Lelaki tinggi ini kini tengah terduduk di dalam cafe dengan kopi panas yang masih penuh, pandangannya melihat ke arah lapangan yang berada tepat di samping Cafe tersebut.
Ia tengah menikmati waktu liburnya tetapi ada sesuatu hal yang menarik perhatiannya. terlihat seorang pemuda tengah tersenyum menerima kertas yang entah ia tak tau kertas apa itu.
yang pasti pemuda itu terlihat sangat sibuk, pasalnya banyak beberapa pemuda lain yang terus memanggil namanya.
"NAVIER!!"
yang terdengar namanya adalah Navier, meskipun lelaki ini tengah berada di dalam cafe entah kenapa teriakan dari pemuda yang berada di lapangan itu cukup terdengar keras.
Sagara
Navier? Cantik juga namanya.
Sagara Devendra, seorang lelaki tua sebut saja begitu karna itu adalah sebutan langsung dari keponakannya untuknya, bisa dibilang Sagara adalah seorang lelaki single yang sudah memasuki kepala tiga.
Bukan Sagara tak mau untuk mencari pasangan, tetapi hatinya belum menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.
Tetapi sebentar, sepertinya ada sesuatu yang lumayan menarik. ini adalah perasaan yang jarang sekali Sagara rasakan.
Ia menatap serius lelaki yang ada di lapangan itu, lelaki itu tengah terduduk sebari menyeka keringat dari dahinya. terlihat sangat lelah tetapi baru beberapa detik lelaki manis itu duduk ternyata namanya kembali di panggil.
"NAVIER SINI!! INI PERLU DI CEK!"
Itu teriakannya, Kedua halis Sagara berkerut.
Sagara
Dia kayaknya terkenal disana.
Sagara kembali menyeruput kopinya, hingga pandangannya terkejut saat lelaki yang sedari tadi menarik perhatiannya berjalan cepat menuju cafe dimana ia berada.
Tring!
Sampai dimana lelaki manis itu masuk, entah kenapa Sagara tiba tiba menahan nafasnya dan jantung jelas terpacu cepat, belum lagi rasa gugup tiba tiba terasa.
Astaga, sebenarnya Sagara ini kenapa?
hingga tak lama.
BRUK!!!
Sagara menoleh cepat dan terlihat lelaki itu sudah terjatuh tak sadarkan diri, jelas Sagara langsung berlari ke arahnya sebelum kerumunan mulai berkumpul.
Ia langsung menepuk pelan pipi yang lumayan lem—
Tunggu, cepat tolong dia Sagara.
Sagara langsung mengendong lelaki itu, ia menoleh sejenak untuk mengetahui dimana posisi pintu keluar berada.
Sagara
Saya akan bawa dia ke rumah sakit, Tolong kabari teman temannya yang ada di lapangan.
....
Di rumah sakit, Sagara masih duduk diam memandang lelaki yang ada di hadapannya itu. Lelaki manis itu masih betah terlelap bahkan beberapa temannya sempat datang tetapi kembali pulang dengan alasan banyak persiapan acara yang perlu di kerjakan.
Alhasil Sagara tak bisa kemana mana sebari menunggu lelaki ini bangun. tak masalah lagipula ini adalah hari liburnya juga.
Sagara mendongak menatap pesan yang di kirim keponakannya melalui ponsel sang adik, ia terkekeh sejenak ketika keponakannya mengirim banyak pesan hanya karna Sagara tak datang untuk berkunjung.
Navier
Ugh!
Sagara terkejut dengan lenguhan itu, ia langsung menatap lelaki itu dan menyimpan ponselnya.
Sagara
Ada yang sakit?
Sagara memang terlihat panik, pasalnya Lelaki itu terus mengerutkan halisnya seperti menahan sakit.
Sagara
Saya panggilkan dok—
Tangan Sagara tiba tiba di genggam pelan oleh tangan lelaki itu, dan secara tiba tiba lelaki itu menangis membuat Sagara semakin panik.
Sagara
Kenapa? kenapa?
Sagara
Lebih baik saya pang—
Navier
Ga usah, aku cuman mau nangis.
Mendengar tangisan pilu dari lelaki itu entah kenapa membuat Sagara langsung terdiam dan secara perlahan mengenggam tangannya mencoba menenangkan.
keduanya masih terdiam dengan Navier yang masih menangis dan Sagara yang terdiam karna bingung harus menenangkan bagaimana selain mengusap tangannya.
Tiba tiba tangisan terhenti dan hanya isakan yang tersisa.
Sagara
Cape?
Navier jelas mengangguk, ini kali pertamanya dimana emosi yang selalu ia pendam keluar begitu saja, ini kali pertamanya juga dimana ia merasa nyaman dengan orang baru yang bahkan belum ia kenal.
Kedua matanya sedikit sembab dan dengan cepat Sagara mengusapnya dengan tisu secara perlahan.
Sagara
Sudah mendingan?
Navier kembali mengangguk, suara lembut Sagara entah kenapa membuat Navier sedikit tenang.
Sangat berbeda seperti sebelumnya.
Navier hanya menoleh memandang wajah Sagara yang kini tengah memandangnya kembali.
keduanya terdiam terhanyut dengan pandangan masing masing, Sagara terhanyut dengan pandangan kosong Navier sementara Navier terhanyut dengan pandangan yang entah Kenapa membuatnya tertarik untuk menatap Sagara lebih lama.
Rasanya Navier merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan.
Navier
Maaf jadi merepotkan.
Sagara
Ga masalah, Saya senang kalau kamu baik baik saja.
Sagara
Setidaknya begitu.
di kalimat terakhir Sagara sedikit bergumam saat pandangannya bertemu dengan kedua mata cantik milik Navier, meskipun cantik entah kenapa rasanya Sagara tak melihat jiwanya disana, apa itu hanya perasaanya saja?
.....
Tatapan kosong yang membuat Sagara tertarik, haruskah Sagara menarik perhatiannya?
Comments
Rey (:~)
bagus nama kamu juga tauu, berdamage
2025-06-07
2
Rey (:~)
sempet sempetnya lu bang/Sob/
2025-06-07
1
Rey (:~)
bukan harus, tapi wajiib
2025-06-07
1