Bab 4

“Sial, siapa, sih, yang berani melakukan ini?” gumam Ratu pelan, wajahnya memerah menahan amarah yang mulai membara.

“Pasti ada seseorang yang sengaja ingin menghancurkan lo. Dan dia pasti ada di sana waktu kejadian itu, memanfaatkan kesempatan,” sahut Ica, wajahnya juga penuh kaget dan kesal.

“Kau benar, Ca,” jawab Ratu sambil menatap tajam sahabatnya, lalu bergantian menatap yang lain.

Ding! Ding!

Bunyi bel istirahat memecah keheningan. Seketika, seluruh murid berhamburan keluar kelas. Sebagian besar menuju kantin, sementara yang lain memilih duduk di taman atau mengunjungi perpustakaan.

Melihat kerumunan siswa yang menyerbu kantin, Ratu segera berdiri dan melangkah cepat. Ia ingin menjauh, menjadi sasaran gosip yang tak diinginkan.

Seseorang di pojok sana menyeringai puas, mengamati sikap waspada Ratu.

“Eh! Lo mau ke mana?” teriak Della, melihat Ratu mulai menjauh. Bisik-bisik mulai terdengar di antara sisa-sisa siswa, membuat Ratu mempercepat langkahnya.

Ica, Della, dan Mika mengikuti dari belakang. Ternyata, Ratu menuju rooftop sekolah. Angin sepoi-sepoi menyambut keempat gadis itu, membelai lembut wajah mereka yang masih memancarkan kecantikan meski tengah dilanda masalah.

Ratu berdiri tegap, jari-jarinya menggenggam erat besi pembatas. Matanya menatap hamparan halaman sekolah yang ramai dengan siswa dan siswi yang menikmati waktu istirahat.

Ica mendekat, menepuk pundak Ratu dengan lembut.

“Kita harus cari tahu, siapa dalang di balik semua ini,” ujarnya tegas, penuh perhatian.

“Iya, Ica benar. Kita cari tahu bareng-bareng,” tambah Della dengan wajah penuh kekhawatiran.

“Terima kasih, kalian memang yang terbaik,” ucap Ratu membentangkan tangannya lebar, dan tanpa ragu, ketiga sahabatnya langsung menubruknya, memeluk erat. Kehangatan itu sejenak meredakan beban yang menekan dada Ratu.

“Tapi... Ratu?” suara terengah-engah memecah momen itu. Mereka menoleh ke arah suara dan melihat Doni, ketua kelas, yang tampak panik.

“Ada apa, Doni?” tanya Ratu dengan tenang, meski hatinya sudah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Ia yakin ini pasti ada hubungannya dengan video yang baru saja tersebar.

“Gawat, Bu Fani nyariin lo!” ujar Doni dengan nada cemas.

Ratu mengangguk pelan, lalu tersenyum ramah.

“Terima kasih, Doni. Aku akan segera ke ruang BK.”

“Kami ikut,” seru Ica, diikuti anggukan Della dan Mika.

Ratu menatap hangat sahabat-sahabatnya, lalu menggeleng.

“Tidak, aku akan selesaikan ini sendiri,” tegasnya.

Tanpa menoleh ke belakang, Ratu melangkah cepat meninggalkan rooftop. Ica dan yang lain hanya bisa menatap punggungnya yang menjauh.

“Siapapun pelakunya, dia pasti akan menyesal,” ucap Ica dengan nada tegas, lalu ikut meninggalkan tempat itu.

Di ruang BK, Ratu duduk tenang menghadap Bu Fani yang menatapnya dengan tatapan tajam.

“Ratu, kamu tahu kesalahanmu apa?” tanya Bu Fani dengan suara dingin.

“Saya tahu, Bu. Dan saya tidak membantahnya,” jawab Ratu tegas. Ia tak bisa membela diri, video itu memang asli, meski hanya sepenggal, hanya adegan cium4n, tanpa ada aksi lain dari dirinya.

“Bagus. Kalau kamu mengaku, segera telepon orang tuamu dan suruh mereka datang ke sekolah sekarang juga.”

"Baik lah, tapi saya tidak bisa janji kalau Daddy saya bisa hadir," jawab Ratu.

Bu Fani menatap Ratu dengan campuran kesal dan prihatin. “Ini masalah serius, Ratu. Sekolah harus tahu siapa yang bertanggung jawab, dan orang tua kamu harus dilibatkan.”

Ratu menghela napas panjang, mencoba mengendalikan amarah dan kecewa yang menggelayuti hatinya. “Saya mengerti, Bu. Tapi saya juga ingin semua ini segera selesai. Saya tidak mau masalah ini jadi bahan omongan yang makin memperburuk keadaan.”

Bu Fani melunak sedikit, lalu berkata, “Baiklah, tapi kamu harus siap menghadapi konsekuensinya. Ini bukan hanya soal kamu, tapi juga reputasi sekolah.”

Ratu mengangguk paham. Lalu tak berapa lama menunggu pintu ruangan itu terbuka di ambang pintu berdiri seorang pria paruh baya dengan jas rapi dan beribawa menatap tajam Ratu.

Ratu sedikit terkejut "Daddy? Gumamnya pelan.

Bu Fani langsung menyambutnya dengan ramah. "Silahkan duduk Pak," ujarnya sambil tersenyum.

"Gawat, kenapa Daddy harus datang, sih? Gumam ratu dalam hati.

"Langsung saja Bu, apa yang di lakukan, Ratu?"

"Baik Pak Anggara , Babak bisa melihat langsung video ini," ujar Bu Fani sambil memperlihatkan video itu pada Daddy-nya Ratu.

Daddy Anggara hanya mengerutkan keningnya lalu menatap Ratu yang sedang menunduk sekilas.

"Baik, jadi apa konsekuensinya untuk anak, saya?" tanya dengan nada datar.

Ratu dan Bu Fani saling pandang lalu buru-buru menjawab.

"Ratu akan Diskors selama 1 Minggu," ucap Bu Fani dengan suara sedikit bergetar melihat tatapan tajam Daddy Anggara.

"Baik lah, terimakasih," ia langsung bangkit lalu meraih tangan ratu pelan.

"Ayo pulang,"

Ratu mengangguk pelan lalu mengikuti langkahnya sang Daddy.

"Anak sama ayahnya sama aja sama-sama, buat kepala saya pusing," keluh Bu Fani setelah keduanya menghilang di balik pintu.

Di parkiran, "Daddy tidak marah?" tanya Ratu penasaran dengan sikap Daddy-nya hari ini.

"Tidak, karena Daddy punya rekaman aslinya, tapi kamu tetap akan Daddy hukum karena sudah mulai nakal," ujarnya lembut.

Ratu membolakan matanya tak percaya, ternyata Daddy yang selama ini ia pikir tak peduli ternyata malah Daddy selangkah lebih di depannya saat ia dalam masalah.

"Sudah jangan drama, kaget gitu! Kau lupa siapa Daddy tampan mu ini, hah?" lanjutnya dengan senyum menggoda.

Ratu langsung memutar bola matanya malas saat gaya narsis sang Daddy keluar. Namun, senyum kecil mengembang di bibirnya.

"Segera pulang ya, nanti malam ikut Daddy," ucapnya lalu Langsung masuk kedalam mobilnya.

Terpopuler

Comments

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Eh, ada apa ini? Kok bapaknya santai aja

2025-08-21

1

Sweet Girl

Sweet Girl

Ternyata si Daddy-nya kenal sama keluarga Nathan.

2025-09-10

0

Dartihuti

Dartihuti

Mungkin Daddy udah kenal ma Nathan...mo kenali x'n

2025-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bolos
2 Bab 2 Pertemuan
3 Bab 3 Hukuman
4 Bab 4
5 Bab 5 Makan malam
6 Bab 6
7 Bab 7 Kejahilan Nathan
8 Bab 8
9 Bab 9 Ketemu lagi
10 Bab 10 Ketemu mantan tunangan
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14 Balapan
15 Bab 15
16 Bab 16 Jet pribadi
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 18
20 Bab 20 Usulan Eyang Rita
21 Bab 21
22 Bab 22 Kejutan dari Nathan
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36 Cincin berlian
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40 Tertidur di pangkuan
41 Bab 41 Eskrim
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 68
69 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 Bolos
2
Bab 2 Pertemuan
3
Bab 3 Hukuman
4
Bab 4
5
Bab 5 Makan malam
6
Bab 6
7
Bab 7 Kejahilan Nathan
8
Bab 8
9
Bab 9 Ketemu lagi
10
Bab 10 Ketemu mantan tunangan
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14 Balapan
15
Bab 15
16
Bab 16 Jet pribadi
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 18
20
Bab 20 Usulan Eyang Rita
21
Bab 21
22
Bab 22 Kejutan dari Nathan
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36 Cincin berlian
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40 Tertidur di pangkuan
41
Bab 41 Eskrim
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
68
69
69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!