5. Terulang Lagi

Samantha terkapar tidak berdaya di atas kasur, tubuhnya terasa remuk redam, sulit bergerak, hanya mampu menggigit bibir, menatap nanar punggung penuh otot sang pria besar yang bangun meninggalkan ranjang pergulatan mereka menuju kamar mandi.

Samar, terdengar gemericik air shower dari balik pintu kamar mandi yang tertutup rapat.

"Padahal, aku sudah bilang, kalau ituku masih sakit, tapi laki-laki itu tidak perduli..."

Samantha berusaha bangun dengan susah payah, menuruni tempat tidur berjalan perlahan, memunguti satu persatu pakaiannya yang tersebar di lantai.

Rasanya Samantha ingin menangis saja, begitu rupanya terekspos lewat pantulan cermin besar di samping lemari pakaian, pria itu sepertinya sengaja ingin membuatnya malu, noda cap bibir yang lalu saja belum hilang sekarang ditambah lagi dengan yang baru pada leher jenjangnya.

"Giliranmu," Kiano keluar dari kamar mandi, hanya melirik sekilas pada Samantha yang tengah memeluk pakaian kerja perempuan itu yang sudah kumal akibat ulahnya.

"Andai saja aku tidak balas dendam pada mas Elias, hidup mengenaskan ini pasti tidak akan menimpaku," di bawah guyuran air shower, Samantha meratapi nasibnya.

"Sebaiknya, aku resign saja dari kantor ini. Bila tidak, aku bakal jadi bulan-bulanan pak Kiano."

"Ya, aku harus resign," putus Samantha mantap.

Selesai mengeringkan rambutnya dengan hairdrayer, Samantha bergegas keluar dari kamar mandi.

"Minum susu dan habiskan roti itu, untuk mengganti energimu yang terkuras tadi."

Samantha menatap meja, disana memang ada segelas susu dan dua potong roti panggang lengkap dengan mangkuk selainya.

"Saya tidak lapar, Pak."

"Jangan membantahku, makan sekarang."

Melihat aura dingin Kiano, Samantha buru-buru melakukan perintah laki-laki itu. Walau dengan susah payah akhirnya ia mampu menghabiskan sarapan paginya.

"Ganti pakaian kerjamu itu, aku paling tidak suka ada karyawanku yang tidak berpenampilan bersih dan rapi." Kiano menyodorkan paper bag.

"Semuanya ini juga gara-gara Anda." Samantha menerima pemberian Kiano dengan wajah masam, tapi Kiano acuh, seolah tidak mendengar.

"Satu lagi. Buang fikiranmu yang berniat resign dari kantor ini. Aku pastikan, tidak ada satu perusahaan manapun yang berani menerimamu berkerja ditempat mereka."

"Pak Kiano mengancamku?" Samantha menatap CEO-nya itu dengan raut sebal.

"Itu bukan ancaman. Bila tidak percaya, silahkan dicoba mulai sekarang," datar pria itu.

"Dasar manusia Red flag!"

Bam!

Bantingan keras Samantha pada pintu ruang kerjanya sama sekali tidak membuat perubahan wajah Kiano, laki-laki itu kembali fokus pada pekerjaannya dengan banyak hal yang menyita perhatiannya.

...____...

"Bu Citra, bila ada yang mencari saya, katakan saya ada pertemuan dengan pak Kurniawan di Mariana Hotel, sepertinya saya tidak akan kembali ke kantor sampai jam kerja usai, karena saya perlu menyambangi beberapa toko bahan bangunan, mengecek harga terbaru beberapa material."

"Baik, Bu Samantha. Oya, tadi ada dua keponakan Anda mencari. Tadi saya sudah menyuruh mereka menunggu di sini saja, tapi mereka tidak mau, mereka menunggu di pos security."

"Baik, terima kasih, saya akan segera kesana," Samantha tersenyum lalu gegas beranjak.

Dari kejauhan ia sudah melihat dua remaja kembar tidak identik berseragam putih biru berdiri dekat pos security.

"Bibi!" seru keduanya seraya tersenyum lebar.

"Kenapa tidak menemui Bibi di dalam saja? Lihat, wajah kalian sampai kemerahan seperti ini," Samantha mengusap keringat kedua keponakannya dengan tisu yang ia keluarkan dari dalam tas.

"Malu," cicit keduanya. Dua remaja itu memang sama-sama memiliki sifat pemalu.

"Katakan, ada apa kalian menemui Bibi?"

Kedua remaja itu saling pandang, ragu menyampaikan maksud kedatangan mereka.

"Ayo katakan Glen, Gwen... Tidak perlu malu. Bibi bukan pembaca fikiran, jadi mana tau apa yang kalian inginkan," ucap Samantha lembut.

"Kak Glen aja yang bilang..." Gwen kembali mencicit, seakan takut suaranya terdengar oleh para security jaga.

"Besok jadwal pertandingan aku dan Gwen di event KONI-Bayan Championship, Bibi. Tapi kami belum membayar jersey-nya, yang lain-lain sudah dibayar," ungkap Glen secepat kilat sambil melirik pos security takut didengar selain mereka.

"Berapa?" lembut Samantha lagi.

"Tiga ratus empat puluh ribu untuk aku dan Gwen, Bi."

Samantha meraih dompetnya, menarik semua uang kertas pecahan seratus ribuan, menggulungnya cepat dan menyelipkannya ke tangan Glen.

"Ini kebanyakan, Bibi" Glen menatap Samantha kaget.

"Tidak mengapa, sekalian buat jajan kalian berdua selama event. Maaf ya, Bibi tidak bisa menyaksikan kalian bertanding besok. Doa Bibi, kalian juara dan mendapat emas.

"Amin, terima kasih, Bibi," kedua remaja usia empat belas tahun itu gegas mencium punggung tangan Samantha sebelum pergi.

"Kalian berdua hati-hati, jangan ugal-ugalan bawa sepedanya ya Glen."

"Iya, Bi. Babai...."

Samantha tersenyum, membalas lambaian tangan keduanya. Hatinya menghangat melihat dua keponakannya itu yang saling menyayangi, kemana-mana selalu berdua.

Tin! Tin! Tin!

Samantha menoleh ke arah mobil yang terus membunyikan klaksonnya, padahal setahunya ia tidak sedang berada pada lintasan yang bisa menghalangi mobil yang akan lewat di depan pos jaga.

"Masuk!" Dari belakang kemudi, Kiano memberi perintah.

"Mau apa lagi laki-laki ini?!" Samantha gemas, tapi berusaha menahan diri.

"Maaf, pak Kiano. Saya sudah ada janji bertemu dengan pak Kurniawan siang ini."

"Saya antar kamu."

"Tapi saya bawa mobil sendiri, Pak."

"Jangan membantahku. Buruan masuk," Kiano membuka pintu mobil di sampingnya.

"Oh Tuhan, harus aku apakan manusia pemaksa ini?!"

Samantha menggerutu di didalam hati, tapi tetap patuh.

"Pasang sabuk pengamanmu dengan benar."

Samantha tidak menyahut, tapi tangannya bergerak cepat, memasang sabuk pengaman pada tubuhnya.

✍️ Bersambung...

Terpopuler

Comments

Afriyeni Official

Afriyeni Official

pake ilmu mata batin y pak...?? atau sekongkol sama author kykny nih 🤸🤸🤸🏃🏃🏃🏃🏃

2025-07-09

1

Aquarius97 🕊️

Aquarius97 🕊️

sekalipun resign, mgkin kiano tetap akan mengejar mu Bu Sam...

2025-07-12

1

💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩

💜 ≛⃝⃕|ℙ$°INTAN@RM¥°🇮🇩

dih Jan minta ku nano2 ya dilimu kiano

2025-07-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Menangkap Basah.
2 2. One Night Stand
3 3. Batang Leher
4 4. CEO Baru.
5 5. Terulang Lagi
6 6. Ngintil
7 7. Supir
8 8. Mantan Ibu Mertua
9 9. Keluarlah dari Zona Kebodohan
10 10. Didisiplinkan Karena Terlambat.
11 11. E-Mail Yang Buat Kesal.
12 12. Jujur.
13 13. Kita Keluarga.
14 14. Tiga Sel Telur Yang Dibuahi.
15 15. Kita Nikah!
16 16. Alina-Kiano-Antonio
17 17. Harus Ada Pertobatan
18 18. Dapat Restu.
19 19. Calon Isteri Saya
20 20. Pacar Tua
21 21. Ketiga Calon Cucu Saya.
22 22. Berlianku.
23 23. Waspada.
24 24. Takut.
25 25. Kena Batunya.
26 26. Pelajaran Buat si Bayi Tua.
27 27. Doa Orang Tua
28 28. Pekerjaan Tambahan
29 29. Diuntit.
30 30. Kaget Atau Takut?
31 31. Papi-0
32 32. Putusan Cerai
33 33. Makan Sore Kiano-Samantha
34 34. Pengakuan Dosa & Pertobatan
35 35. Oleng
36 36. Klien 10 Menit.
37 37. Mengibarkan Bendera Perang
38 38. Ditelan Hidup-Hidup
39 39. Pertanyaan Privacy
40 40. Anggota Keluarga Kami.
41 41. Saraf Kejepit
42 42. Kehamilan 12 Minggu
43 43. CEO Menagih Asisten
44 44. Cukup Beli Apa-Apa
45 45. Kabur
46 46. Ronda Malam
47 47. Video Call.
48 48. Keramahan Peronda Komplek Kebangsaan
49 49. Nadine Di Rumah Samantha
50 50. Semanis Bibir Mamioooo
51 51. Bukan Sopir, Tapi Bos.
52 52. Bangsalan Dan Tetangga Baru.
53 53. Kalah Telak.
54 54. Pertemuan Kiano dan Ardian
55 55. Namanya Juga Usaha.
56 56. Kemalangan Keluarga Karyati
57 57. Tragedi Pi-sau Buah
58 58. Duka
59 59. Peristirahatan Terakhir Elias
60 60. Di Pecat Tidak Hormat.
61 61. Di Rumah Samantha
62 62. Niat Memanfaatkan
63 63. Takut Ditinggalkan.
Episodes

Updated 63 Episodes

1
1. Menangkap Basah.
2
2. One Night Stand
3
3. Batang Leher
4
4. CEO Baru.
5
5. Terulang Lagi
6
6. Ngintil
7
7. Supir
8
8. Mantan Ibu Mertua
9
9. Keluarlah dari Zona Kebodohan
10
10. Didisiplinkan Karena Terlambat.
11
11. E-Mail Yang Buat Kesal.
12
12. Jujur.
13
13. Kita Keluarga.
14
14. Tiga Sel Telur Yang Dibuahi.
15
15. Kita Nikah!
16
16. Alina-Kiano-Antonio
17
17. Harus Ada Pertobatan
18
18. Dapat Restu.
19
19. Calon Isteri Saya
20
20. Pacar Tua
21
21. Ketiga Calon Cucu Saya.
22
22. Berlianku.
23
23. Waspada.
24
24. Takut.
25
25. Kena Batunya.
26
26. Pelajaran Buat si Bayi Tua.
27
27. Doa Orang Tua
28
28. Pekerjaan Tambahan
29
29. Diuntit.
30
30. Kaget Atau Takut?
31
31. Papi-0
32
32. Putusan Cerai
33
33. Makan Sore Kiano-Samantha
34
34. Pengakuan Dosa & Pertobatan
35
35. Oleng
36
36. Klien 10 Menit.
37
37. Mengibarkan Bendera Perang
38
38. Ditelan Hidup-Hidup
39
39. Pertanyaan Privacy
40
40. Anggota Keluarga Kami.
41
41. Saraf Kejepit
42
42. Kehamilan 12 Minggu
43
43. CEO Menagih Asisten
44
44. Cukup Beli Apa-Apa
45
45. Kabur
46
46. Ronda Malam
47
47. Video Call.
48
48. Keramahan Peronda Komplek Kebangsaan
49
49. Nadine Di Rumah Samantha
50
50. Semanis Bibir Mamioooo
51
51. Bukan Sopir, Tapi Bos.
52
52. Bangsalan Dan Tetangga Baru.
53
53. Kalah Telak.
54
54. Pertemuan Kiano dan Ardian
55
55. Namanya Juga Usaha.
56
56. Kemalangan Keluarga Karyati
57
57. Tragedi Pi-sau Buah
58
58. Duka
59
59. Peristirahatan Terakhir Elias
60
60. Di Pecat Tidak Hormat.
61
61. Di Rumah Samantha
62
62. Niat Memanfaatkan
63
63. Takut Ditinggalkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!