Semenjak hari itu pikiran Sagara tak kunjung lepas, Ia benar benar lupa menanyakan nama dari lelaki manis itu.
Bagaimana tidak? keponakannya terus saja menelepon lewat nomor adiknya yang membuat Sagara tak bisa berlama lama untuk menemani si manis.
Kini, dengan tubuh kecil yang ia gendong keduanya tengah berjalan menuju supermarket yang akan mereka tuju.
Tujuan kali ini untuk membeli makanan untuk keponakan manisnya ini.
Sesampainya disana, Sagara mengambil troli dan mendudukan keponakannya disana. Sementara si manis tertawa geli saat Sagara menciuminya.
Keira
Hihi geli!! Uncle geli!!
Keira terus mendorong wajah Sagara membuat si paman menjauhkan wajahnya dari wajah keponakan cantiknya itu.
Sagara
ayo kita beli makanan, Kei.
Keduanya berjalan menuju beberapa rak makanan, hari ini adik dari Sagara memang sengaja menitipkan Keira kepadanya.
Karna memang Keira rewel ingin bersama sang paman dan sebuah kebetulan juga jika adik dari Sagara ini harus pergi bersama suaminya keluar kota untuk seharian full.
saat Sagara sampai di rak susu untuk Keira tiba tiba seseorang menyapa dirinya. Reflek iapun menoleh terkejut saat melihat siapa yang sudah menyapanya.
Navier
Oh! aku benar, ternyata ini kamu.
Navier
Maaf aku gatau namamu.
Melihat senyuman Navier entah kenapa seperti ada sesuatu yang kosong dapat Sagara lihat. Meskipun Navier menatapnya binar tetapi Sagara yakin jika itu bukanlah tatapan binar sebenarnya.
Sagara
Sagara.
Navier
Salam kenal, Aku Navier.
Senyumnya, pandangannya kini beralih ke arah Keira yang tengah mendongak menatapnya.
Navier
Hai manis, siapa namamu?
Keira
Keila.
Navier
Keila?
Sagara
Keira.
Navier mendongak sejenak dengan senyumannya hingga pandangannya kembali beralih ke si manis cantik yang terus menatap dirinya.
Navier
Halo Keira.
Navier
Oh! Maaf aku sudah menganggu waktumu.
Navier
Soal waktu itu aku beneran mau berterima kasih.
Navier
Makasih karna udah bawa aku ke rumah sakit.
Navier benar benar tak sempat berterima kasih karna Sagara pergi hanya pamit karna ada urusan penting saja.
Bahkan ia lupa menanyakan kontak dan kini berakhir dengan tidak sengaja bertemu.
"NAVIER?!!!"
Navier
Sepertinya aku sudah di cariin.
Navier
Aku duluan ya, Bye Keira, Sagara.
Setelah berpamitan dengan si kecil Navier tak lupa tersenyum dan menunduk sedikit ke arah Sagara.
Sagara
Dia benar benar sibuk.
Sagara
Kei, Uncle bahkan belum jawab perkataannya.
Si manis mendongak seakan akan mengerti apa yang di ucapkan pamannya ini.
Keira
Uncle cuka?
Sagara
Menurutmu? Apa Uncle suka sama dia?
Keira mengangguk seolah olah kembali paham dengan pertanyaan Sagara.
Keira
Cantik! Kei cuka!!
Keira
Uncle juga pasti cuka!!
....
Ternyata sepasang paman dan keponakan ini banyak menghabiskan waktu di luar. Bahkan mereka tak sadar jika kedua orang tua Keira sudah menunggunya di rumah Sagara.
Begitu masuk, Sambutan dari adik Sagara mengelegar membuat Keira meminta turun dari gendongan pamannya.
Keira
Mom!!!
Anak kecil itu berlari menuju sang ibu yang sedang merentangkan kedua tangannya.
Sagara
Bareng Raka?
Rajendra
Iya, dia lagi ikut mandi di dalem.
Rajendra, adik dari seorang Sagara. Keduanya hanya berbeda 2 tahun saja tetapi Rajendra memutuskan menikah untuk mendahului kakaknya.
Sagara jelas tak masalah. Karna melihat jodoh adiknya begitu dekat iapun tak bisa menghambat jalan keduanya.
Asal sekarang ia mempunyai keponakan yang lucu dan manis.
Keira
Mom tadi Uncle ketemu cama kakak cantik!!
Keira
Kei cuka kakak itu.
Ucapan si manis jelas mengundang tatapan tanya Rajendra. lelaki ini pun langsung menatap Sagara yang tengah memasukan belanjaanya.
Sagara
Cuman kenalan dan kebetulan Kei suka.
Rajendra
Beneran cuman kenalan? Aku ga yakin itu kenalan biasa.
Kekehan Rajendra entah kenapa terdengar menjengkelkan di kedua telinga Sagara yang membuatnya mengabaikan ucapan sang adik.
Tak lama Raka keluar dari kamar mandinya dengan keadaan cukup segar membuat putrinya langsung berlari ke arahnya.
Raka
Astaga anak Dad, gimana sama Uncle kamu?
Keira
Senang, Kei senang Dad!!
Rajendra
Itu emang demennya kamu Kei.
Sang ibu menembal, melihat keluarga kecil ini entah kenapa tak membuat Sagara iri untuk segera menikah.
Umur yang mau kepala tiga jelas selalu mendapatkan pertanyaan perihal kapan dirinya akan menikah.
Dan selalu di bandingkan dengan Rajendra yang sudah memiliki Keira.
Rajendra
kenapa belanjaan kamu penuh sama jajanan buat Keira?
Sagara
Itu Keira yang pilih.
Rajendra hanya menggeleng, jika Sagara bersama dengan Keira memang lelaki itu tak bisa menolak dengan keinginan Keira yang kadang membuat kedua orang tuanya kewalahan.
Rajendra
Jangan di biasain, nanti anaknya kebiasaan.
Sagara
Tapi aku ga tega Dra.
Rajendra
Plis jadi orang tegaan, aku gamau anak aku jadi kebiasaan karna sikap kamu ini.
Sebenarnya ini sudah Omelan dari kesekian kalinya, tetapi Sagara tetap saja melakukannya secara berulang membuat Rajendra kadang bukan hanya mengomelinya tapi juga memarahinya.
Sagara
Kamu buat makanan, aku bakal mandi bareng Keira.
Sagara langsung mengendong Keira yang kebetulan tengah duduk di pangkuan Raka yang tadi sudah duduk di sofa.
Sagara
Ayo anak manis mandi.
Keira
Kei mau Wek Wek Uncle.
Sagara
Oke, banyak Wek Wek menunggu kamu di kamar mandi.
Setelah keduanya berlalu kini hanya tertinggal Raka dan Rajendra saja.
Raka
Dia beneran udah ga kepikiran buat nikah?
Raka
Padahal kita udah berusaha buat dia mau nikah.
Rajendra
Gatau juga, bisa aja Keira yang malah narik jodohnya dia.
Comments
Rey (:~)
mau apa cenah dek/Sob/
2025-06-07
1