Pagi yang sepi menyambut kamar tidur milik si manis dengan rambut ikalnya. kasur yang sudah rapih dengan si pemilik yang sudah berdiri di depan kaca.
Tatapannya menatap kedua matanya, Seketika senyuman tersungging di bibirnya.
Pagi hari yang menyambutnya entah kenapa rasanya berat untuk ia lewati. hari hari yang berat selalu menyambutnya tanpa henti.
Namanya selalu di teriaki dengan dalih hanya memanggil karna di butuhkan.
Apa hidupnya hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain?
Kuliah di semester akhir entah kenapa kegiatannya semakin bertambah. Bahkan ia belum ada waktu untuk menetralkan emosi dirinya begitupun skripsi yang sedang ia kerjakan.
Jika begini saja apakah ia benar benar akan lulus tahun ini? Sepertinya tidak.
Banyaknya kegiatan kampus membuat dirinya tak mempunyai banyak waktu di rumahnya yang sepi ini.
Pintu depan terbuka wajah murungnya seketika langsung berbinar.
Navier menatap senang dengan lelaki yang kini sudah berada di depan gerbang rumahnya dengan motor besarnya.
Navier
Sebentar!! Aku ngunci dulu pintunya!!
Ia berteriak entah di dengar oleh lelaki itu atau tidak. Tetapi yang pasti Navier menyuruh lelaki itu untuk menunggu sebentar.
Setelah selesai Navier langsung berlari ke arah gerbang dan begitu ia buka terlihat seorang lelaki yang lebih tinggi darinya tengah duduk di atas motornya.
Navier
Udah lama nunggu?
Elrick
Engga juga sih, ayo yang lain udah nunggu.
Navier tersenyum dan mengangguk.
Elrick adalah salah satu temannya, tapi bukan teman dekat karna memang Navier lumayan pemilih untuk hal itu.
tetapi Elrick selalu ada ketika Navier membutuhkannya hingga beberapa hari yang lalu Elrick membicarakan hal yang serius bersama dirinya.
Elrick
Lupain soal itu, aku suka sama kamu tapi aku gamau kamu terbebani karna ungkapan aku.
Navier yang sebelumnya membayangkan kejadian itu jelas mengulung bibirnya.
Navier
Iya, Maaf aku belum bisa jawab.
Elrick
Gapapa, asal hubungan kita masih dekat aku gamasalah.
Elrick
Kalo kamu ngejauh itu yang jadi masalah.
Elrick terkekeh dan Navier bingung harus membalas bagaimana lagi. Beruntung jalanan ramai yang membuat keduanya tak bisa banyak berbincang.
....
Sagara terdiam menatap berkas yang kuat membuatnya pusing. tumpukan pekerjaannya bukan tak bisa ia kerjain tetapi tumpukan itu selalu datang seiring datangnya waktu.
Membuatnya tak bisa selesai dan bersantai selalu.
Sang sekertaris memasuki ruangan dengan setumpuk berkas lagi di kedua tangannya. Senyuman tengilnya dapat Sagara rasakan meskipun ia tak melihatnya.
Memiliki sekertaris dengan masa kerja lebih dari 7 tahun membuat keduanya dekat bukan hanya sekedar bos dan bawahan.
Sagara
Merinding.
Lian
Semangat kerja pak, selain saya siapa lagi yang nyemangati bapak?
Lian
Jelas gaada.
Ucapan tengil Lian membuat Sagara terdiam. Memang ucapan semangat hanya dari Lian saja meskipun terkadang Keira juga selalu mengatakannya.
Hanya mereka.
Lian
Sebenernya bapak ngejar apa sih? Saya lumayan penasaran.
Lian melihat beberapa berkas yang masih menumpuk di meja kerja. Sagara langsung menyandarkan tubuhnya menghela nafas sejenak sebari memijat tangannya yang lumayan pegal.
Sagara
Ga ngejar apa apa.
Sagara
Hidup kalo ga kerja ya miskin.
Lian
Saya setuju sama bapak, tapi bapak juga butuh pendamping.
Lian
Udah kepala tiga kan?
Sagara
biar itu urusan nanti.
Sagara
Kamu balik kerja sana!
Membuat kesal Sagara memang ahlinya Lian. Lelaki pirang itupun langsung keluar dari ruangan dengan senyumannya lagi tetapi kali ini lebih lebar.
Terdengar sebuah notip dari laptopnya dan terlihat keponakannya lagi lagi mengirim pesan kepadanya.
Membuat moodnya lumayan sedikit naik.
Tetapi senyumannya itu tak bertahan lama ketika ia tak sengaja menscroll sebuah akun media sosial dengan wajah yang seperti ia kenali.
Sagara
Navier?
Sagara
Beneran Navier ternyata.
....
Ting!
Navier
Sagara Devendra?
Navier terkejut ketika ia melihat notip media sosialnya yang di ikuti oleh Sagara, ia tak tau harus memanggilnya dengan apa karna bisa Navier yakin jika lelaki itu umurnya jauh lebih tua darinya.
Melihat postingan yang isinya perihal bisnis dan rekan bisnis membuat Navier tak enak jika berbicara santai dengannya.
Navier
Tapi, ngapain dia ngikutin akun aku?
Elrick
Siapa yang ngikutin kamu?
Navier terkejut dengan kehadiran tiba tiba dari Elrick, sementara lelaki tinggi itu hanya terdiam menatap tangan dengan kedua tangan penuh dengan tentengan.
Navier
Bukan apa apa.
Navier
Sini aku bantu.
Elrick
Ga perlu, kamu pasti lelah karna dari tadi ga istirahat.
Elrick
Udah kamu istirahat dulu aja.
Navier
Tapi aku ga enak, yang lain udah cape cape kerj—
Elrick
Apa perintah ada buat di langgar?
Navier terdiam saat Elrick berkata seperti itu, ia langsung duduk begitu Elrick mengarahkan dirinya untuk duduk dengan kepalanya.
Elrick
Istirahat disini, nanti aku bawakan air buat kamu.
NAVIER!!!
Elrick
DIAM BAJINGAN!! BIARIN DIA ISTIRAHAT DULU!!
Navier terkejut saat Elrick memarahi seseorang yang sudah memanggil dirinya, tetapi ekspresinya tiba tiba berubah saat Elrick menatap Navier.
Comments
s'բɾҽղzԵ♀♂
lanjut thor
2025-06-06
1