2

Dia mengangguk, benar itu kawasan elit dan masih terbilang sepi. Kebanyakan hanya rumah mewah yang di tinggali para penjaganya.

" yasudah. Kalau gitu. Aku bantu" balas Sahana lalu memapah Ethan berjalan.

Meskipun hatinya  tidak sepenuhnya tenang, namun karena kondisi yang hujan lebat ini membuat nya terpaksa akhirnya dia tidak memiliki pilihan lain.

Sahana tidak memungkiri, baju basahnya membuat bentuk tubuhnya menjadi tercetak jelas. Dia berpikir kasihan dengan lelaki ini. Apa salahnya membantu nya sedikit.

Tak lama mereka sampai di depan sebuah rumah 2 lantai yang begitu mewah. Seperti yang Sahana tau, kompleks ini merupakan Kawasan elit yang di miliki beberapa orang kota. Mereka hanya akan datang saat ingin berlibur atau kumpul Bersama kelurga. Jadi pemandangan yang ada terasa berbeda seperti di kampung nya.

Dengan hati-hati Sahana melepaskan pegangannya lalu membuka gerbang. “ masuklah” ucap Ethan yang terlihat aneh menurut Sahana. Tapi wanita itu mengesampingkan karena keadaan Ethan yang terlihat menahan sesuatu.

Sahana awalnya ingin tetap di samping pagar, namun dia melihat Ethan yang tidak berdaya berpegang pada tembok pagar. Jadinya perlahan dia ikut masuk dan mengantarnya di teras rumah.

Dengan lamban Ethan masuk sendiri, sambil berkata " tunggulah, aku ambilkan payung untuk kamu pulang"

Sekian lama menunggu Ethan tak kunjung keluar, Sahana mengintip dari pintu yang terbuka. Dia mulai menggigil kedinginan terkena angin.

“ masuk saja gak ada orang, payungnya di sebelah dapur” suara teriakan dari dalam membuat Sahana sedikit terperanjat.

Benar juga Lelaki itu pasti sudah tidak kuasa membawakan payung. Untuk jalan sendiri saja dia kesusahan. Jadilah Sahana yang secara mandiri masuk ke rumah.

Karena tidak mau merepotkan dan menunggu lama. Sahana akhirnya memberanikan diri untuk masuk. Benar rumah ini begitu sepi, dia menatap sekeliling tak menemukan lelaki tadi. Mungkin dia sedang mengurus hal lain, pikir Sahana.

Rasa lega menghinggapi Sahana tatkala melihat barang yang dia cari berada di samping kulkas 2 pintu. Dengan cepat dia mengambil payung itu, tetapi bersamaan saat tangannya memegang ganggang payung itu terdengar suara pintu yang tertutup.

Otomatis Sahana segera mengalihkan pandangan ke arah pintu itu, perasaannya semakin was-was tatkala melihat Ethan yang berjalan ke arahnya dengan wajah tak biasa.

“ emm…mas.. ini payungnya, saya pinjam dulu” Sahana segera melewati Ethan dengan langkah cepat.

Perasaan takut itu begitu kuat melingkupi hatinya, apalagi saat menemukan handel pintu yang terkunci. Pupilnya melebar, saat ingin meminta penjelasan pada Ethan, lebih dulu badannya di peluk dan di seret masuk.

“ akk,, jangan macam-macam kamu!  lepasin saya..!! “ Sahana langsung meronta-ronta.

Tapi apa daya, tenaganya begitu berbanding terbalik dengan tenaga Ethan, seorang lelaki yang rajin melatih ototnya.

Segala teriakan dan rontaan Sahana sama sekali tidak berarti bagi Ethan. Lelaki itu dengan mudahnya memasukkan tubuh kecil itu ke sebuah kamar luas di lantai 1.

Terjadi keributan disana, Sahana terus membela diri. Dia juga tidak bodoh, Sahana paham apa yang Ethan inginkan dari dirinya.

Hingga akhirnya, kamar itu mendadak sunyi. Hanya suara tangisan yang terdengar.

Hiks hiks

“ aku mohon lepaskan aku, apa salahku hingga kamu buat seperti ini, hiks hiks” tangis Sahana langsung pecah. Hidung dan matanya memerah saking derasnya air mata. Dadanya sesak karena terus menangis.

Sahana sudah terbaring tak berdaya di atas ranjang sedang Ethan dengan tanpa bersalah berada di atas tubuhnya. Dia tidak berkata apapun, hanya memandangi Sahana dengan mata berkabut.

Sahana mengiba penuh harap. Tapi sama sekali tidak ada balasan. Ethan malah semakin di kuasai nafsu. suara gemuruh hujan serta suasana dingin membuat birahi Ethan semakin kuat. Entah apa yang merasukinya, Ethan sudah kehilangan diri.

Tak lama kamar yang awalnya sepi itu penuh dengan suara tangis, kesakitan serta rintihan sepasang manusia. Perbuatan keji Ethan membuat Sahana merasakan penderitaan hidup dengan sengsara.

Kini dirinya begitu hina merana, sungguh rasanya sakit hati. Apalagi saat Ethan dengan sengaja melepaskan rauman kenikmatannya tepat di samping telinganya.

Sahana merasa jijik dan kotor secara bersamaan. Kesucian yang dia jaga bertahun-tahun, dengan paksa di rampas oleh seorang lelaki tidak dia kenal.

Sungguh bejat.

Tak ada satu orang pun yang mengetahui kejadian ini. Semua terjadi begitu saja tanpa pertolongan.

Flashback

Siang itu Ethan kedatangan tamu, teman wanita nya dari luar negeri. Dia disambut dengan dibawakan makanan.

Mereka memiliki janji untuk meninjau perumahan elit yang terlihat mulai rampung. Tetapi saat memakan makanan itu, Ethan merasakan sesuatu.

" apa yang kau campurkan disini!? Apa kau gila!" cerca Ethan, bukannya gimana. Mereka masih berada di desa. Meskipun siang ini begitu mendung dan beberapa karyawan sedang jam istirahat namun Ethan terlihat marah besar.

" ak . Aku.. "

kepala Ethan mendadak pening, wanita itu memanfaatkan kesempatan dengan memapah Ethan masuk kedalam mobilnya.

Ethan belum bisa menguasai diri akibat obat yang wanita itu berikan.

" berhenti.. !"

Ethan tidak suka menjadi tidak berdaya seperti ini. Dia terbiasa mengatur dan merasa jika saat ini tubuhnya sedang mengalami efek obat yang dia makan.

" tunggu, sebentar lagi akan... "

Brak.

Ethan tidak menunggu lebih lama, dia membuka mobil dan jatuh turun dari sana. Bersamaan dengan itu hujan turun dengan deras.

Tak jauh dari sana terlihat ada warga yang mendekat. Tak ingin membuat kesalahpahaman, wanita itu melajukan mobilnya.

Sedangkan Ethan berjalan tak tentu arah. Hingga perjalanan nya mempertemukan dengan Sahana. Gadis perawan tua yang pagi tadi dia lihat.

efek rangsangan obat yang begitu kuat, Membuat Ethan memiliki pikirkan buruk pada wanita itu. Ethan menunggu sampai Sahana berjalan menuju arahnya lalu melancarkan aksinya.

 

...----------------...

Keesokan harinya, kediaman Aswan di landa kebingungan. Lantaran Bu Asri yang baru pulang dari rumah saudaranya berjalan sendiri masuk ke rumah.

" loh buk, mana Sahana?" tanya Pak Aswan yang sudah duduk di teras sambil meminum kopi.

Asri menatap suaminya dengan wajah kesal. tidak ada yang menjemput nya, sehingga dia berjalan kaki sendiri. " Sahana? Ya Ndak tau yah. Aku baru pulang kok di tanyain " Asri lalu duduk dengan kasar di samping suaminya.

Mendengar jawaban istri nya, Pak Aswan langsung panik. " bukannya dia sama kamu? dia Ndak pulang semalaman loh buk" suaranya penuh kekhawatiran.

Asri menatap raut keseriusan pak Aswan. " Ndak pulang kemana loh yah? Duh duh duh, apa ke temannya? Dia Ndak ngomong ta?"

Sebenarnya Asri sudah sangat lelah, tapi kabar mengejutkan ini membuat rasa letih nya menghilang. Perihal hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Takut nya ada hal buruk yang terjadi.

Pak Aswan mulai ingat " kemarin si binar antar belanjaan. Katanya Hana pergi ke Mutia. Sampai sore belum pulang, aku kira langsung ke rumah mbak mu. Buat bantu-bantu"

Asri menyimak dengan baik, " kita cari ke Mutia dulu yah. Siapa tau dia masih disana"

Akhirnya kedua orang tua itu, mengeluarkan motor lalu pergi ke rumah Mutia.

Bersamaan dengan itu, di tempat proyek Evan, saudara kembar Ethan dengan wajah masam berjalan mendekati mandor.

" Kemana Ethan pak? dari kemarin di hubungi gak bisa! lalu sudah siang begini tidak kelihatan" kesal nya.

Evan baru saja sampai di lapangan, lantaran Ethan tak kunjung menjawab panggilan nya. Dia terpaksa kembali dengan cepat.

Mandor menjawab sambil mengingat-ingat dan penuh kehati-hatian. " saya tidak tau pak. Kemarin pak Ethan pulang lebih dulu, dan sampai sekarang belum datang. Apa mungkin masih ke kontrakan?"

Evan menghembuskan nafas kasar. Dia berkacak pinggang karena tugas nya di kejar deadline.

" ya sudah lanjutkan pekerjaan mu.. "

Mandor itu terlihat ragu, tapi dia kemudian melanjutkan ucapannya " emm.. kemarin sebelum pulang, ada cewek yang datang kemari pak. Lalu ngobrol sebentar sama pak Ethan sambil nawari makanan, tapi sebentar kemudian pak Ethan membanting makanan itu sambil marahin cewek nya. Kami tidak tau apa yang terjadi.."

Mendengar perkataan Mandor, Evan merasa aneh. Dia lalu menghubungi adik kembarnya untuk kesekian kalinya.

ddrrtt ddrrttt

Ponsel di saku Ethan kembali bergetar. Dia sedang di sebuah rumah makan untuk antri beli makanan.

" emm..ada apa kak?" tanyanya dengan santai.

membuat Evan langsung naik pitam " Astaga Ethan! Kamu kemana saja, berkas dari pak Handoko sudah kakak kirim, dia menunggu hasilnya hari ini!. "

Ethan sama sekali tidak merasa bersalah" iya ya, sebentar. tenang, palingan gak sampai malam sudah selesai"

" tumben sekali sih kamu susah si hubungi. Kamu sedang... "

Tut Tut Tut

Panggilan itu langsung di putus sepihak oleh Ethan karena harus membayar makanan.

Tapi Evan yang tidak mengetahui nya malah semakin marah. Dengan segera dia pergi dari proyek menuju ke kontrakan mereka.

Terpopuler

Comments

Mut toharoh

Mut toharoh

kembalinya desainer belum selesai, udah ada novel baru🤦‍♀️

2025-07-03

0

Yati Siauce

Yati Siauce

masih kupelajari kisah nya

2025-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!