NovelToon NovelToon

Mengandung Benih Kekasih Sahabatku

MBKS 1 - Jebakan!

“Kerongkonganku terasa kering sekali. Boleh aku meminta sedikit minumanmu?” Meisya bertanya pada Kenzo sambil menatap air mineral milik Kenzo yang belum Kenzo sentuh sejak tadi.

“Ambillah. Kebetulan aku tidak terlalu suka air putih. Aku paling hanya meminumnya sedikit saja.” Balas Kenzo.

Meisya mengangguk setelah berterima kasih pada Kenzo. Kemudian segera menuangkan air mineral ke dalam gelas miliknya dan meneguknya hingga habis tak tersisa.

Kenzo tersenyum melihat Meisya yang seperti orang sangat kehausan akibat asik berjoget sejak tadi. Tak lama memandang Meisya, pandangan Kenzo sudah beralih pada Bianca— wanita cantik yang menjadi kekasihnya sekaligus sahabat baik Meisya. Terlihat Bianca sedang asik berjoget di lantai dansa. Menikmati alunan musik yang sedang berputar.

Tak hanya Kenzo, pandangan Meisya pun ikut tertuju pada Bianca. Tak tahan hanya berdiam diri terlalu lama di atas kursi, Meisya segera bangkit dari posisi duduk. Ikut bergabung ke lantai dansa dan berjoget bersama dengan Bianca dan teman-teman mereka yang lain.

Suasana di lantai dansa pun terasa semakin riuh dengan keberadaan Meisya di sana. Mereka semakin asik berjoget dan sesekali bernyanyi bersama.

Ya, sudah menjadi rutinitas Meisya dan alunni teman-teman kontestan bernyanyinya, setiap memiliki waktu luang mereka akan menyempatkan waktu untuk berkumpul dan menikmati waktu bersama. Seperti saat ini, mereka sedang berada di sebuah tempat hiburan untuk melepas rasa rindu dan penat yang mereka rasakan akibat padatnya kegiatan mereka beberapa waktu belakangan ini.

Di tengah kehebohan yang masih berlangsung, Bianca tiba-tiba saja keluar dari gerombolan teman-temannya. Menghampiri Kenzo yang baru saja meneguk air mineral miliknya.

“Ken, sepertinya aku haru pulang sekarang. Mami menghubungiku dan memintaku untuk pulang karena Papiku baru aja pulang dari luar kota.” Kata Bianca. Menunjukkan sebuah foto yang memperlihatkan wajah papinya di rumah.

“Baiklah, kalau begitu biar aku antarkan pulang, Sayang.” Balas Kenzo. Dia tentu tak akan membiarkan Bianca pulang sendirian.

Bianca menggeleng. “Kamu tetap di sini aja. Acara baru aja berlangsung. Gak enak sama yang lain kalau kita sama-sama pulang. Lagian, aku udah pesen taksi online.”

Kenzo terdiam. Sebenarnya dia tidak setuju dengan keputusan Bianca. Namun, Bianca sudah mengambil keputusan yang tidak bisa dia bantah.

“Baiklah, kamu hati-hati di jalan. Kabari aku kalau udah sampai.”

Bianca mengangguk. Sebelum pergi meninggalkan Kenzo, dia mengecup pipi pria itu lebih dulu.

“Dia selalu saja begitu. Terlalu memikirkan perasaan orang lain. Padahal tak masalah kalau kami sama-sama pulang saja.” Gumam Kenzo dalam hati.

Tak lama setelah kepergian Bianca, Meisya terlihat keluar dari dalam kerumunan sambil memegang kepalanya yang terasa pusing. Tanpa memperdulikan teriakan teman-temannya yang terdengar memanggil namanya, Meisya terus melangkah menuju ruangan belakang di mana kamar mandi berada.

“Panas, kenapa tubuhku panas sekali. Kepalaku juga rasanya pusing sekali.” Meisya beberapa kali membasuh wajahnya dengan air setelah berada di dalam kamar mandi.

Tak tahan menahan rasa panas yang semakin menguasai tubuhnya, Meisya segera keluar dari dalam kamar mandi. Berniat pergi meninggalkan tempat acara secepatnya.

Bruk

Karena tidak fokus berjalan, tubuh Meisya bertabrakan dengan Kenzo yang hendak pergi ke kamar mandi. Melihat wajah Meisya memerah dan tubuhnya kelihatan sangat gelisah, membuat Kenzo bertanya.

“Ada apa, Mei? Kenapa wajahmu merah sekali?” Tanya Ken.

“Tubuhku rasanya panas sekali, Ken. Aku ingin segera pulang dan merendam tubuhku di dalam air!”

Kenzo melotot. Kenapa yang Meisya rasakan saat ini sama persis seperti yang ia rasakan. Menyadari ada yang tidak beres dengan mereka berdua, Kenzo segera mengajak Meisya pergi meninggalkan tempat acara tanpa berpamitan pada teman-teman mereka lebih dulu.

“Panas, panas sekali…” masuk ke dalam mobil Kenzo, Meisya semakin menggeliat tak karuan. Sangking panasnya, Meisya bahkan membuka jaket yang sejak tadi ia pakai.

Menyadari jika kondisi Meisya semakin tidak baik-baik saja, Kenzo segera melajukan mobil miliknya dengan kecepatan tinggi menuju kontrakan Meisya berada.

“Tahanlah, kita akan segera tiba di kontrakan kamu.” Kata Ken. Meski tubuhnya tak kalah panas dan sesuatu di dalam celananya sudah makin mengeras saat ini, tapi Kenzo berusa untuk menahan dirinya. Dia masih bisa mengontrol diri dibandingkan Meisya. Terbukti saat ini pakaian di tubuhnya masih lengkap sementara pakaian Meisya terlihat sudah tak lagi memakai baju dan meninggalkan tengtop di badannya saja.

Beberapa saat berselang, mobil milik Ken sudah tiba di depan rumah kontrakan Meisya. Melihat Meisya sudah kehilangan kesadarannya dan tubuhnya makin menggila saja, Ken berinisiatif membantu Meisya masuk ke dalam rumah kontrakannya. Untung saja tidak sulit bagi Ken menemukan kunci kontrakan Meisya hingga dia bisa segera membuka pintu kontrakan dan membawa Meisya masuk ke dalamnya.

“Panas, panas sekali…” Meisya makin tak terkendali. Tangtop yang tadinya masih terpasang di badannya sudah terlepas dan memperlihatkan bra bewarna hitam yang membungkus kedua dadanya.

Has-rat di tubuh Ken makin sulit dikendalikan. Apa lagi sejak tadi dia sudah sangat sulit untuk mengendalikan tubuhnya.

“Meisya, tenanglah.” Ken segera memegang kedua tangan wanita itu supaya tidak terlalu banyak bergerak. Namun, Meisya memberontak. Kedua bola matanya pun nampak memerah menahan sesuatu di dalam tubuhnya saat ini.

“Aku gak bisa tahan. Tubuhku rasanya panas sekali!” Meisya hampir saja berteriak. Untung saja Ken segera membekap mulutnya. Kalau tidak tetangga di sekitar pasti mendengar suara teriakan Meisya.

“Ken, tolong aku. Tubuhku rasanya panas sekali dan aku—“ Meisya tak dapat melanjutkan kata-katanya. Dia justru mencengkram erat kaos yang Ken gunakan untuk menyalurkan rasa aneh di dalam tubuhnya.

Tak ingin Meisya lepas kendali, Ken segera membawa Meisya masuk ke dalam kamarnya. Hendak mengunci wanita itu di dalam kamar supaya Meisya tidak melakukan hal-hal di luar kendali. Apa lagi saat ini tubuh Meisya sudah hampir telan-jang.

Brak

Tangan Meisya segera menarik tangan Ken saat pria itu hendak keluar dari dalam kamarnya. Membuat niat Ken yang hendak mengunci Meisya di dalam kamar jadi terhenti.

“Jangan pergi. Kumohon tolong aku. Tubuhku rasanya semakin panas dan aku—“ Meisya tak melanjutkan perkataannya. Dia justru berjinjit dan tanpa aba-aba langsung melu-mat bibir Ken.

Pergerakan Meisya membuat Ken kaget sekaligus semakin membangkitkan has-rat di dalam tubuhnya yang sejak tadi sudah menyiksanya. Seakan tak bisa menolak sentuhan Meisya, Ken membiarkan wanita itu terus melu-mat bibirnya. Sepertinya pengaruh obat yang sudah bereaksi di dalam tubuhnya membuat Ken ikut tak bisa bepikir dengan jernih.

Bruk

Tubuh keduanya tiba-tiba saja terjatuh ke atas ranjang akibat pergerakan Meisya yang semakin ganas saja. Akal sehat Ken yang mulai kembali berniat menghentikan apa yang mereka lakukan saat ini. Namun, perkataan Meisya seketika mengurungkan niatnya.

“Tolong aku, aku udah gak kuat!”

***

Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.

Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa

Terima kasih🌺

MBKS 2 - Lupakan Yang Telah Terjadi

Pagi harinya, Meisya terbangun lebih dulu dibandingkan Kenzo. Melihat keberadaan Kenzo di dalam kamarnya, lantas membuat Meisya melotot. Bukan hanya kaget dengan keberadaan Kenzo di kamarnya, tapi juga kondisi tubuhnya yang nampak polos tanpa sehelai benang pun.

“Kenzo, bangun!” seru Meisya sembari mengguncang tubuh pria itu. Sama seperti Meisya, Ken juga sama sekali tak mengenakan pakaian di tubuhnya. Pakaian keduanya nampak berserakan di atas lantai.

Tidur Kenzo terganggu. Kedua kelopak mata pria itu pun terbuka lebar melihat sosok Meisya saat membuka mata.

“Kenapa kamu ada di kamarku, Ken. Dan—“ Meisya tak melanjutkan perkataannya. Rasanya dia malu sekali mengungkapkan kondisi mereka saat ini.

Ken segera mengubah posisi dari berbaring menjadi duduk. “Astaga, apa yang sudah aku lakukan!” Bukannya menjawab pertanyaan Meisya, Ken justru bergumam sendiri sembari mengusap kasar wajah tampannya.

“Ken, ayo jelaskan. Apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kita berdua—“ rasanya Meisya beneran tidak sanggup melanjutkan perkataannya.

Setelah menghembuskan nafas kasar di udara, Ken berucap. “Apa kamu melupakan apa yang terjadi tadi malam sehingga kita berdua bisa berada di sini?!”

Meisya terdiam. Mencoba mengingatnya meski terasa sedikit sulit. “Aku bertemu dengan kamu di lorong kamar mandi dan kamu mengantarkan aku pulang, kan?”

“Bukan hanya itu saja, Meisya!” Tegas Ken. Membuat Meisya berpikir keras kemudian melotot setelah menyadari apa yang terjadi.

“Katakan padaku jika kita tidak melakukan hal terlarang tadi malam, Ken!” Meisya mengguncang keras pundak Ken. Wajahnya kelihatan pucat sekali.

Ken menarik nafas dalam. “Kita melakukannya, Meisya. Dan bodohnya aku membuangnya di dalam!” Balas Ken frustrasi. Dia sungguh menyesal. Selain karena sudah melakukan dosa besar, Ken juga merasa bersalah pada Bianca.

Meisya menggelengkan kepala. Berharap apa yang Ken katakan tidak benar. Namun, Ken menjelaskan dengan rinci hingga membuatnya percaya. Apa lagi Meisya dapat merasakan ada sesuatu yang aneh di bagian intinya saat ini.

“Apa yang sudah aku lakukan, Tuhan?” Air mata mengalir di kedua pipinya. Dia. Sangat menyesali perbuatannya. Meisya pun membayangkan bagaimana respon mamanya nanti jika mengetahui kesalahan besar yang sudah ia perbuat.

Meisya dan Ken semakin dirundung rasa penyesalan. Namun, semua sudah terjadi. Mengulang waktu pun rasanya mustahil. Menyesal pun tiada guna karena memang hanya menuntaskan has-rat masing-masing yang bisa menyelamatkan keduanya tadi malam.

“Apa ada orang yang menjebak kita berdua sehingga kita bisa merasakan hal yang sama tadi malam, Ken?” Tanya Meisya disela tangisannya. Karena tidak mungkin tubuhnya bereaksi seperti tadi malam jika tidak ada hal yang terjadi kepadanya sebelumnya.

“Aku rasa begitu. Tapi aku belum bisa mendapatkan buktinya.”

Meisya menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. “Kenapa orang itu begitu tega menjebak kita berdua. Apa yang harus aku katakan pada Bianca nanti jika dia mengetahui kita sudah melakukannya!” Meisya merasa frustrasi sekali. Rasanya tidak sanggup membuat Bianca kecewa pada dirinya. Apa lagi hubungan Ken dan Bianca sedang hangat-hangatnya saat ini.

Ken berusaha menenangkan Meisya. Tidak ingin Meisya merasa bersalah sendiri. Karena dia juga bersalah dalam kejadian tadi malam.

“Mari kita lupakan apa yang sudah terjadi pada kita tadi malam. Anggap saja tidak terjadi hal apapun kepada kita, Ken!” Pinta Meisya.

Ken menatap intens wajah Meisya yang sudah basah dengan air mata. Meski wanita itu kelihatan tomboy setiap harinya, tapi sebenarnya Meisya memiliki hati yang sangat lembut. Terbukti Meisya tak bisa mengontrol diri agar bisa lebih tenang seperti dirinya.

“Bagaimana aku bisa melupakannya begitu aja, Meisya. Bagaimana kalau kamu nanti hamil karena aku membuangnya di dalam!” Ken merasa mulai frustrasi.

Kepala Meisya menggeleng merespon perkataan Ken. “Enggak. Aku gak mungkin hamil. Apa lagi kita cuma melakukannya satu kali.” Meisya begitu yakin dengan perkataannya. Tapi Ken tidak bisa seyakin Meisya. Karena dia bukan hanya membuangnya sekali. Akibat efek obat terlarang yang dia minum tadi malam membuatnya terus menginginkan Meisya dan membuang benihnya secara berulang di dalam tubuh Meisya.

“Sudahlah, Ken. Jangan terlalu banyak berpikir. Percayalah kepadaku kalau aku gak mungkin hamil. Aku juga gak akan menuntut pertanggung jawaban dalam bentuk apapun sama kamu. Aku akan menutupi dari siapapun itu tentang apa yang sudah kita lakukan tadi malam!” Meisya begitu menyakinkan. Meski Ken sudah merusak dirinya, tapi Meisya tak ingin menuntut apapun dari Ken. Karena apa yang terjadi pada mereka bukan murni kesalahan Ken sendiri.

Meski masih meragu jika untuk ke depannya semua akan berjalan baik-baik saja, tapi Ken akhirnya mengiyakan perkataan Meisya.

“Maafkan aku, Meisya.” Gumam Ken menatap wajah Meisya yang terlihat panik meski Meisya berusaha menutupinya

Tak ingin terlalu lama berada di dalam kamar bersama Ken, Meisya segera turun dari atas ranjang. Hendak memasang bajunya kembali. Namun, baru saja kakinya menyentuh lantai, Meisya merasakan sakit yang teramat di bagian intinya.

“Kamu gak papa, Mei?” Ken segera beranjak tanpa peduli jika tubuhnya masih polos saat ini. Sikapnya yang mudah peduli pada siapa saja membuatnya spontan peduli dengan rasa sakit yang Meisya tunjukkan barusan.

“Cepat pakai baju kamu, Ken!” Titah Meisya tanpa menjawab pertanyaan Ken. Rasanya dia malu sekali melihat penampilan Ken saat ini. Apa lagi status mereka adalah teman. Bukan suami istri apa lagi kekasih.

Ken yang menyadari penampilannya saat ini segera memasang pakaiannya. Setelah memasang pakaiannya, pandangan Ken tertuju ke arah ranjang yang memperlihatkan noda merah di sana.

“Sekarang pergilah sebelum tetanggaku melihat keberadaan kamu di sini!” Titah Meisya.

Ken mengiyakannya. Kemudian keluar dari dalam kamar. Namun, ia tidak langsung keluar dari rumah begitu saja. Karena takut tetangga Meisya melihag keberadaannya.

“Biar aku pastikan dulu!” Sembari menahan rasa sakit di bagian pangkal pahanya, Meisya keluar dari dalam rumah untuk memastikan situasi di sekitar rumahnya aman.

Ken mengangguk saja. Tak lama Meisya masuk kembali ke dalam rumah. “Pergilah sekarang. Situasinya terlihat aman!”

Ken akhirnya beranjak pergi dari rumah Meisya. Namun, sebelum melajukan mobil miliknya, ia menatap wajah Meisya yang kini sedang mengintip kepergiannya dari balik jendela.

“Apakah aku harus melupakan apa yang sudah terjadi kepada kami tadi malam? Tapi bagaimana kalau semua tidak berjalan baik-baik saja. Apa lagi aku sudah merusak Meisya. Aku jadi merasa sangat bertanggung jawab atas masa depannya!” Ken merasa frustrasi. Bagaimana pun juga, dia adalah seorang pria yang harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinghi. Apa lagi umur Meisya masih sangat muda dan masa depannya hancur karena dirinya.

“Aku harus mencari tahu siapakah orang yang sudah menjebakku dengan Meisya!” Geram Ken mengingat penyebab kekacauan yang terjadi pada dirinya dan Meisya saat ini.

***

Hei-hei semuaa… karena semakin hari regulasi semakin terasa pelik, aku minta bantuan teman-teman semua ya buat selalu tinggalkan jejak like dan komen di setiap bab yang udah diterbitkan. Untuk teman-teman yang belum tinggalkan komen di bab pertama, mari balik ke bab pertama dan tinggalkan jejak di sana dulu supaya aku makin semangat nih selesaikan ceritanya :>

MBKS 3 - Jangan Sampai Bianca Tau

Meisya tidak ingin larut dalam rasa takut. Dia berusaha tenang dan yakin jika semua akan baik-baik saja. Mengingat siang nanti ada kegiatan yang harus dia lakukan, membuat Meisya segera membersihkan tubuhnya. Tak lupa mengganti sprei ranjang yang terlihat kusut dan beserakan noda darah di sana.

Pukul satu siang, Meisya sudah tiba di sebuah hotel yang menjadi lokasi kegiatannya siang itu. Setibanya di lokasi acara, Bianca terlihat sudah berada di sana. Hari itu mereka memang memiliki kegiatan di tempat yang sama hingga membuat mereka bertemu siang itu.

“Halo, Meisya!” Seperti biasa Bianca langsung memeluk tubuh Meisya saat sudah berada di dekatnya.

Meisya membalas pelukan Bianca. “Kamu udah lama sampai?” Tanyanya.

Bianca menggeleng. “Baru aja. Paling baru sepuluh menit yang lalu.”

Meisya mengangguk. Melihat wajah Bianca yang nampak tulus saat tersenyum padanya, membuat Meisya jadi merasa bersalah pada wanita itu karena kesalahan besar yang sudah ia lakukan dengan Kenzo.

“Tadi malam acaranya gimana, seru gak? Sayang sekali aku gak bisa di sana sampai selesai. Soalnya papi tiba-tiba pulang dan mami menyuruhku segera pulang.” Wajah Bianca nampak cemberut saat bercerita.

Meisya tersenyum kaku. Bingung mau menjawab apa. Masa dia harus jujur pada Bianca jika ada acara yang lebih seru dia lakukan dibandingkan acara yang mereka hadiri tadi malam?

“Ya, seru banget. Tapi aku gak mengikutinya sampai habis. Karena perutku tiba-tiba gak enak.”

Wajah Bianca seketika khawatir. “Kamu sakit, Mei? Gimana rasanya sekarang. Apa masih sakit?” Bianca bertanya cepat. Dia memang begitu perhatian pada Meisya. Apa lagi mereka sudah sangat dekat.

“Emh, enggak kok. Perutku udah enakan sekarang. Cuma sakit semalam aja.” Balas Meisya. Dia tidak ingin Bianca terlalu mengkhawatirkan dirinya. Apa lagi alasan yang dia katakan barusan hanyalah kebohongan semata.

Bianca lega mendengarnya. Senyuman di wajahnya pun sudah kembali terlihat. “Kenzo juga katanya gak sampai habis berada di acara tadi malam. Dia langsung pulang karena katanya gak nyaman terlalu lama berada di sana tanpa ada aku.” Cerita Bianca. Sepertinya Kenzo juga mengatakan kebohongan pada Bianca. Sama seperti Meisya demi menutupi kesalahan mereka berdua tadi malam.

Meisya tersenyum saja. Enggan terlalu banyak berbicara. Dia juga takut salah bicara nantinya.

“Oh ya, Mei. Sepertinya ini jadwal terakhir kita di bulan ini yang bisa manggung di tempat yang sama. Karena setelah ini aku lebih banyak manggung berdua sama Kenzo di luar kota.”

Meisya tersenyum tipis. Bianca dan Kenzo memang sudah seperti paket lengkap setelah mereka selesai berkompetisi. Mereka lebih sering manggung berdua karena begitu banyak fans yang terus meminta mereka untuk berada di acara yang sama.

“Tapi kamu tenang aja, meski kita jarang berjumpa nantinya. Tapi aku akan sering menghubungi kamu, kok!”

Meisya kembali tersenyum. Tidak seperti biasanya, hari itu Meisya lebih irit berbicara pada Bianca. Meski dapat merasakan perubahan Meisya, tapi Bianca sama sekali tak mempermasalahkannya. Karena dia sudah terbiasa dengan mood Meisya yang mudah berubah-ubah. Jadi Bianca berpikir kalau mood Meisya lagi gak stabil siang itu.

Usai manggung di dalam mall, Meisya melakukan sesi pertemuan dengan para fansnya yang sejak tadi sudah tidak sabar untuk berfoto dengannya. Bianca pun begitu. Hingga akhirnya, mereka sama-sama keluar dari dalam mall untuk pulang.

“Kenzo.” Tidak seperti biasanya, jantung Meisya berdetak begitu cepat melihat Kenzo yang kini datang menjemput Bianca. Tak berbeda dengan Meisya, Kenzo pun turut merasa canggung bertemu dengan Meisya setelah apa yang terjadi pada mereka tadi malam.

Supaya tidak terlalu lama berada di dekat Kenzo, Meisya segera berpamitan pada keduanya untuk pergi. Dia juga menolak ajakan Bianca untuk pulang bersama.

“Kenapa kami harus bertemu lagi sih.” Meisya mengatur nafasnya yang sejak tadi terasa tidak beraturan. Ternyata kejadian tadi malam membuatnya canggung bertemu Kenzo. Padahal biasanya mereka sangat akrab bahkan suka bercana setiap kali bertemu.

“Semoga aku gak bertemu dengannya lagi setelah ini.” Batin Meisya penuh harap. Untung saja bulan itu mereka tidak memiliki jadwal manggung di tempat yang sama. Hingga membuat mereka sangat minim untuk bertemu. Apa lagi lokasi manggung mereka berada cukup jauh. Bukan hanya berbeda daerah saja, tapi berbeda provinsi juga.

Di dalam mobil yang sudah melaju di jalan raya, wajah Bianca terlihat tak bersemangat. Mengingat Meisya yang tadi masih terlihat menunggu taksi online di depan mall di saat mereka pergi meninggalkan mall.

“Kenapa, Sayang?” Tanya Ken melihat wajah cemberut Bianca.

“Aku kasihan aja sama Meisya, Sayang. Dia kemana-mana sendiri. Gak ada yang bisa mengantar jemput dia seperti aku. Paling kalau pergi berdua pun cuma bareng manejernya saja.”

Ken terdiam. Kekasihnya itu memang sangat peduli pada Meisya. Seperti Meisya yang sangat peduli padanya.

“Gak usah terlalu dipikirkan. Meisya bukan anak kecil yang haru kamu khawatirkan terus. Dia pasti bisa menjaga diri dengan baik.” Ken tidak ingin memperpanjang percakapan mereka tentang Meisya. Apa lagi dia sangat canggung jika mengingat kejadian kelam yang terjadi tadi malam.

“Ya, aku percaya kalau Meisya bisa menjaga dirinya dengan baik.” Bianca tak lagi melanjutkan percakapan tentang Meisya. Dia sudah mengalihkan pembahasan mengenai hubungan mereka dan rencana mereka untuk ke depannya.

Dua minggu berlalu, Meisya perlahan melupakan kejadian malam kelam yang terjadi pada dirinya dan Ken. Dia juga sudah menjalani aktivitasnya sehari-hari dengan tenang karena tidak pernah lagi bertemu dengan Ken. Apa lagi jadwal manggungnya yang cukup padat membuatnya tidak sempat memikirkan masalah yang terjadi pada dirinya.

“Meisya, aku lihat wajah kamu sering pucat akhir-akhir ini.” Kata Eva yang berstatus sebagai manejer Meisya.

Meisya yang sedang fokus membalas pesan di ponselnya seketika menoleh. “Pucat gimana, Mbak Eva?” Tanya Meisya.

“Ya, pucat, Meisya. Kalau kamu gak pakai make up kayak gini. Wajah kamu kelihatan pucat banget. Apa kamu lagi gak enak badan?” Tanya Eva.

Meisya berpikir sejenak. Entah mengapa dia terlalu lama dalam berpikir akhir-akhir ini. “Emh, ya. Sedikit tak enak badan. Tapi gak perlu terlalu dipikirkan. Karena biasanya aku bisa sembuh dengan sendirinya.”

Eva dibuat geleng-geleng kepala mendengarnya. “Kamu gak bisa menganggap sepele penyakit kamu, Meisya. Kamu harus berobat supaya bisa cepat sembuh. Harus kamu ingat kalau beberapa minggu ke depan jadwal manggung kamu semakin padat.”

“Baiklah. Kalau besok tubuhku masih terasa gak enak, aku akan pergi berobat.”

Eva sedikit lega mendengarnya. Setidaknya Meisya memiliki niat untuk berobat. Dibandingkan tadi yang terdengar acuh saja dengan penyakitnya.

Setelah tak ada lagi hal yang ingin dibicarakan, pandangan Meisya kembali fokus pada ponselnya. Membuka akun media sosialnya dan melihat beberapa postingan dari teman-temannya.

“Kenzo, Bianca.” Meisya tersenyum melihat postingan Bianca yang memperlihatkan foto Bianca dan Ken yang terlihat sangat mesra. Fanbase mereka pun ramai mengomentari jika keduanya sangat serasi.

“Semoga saja kamu akan terus bahagia bersama Ken, Bianca. Jangan sampai kamu mengetahui apa yang sudah terjadi pada kami. Karena bila itu sampai terjadi, aku gak tahu harus bagaimana menjelaskannya sama kamu.” Gumam Meisya dalam hati. Rasa resah di dalam hatinya mulai menghantui. Meisya takut kalau kesalahan yang sudah ia lakukan bersama Ken diketahui oleh Bianca.

***

Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.

Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa

Terima kasih🌺

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!