Bab 4 Memenjarakannya

Bau disinfektan menyengat begitu kuat saat pintu ruang tunggu rumah sakit terbuka. Hening—namun tidak tenang. Cahaya putih menyilaukan menyinari lantai mengilap, seakan semua noda, semua dosa, bisa terlihat jelas di tempat ini.

Eve duduk di sudut ruangan, diam, tangan terlipat di pangkuannya, sementara sorot matanya kosong. Tapi di dalam, jantungnya berdebar hebat. Pikirannya terus mengulang-ulang kejadian di mal siang tadi, seolah memutar rekaman mimpi buruk yang tidak pernah selesai.

Suara sepatu hak mendekat. Tajam. Tergesa.

Diana, ibu Noah—mantan ibu mertuanya—datang bersama Jenny. Di belakang mereka, Noah menyusul dengan wajah muram dan rahang mengeras.

“Di mana anak saya?” tanya Jenny langsung ke suster yang berdiri di dekat pintu.

“Sedang dalam ruang operasi, Nyonya. Kondisinya cukup serius. Bayinya akan dilahirkan lebih awal,” jawab sang suster sopan.

“Operasi?” Diana menoleh cepat ke arah Eve, matanya menyala seperti bara api. “Apa yang sudah kau lakukan pada anakku dan cucuku?!”

Eve bangkit pelan dari kursi, membuka mulut ingin menjelaskan. Namun belum sempat satu kata pun keluar—

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipinya, membuat wajahnya terpelintir ke samping. Suara tamparan menggema di ruang tunggu yang sempit. Semua orang membeku.

“Kau perempuan gila!” pekik Diana. “Apa kau sudah sebegitu tidak warasnya karena kehilangan Noah, sampai tega menyakiti adik kandungmu sendiri yang sedang hamil?!”

“Aku tidak melakukannya!”

“Diam!” teriak Diana, menunjuk wajah Eve dengan jari bergetar. “Kami semua sudah lihat videonya! Kau mendorongnya! Kau sengaja menyakiti Celline karena kau tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia menggantikanmu!”

“Tidak seperti itu … aku tidak sengaja, aku hanya—”

“Cukup, Eve.” Noah membuat semua orang terdiam. Dia bergerak, berdiri menatap Eve dengan kebencian. “Aku pikir aku mungkin akan menyesal telah menceraikanmu. Tapi ternyata, kau membuatku melihat siapa dirimu sebenarnya. Tidak masalah jika kau membenci kami. Tapi anak dalam kandungan itu, salah apa dia padamu? Aku tidak menyangka kau begitu keji.”

Bahkan Noah pun tidak mau lagi mendengar ucapannya. Eve tersenyum getir. “Meskipun aku mengatakan sebenarnya, kau tidak akan pernah mempercayaiku lagi, kan? Jadi kalian semua bisa berkata sesuka kalian.”

“Memang. Aku juga tidak datang untuk mendengar apa pun darimu. Kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu di kantor polisi.”

Pintu ruang tunggu terbuka. Dua orang petugas kepolisian melangkah masuk, wajah mereka serius.

“Evelyna Geraldine?”

Suara itu membuat semua mata beralih.

Eve menoleh, lambat. “Saya,” jawabnya pelan.

“Anda diminta ikut ke kantor polisi untuk dimintai keterangan terkait dugaan kekerasan terhadap seorang wanita hamil.”

Amanda yang baru tiba terlambat, tersentak dari belakang. “Apa?! Tidak! Ini kesalahpahaman! Dia tidak melakukan apa pun!”

Namun Eve mengangkat tangan pelan. “Tidak apa-apa. Aku akan ikut.”

Kakinya melangkah tanpa diborgol, tapi setiap langkahnya terasa seperti digeret oleh dunia yang tidak adil.

Interogasi berlangsung lama. Beberapa kali ia meminta mereka untuk memeriksa CCTV toko.

“Kami sudah mencoba,” kata salah satu penyidik. “Tapi CCTV di toko tempat kejadian rusak. Tidak ada kejadian yang terekam.”

“Tapi aku tidak mendorongnya! Itu hanya dorongan kecil … dia yang kehilangan keseimbangan!” suara Eve pecah. “Aku tidak bermaksud menyakitinya! Aku—”

“Sayangnya,” potong penyidik lainnya, “Ada lebih dari lima saksi yang menyatakan melihat Anda mendorong korban. Dan video rekaman amatir pun menunjukkan hal yang sama.”

Video itu. Video yang tersebar begitu cepat. Di media sosial, di berita gosip, bahkan sampai masuk televisi. Potongan tiga detik yang menampilkan dirinya mendorong Celline, lalu wanita itu jatuh—tanpa konteks, tanpa suara, tanpa kebenaran.

Tiba-tiba, semua orang menjadi hakim. Semua orang merasa mengenalnya.

‘Wanita kejam!’

‘Pantas saja diceraikan!’

‘Saudara sendiri ditendang!’

‘Mantan istri gagal yang cemburu karena adiknya hamil!’

Komentar-komentar itu menghujani lini masa. Membakar sisa harga dirinya.

Malam itu, Eve terduduk di dalam sel dingin berjeruji besi. Sendirian. Lampu redup menyala dari langit-langit. Tangannya memeluk lutut. Pipinya sembab. Rambutnya acak-acakan.

Dia sudah mencoba menghubungi pengacara, tapi tak ada yang bisa segera datang. Amanda pun tidak bisa berbuat banyak. Semuanya seolah berubah jadi tembok yang menolaknya.

Tak ada yang menjawab pesannya. Tak ada yang datang membelanya.

Amanda menyandar lemas di jeruji selnya, wajahnya putus asa. “Aku harus bagaimana Eve? Aku percaya kau tidak bersalah. Itu semua pasti akal-akalan Celline, kan? Tapi … semua orang mengatakan itu kau, dan CCTV di sana juga tidak bisa membantu. Bagaimana bisa seperti ini? Kenapa dia tega mencelakai anaknya sendiri?”

“Entahlah. Kau … pulang saja, Manda! Ini sudah malam.”

“Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan tetap di sini selama mereka menahanmu di sini juga. Aku tidak akan ke mana-mana.” Manda menggeleng keras. Dia bahkan berpegangan pada jeruji seolah takut udara meniupnya menjauh.

Tiba-tiba seorang petugas datang, memanggil namanya, “Evelyna Geraldine.”

Eve menoleh perlahan, mata sembabnya tajam.

“Kami baru menerima bukti dari pihak toko. Rekaman CCTV menunjukkan bahwa Anda tidak bersalah. Anda bebas.”

Amanda berdiri terperangah. “Apa? Tapi tadi kalian bilang—”

“Ada perubahan keterangan,” jawab si petugas. “Rekaman baru sudah diserahkan ke kami barusan.”

Eve bangkit perlahan, tanpa ekspresi.

“Siapa yang menyerahkannya?”

“Direktur Ace.”

“Maksud Anda … Alexander Ace?”

“Ya.”

Petugas itu mengangguk sekilas, lalu berbalik pergi meninggalkan mereka yang masih bengong.

Masih tidak percaya, Manda bertanya dengan gagap, “Eve, Direktur … membantumu?”

“Aku juga tidak tahu. Mereka bilang kamera pengawas rusak sejak kemarin. Kenapa tiba-tiba bisa?”

“Akhirnya ….” Manda melompat, memeluk Eve erat-erat. “Apa pun itu, kau berhutang pada Direktur, Eve! Kau harus berterimakasih padanya besok.”

Tentu saja! Bahkan terima kasih saja rasanya tidak cukup. Meski selama seminggu bekerja melayaninya di perusahaan selama ini agak menjengkelkan, tapi nyata, hanya pria itu yang selalu menolongnya.

Eve baru saja melangkah keluar dari taksi. Tumit sepatunya menapak pelan di trotoar, langkahnya ringan tapi pikirannya masih berat. Malam ini terasa panjang, meskipun waktu seolah berlari tanpa ampun.

Hingga akhirnya, ia berdiri di depan pintu lobi apartemen. Tangan kirinya menyentuh kartu akses di sakunya, tapi belum sempat digunakan, langkahnya terhenti.

Di sisi kanan bangunan, tepat di bawah lampu redup dekat area parkir terbuka, ada sepasang bayangan.

Dua orang.

Seorang pria bertubuh tegap dengan tangan melingkari pinggang wanita berambut panjang berwarna karamel.

Mereka tertawa kecil. Lalu... bibir mereka bersatu dalam c!uman.

Eve nyaris tidak bergerak. Hanya berdiri di balik tiang marmer, matanya menyipit.

Butuh beberapa detik untuk mengenali keduanya.

Wanita itu—Cristina Whitmore. Wanita yang dikenalkan sebagai calon tunangan Alexander Ace. Eve mengenalnya cukup baik. Senyum tipis dan gaya angkuhnya di kantor masih segar di ingatan.

Pria itu? Jelas bukan Alex.

Eve memiringkan kepalanya sedikit. Ciuman mereka tidak seperti sekadar kecupan selamat malam. Ini bukan hubungan formal keluarga. Bukan tunangan bisnis.

Ini perselingkuhan!

Apa Alex tahu ini? Bagaimana pria seperti dia bisa memilih wanita seperti itu?

Akhirnya Cistina menyadari keberadaan Eve. Tatapan kebencian itu langsung menguar dari seluruh tubuhnya.

Dia mendekat, menghampiri sambil menggandeng pacarnya.

“Apa lihat-lihat? Apa kau akan mengadukan ini pada Alex?” ucapnya angkuh.

“Aku melihat karena kalian terlihat. Mengadukan atau tidak, entahlah. Aku bisa mempertimbangkan.”

“Br3ngsek! Berani sekali kau berkata seperti itu!” Cristina mengutuk. “Tapi tidak masalah. Alex begitu mempercayaiku. Apa pun yang kau ucapkan, kau hanya akan tetap menjadi omong kosong di depan semua orang. Bagaimana mereka bisa percaya ucapan dari seorang wanita yang dengan keji hampir membunuh wanita hamil?”

Eve menelan ludah.

Benar. Meski Alex sudah membantunya, tapi kenyataannya, kabar buruk selalu menyebar seperti kobaran api. Sedangkan kabar baik, berjalan seperti siput.

Cristina mendekat, mengejek dengan senyumnya. “Sebaiknya kau mengemas barangmu besok. Karena aku pastikan, besok adalah hari terakhirmu bekerja.”

***

Episodes
1 Bab 1 Kau Mandul
2 Bab 2 Kita Bercerai
3 Bab 3 Bukan Salahku
4 Bab 4 Memenjarakannya
5 Bab 5 Pecat Dia!
6 Bab 6 Menikah Denganku!
7 Bab 7 Dia Milikku!
8 Bab 8 Membakarnya Menjadi Abu
9 Bab 9 Kau Menyesal?
10 Bab 10 Kenikmatan dan Kebebasan
11 Bab 11 Play Room
12 Bab 12 Cara Melayaninya Dengan Baik
13 Bab 13 Tidak Ingin Melihat Wajahnya
14 Bab 14 Dia Mengencai 15 Wanita
15 Bab 15 Miliknya
16 Bab 16 The Punishment
17 Bab 17 Membuatnya Pingsan
18 Bab 18 Dia Sedikit Manis
19 Bab 19 Menusuk Harga Dirinya, Hatinya, Segalanya!
20 Bab 20 Mencoba Merayuku?
21 Bab 21 Satu Ranj4ng
22 Bab 22 Sudah Sejauh ini
23 Bab 23 Persetan Dengan Perjanjian
24 Bab 24 Terperangkap Selamanya
25 Bab 25 Gara-gara Obat Si4lan
26 Bab 26 Menjadi Tumbal Kesenangan
27 Bab 27 Tubuhmu, Penawarnya
28 Bab 28 Meski Tanpa Mencintainya
29 Bab 29 Membelimu Satu Malam
30 Bab 30 Aku Bersumpah!
31 Bab 31 Aku Kembali, Alex ....
32 Bab 32 Hati yang Tidak Tahu Diri
33 Bab 33 Sandiwara, Sementara, dan Tanpa Rasa
34 Bab 34 Lakukan Sesuka dan Sepuas Anda, Tuan
35 Bab 35 Jangan Menggangguku Lagi
36 Bab 36 Dia Istri Alexander Ace
37 Bab 37 Urus Dirimu Sendiri!
38 Bab 38 Kau Mencintaiku?
39 Bab 39 Sisi Tergelapnya
40 Bab 40 Sebagai Bud4k N4fsunya
41 Bab 41 Buat Aku Hamil
42 Bab 42 The Agreement
43 Bab 43 Playroom
44 Bab 44 Rileks, Eve .... (21+)
45 Bab 45 Imajinasi Li4r
46 Bab 46 Wanna Play?
47 Bab 47 Benar-benar Gila! (POV Eve)
48 Bab 48 Aku Tidak Mandul (POV Eve)
49 Bab 49 Tidak Memiliki Cinta Lagi
50 Bab 50 Teruslah Bertengkar!
51 Bab 51 Gara-gara Pil Kontrasepsi
52 Bab 52 Menjalaninya Sebagai Hukuman
53 Bab 53 Akhiri Ini Dengan Cepat!
54 Bab 54 The Punishment 2
55 Bab 55 Tidak Untuk Kali Ini
56 Bab 56 Jangan Pergi ....
57 Bab 57 Tidurlah, Aku di Sini ....
58 Bab 58 Pergilah dari Kota Ini
59 Bab 59 - Masuk Kandang Singa
60 Bab 60 Menjebak dan Terjebak
61 Bab 61 Kembalikan Suamiku
62 Bab 62 Berdoalah Liana
63 Bab 63 Untuk Anakku, Alex
64 Bab 64 Kebenaran, Kematian, dan Kemarahan
65 Bab 65 Membangkitkan Iblis Dalam Jiwanya
66 Bab 66 Membuat Dia Dalam Kendalinya
67 Bab 67 Harta, Tahta, Kuasa, Wanita
68 Bab 68 Bukan Pekerjaan Amatir
69 Bab 69 Menjatuhkannya dari Segala Arah
70 Bab 70 Seharusnya Eve, Bukan Aku ....
71 Bab 71 Ingin Bermain-main Denganku?
72 Bab 72 Besok yang Tak Pernah Ada Lagi
73 Bab 73 Tidak Akan Menghubunginya Lagi
74 Bab 74 Kecurigaan Eve
75 Bab 75 Dasiku Hanya Mengikat Satu Orang
76 Bab 76 Kematian Dengan Cara Berbeda
77 Bab 77 Membuatmu Menjerit
78 Bab 78 Mari Berjudi
79 Bab 79 Apa Aku Harus Mengikatmu?
80 Bab 80 Kau Berbohong
81 Bab 81 Tubuhmu, Pikiranmu, Jiwamu, Adalah Milikku
82 Bab 82 Kau Tidak Bisa Lari
83 Bab 83 Mengibarkan Bendera Perang
84 Bab 84 Larut Dalam G4ir4h
85 Bab 85 Kebodohan Satu Malam
86 Bab 86 Bukan Kawan, Tapi Lawan
87 Bab 87 Cabut Saja Jantungmu!
88 Bab 88 Apa Kau Takut Padaku?
89 Bab 89 Meracuni Pikirannya
90 Bab 90 Nikmati Dia Sesuka Kalian
91 Bab 91 Penyesalan Sampai Mati
92 Bab 92 Bersujudlah Pada Suamimu!
93 Bab 93 Menghindar?
94 Bab 94 Bukan Pewaris
95 Bab 95 Tidak Sanggup Membencimu
96 Bab 96 Harga yang Harus Dibayar
97 Bab 97 Kegilaan Celline
98 Bab 98 Bukan Lagi Ibu Mertua
99 Bab 99 Tidak Akan Bertahan Lama
100 Bab 100 Tidak Membuatmu Tersiksa
101 Bab 101 Maaf, Alex ....
102 Bab 102 Membuatmu Mabuk
103 Bab 103 Dia Tidak Terselamatkan
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1 Kau Mandul
2
Bab 2 Kita Bercerai
3
Bab 3 Bukan Salahku
4
Bab 4 Memenjarakannya
5
Bab 5 Pecat Dia!
6
Bab 6 Menikah Denganku!
7
Bab 7 Dia Milikku!
8
Bab 8 Membakarnya Menjadi Abu
9
Bab 9 Kau Menyesal?
10
Bab 10 Kenikmatan dan Kebebasan
11
Bab 11 Play Room
12
Bab 12 Cara Melayaninya Dengan Baik
13
Bab 13 Tidak Ingin Melihat Wajahnya
14
Bab 14 Dia Mengencai 15 Wanita
15
Bab 15 Miliknya
16
Bab 16 The Punishment
17
Bab 17 Membuatnya Pingsan
18
Bab 18 Dia Sedikit Manis
19
Bab 19 Menusuk Harga Dirinya, Hatinya, Segalanya!
20
Bab 20 Mencoba Merayuku?
21
Bab 21 Satu Ranj4ng
22
Bab 22 Sudah Sejauh ini
23
Bab 23 Persetan Dengan Perjanjian
24
Bab 24 Terperangkap Selamanya
25
Bab 25 Gara-gara Obat Si4lan
26
Bab 26 Menjadi Tumbal Kesenangan
27
Bab 27 Tubuhmu, Penawarnya
28
Bab 28 Meski Tanpa Mencintainya
29
Bab 29 Membelimu Satu Malam
30
Bab 30 Aku Bersumpah!
31
Bab 31 Aku Kembali, Alex ....
32
Bab 32 Hati yang Tidak Tahu Diri
33
Bab 33 Sandiwara, Sementara, dan Tanpa Rasa
34
Bab 34 Lakukan Sesuka dan Sepuas Anda, Tuan
35
Bab 35 Jangan Menggangguku Lagi
36
Bab 36 Dia Istri Alexander Ace
37
Bab 37 Urus Dirimu Sendiri!
38
Bab 38 Kau Mencintaiku?
39
Bab 39 Sisi Tergelapnya
40
Bab 40 Sebagai Bud4k N4fsunya
41
Bab 41 Buat Aku Hamil
42
Bab 42 The Agreement
43
Bab 43 Playroom
44
Bab 44 Rileks, Eve .... (21+)
45
Bab 45 Imajinasi Li4r
46
Bab 46 Wanna Play?
47
Bab 47 Benar-benar Gila! (POV Eve)
48
Bab 48 Aku Tidak Mandul (POV Eve)
49
Bab 49 Tidak Memiliki Cinta Lagi
50
Bab 50 Teruslah Bertengkar!
51
Bab 51 Gara-gara Pil Kontrasepsi
52
Bab 52 Menjalaninya Sebagai Hukuman
53
Bab 53 Akhiri Ini Dengan Cepat!
54
Bab 54 The Punishment 2
55
Bab 55 Tidak Untuk Kali Ini
56
Bab 56 Jangan Pergi ....
57
Bab 57 Tidurlah, Aku di Sini ....
58
Bab 58 Pergilah dari Kota Ini
59
Bab 59 - Masuk Kandang Singa
60
Bab 60 Menjebak dan Terjebak
61
Bab 61 Kembalikan Suamiku
62
Bab 62 Berdoalah Liana
63
Bab 63 Untuk Anakku, Alex
64
Bab 64 Kebenaran, Kematian, dan Kemarahan
65
Bab 65 Membangkitkan Iblis Dalam Jiwanya
66
Bab 66 Membuat Dia Dalam Kendalinya
67
Bab 67 Harta, Tahta, Kuasa, Wanita
68
Bab 68 Bukan Pekerjaan Amatir
69
Bab 69 Menjatuhkannya dari Segala Arah
70
Bab 70 Seharusnya Eve, Bukan Aku ....
71
Bab 71 Ingin Bermain-main Denganku?
72
Bab 72 Besok yang Tak Pernah Ada Lagi
73
Bab 73 Tidak Akan Menghubunginya Lagi
74
Bab 74 Kecurigaan Eve
75
Bab 75 Dasiku Hanya Mengikat Satu Orang
76
Bab 76 Kematian Dengan Cara Berbeda
77
Bab 77 Membuatmu Menjerit
78
Bab 78 Mari Berjudi
79
Bab 79 Apa Aku Harus Mengikatmu?
80
Bab 80 Kau Berbohong
81
Bab 81 Tubuhmu, Pikiranmu, Jiwamu, Adalah Milikku
82
Bab 82 Kau Tidak Bisa Lari
83
Bab 83 Mengibarkan Bendera Perang
84
Bab 84 Larut Dalam G4ir4h
85
Bab 85 Kebodohan Satu Malam
86
Bab 86 Bukan Kawan, Tapi Lawan
87
Bab 87 Cabut Saja Jantungmu!
88
Bab 88 Apa Kau Takut Padaku?
89
Bab 89 Meracuni Pikirannya
90
Bab 90 Nikmati Dia Sesuka Kalian
91
Bab 91 Penyesalan Sampai Mati
92
Bab 92 Bersujudlah Pada Suamimu!
93
Bab 93 Menghindar?
94
Bab 94 Bukan Pewaris
95
Bab 95 Tidak Sanggup Membencimu
96
Bab 96 Harga yang Harus Dibayar
97
Bab 97 Kegilaan Celline
98
Bab 98 Bukan Lagi Ibu Mertua
99
Bab 99 Tidak Akan Bertahan Lama
100
Bab 100 Tidak Membuatmu Tersiksa
101
Bab 101 Maaf, Alex ....
102
Bab 102 Membuatmu Mabuk
103
Bab 103 Dia Tidak Terselamatkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!