saudara Solehudin Firdaus bin Ahmad Firdaus, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Kania Tatiana Raharja, yang hak perwaliannya sudah di wakilkan kepada saya dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar dua ratus juta rupiah di bayar tunai" ucap penghulu langsung menghentakkan tangannya.

‎"Saya.... Hhkkkkkk" tiba tiba suara Soleh tercekat seperti ada sesuatu yang mencekiknya

‎"Soleh kamu kenapa nak?" Tanya sang ayah

‎"Hhkkkk" Soleh tak menjawab matanya melotot dan lidahnya juga sudah terjulur keluar dengan mata memerah dan melotot.

‎"Kiai tolong lakukan sesuatu Kiai, kenapa anak saya jadi seperti ini" ucap Ahmad

‎"Bismillahirrahmanirrahim" Adrian mengusapkan ujung tongkatnya pada Soleh dan tiba tiba Soleh muntah darah di sertai gumpalan gumpalan kawat.

‎"Aakhhh, innalilahi" teriak para santri yang melihat kejadian aneh itu

‎"Soleh, nak kamu harus ke rumah sakit sekarang, ayo nak" bujuk ibunya

‎"Tidak ma, Soleh mau menikah du.." belum sempat Soleh melanjutkan kalimatnya dia kembali di hantam sesuatu yang berat di atas pundaknya.

‎"Aakhh apa ini kenapa berat sekali" ucap Soleh

‎"To... tolong Kiai" lirih Soleh

‎Adrian menatap datar Soleh, dia sudah memperingatkan Soleh sebelumnya untuk membatalkan pernikahan itu, tapi Soleh tetap keukeuh dengan cinta butanya pada Kania, bahkan Soleh bilang kalau dia akan membawa Kania ke kampung halamannya setelah dia menikahi Kania.

‎"Aku sudah memperingatkan Kamu, tidak ada yang akan menikah dengan anakku kecuali jodoh yang sudah di tentukan oleh darahnya sendiri" ungkap Galuh

‎"Ma... Pa..." Lirih Soleh terus mengeluarkan darah di mulutnya

‎"Kak, kamu masukkan lagi kawatnya, aku tusuk lehernya pakai jarum keramat milik nenek Rukmini ini" ucap Argadana yang mendiami punggung Soleh, dan Anggadana berada di lehernya Soleh

‎Hhkkkk...

‎Soleh terus menjulurkan lidahnya ketika Anggadana terus memasukkan gumpalan kawat kawat itu secara gaib, dan Argadana menusuk nusuk lehernya juga.

‎"Pak Kiai, kenapa Soleh jadi begini pak Kiai" lirih ibu dari Soleh

‎"Itu di luar kendali saya Bu, Soleh sudah berbohong dan sekarang dia sedang mendapatkan balasan dari kebohongannya" jawab Adrian

‎"Nak, apa benar kamu berbohong?" Tanya ibunya

‎"Ti.. tidak" jawab Soleh pelan karena tenggorokannya terasa sakit

‎"Aakhhh.. Kiai!" Teriak Soleh yang suaranya mulai tenggelam dengan banyaknya darah di sertai gumpalan kawat yang terus keluar dari mulutnya. Para santri terus menatap miris keadaan Soleh tanpa bisa membantu karena mereka juga tidak tahu dengan apa yang terjadi pada Soleh.

‎Hkkkk.. hkkk..

‎"Soleh!" Teriak ayah dan ibunya

‎"Minggir!" Ucap Adrian berusaha menolong Soleh karena tidak tega melihat orang tuanya

‎"Soleh, lepaskan Kania, dan kamu akan kembali sembuh, aku akan jelaskan semuanya padamu nanti, tapi katakan kalau sekarang ini, kamu menyerah" bisik Adrian

‎Soleh begitu berat melepaskan Kania, tapi dia juga tidak tega melihat ibunya menangis, apalagi lehernya terus tersiksa dan begitu terasa perih dan tercekik.

‎"Bismillahirrahmanirrahim.. saya menyerah pak Kiai" jawab Soleh yang setelah mengatakan itu langsung tak sadarkah diri.

‎"Soleh!" Tangisan tak bisa di bendung lagi oleh orang tua Soleh, mereka terus mengguncang tubuh Soleh yang di penuh darah di bagian leher dan dadanya.

‎"Hahaha.. lihat kan, tugas pertama kita telah berhasil, kalau sampai ada yang ngeyel maka nyawa mereka taruhannya" ungkap Argadana

‎"Kamu benar saudaraku, tidak ada yang boleh mengganggu perjodohan darah ini" jawab Anggadana

‎"Ayo kita temui Ibunda, nanti dia mencari kita, apa mereka bisa melihat kita?" Tanya Argadana

‎"Mana bisa mereka melihat kita, kita ada di dalam tubuh orang ini, ayo keluar" jawab Anggadana

‎Srak. Srak. Hhhkkk.

‎Soleh yang tak sadarkan diri tiba tiba membuka mulutnya dan mengeluarkan sebuah batu di dalamnya yang berwarna hitam dan mengeluarkan asap putih yang pekat, membuat semua orang disana semakin panik ketakutan. Adrian meminta para santrinya untuk membacakan alfatihah dan juga Al ikhlas agar asap itu hilang.

‎"Sadaqallahul'adzim.. Abidzar, Aryasatya, bawa Soleh ke ruang kesehatan, nanti Abah akan kesana" ucap Adrian

‎"Baik Abah" jawab keduanya segera membawa Soleh pergi dari sana setelah asap itu menghilang begitupun dengan darah, kawat dan juga batu hitam yang keluar dari tubuh Soleh.

‎"Panggil Dimas, dan lakukan ijab Kabul saat ini juga" perintah Adrian.

Terpopuler

Comments

Ayla Anindiyafarisa

Ayla Anindiyafarisa

rasakan lah tu Soleh nikmati sakitnya tu

2025-07-16

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan setelah tiga belas tahun
2 Fitnah untuk Kania
3 Algojo Perjodohan Darah
4 Berhasil ijab kabul
5 Sosok Hitam
6 Rukiyah
7 Pulang
8 Tanah kuburan
9 Merayu Sahara
10 Lingga angkat tangan
11 Buhul
12 Empat calon tumbal
13 Masih mengancam
14 Balasan dari Dimas
15 Teluh darah
16 Lintah
17 Balasan kejam
18 Di luar prediksi
19 Bahu Laweyan
20 Panji nekat
21 Ternyata.... hanya siasat Sahara
22 Kasmaran
23 Panji melawan kutukan
24 Sahara cemburu
25 Malam pertama
26 Masalah kecil
27 Masalah Adrian
28 Semakin kurang ajar
29 Tujuan Widuri
30 Balasan si algojo
31 Pulang
32 Bungkus
33 Tersedak ular
34 Sahara marah
35 Beraktifitas kembali
36 Mulai tertarik
37 Rencana dua bocah kematian
38 Rencana pelet Ki Suro
39 Pelet 2
40 Kena.....
41 Sosok misterius
42 Mereka tahu
43 Tentang Arjuna
44 Dimas mulai curiga
45 Jebakan untuk Jatmiko
46 Arjuna bergerak
47 Seumur hidup dalam rasa bersalah
48 Istri baru
49 manusia gatal
50 hipnotis
51 hukuman 1
52 Hukuman 2
53 galaunya Restu
54 Bucin sendirian
55 Keputusan Restu
56 Dukungan sahabat
57 Anggaran
58 Godaan masa lalu
59 Ancaman Dimas
60 Anggadana mencari
61 Pembalasan dari Anggadana
62 Cahaya kepercayaan
63 Kania versi tokek
64 Kantung Icang
65 Si bandar togel
66 Musuh baru Sahara
67 Sahara lengah
68 kerandoman Argadana
69 Taubat
70 Asap kematian
71 Saling curiga
72 Tantangan untuk Gandra
73 Gugur
74 Tiba tiba jadi ngetop
75 Masih bingung
76 Dua algojo hilang
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Pertemuan setelah tiga belas tahun
2
Fitnah untuk Kania
3
Algojo Perjodohan Darah
4
Berhasil ijab kabul
5
Sosok Hitam
6
Rukiyah
7
Pulang
8
Tanah kuburan
9
Merayu Sahara
10
Lingga angkat tangan
11
Buhul
12
Empat calon tumbal
13
Masih mengancam
14
Balasan dari Dimas
15
Teluh darah
16
Lintah
17
Balasan kejam
18
Di luar prediksi
19
Bahu Laweyan
20
Panji nekat
21
Ternyata.... hanya siasat Sahara
22
Kasmaran
23
Panji melawan kutukan
24
Sahara cemburu
25
Malam pertama
26
Masalah kecil
27
Masalah Adrian
28
Semakin kurang ajar
29
Tujuan Widuri
30
Balasan si algojo
31
Pulang
32
Bungkus
33
Tersedak ular
34
Sahara marah
35
Beraktifitas kembali
36
Mulai tertarik
37
Rencana dua bocah kematian
38
Rencana pelet Ki Suro
39
Pelet 2
40
Kena.....
41
Sosok misterius
42
Mereka tahu
43
Tentang Arjuna
44
Dimas mulai curiga
45
Jebakan untuk Jatmiko
46
Arjuna bergerak
47
Seumur hidup dalam rasa bersalah
48
Istri baru
49
manusia gatal
50
hipnotis
51
hukuman 1
52
Hukuman 2
53
galaunya Restu
54
Bucin sendirian
55
Keputusan Restu
56
Dukungan sahabat
57
Anggaran
58
Godaan masa lalu
59
Ancaman Dimas
60
Anggadana mencari
61
Pembalasan dari Anggadana
62
Cahaya kepercayaan
63
Kania versi tokek
64
Kantung Icang
65
Si bandar togel
66
Musuh baru Sahara
67
Sahara lengah
68
kerandoman Argadana
69
Taubat
70
Asap kematian
71
Saling curiga
72
Tantangan untuk Gandra
73
Gugur
74
Tiba tiba jadi ngetop
75
Masih bingung
76
Dua algojo hilang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!