Semua mata sontak tertuju pada satu sosok Oliv. Gadis pendiam yang selama ini nyaris tak terdengar suaranya di tengah riuh kehidupan sekolah, kini berdiri tegak dengan tatapan tegas melawan siswa yang menindas dirinya dan Luna.
Tak ada lagi keraguan dalam sorot matanya, seolah dirinya bukan lagi Oliv yang dulu.
Dengan suara lantang namun tenang, Oliv berkata,"Jangan pikir aku diam, selama ini kalian hina aku. Kedudukan keluarga ku setara dengan 3T di kelas kita!. Dan aku ingatkan, jika aku tahu kalian macam-macam dengan Luna itu sama dengan kalian cari masalah dengan ku! "
Ucapan tegas Oliv membuat siswa di kelas yang suka bully mereka langsung tertunduk, Oliv sekarang tidak takut dengan mereka karena dia bukan Oliv tapi penulis karakter mereka.
Ruangan yang tadinya penuh bisik-bisik langsung hening. Leo, Owen, dan Damian yang biasanya tak pernah tersaingi, kini menatap Oliv dengan mata menyipit, tak percaya gadis yang biasa mereka abaikan kini berdiri menantang dengan kekuatan nama keluarganya yang ternyata berada sejajar, bahkan mungkin... lebih tinggi.
Selama ini, semua orang hanya mengenal Oliv sebagai gadis pendiam,anak dari keluarga kaya baru yang tiba-tiba saja muncul dan langsung menjadi bahan bisik-bisik.
Banyak yang mengira dia hanya numpang lewat di kalangan elite. Tapi satu hal yang mereka tidak tahu kalau keluarga Oliv bukan sekadar kaya.
Mereka berada di level yang sama dengan keluarga Leo, Owen, dan Damian yang disebut tiga pria tampan yang dijuluki "3T", penguasa tidak resmi sekolah sekaligus pewaris dari tiga konglomerat terbesar di negeri ini.
Tapi ada satu hal yang menjadi misteri. Kenapa 3T tidak pernah sekalipun menggoda, mempermainkan, atau bahkan menyentuh nama Oliv dalam candaan mereka? Bagi siswa lain, itu terlihat seperti kebetulan. Tapi bagi yang peka, itu tanda peringatan.
Dan hari itu, semua kebenaran terungkap.Seluruh teman sekelas Oliv dan Luna, mulai merasa segan pada mereka.
Bel pulang sekolah telah berbunyi, suara hiruk-pikuk para siswa langsung memenuhi lorong sekolah. Oliv merapikan bukunya dan segera menghampiri Luna yang sudah menunggunya di depan kelas.
Sejak kejadian di kelas tadi, Oliv makin lengket dengan Luna. Mungkin karena mereka mulai merasa nyaman satu sama lain.
Mereka berjalan beriringan, membicarakan hal-hal ringan sambil tertawa kecil.
Namun, di belakang mereka, 3T yaitu Leo,Owen dan Damian,mengikuti dengan santai. Meskipun terlihat biasa saja, kehadiran mereka membuat Oliv merasa tidak nyaman.
Terutama Owen. Tatapan matanya yang sering mengarah pada Luna membuat Oliv merasa waspada.
Owen, si tampan tapi paling bandel dan pembuat onar disekolah Red high, bukanlah orang sembarangan. Dia adalah orang ketiga yang sempat merusak hubungan antara Leo dan Luna.
Meskipun sekarang Leo dan Luna terlihat baik-baik saja, Oliv tahu betul bahwa Owen belum menyerah.
Ia selalu saja mencari-cari cara untuk mendekati Luna, seolah tak peduli Luna sudah menyukai Leo.
Oliv yang menatap tajam kearah Owen dan Damian.
“Dia ngikutin kita terus,” bisik Oliv pelan ke Luna tanpa menoleh.
Luna melirik ke belakang sekilas lalu menatap lurus ke depan. “Biarin aja. Selama nggak ganggu, aku nggak mau pusing.”
Sedangkan di belakang Damian berbisik kepada Owen, "Lihat si gendut melihat kita seperti tidak senang. "
"Aku tidak perduli dengan si gendut, dia bukan seleraku"
Leo lalu mengikuti pembicaraan mereka dengan suara pelan. "Jangan seperti itu!, dia itu punya nama tidak enak didengar panggil si gendut terus"
Tapi Oliv tahu, cepat atau lambat Owen pasti akan bergerak. Ia bisa merasakan niatnya hanya dari cara dia memperhatikan Luna cara yang terlalu sering untuk dianggap kebetulan.
$Aku tidak membiarkan si omlet itu ganggu Luna, kenapa juga aku harus buat si omlet itu, pikir Oliv yang kesal.
Saat mereka sampai di gerbang sekolah, Owen mempercepat langkah dan tiba-tiba menyapa Luna dari samping.
“Luna, kamu ada waktu sebentar nggak? Mau ngobrol sebentar aja,” ujarnya sambil tersenyum, seolah-olah Leo tidak pernah ada dalam cerita mereka.
Oliv lalu menghalangi Owen, yang membuat Owen kesal karena sikap Oliv.
"Aku bicara dengan Luna bukan dengan bakpao, sana pergi! "
Oliv lalu menaruh tangannya ke pinggangnya, dan menatap tajam Owen.
"Dasar omlet!, sukanya ganggu cewek cantik. Jangan ganggu Luna, dia sedang sibuk dengan Leo! "
"Apa?, bakpao ini bicara apa?. Siapa yang kamu sebut omlet? "
"Salah siapa sebut orang bakpao, emang enak nyebut ngejek nama orang seperti itu"
Owen yang kesal ingin sekali berkelahi dengan Oliv di tahan oleh Damian, sedangkan Oliv menyuruh Leo membawa Luna untuk pulang.
Leo lalu mengajak Luna pergi, dan Oliv berhadapan dengan Owen yang sedang uring-uringan yang dicoba ditenangkan oleh Damian.
"Sudahlah Owen, masa kamu mau memukul cewek! "
"Cewek!, dia itu bukan cewek tapi babi guling yang suka mencari masalah dengan ku. Jika keluarga nya tidak setara dengan kita, sudah aku lumat dia"
Oliv yang kesal mendengar ucapan Owen, ia bukannya takut malah menantang Owen.
Kedua tangan Oliv yang ia letakan di pinggangnya, dengan berhadapan tepat didepan Owen dan Damian.
"Dasar omlet kalau punya mulut di jaga, walaupun aku seperti Luna. Aku juga tidak takut dengan cowok sok kaya seperti mu"
"Aku kira bakpao orang pendiam, ternyata bisa marah juga"
"Aku juga kira kamu pria gentle, tidak suka menghina wanita terutama fisik nya. Ternyata aku salah pria br##$$k kayak kamu, tidak boleh diperlakukan lembut"
"Apa?, kamu tadi berani memakiku!. Dasar bakpao, bukan bakpao tapi babi guling. Memang aku salah bilang seperti itu,gak pernah ngaca ya! "
"OMLET! " Teriak Oliv dengan lantang di depan mereka berdua.
Dan Owen tidak kalah, ia juga membentak Oliv dengan keras.
"BAKPAO! "
Mereka berdua terus saling mengatai, satu sama lain dengan saling bersautan yang menjadi tonton murid yang lain karena mereka bertengkar didepan gerbang sekolah.
Damian yang berdiri diantara mereka hanya bisa diam, dan mencoba menghentikan mereka berdua.
"Hentikan! " Lanjutnya. "Kalian terus bilang omlet, bakpao buat aku lapar tahu!. Jadi cukup pertengkaran kalian, jika terus bertengkar seperti ini kalian berdua bisa saling suka" Goda Damian.
Langsung saja dibantah mereka berdua dengan lantang.
"Cih.., amit-amit..!, memangnya pria di dunia ini sudah mati"
Owen juga tidak kalah dalam menolaknya. "Kalau kamu ngomong itu dipikir, si Owen pria sempurna menyukai cewek gendut kayak gini mungkin aku sudah gila! "
Pertengkaran mereka berhenti, setelah kakak Oliv datang memanggilnya.
"Oliv! " Panggil Erik kakak kedua Oliv, wakil direktur tampan.
Oliv lalu menoleh, dan pandangan mereka juga tertuju pada pria berjas rapi yang berdiri disamping mobil hitam.
Oliv menatapnya dengan ragu. Memangnya siapa pria tampan itu?, pikir Evelyn.
"Oliv, kak Erik sudah jemput kamu" Ucap Damian.
"Kakak? " Ucapnya yang terkejut.
Benar, Oliv punya dua kakak tampan yang memanjakan nya. Kalau itu Erik berarti kakak pertama Oliv, pikir Evelyn.
"Lihat otak si bakpao lagi konslet, dia tidak kenal dengan kakaknya sendiri"
"Kamu yang konslet"
Oliv lalu melambaikan tangannya dengan senyum kearah Erik, lalu ia berlari kearah Erik sambil memanggilnya dengan manis.
Damian dan Owen melihat sikap Oliv, tidak seperti dulu.
"Kenapa ya?, Oliv sekarang terlihat manis" Ucap Damian.
"Manis katamu?, kamu buta? " Ucapnya yang kesal dengan memasang wajah cemberut nya.
Akhirnya Oliv masuk kedalam mobil Erik, sambil bersikap manja bukan seperti dulu yang ragu-ragu ingin bermanja dengan saudaranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments