3

Hei reader cinta ku, Jangan lupa like dan beri dukungan sebanyak-banyaknya ya . Terus baca semua bab nya biar retensi nya stabil dan karya ini terus berlanjut.

Terimakasih

...----------------...

Tapi Evan yang tidak mengetahui nya malah semakin marah. Dengan segera dia pergi dari proyek menuju ke kontrakan mereka.

Mobilnya terparkir di depan Villa kontrakan, Ethan membuka gerbang lalu masuk. Tapi kemudian dia terhenti karena pintu rumah yang terkunci.

'Dimana dia?" pikir Evan.

Kemudian dia kembali ke mobil dan mencari kunci cadangan yang dia punya.

Selepas itu, Evan masuk dan menemukan rumah yang kosong. Dia berjalan ke lantai 2 dimana kamar adik kembarnya berada.

Ceklek..

Kosong

Tak ada siapapun. Kening Evan mengerut. Dia keluar dengan perasaan kesal karena tidak menemukan adiknya.

Saat menuruni tangga, sayup-sayup terdengar suara tangisan wanita. Evan sejenak terdiam, menajamkan pendengarannya kembali. Apa dia salah dengar.

Tapi semakin dia turun ke bawah, suara tangisan itu semakin terasa nyata.

Kini mata Evan tertuju pada sebuah pintu kamar yang tertutup. Tiba-tiba rasa cemas menghantuinya.

Ingin sekali dia berlari karena takut, tapi kemudian perasaan takut itu berubah menjadi khawatir yang berlebihan.

Evan mendekati pintu itu,

 Ceklek..

Terkunci.

Untung saja Kunci pintu masih terpasang di luar sehingga Evan bisa langsung memutar kunci itu.

Ceklek..

Seketika Evan terpaku menatap pemandangan di dalam. Seorang wanita dengan penampilan berantakan duduk di pojok ruangan.

Kedua mata mereka bertemu. Sahana beringsut takut.

Lelaki bejat itu kembali!.

" hiks hiks lepaskan aku... Lepaskan aku.. " tangis Sahana dengan terus berucap.

Evan sama Sekali tidak bisa berpikir, otaknya membeku lantaran pemandangan ini begitu mengenaskan. Dia menarik nafas panjang lalu pergi. Dia mencari kain atau setidaknya sesuatu untuk menutupi tubuh wanita malang itu.

Bersamaan dengan itu, Sahana yang melihat pintu terbuka tentu saja merasa jika ini kesempatan yang bagus untuk melarikan diri.

Diam menatap kanan kiri, mencari letak gamis serta kerudung miliknya. Membongkar sana sini, hingga akhirnya dia menemukannya di kolong ranjang.

Sahana tidak mau kehilangan kesempatan emas ini, wanita itu memakai gamis yang sudah tak layak pakai, serta melampirkan kerudung nya asal.

Evan yang masih di atas mencari kain tidak menyadari jika Sahana telah pergi dari sana. Wanita itu berjalan dengan penuh ketakutan. Langkah tegas tidak beraturan, menelusuri jalan menuju rumahnya.

Penampilan sungguh jauh dari kata baik-baik saja. Wajahnya masih basah oleh air mata, dan beberapa pakaiannya begitu tidak terurus.

Sahana tidak peduli, yang ada di pikiran nya sekarang adalah sampai di rumah.

Kediaman Pak Aswan

Sepasang suami-istri itu termenung di ruang tamu. Mereka sama sekali tidak bisa menemukan jejak keberadaan putri semata wayangnya.

Wajah sedih bercampur dengan putus asa. Mereka sudah berkeliling ke tempat yang mungkin di kunjungi Sahana. sudah tak terhitung lagi berapa kali mereka mengelilingi kampung itu. Tak hasilnya nihil.

Sahana tidak kelihatan batang hidungnya.

" yah.. Gimana ini ayah? Sahana dimana?" lirih Asri dengan nada lemah.

Pak Aswan tidak bisa menjawab. Dia betul-betul tidak memiliki jawaban atas pertanyaan sang istri.

Lalu tak lama itu, seseorang yang mereka tunggu masuk ke dalam rumah tanpa berkata apapun.

" Astaga! Sahana!... " tangis histeris langsung terdengar. Asri tidak menyangka jika Putrinya kembali dengan keadaan yang begitu memperihatinkan.

Pak Aswan masih tidak mengeluarkan suara. Lelaki itu dengan cepat bisa menyimpulkan apa yang sudah terjadi pada putri kesayangannya.

Hatinya terasa begitu sakit, nafasnya memburu ingin sekali dia ikut menangis bersama dengan istrinya. Tapi dia tidak bisa, dia tidak mau istri semakin sedih.

Sedangkan Sahana berjalan menuju ke kamar mandi. Tanpa menutup pintu kamar mandi wanita itu membasuh seluruh tubuhnya dengan kasar.

Lalu menggosok seluruh tubuhnya dengan perasaan jijik. Dia ingin membersihkan seluruh bekas sentuhan dari Ethan. Berharap air ini bisa menghapus semua jejak menjijikan.

Asri menatap sedih pemandangan ini, hatinya pilu.

suara begitu mengiba memanggil suaminya" ayah.. Ayah itu.. Sahana yah.. Kenapa dia seperti itu ayah??" mereka sama-sama mengetahui apa yang terjadi. Tapi tidak ada yang bisa menerima itu.

Sahana masih terus membasuh tubuhnya, mengambil air sebanyak-banyaknya untuk membersihkan dirinya.

Kontrakan Villa Ethan.

Setelah tidak menemukan keberadaan wanita tadi, Evan duduk di sofa dengan masih memegang sebuah selimut.

Benda itu rencananya mau dia berikan pada Sahana untuk sementara menutupi tubuhnya sembari dia menanyakan apa yang terjadi.

Tapi semua itu tidak terjadi, wanita itu lebih dulu pergi dan kini Evan hanya bisa menunggu kedatangan Ethan untuk menanyakan sekeluruhan cerita nya.

Bremm bremm

Suara motor Ethan terdengar, Dia langsung panik lantaran melihat pintu rumah yang terbuka. Lelaki itu belum menyadari kedatangan sang Kakak di dalam rumah.

Dia melangkah dengan tergesa-gesa.

Tap tap

begitu masuk, Ethan terdiam membisu. melihat Evan menatapnya dengan nyalang dan tajam.

" ka.. Kak.. " suaranya hampir tercekat saking gugupnya.

Evan menarik nafas panjang, sejenak lalu berbicara dengan nada marah " apa yang sudah kamu lakukan pada wanita itu Ethan! Sungguh biadab kamu!" Evan tak kuasa mengatur diri. Lelaki itu berdiri dan mendekati Ethan.

Ethan meremas bungkusan makanan yang dia genggam dengan erat. Dia tidak menyangka kakaknya datang dan mengetahui kelakuan kejamnya.

" .. Itu.. Itu.. "

Ethan terlihat gelagapan, sebelum menjawab Evan langsung memotong " jadi ini alasan mu tidak pergi ke proyek, tidak mengerjakan berkas. Gila kamu Ethan! wanita mana yang kau perlakukan seperti ini,hah?!"

Evan benar-benar naik pitam, dia tidak menyangka adiknya bisa berbuat sekeji dan ke sehina ini.

" .. Dia.. Dia Sahana.. dia.."

" pokoknya kakak tidak mau, kamu harus bertanggung jawab! bagaimana kalau mama mengetahui hal ini.. "

Mata Ethan segera membulat tatkala dia memikirkan ibunya. Rasa panik melingkupi dirinya " Kaka.. Jangan beritahukan mama. Aku.. Aku"

" Kamu berani berbuat seperti ini Ethan! Seharusnya kamu sudah memikirkan resikonya. Tidak bisa.. Mama harus mengetahui nya!" putus Evan.

Adiknya telah merusak harga diri seorang wanita. Hal ini benar-benar serius dan harus di selesaikan mau bagaimana pun caranya.

" Kakak.. !" teriak Ethan, sana Evan keluar dan masuk ke dalam mobil. Wajahnya pias, begitu mobil itu melaju menjauh.

Riwayatnya tamat.

Terpopuler

Comments

~ янιєz🖤 ²²¹º

~ янιєz🖤 ²²¹º

kasihan sahana😓

2025-07-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!