Bab 5 Makan malam

Malam harinya, di mansion mewah keluarga Alatas, suasana terasa tenang namun penuh energi yang tersembunyi. Lampu kristal menggantung megah di ruang utama, memancarkan cahaya hangat yang menerangi setiap sudut ruangan dengan elegan.

Di salah satu kamar utama, Ratu sedang bersiap-siap untuk menemani sang Daddy makan malam bersama teman lamanya.

Ratu berdiri di depan cermin besar, mengenakan dress hitam dengan potongan sederhana namun elegan yang memeluk tubuhnya dengan pas. Warna gelap dress itu sangat kontras dengan kulit putih mulusnya, menambah kesan anggun sekaligus memikat.

Rambut hitam legamnya tergerai rapi, menambah aura kuat yang terpancar dari dirinya. Matanya yang tajam menatap bayangan dirinya sendiri, menyiratkan tekad dan keberanian yang tak mudah terlihat dari luar.

Dengan satu tarikan napas dalam, Ratu meluruskan bahunya dan melangkah keluar kamar, siap menyambut malam yang penuh tantangan dengan sikap bar-bar namun tetap anggun yang menjadi ciri khasnya.

Ratu melangkah keluar dari kamarnya dengan langkah pasti. Di lorong mansion yang luas, maid-maid yang berlalu lalang memberi jalan dengan hormat, menyadari aura kuat yang mengelilingi Nona muda mereka.

Meski penampilannya anggun, ada sesuatu dalam tatapan dan sikapnya yang membuat orang tak berani mengganggunya.

Di ruang utama, Daddy Anggara sudah menunggu dengan setelan jas hitam yang rapi. Ia menatap Ratu dengan senyum hangat, lalu mengulurkan tangannya.

“Kau siap, sayang?” tanya Daddy Anggara dengan senyum hangatnya.

Ratu menyambut tangan Sang Daddy dengan genggaman kuat. “Selalu siap, Dad. Malam ini kita tunjukkan siapa yang pegang kendali.” ujar Ratu dengan senyum liciknya.

"Daddy tidak berniat menjodohkan aku sama anak temannya Daddy, kan?" tebak Ratu.

"Kita lihat saja nanti," jawabnya dengan lirikan penuh maksud.

"Baiklah," pasrah Ratu dengan memanyunkan bibirnya.

"Sudah jangan cemberut begitu, nanti cantiknya hilang lhoh," goda Daddy Anggara, lalu menyentil gemas hidung mancung putri cantiknya.

"Aw, sakit Dad," keluh Ratu kesal.

"Alah ... lebai bangat gitu aja sakit," ujar Daddy Anggara.

Ratu hanya mencibir kesal, lalu keduanya berjalan bersama menuju mobil mewah yang sudah menunggu di halaman.

Sesampainya di restoran mewah itu, Ratu melangkah keluar dari mobil dengan sikap percaya diri yang sulit diabaikan. Gaun hitamnya yang sederhana namun elegan berkilau di bawah cahaya lampu jalan.

Daddy Anggara membuka pintu untuknya, lalu berjalan berdampingan masuk ke dalam restoran. Suasana mewah dan tenang langsung menyambut mereka, dengan meja-meja yang tertata rapi dan pencahayaan lembut yang menciptakan atmosfer eksklusif.

Beberapa tamu dan staf restoran tak bisa menahan pandangan mereka pada Ratu, wajah cantiknya dengan tatapan tajam dan sikap bar-bar yang tersembunyi di balik pesona anggunnya membuatnya menjadi pusat perhatian tanpa harus berusaha.

Daddy Anggara menepuk bahu Ratu ringan. “Daddy harap malam ini kau bisa bersikap anggun, kurangi sikap bar-barmu itu," peringat Dady Anggara tegas.

Ratu menoleh, senyum tipis menghiasi bibirnya. “Siap. Mari kita mulai.”

Daddy Anggara tersenyum hangat melihat sikap Ratu yang penuh percaya diri.

Tiba-tiba Ratu menatapnya dengan mata tajam dan berkata, “Dad, masuklah duluan, ya! Ratu mau ke toilet dulu sebentar," ujar ratu.

Daddy Anggara menatap sejenak, lalu mengangguk. “Baiklah, tapi hati-hati, ya,"

Ratu mengangkat bahu santai,“ tenang saja Dad, Ratu bisa jaga diri,"

Dengan langkah mantap, Ratu berbalik dan melangkah ke arah toilet sedangkan Daddy Anggara masuk ke dalam restoran.

Ratu melangkah mantap memasuki lorong yang sedikit lebih redup menuju toilet. Namun, tanpa sengaja, karena buru-buru ia menabrak seseorang, seorang pemuda yang sedang berjalan pelan habis dari toilet.

Tubuh Ratu terhuyung ke belakang, namun, sebelum tubuhnya menyentuh lantai dengan sigap, pemuda itu menangkapnya dengan lembut masuk dalam pelukannya. Napasnya tertahan sejenak, wajahnya menatap Ratu dengan sorot mata terkejut dan sedikit kikuk.

Ratu, yang sempat memejamkan matanya membukanya perlahan pandangannyan tertuju langsung ke wajah pemuda yang baru saja ia tabrak, dan sedetik kemudian matanya kembali melebar ia baru menyadari siapa pemuda itu, memicingkan mata dan jantungnya berdegup lebih kencang. “Kau?” ujar Ratu pelan, suara penuh campur aduk antara terkejut dan sedikit kesal.

Pemuda itu menatapnya, seakan berusaha mengingat, kemudian wajahnya berubah samar oleh ingatan momen di cafe saat Ratu mendadak menghalangi langkahnya lalu momen manis terjadi dan berakhir pahit itu, tiba-tiba muncul dalam benaknya.

“Kau?” gumamnya pelan, masih dalam pelukannya, “Kau kan gadis ... ah! aku tidak menyangka kita bertemu lagi dengan adegan seperti ini.” ujarnya dengan senyum menggoda.

Suasana di lorong itu mendadak terasa berbeda antara ketegangan, kekaguman yang tak disangka, dan kehangatan yang tumbuh perlahan di antara mereka.

Ratu gegas melepaskan diri perlahan, menatap matanya tajam namun hatinya bergetar. “Gue, gue minta maaf, tapi tak sepenuhnya salah gue juga, itu karena lo dah lancang sama gue," ujar Ratu meminta maaf tapi juga tak mau sepenuhnya di salahkan.

Pemuda itu tersenyum, suaranya hangat, “Ya, tidak masalah aku mengerti dan aku juga salah sudah lancang saat itu, tapi aku tak bermaksud aku hanya reflek, jadi maafkan aku juga ya Nona cantik.

"Panggil gue Ratu," potong Ratu cepat.

"Nama yang cantik secantik orangnya, Ratu, aku Nathan," ujarnya juga memperkenalkan dirinya.

"Hm, kalau gitu, gue permisi ya," ujar ratu langsung pergi meninggalkan Nathan yang masih mematung menatap punggung ratu yang mulai menjauh.

"Huff, malu Banget gue, kenapa bisa ketemu lagi sama tuh cowok sih!" Gumam ratu pelan sambil terus berjalan ke toilet.

Setelah beberapa menit Ratu kembali keluar dan geges menemui sang Daddy.

Ratu masuk ruangan VVIP itu dengan gaya anggunnya.

"Malam semua, sudah membuat kalian menunggu," ujar Ratu dengan suara lembut. Membuat Daddy Anggara mengerutkan dahinya lalu tersenyum kecil menyambut sang putri semata wayangnya.

"Wah, ternya putrimu tak Hannya cantik ya, Anggara? Tapi juga sangat anggun dan sopan," puji seorang pria paruh baya yang seumuran dengan Daddy Anggara.

"Ia, dia memang sangat anggun. Siapa namamu sayang?" timpal wanita paru baya yang duduk di samping pria tersebut.

"Saya Ratu Maharani Tan, Om," jawab ratu ramah.

"Nama yang sangat bagus," lanjut wanita paruh baya itu.

Daddy Anggara tersenyum hangat pada sang putri lalu menariknya pelan untuk duduk di sampingnya.

"Sayang, ini teman Daddy namanya Om Bramantyo dan itu istrinya namanya Isyana," ucap Daddy Anggara memperkenalkan temannya.

Ratu mengangguk pelan, "Salam kenal Om Bram, Tante Isyana," ujar ratu tersenyum manis.

Keduanya gegas membalas dengan senyuman hangatnya pada Ratu.

"Oh ya, dimana Putra kalian? Apa dia tidak ikut?" tanya Daddy Anggara.

Tiba-tiba, suara seorang pemuda terdengar dari pintu masuk.

“Maaf, saya terlambat,” ucapnya saat melangkah masuk.

Semua mata langsung menoleh ke arah suara itu. Ratu menoleh perlahan, dan seketika ekspresi wajahnya berubah matanya membelalak tak percaya.

Terpopuler

Comments

Dartihuti

Dartihuti

Yang mo dihindari malah nongol...jodoh nih😊🤗

2025-08-22

1

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

ini ratu gak punya ibu kah??

2025-09-19

0

Bu Kus

Bu Kus

wah jodoh nya ratu teryata 😁

2025-07-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bolos
2 Bab 2 Pertemuan
3 Bab 3 Hukuman
4 Bab 4
5 Bab 5 Makan malam
6 Bab 6
7 Bab 7 Kejahilan Nathan
8 Bab 8
9 Bab 9 Ketemu lagi
10 Bab 10 Ketemu mantan tunangan
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14 Balapan
15 Bab 15
16 Bab 16 Jet pribadi
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 18
20 Bab 20 Usulan Eyang Rita
21 Bab 21
22 Bab 22 Kejutan dari Nathan
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36 Cincin berlian
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40 Tertidur di pangkuan
41 Bab 41 Eskrim
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 68
69 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 Bolos
2
Bab 2 Pertemuan
3
Bab 3 Hukuman
4
Bab 4
5
Bab 5 Makan malam
6
Bab 6
7
Bab 7 Kejahilan Nathan
8
Bab 8
9
Bab 9 Ketemu lagi
10
Bab 10 Ketemu mantan tunangan
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14 Balapan
15
Bab 15
16
Bab 16 Jet pribadi
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 18
20
Bab 20 Usulan Eyang Rita
21
Bab 21
22
Bab 22 Kejutan dari Nathan
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36 Cincin berlian
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40 Tertidur di pangkuan
41
Bab 41 Eskrim
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
68
69
69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!