Bab 2 Pertemuan

"What?” ucap Ratu dengan mata melebar tak percaya, suaranya bergetar sedikit karena kaget.

“Apa kau takut?” tantang Mika dengan senyum jahil yang menghiasi bibirnya.

Ica dan Della saling pandang. Mereka merasa ini berlebihan, tapi rasa penasaran melihat aksi nekat Ratu lebih kuat sehingga mereka pun mengangguk setuju.

“Ck! Tidak ada kata takut dalam kamus seorang Ratu,” jawabnya tegas, meski rasa was-was menyelinap di sudut pikirannya.

“Ok, kalau begitu, bersiaplah,” sambung Mika dengan senyum kemenangan yang mengembang di wajahnya.

Ratu menatap dinding kaca bening di hadapannya. Matanya menyapu setiap sudut area parkir, berharap tidak ada pengunjung lain yang masuk hari ini. Namun, harapannya sirna ketika beberapa motor dan mobil mulai menepi di area parkir.

Meskipun perasaannya tak karuan, Ratu terus memperhatikan setiap gerakan orang-orang di luar sana, dadanya berdebar kencang.

Dag!

Dig!

Dug!

Suara jantung Ratu berpacu lebih cepat dari biasanya. Ica, Della, dan Mika juga tak melepaskan pandangan mereka dari arah pintu dengan penuh ketegangan.

Sedetik ... dua detik ... tiga detik berlalu. Ratu membulatkan matanya saat melihat seorang pria paruh baya berperut buncit dan kepala plontos melangkah maju dari area parkir menuju pintu masuk.

Ratu menelan ludah dengan susah payah, sosok itu semakin dekat. Sahabat-sahabatnya ikut menahan napas.

“Oh, no,” gumam Ica sambil menggeleng-gelengkan kepala dengan cemas.

Ratu mengambil napas panjang, lalu menghembusnya perlahan. Ia bangkit dari kursinya dengan langkah enggan tapi pasti. Berjalan menunduk sambil menghitung langkah kakinya sendiri, sampai tepat di depan pintu masuk. Matanya terpejam sesaat saat melihat sepasang sepatu

mendekat di hadapannya ....

Cup!

Tanpa diduga, bibir merah alami Ratu mendarat dengan cepat di bibir seseorang. Namun, siapa sangka, orang itu malah menahan ciuman itu, lalu membalas dengan lembut, melumat bibir Ratu dengan penuh kehangatan.

Mata Ratu membelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Rasa dingin dan kenyal yang tak terduga membuatnya terkejut, sementara bibir bawahnya terasa sedikit tergigit.

Tatapan Ratu masih terpaku pada sosok pemuda tampan yang berdiri di hadapannya, bukan pria paruh baya berperut buncit dan kepala plontos yang ia duga sebelumnya, melainkan sosok yang memancarkan pesona dan ketenangan.

“Sangat manis,” gumam pemuda itu dengan senyum menawan, tangannya perlahan mengusap lembut bibir Ratu yang sedikit basah. Sentuhan itu membuat Ratu membeku sejenak, terpesona oleh pesonanya.

Namun, akal sehat Ratu segera kembali. Dengan cepat, ia menarik diri dari pelukan pemuda itu, wajahnya memerah karena malu dan kesal, merasa seolah dirinya dilecehkan.

Refleks, Ratu mengayunkan tangan dan ...

Plak!

Satu tamparan mendarat sempurna di pipi pemuda itu.

“Beraninya kau,” ucap Ratu dengan tatapan nyalang, lalu tanpa menoleh lagi, ia berlari menuju parkiran. Dengan cepat, ia menghidupkan mesin motor sportnya dan melaju kencang meninggalkan kafe, meninggalkan teman-temannya serta pemuda asing yang masih terkejut dengan aksinya itu.

Di balik bayang-bayang, seseorang tersenyum puas sambil merekam kejadian itu secara diam-diam.

“Gue yakin, setelah ini kau akan hancur, Ratu,” gumamnya dalam hati dengan senyum licik tersungging di bibirnya.

Ica yang melihat Ratu berlari, segera bangkit dan panik mengejar.

“Biar gue susul Ratu, ya. Kalian berdua pulang saja dulu.

Della dan Mika hanya bisa mengangguk patuh, mempercayakan Ica untuk mengatasi situasi tersebut. Mereka tetap duduk di meja, menatap kepergian sahabat mereka dengan rasa cemas yang tak terucapkan.

Sementara itu, Nathan, pemuda tampan yang baru saja dicium dan ditampar oleh Ratu, berkumpul kembali dengan teman-temannya yang duduk tidak jauh dari meja Ratu dan kawan-kawannya. Wajahnya masih menunjukkan campuran keterkejutan dan kekaguman.

Nathan Alexio Nugroho, 26 tahun, adalah pilot muda dengan jam terbang tinggi di salah satu maskapai ternama di ibu kota. Wajah tampannya sering menarik perhatian kaum hawa, dan kepribadiannya yang santai membuatnya mudah bergaul.

Teman-temannya, termasuk co-pilot Erland dan beberapa pramugari, memperhatikan kejadian tadi dengan antusias.

“Siapa sih itu cewek? Bar-bar banget, ya?” tanya Lisa, salah satu pramugari dengan dandanan mencolok, sambil melirik ke arah tempat Ratu duduk tadi.

“Tapi cantik banget, gak sih? Gue sebagai wanita pun kagum sama kecantikan alaminya,” tambah pramugari lain, disambut anggukan para pramugari lainnya.

“Cantik dari mana? Masih bocah, terus bar-bar lagi,” sahut Lisa dengan nada sinis.

Nathan dan Erland hanya saling bertukar pandang dan menggeleng pelan, menanggapi perdebatan kecil para pramugari itu.

“Sudahlah, jangan ribut. Lagian Nathan aja santai, kok, kalian yang ribet,” ujar Erland, sedikit terganggu dengan keributan itu. Lalu Erland beralih menatap sahabatnya sekaligus partner kerjanya itu dengan senyum menggoda.

“Tapi aksi lo tadi keren banget, Than. Gue berasa nonton drama Korea versi nyata, walaupun sad ending,” kata Erland sambil terkekeh, merasa prihatin dengan nasib sahabatnya yang baru saja mengalami momen manis tapi berakhir pahit.

Nathan tersenyum kecil, pikirannya melayang kembali ke kejadian tadi. Tanpa sadar, ia bergumam, “Cantik ...”

“Apa? Lo bilang apa?” tanya Erland, sedikit kesulitan mendengar karena suasana cafe yang mulai ramai.

“Nggak, gue nggak bilang apa-apa. Ayo kita cabut, jam empat nanti kita ada jadwal terbang lagi,” jawab Nathan, berusaha mengalihkan pembicaraan.

Suasana cafe kembali normal, namun di dalam hati Nathan, bayangan sosok Ratu terus mengisi pikirannya. Ia tak menyangka pertemuan singkat itu bisa meninggalkan kesan yang begitu mendalam di dalam dirinya.

Nathan menatap keluar jendela cafe, di mana bayangan Ratu yang berlari dengan motor sportnya masih terpatri jelas dalam ingatannya. Sebuah perasaan aneh mulai tumbuh di dalam dadanya, campuran antara penasaran dan ketertarikan yang sulit dijelaskan.

“Entah kenapa, aku merasa ini baru permulaan ...” gumam Nathan pelan, matanya fokus pada jalanan.

Terpopuler

Comments

Lisa Halik

Lisa Halik

nasibnya cowok ganteng kalau bapa perut buncit..habislah ratu

2025-07-12

0

Syhr Syhr

Syhr Syhr

Syukurlah, aku pikir bapak botak tadi. /Facepalm//Facepalm/

2025-07-11

0

Elsa

Elsa

kayaknya Lisa ini suka sama Nathan deh/Smug/

2025-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!