Keadaan semakin canggung, Navier entah harus memulai bagaimana begitupun Sagara.
Sagara benar benar tak menyangka perkataan yang ingin ia ucapkan di hatinya tiba tiba tersuarakan. Ia benar benar merasa bersalah kepada Navier.
Belum lagi Sagara takut jika Navier semakin tak nyaman jika bersamanya.
Di dalam mobil pun keduanya tak mengeluarkan suara sama sekali. Apalagi Keira yang sebelumnya berisik kini tengah tertidur di kursinya.
Sagara
Maafin aku, Navier.
Navier
Gapapa, lagipula bapak ga salah.
Navier
Itu cuma Bercanda, aku paham.
Mendengar panggilan itu entah kenapa terdengar Navier tengah memberikan jarak padanya. padahal sebelumnya Sagara tak masalah dengan panggilan itu.
Tetapi sekarang rasanya aneh.
Sagara
Panggil aku biasa saja, kamu bukan karyawanku.
Sagara
kita jadi terasa sekali canggungnya, Navier.
Sagara benar benar sedih saat Navier tak memandangnya. Kenapa ia seakan akan tengah membujuk kekasihnya yang tengah merajuk karna ulah dirinya?
Tapi Navier kan calon kekasihnya, jadi anggap saja ini pelatihan sebelum Sagara melangkah lebih maju.
Navier
Jadi, aku harus panggil gimana?
Sagara
Sayang juga bol—
Navier
pak, aku serius.
Navier
Kalo bercanda terus aku beneran bakal panggil bapak saja.
Sagara
Oke oke, panggil aku mas aja juga boleh.
Navier
Terlalu dekat, aku panggil kakak saja.
Entah kenapa raut wajah Sagara terlihat kecewa karna panggilan yang ia inginkan tak diinginkan oleh Navier. Ia benar benar ingin mendengar Navier memanggilnya dengan panggilan 'mas' akan seperti apa keadaan hatinya nanti.
Sagara
Baiklah.
Sebenarnya, Navier tak masalah untuk memanggil Sagara dengan sebutan nama saja. Tapi rasanya ia terlalu tak sopan dengan panggilan itu apalagi Navier selalu melihat umur keduanya.
Benar benar kendala dari umur.
Sagara langsung menyalakan mesin mobil dan berlari dari taman bermain itu. Sekarang ia harus mengantarkan Navier untuk pulang.
Sagara
Masukan alamat rumah kamu.
Navier mengangguk, ia langsung menambahkan alamat rumahnya yang entah kenapa membuat Sagara tersenyum.
Sagara
Sebelum pulang kamu mau mampir buat beli makan dulu?
Navier
Ga perlu.
Sagara langsung terdiam, ternyata sulit juga mendekati Navier tanpa adanya Keira.
Sebelumnya di taman bermain Navier mau melakukan apa yang keponakan cantiknya itu mau.
Tetapi sekarang Keira tengah tidur dan Sagara benar benar tak bisa mendekati Navier.
Sagara
Baiklah.
....
Perjalan benar benar tenang. Kini Navier sudah keluar dari mobil dengan Sagara yang ikut ikutan keluar dari sana.
Navier yang melihat jelas menatap bingung Sagara yang kini sudah berdiri di sampingnya.
Navier
Astaga, Kenapa ikut keluar?
Sagara
Cuman mau mastiin kalo kamu beneran selamat sampe rumah.
Navier hanya tersenyum dan ia berjalan memasuki gerbang rumahnya begitupun rumahnya.
Dirasa pintu rumah Navier sudah tertutup Sagara langsung memasuki mobilnya dengan senyumannya.
apa ia terlalu berlebihan?
Iapun langsung bergegas pulang meninggalkan permukiman rumah Navier.
Sementara Navier didalam hanya menatap lama mobil Sagara yang kini kita menjauh dari sana.
Entah kenapa rasa sedih tiba tiba ada di hatinya. Ia benar benar terlalu malu saat Sagara berkata jika menginginkan dirinya sebagai istrinya.
Sebenarnya mengerikan karna bagaimanapun keduanya baru saja bertemu.
Navier
Apa gini rasanya di dekati lelaki yang lebih tua?
Bukan Navier yang kepedean atau bagaimana, tapi dari cara bicaranya Sagara saja Navier sudah tau jika lelaki itu tengah mendekatinya.
Sementara Sagara kini sudah sampai di kediamannya, ia memasuki rumahnya dengan Keira yang berada di gendongannya masih tertidur.
Begitu di buka terlihat ada Raka yang tengah berjalan ke arahnya.
Raka
Aku datang buat jemput Keira.
Sagara
Dia gaakan nginep?
Raka
Besok masih sekolah.
Keirapun pindah alih ke gendongan daddynya, Sagara menatap keponakannya itu dengan sedih.
Raka
Libur sekolah masih bisa kesini.
Raka
Tadi jalan bareng sama kakak cantik yang di maksud Keira?
Sagara mengangguk, sementara Raka tersenyum melihat raut wajah Sagara yang kini semakin murung.
Raka
Kenapa lagi?
Sagara
Entahlah.
Sagara
Rak, kayaknya aku beneran suka sama kakak cantik yang di maksud Kei.
Raka
kamu aja masih ragu gitu.
Sagara
Engga! aku beneran suka sama dia.
Sagara
tapi kayaknya ada masalah deh.
Raka
apa masalahnya?
Sagara
Umur kita beda sepuluh tahun ternyata.
Sagara
Awal aku tau dia masih kuliah aja udah di pastiin kalo umur kita emang jauh.
Raka hanya terdiam sebari menggoyangkan badannya agar Keira semakin nyenyak di gendongannya tanpa terganggu dengan pembicaraan keduanya.
Raka
Sekalinya jatuh cinta malah sama berondong.
Sagara
Ya namanya juga cinta.
Raka
Yaudah jalanin aja dulu.
Raka
Kalo mau gunain Keira biar kalian bisa Deket.
Raka
Lagian Keira juga pasti gaakan ngelepasin dia tuh, buktinya dia terus nginggau dia.
Keira
Hihi, Kakak cantik!
Keira benar benar mengigau membuat kedua lelaki itu hanya tersenyum menatap gemas balita itu.
Sagara
Tadi emang Navier banyak main sama Keira, keduanya keliatan Deket banget.
Raka
Nah itu udah pas.
Raka
ambil hati si anak kuliahan itu.
Percakapan keduanya terhenti saat dering ponsel Raka terdengar.
Raka
Rajendra udah nelepon, aku pulang dulu.
Raka pun langsung pergi meninggalkan Sagara yang terdiam menatap pintu rumahnya yang sudah tertutup rapat.
Sepertinya perkataan Raka ada benarnya.
Sagara
Sial, kenapa jatuh cinta seperti ini!!!
Sagara
Dan kenapa pula aku jatuh cinta pandangan pertama?
Comments