Dinikahi CEO REDFLAG

Dinikahi CEO REDFLAG

1. Menangkap Basah.

"Mas Elias, kamu mau kemana?" Samantha yang baru selesai menyiapkan sarapan pagi menatap heran pada suaminya yang sedang menyeret koper hitam berukuran kecil menuruni tangga.

"Barusan ditelepon, ada dinas luar kota," Elias menjawab tenang, tersenyum lembut, sembari menghentikan langkah.

"Kok mendadak begitu? Kita 'kan sudah janjian hari ini ketemu dokter kandungan, Mas. Apa nggak bisa diganti sama pegawai yang lain?" Samantha nampak kecewa.

"Sudah enam tahun menikah, kita belum juga dikarunia anak, aku lelah dengan omelan mama yang bilang aku mandul."

"Nggak bisa, Sayang. Pak Robert sendiri yang menelpon langsung agar aku menggantikan pak Ganda," Elias mengusap lembut pipi mulus isterinya.

"Kita tunda aja dulu ya janji temu dokter kandungan hari ini? Mas janji, begitu pulang, kita akan buat janji baru. Mengenai ucapan mama, jangan diambil hati, mama memang begitu orangnya," hibur Elias.

"Senyum dong, jangan sedih gitu, nanti cantiknya hilang," Elias menoel pucuk hidung isterinya.

Samantha memaksakan senyumnya.

"Nah... 'kan tambah manis," Elias mengecup singkat pipi isterinya.

"Kalau gitu, kita sarapan dulu sebelum Mas berangkat."

"Aduh, maaf ya, Sayang. Pukul sepuluh pagi meeting-nya sudah dimulai. Mas harus buru-buru, takutnya terlambat."

Samantha mematung, memandangi suaminya yang terburu-buru menyeret kopernya menuju mobil yang sudah terparkir di depan rumah.

Tin... Tin...

Samantha melambaikan tangan, kembali memaksakan senyumnya, melepaskan kepergian suaminya pagi itu.

Ia masuk ke rumah dengan gontai lalu menuju dapur. Akhir-akhir ini, suaminya sudah tidak pernah lagi sarapan bersamanya, apa lagi makan malam.

Kring... Kring... Kring...

📞"Halo, selamat pagi." Samantha buru-buru mengangkat telepon rumahnya yang terus berteriak.

📞"Selamat pagi, bu Samantha. Saya Alina, mengingatkan meeting pagi ini dimajukan pukul delapan tepat. Jangan lupa menyiapkan gambar eksterior renovasi kantor baru pak Kurniawan. Nanti malam, pak Andreas meminta bu Samantha yang bertemu langsung dengan pak Kurniawan." Peringat Alina, sekretaris Andreas, pemilik Big Properties, perusahaan properti ternama di kota mereka.

📞"Baik, bu Alina, terima kasih."

Samantha meletakan pesawat telepon rumahnya, lalu buru-buru menyelesaikan sarapan paginya.

...____...

Malam itu, sesuai janji temu di Mariana Hotel, Samantha sudah beberapa menit terlibat obrolan dengan Kurniawan, salah satu klien perusahaan Big Properties, tempat kerjanya.

"Isteri saya yang menginginkannya, bu Samantha. Dia lebih menyukai rumah dengan tipe tulip dibandingkan tipe kemuning. Saya harap tidak ada masalah mengenai perubahan ini," Kurniawan, pria paruh baya itu memandangi Samantha penuh harap.

"Kalau masalah perubahan pilihan tipe unit, pak Kurniawan langsung saja berurusan dengan pak Jusup, beliau marketingnya, saya tidak bisa mencampurinya, karena hanya beliau yang tahu tipe tulip yang isteri pak Kurniawan inginkan itu apakah masih ada atau sudah habis terjual. Maaf bukan tidak ingin membantu," Samantha menyahut sopan.

"Kita kembali ke topik awal saja, Pak. Saya sudah membuat beberapa pilihan eksterior kantor yang pak Kurniawan minta beberapa hari lalu," Samantha mengeluarkan gambar hasil auto-cad 2D dan 3D dari tas kerjanya.

Kurniawan segera mengarahkan pandangannya pada gambar-gambar eksterior yang dibentangkan oleh Samantha, salah seorang arsitek handal yang dipercayakan perusahaan untuk menemui dirinya.

"Ini tampilan eksterior kantor dengan material kaca. Bahan ini bisa tembus cahaya dan memberi efek pantulan, sehingga memberi kesan modern. Selain itu, kaca juga tahan cuaca dan anti rayap. Sayangnya relatif berisiko pecah. Apalagi jika kantor pak Kurniawan berada di daerah rawan gempa," jelas Samantha, memperlihatkan eksterior kantor yang megah hasil gambar 3D-nya.

"Dan, ini..." Samantha memperlihatkan gambar eksterior lainnya.

"Eksterior kantor berbahan batu alam, salah satu yang populer adalah sandstone, seperti ini."

"Menarik, terlihat kuat, kokoh, dan tetap terlihat megah," Kurniawan memperlihatkan ketertarikannya.

"Rumah tua keluarga kami turun-temurun itu sepertinya sangat cocok direnovasi menggunakan material batu alam seperti--, bu Samantha, anda mau kemana? Kita belum selesai!"

"Sebentar pak, saya pasti segera kembali!" Samantha pergi terburu-buru, setengah berlari, takut kehilangan jejak.

Kurniawan ternganga, bagaimana mungkin perusahaan sekelas Big Properties yang ternama itu memiliki pegawai tidak profesional seperti wanita itu, batinnya.

Di lantai enam, tepat di depan kamar nomor 615 hotel itu, Samantha mengatur nafasnya yang memburu. Ia yakin, pria yang masuk bersama seorang wanita ke dalam sana adalah suaminya.

📞"Halo, selamat malam. Dengan Yulia, resepsionis Mariana Hotel, ada yang bisa saya bantu?" suara lembut nan ramah seorang wanita terdengar dari sound ponsel milik Samantha yang tengah menempel di daun telinganya.

📞"Halo, selamat malam. Saya Samantha Asia. Nona Yulia, apa benar kamar nomor 615 telah di booking an Elias Handoyo? Beliau suami saya."

📞"Mohon maaf bu Samantha, kami tidak boleh membocorkan data tamu hotel."

📞"Baiklah, sekarang juga saya akan menelpon kantor polisi dan mengundang para wartawan untuk menggerebek dan menyebarkan berita pasangan selingkuh itu. Setelah itu, nona Yulia pasti tahu hotel ini akan bernasib seperti apa?!" ancam Samantha tak main-main.

📞"Ba-baik Bu... Memang benar, ka-mar no-mor 615 adalah pak Elias Handoyo," gugup resepsionis itu panik.

📞"Sekarang juga, bawa kunci cadangannya kemari!"

📞"Ta-tapi, Bu--"

📞"Sekarang, atau saya telepon--"

📞"Ba-baik, Bu..."

Samantha mematikan ponselnya. Wajahnya memerah dengan nafas semakin memburu, otaknya sudah tidak bisa berkerja dengan baik kala suara-suara laknat di dalam sana kian jelas terdengar.

"Dengan ibu Samantha? Saya Erik, manager operasional Mariana hotel--"

"Cepat buka pintunya, suami saya ada di dalam sana dengan wanita lain!" potong Samantha, sudah tidak mampu menahan gejolak emosinya yang sudah sampai ke ubun-ubun.

"Ba-baik, bu Samantha..." Erik, manager hotel itu tidak punya pilihan, selain menuruti perintah Samantha yang terlihat tidak sabar bercampur marah.

"Pegang ini, saya harus mendapat videonya, mengerti?!"

"I-iya, Bu," Yulia, resepsionis hotel itu cepat-cepat menerima ponsel milik Samantha yang sudah dalam mode on.

Klek.

Samantha mendorong pintu, pelan, dan masuk dengan berhati-hati.

Gejolak rasa dalam dadanya sudah carut-marut, kala dirinya hampir saja tersandung bra yang terlilit pada tumit runcing sepatu highheels-nya.

Ditambah suara bising desisan-desisan aneh yang kian jelas itu semakin menggoncangkan jiwanya sebagai seorang isteri.

"Ouhh... Lebih cepat lagi, pak Elias... Ughhh!"

"Anda sangat luar biasa, Pak... Ssss... perdalam lagi... Ugh..."

"Olin... Ouhh... kepalaku rasanya mau copot... sss..."

"Mas Elias! Tega kamu, Mas!" Samantha berteriak histeris, menyaksikan pemandangan yang sangat menyakitkan dihadapannya. Elias suaminya, sedang berbagi peluh dengan wanita lain.

"Sa-Samantha? Ka-kamu ada di sini?" Pria yang sedang memompa dengan doggy style itu mendadak kaku, begitu pula dengan wanita yang berlutut didepannya.

"Keterlaluan kamu, Mas! Izin dinas luar kota, ternyata kamu main kuda-kudaan dengan Olin! Kita cerai!" Samantha yang telah naik pitam gegas berbalik, merampas ponsel miliknya dari tangan Yulia yang masih mem-video.

"Sa-Samantha, tunggu!" Elias panik, tanpa sadar turun dari ranjang, mengejar isterinya.

Sedangkan Olin, wanita itu segera menyembunyikan dirinya dalam selimut tebal dengan rasa malu bercampur was-was, sama sekali tidak menduga bila dirinya dan Elias tertangkap basah oleh isteri pacar gelapnya beserta karyawan hotel dengan cara memalukan seperti ini.

"Samantha! Aku tidak mau cerai, aku dan Olin, kami hanya--"

"Sadar pak Elias," Manager Erik segera menghadang di depan pintu.

"Anda tidak pakai celana, bagaimana kalau para pengunjung hotel lainnya melihat anda seperti ini?" Manager Erik panas dingin melihat selangkangan tamu hotelnya itu, sedangkan Yulia, resepsionis cantik itu sedari tadi sudah membenamkan wajahnya dipunggung sang manajernya itu.

✍️Bersambung...

Terpopuler

Comments

💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩

💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩

ih aku baru tau bunda buat novel baru.... awal hati ku langsung berkunang2 Bun

2025-07-08

1

drpiupou

drpiupou

wah, Samantha suamimu kayaknya bohong

2025-08-04

2

evrensya

evrensya

Gayaaa apaan ini teehhh. aing gak ngertiiii, macih polochhh.

2025-09-08

1

lihat semua
Episodes
1 1. Menangkap Basah.
2 2. One Night Stand
3 3. Batang Leher
4 4. CEO Baru.
5 5. Terulang Lagi
6 6. Ngintil
7 7. Supir
8 8. Mantan Ibu Mertua
9 9. Keluarlah dari Zona Kebodohan
10 10. Didisiplinkan Karena Terlambat.
11 11. E-Mail Yang Buat Kesal.
12 12. Jujur.
13 13. Kita Keluarga.
14 14. Tiga Sel Telur Yang Dibuahi.
15 15. Kita Nikah!
16 16. Alina-Kiano-Antonio
17 17. Harus Ada Pertobatan
18 18. Dapat Restu.
19 19. Calon Isteri Saya
20 20. Pacar Tua
21 21. Ketiga Calon Cucu Saya.
22 22. Berlianku.
23 23. Waspada.
24 24. Takut.
25 25. Kena Batunya.
26 26. Pelajaran Buat si Bayi Tua.
27 27. Doa Orang Tua
28 28. Pekerjaan Tambahan
29 29. Diuntit.
30 30. Kaget Atau Takut?
31 31. Papi-0
32 32. Putusan Cerai
33 33. Makan Sore Kiano-Samantha
34 34. Pengakuan Dosa & Pertobatan
35 35. Oleng
36 36. Klien 10 Menit.
37 37. Mengibarkan Bendera Perang
38 38. Ditelan Hidup-Hidup
39 39. Pertanyaan Privacy
40 40. Anggota Keluarga Kami.
41 41. Saraf Kejepit
42 42. Kehamilan 12 Minggu
43 43. CEO Menagih Asisten
44 44. Cukup Beli Apa-Apa
45 45. Kabur
46 46. Ronda Malam
47 47. Video Call.
48 48. Keramahan Peronda Komplek Kebangsaan
49 49. Nadine Di Rumah Samantha
50 50. Semanis Bibir Mamioooo
51 51. Bukan Sopir, Tapi Bos.
52 52. Bangsalan Dan Tetangga Baru.
53 53. Kalah Telak.
54 54. Pertemuan Kiano dan Ardian
55 55. Namanya Juga Usaha.
56 56. Kemalangan Keluarga Karyati
57 57. Tragedi Pi-sau Buah
58 58. Duka
59 59. Peristirahatan Terakhir Elias
60 60. Di Pecat Tidak Hormat.
61 61. Di Rumah Samantha
62 62. Niat Memanfaatkan
63 63. Takut Ditinggalkan.
Episodes

Updated 63 Episodes

1
1. Menangkap Basah.
2
2. One Night Stand
3
3. Batang Leher
4
4. CEO Baru.
5
5. Terulang Lagi
6
6. Ngintil
7
7. Supir
8
8. Mantan Ibu Mertua
9
9. Keluarlah dari Zona Kebodohan
10
10. Didisiplinkan Karena Terlambat.
11
11. E-Mail Yang Buat Kesal.
12
12. Jujur.
13
13. Kita Keluarga.
14
14. Tiga Sel Telur Yang Dibuahi.
15
15. Kita Nikah!
16
16. Alina-Kiano-Antonio
17
17. Harus Ada Pertobatan
18
18. Dapat Restu.
19
19. Calon Isteri Saya
20
20. Pacar Tua
21
21. Ketiga Calon Cucu Saya.
22
22. Berlianku.
23
23. Waspada.
24
24. Takut.
25
25. Kena Batunya.
26
26. Pelajaran Buat si Bayi Tua.
27
27. Doa Orang Tua
28
28. Pekerjaan Tambahan
29
29. Diuntit.
30
30. Kaget Atau Takut?
31
31. Papi-0
32
32. Putusan Cerai
33
33. Makan Sore Kiano-Samantha
34
34. Pengakuan Dosa & Pertobatan
35
35. Oleng
36
36. Klien 10 Menit.
37
37. Mengibarkan Bendera Perang
38
38. Ditelan Hidup-Hidup
39
39. Pertanyaan Privacy
40
40. Anggota Keluarga Kami.
41
41. Saraf Kejepit
42
42. Kehamilan 12 Minggu
43
43. CEO Menagih Asisten
44
44. Cukup Beli Apa-Apa
45
45. Kabur
46
46. Ronda Malam
47
47. Video Call.
48
48. Keramahan Peronda Komplek Kebangsaan
49
49. Nadine Di Rumah Samantha
50
50. Semanis Bibir Mamioooo
51
51. Bukan Sopir, Tapi Bos.
52
52. Bangsalan Dan Tetangga Baru.
53
53. Kalah Telak.
54
54. Pertemuan Kiano dan Ardian
55
55. Namanya Juga Usaha.
56
56. Kemalangan Keluarga Karyati
57
57. Tragedi Pi-sau Buah
58
58. Duka
59
59. Peristirahatan Terakhir Elias
60
60. Di Pecat Tidak Hormat.
61
61. Di Rumah Samantha
62
62. Niat Memanfaatkan
63
63. Takut Ditinggalkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!