 
            MY POSESIF BODYGUARD
...BANTU LIKE YA!!...
...***...
"Gaby!!"
Panggil seseorang kepada gadis cantik yang sedang berjalan santai di koridor sekolah.
Mendengar namanya dipanggil, gadis itu menghentikan langkah dan menoleh kebelakang melihat siapa yang memanggilnya.
Mata hazel-nya mengerjap pelan senyumnya merekah lebar memperlihatkan permen karet di dalam mulut.
"Via!!" Teriak gadis cantik itu sambil melambaikan tangan.
Gaby Lovania Frederick.
Atau kerap dipanggil Gaby oleh teman-temannya dan orang terdekat, memilik wajah cantik hidung bangir dan mata Hazel, rambut sepinggang lurus selalu di urai cantik, usianya baru 17 tahun dan sekolah menengah atas kelas 12.
Apakah Gaby ini siswa pintar yang selalu juara di sekolah? Atau selalu ikut lomba cerdas cermat seperti matematika?
Ah tidak. Gaby bukanlah siswa yang selalu mendapatkan juara di sekolah.
Tidak memiliki bakat? Tentu saja Gaby memiliki bakat, yaitu melukis.
Mungkin dalam lukis melukis Gaby juaranya, bahkan selalu mewakili sekolah untuk lomba melukis.
Gaby juga bercita-cita menjadi desainer seperti almarhum mamahnya.
Bahkan saat ini butik milik mamahnya masih beroperasi dan Gaby yang melanjutkannya, tentu saja dengan bantuan sang ayah dan tangan kanan mamahnya yang masih setia bekerja di sana.
Frederick Wijaya nama Daddy Gaby. Si pemilik sekolah Frederick High School yang saat ini Gaby tempati dan salah satu orang terkaya di kota itu.
Gaby merupakan anak tunggal, pewaris satu-satunya perusahaan Frederick Wijaya.
Sementara sang mamah sudah lama meninggal sekitar tiga tahun lalu. Sampai saat ini Frederick belum memiliki istri lagi, bukan karena Gaby yang melarangnya untuk tidak boleh memiliki istri lagi, tapi pria itu yang tidak menginginkannya.
Frederick selalu berkata. Istrinya hanya satu tidak akan tergantikan. Mungkin cintanya sudah habis di almarhum mamahnya Gaby.
Usia Frederic saat ini 35 tahun. Ya, memang masih terbilang muda untuk menikah lagi.
Dulu Frederick dan Istrinya menikah muda bahkan mereka masih berstatus sekolah dan langsung memiliki anak yaitu Gaby.
Frederick begitu posesif kepada istrinya yang merupakan gadis tercantik dan terpopuler di sekolah, mungkin separuh siswa cowok di sekolah menyukainya.
Karena takut istrinya direbut oleh pria lain, tanpa pikir panjang Frederick pun menikahi mamahnya Gaby.
"Ada apa Vi?" Tanya Gaby.
Saat ini gadis itu sudah berdiri dihadapan Gaby.
Via Adisti. Wajahnya tak kalah cantik dari Gaby, rambut sebahu matanya bulat dan hidung bangir, tinggi badannya lebih pendek dari Gaby. Via terlihat imut dengan jepitan rambut berwarna pink bentuk mawar.
"Mau pulang sama siapa? Dijemput nggak sama si om tampan itu?" Tanya Via sambil nyengir memperlihatkan gigi gingsul-nya.
Ya memang saat ini waktunya pulang sekolah.
Gaby memutar bola mata jengah mendengar kata 'om tampan' yang keluar dari mulut mungil sahabatnya.
"Tampan apanya? Kanebo kering gitu" Ucap Gaby dengan malas.
"Cek, orang tampan banget malah dikatain kanebo kering!!"
Gaby hanya menghela nafas, dan berfikir.
'Si Om jemput nggak ya?'
"Hmm, kayanya gue pulang sama Dion deh emangnya kenapa?"
Dion, cowok tampan ketua basket merupakan pacarnya Gaby.
Via menghela nafas pelan, bibirnya mengerucut wajahnya berubah kecewa.
Gaby yang melihat perubahan raut wajah Via, seketika merasa heran, ada apa dengannya.
"Gue kira lu dijemput tadinya sih pen ikut numpang, soalnya gue nggak di jemput sama supir" Jawab Via lesu.
Jika Gaby pulang bersama Dion itu artinya Via harus pulang sendiri naik taksi atau ojek online. Ah, malas sekali.
Gaby mangut-mangut, ternyata itu alasannya.
"Ooh gituu, yaudah bareng sama kita aja!!"
"Ishh!!"
Plak.
"Aduuh Via iih!!" Gaby meringis sambil mengelus tangannya yang dipikul Via, sedikit terasa sakit.
Via mendelik tak perduli.
"Lagian Gue ikut dimana? Dion kan bawa motor" sebalnya.
Gaby cekikikan. "Di dalam jok, lu kan pendek tuh jadi masuk di Jok. Hahaha---upss!!"
Gaby menutup mulutnya saat preman karet yang ada di dalam mulut hampir saja keluar gara-gara tertawa.
Via yang melihat itu bergidik jijik.
"Iih jorok!!"
Gaby hanya nyengir, berjalan mendekati tempat sama dan meludah membuang permen karet yang ada di dalam mulut. Setelah itu kembali mendekati sang sahabat.
Via menggembungkan pipinya kesal. Nasib jomblo memang seperti ini.
"Aruna sama Naura di mana? Lu ikut sama mereka aja"
Ya, selain Via Gaby juga memiliki dua teman lain, tapi entah kemana mereka sekarang.
"Ah lu kaya nggak tau mereka aja!! Mereka udah pulang sama pacar masing-masing." Keluh Via.
Dan di antara mereka hanya Via lah yang tidak memiliki pujaan hati. Ah tidak, tepatnya Via itu Gamon alias gagal move-on, padahal yang menyukai Via banyak, tapi gadis itu terjebak cowok masa lalunya.
Gaby menghela nafas panjang di hembuskannya secara kasar. Terkadang Gaby kasian dengan Via yang gamon.
"Makanya nggak usah Gamon-gamon deh, udah lupain mantan lu itu, cowok yang suka sama lu banyak, Vi!!"
Tapi terkadang Gaby juga greget dengan kegamonan sahabatnya ini.
Via memutar bola mata jengah.
Selalu saja seperti ini, mereka menyuruhnya untuk melupakan mantan tercintanya, tidak tau saja bagaimana cintanya Via kepada cowok itu.
"Apa sih Lo, gue benar-benar cinta sama kak Bara!!"
"Gui binir-biniri cinti simi kik Biri. Apaan bacot kata gua mah, Vi!!" Cibir Gaby.
Mungkin mulut Gaby sampai berbusa pun Via tidak akan mendengarnya.
Via menghela nafas kasar, tidak memperdulikan cibiran Gaby atau merasa sakit hati karena itu sudah biasa.
"Udah nih ya, daripada gamon mending---"
"Ada apa ribut-ribut para gadis-gadis cantik!!"
Ucapan Gaby tiba-tiba terhenti ketika ada cowok heboh menghampiri mereka.
Cowok itu langsung merangkul bahu kecil Via wajahnya petantang petenteng terlihat tengil sekali.
Gaby dan Via langsung menatapnya.
"Naaah kebetulan banget Vi, lu pulang bareng Liam aja." Saran Gaby.
Cowok yang bernama Liam itu menaikan sebelah alis, lalu menatap Via yang masih di rangkulnya.
Via tersenyum miring, yang benar saja Gaby menyuruhnya pulang bersama cowok playboy ini.
"Ogah banget!! Nanti gue di keroyok sama cewek-ceweknya si Liam!!"
Tolak Via mentah-mentah sambil menatap Liam sinis.
"Pffttt.....Hahaha!!"
Mendengar ucapan Via, Gaby langsung tertawa ngakak, sementara Liam hanya tersenyum kecut.
"Udah ah gue pulang pake taksi aja."
Via menghempaskan tangan Liam dari bahunya lalu ingin berjalan namun.
"Etsss, tunggu dulu Via!!" Cegah Liam sambil mencekal tangan Via.
Dengan malas Via menatapnya. "Apa siih?"
"Pulang bareng gue aja, rumah kita kan satu arah!!"
Tersenyum lebar penuh ketulusan, Liam menawarkan diri untuk mengantar Via pulang karena rumah mereka satu arah juga.
Gaby yang melihat senyuman cerah Liam seketika berdecih sinis melipat tangan di depan dada.
'Si playboy cap gajah ini mau deketin Via.' Batin Gaby sangat paham dengan gelagat buaya Liam.
Kening Via mengerut nampak berfikir. Sebenarnya Via mau-mau saja di antar oleh Liam, agar uangnya tetap utuh tidak membayar taksi.
Tapi yang membuat Via malas pulang bersama Liam adalah, pasti berurusan dengan pacar-pacarnya Liam yang jamet itu.
"Tapi gue nggak mau kena masalah gara-gara pulang bareng lo."
Liam itu cowok playboy, pacarnya dimana-mana mungkin separuh gadis di sekolah ini pacarnya Liam.
"Cek tenang aja, lu nggak akan kena masalah. Udah ayok kita pulang!!"
Liam menarik tangan Vi begitu saja nampaknya cowok itu tidak mau di tolak.
"Gue duluan Gab." Pamit Via terburu-buru karena Liam terus menariknya.
"Okee!!" Sahut Gaby.
"Heeh Liam, antar Via sampai rumah ya, awas aja kalau lecet gue gibeg lu!!" Peringatan Gaby.
Liam tidak menyahut, hanya mengacungkan jari tengahnya. Sungguh menyebalkan sekali bukan.
.....
"Sayang!!"
Teriak Gaby sambil berjalan cepat menghampiri seorang cowok yang sedang berdiri di dekat motor sport hitam.
Cowok itu menoleh, senyumnya langsung merekah lebat saat melihat Gaby.
"Lama nggak nunggu aku?" Tanya Gaby sambil bergelayut manja di tangan cowok itu.
Dion tersenyum, mengelus lembut kepala Gaby. "Nggak kok biasa aja"
"Mau langsung pulang? Atau jalan-jalan dulu?" Tanya Dion menatap Gaby penuh cinta.
Dion Michio Adyison. Cowok tampan dengan tinggi 180 itu merupakan pacar Gaby. Mereka berpacaran sudah 5 bulan lamanya.
Gaby tersenyum mengangguk antusias.
"Aku mau jalan-jalan dulu sebelum pulang!!"
"Oke, pake helm dulu ya!!"
Dion mengambil helm di atas motor khusus untuk Gaby bahkan Dion sendiri yang membelinya, ingin memakaikannya kepada gadisnya itu namun.
"Ehem."
Pergerakan Dion terhenti ketika mendengar deheman seseorang.
Kedua sejoli itu langsung melihat ke sumber suara.
Mata Gaby mengerjap terkejut saat melihat seseorang yang di kenalinya.
"Om?" Ucap Gaby.
Tidak jauh dari mereka ada seorang pria dewasa.
Pria itu berjalan mendekat, satu tangannya di masukan ke dalam saku celana, raut wajahnya datar dan dingin.
Penampilan pria itu begitu rapih seperti orang kantoran. Tubuhnya tinggi tegap seperti model dan wajahnya lebih tampan dari Dion, bahkan tinggi badannya pun melewati Dion sekitar 188cm, walaupun begitu di mata Gaby tetap Dion yang paling tampan.
"Om, ngapain di sini?" Tanya Gaby raut wajahnya langsung berubah kesal.
Gaby selalu merasa kesal dengan pria tampan ini, puncaknya setelah kejadian satu minggu lalu.
Gaby rasa itu adalah hal paling terburuk dalam hidupnya. Berharap hanya mimpi, tapi kenyataan tidak bisa di rubah menjadi mimpi.
Kini statusnya berubah gara-gara pria itu.
***
LIKE, VOTE KOMEN!!! Makasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
ChaManda
Hi, Kak, sedikit masukan dari aku tentang penulisan kata "Di"
Kalau setelah Di adalah kata kerja, maka disambung, ya, contohnya: dipanggil, dinikahkan, dan didengar.
Sedangkan kalau setelah Di adalah kata benda atau tempat, maka dipisah, contohnya: di meja, di sekolah dan di dapur.
Semangat! Semoga membantu🤗
2025-06-01
  1
Tiwik
Ayahnya si gaby muda bingit diumur 35 udah punya anak umur 17 tahun nikahe pas masih sma itu ya thor
2025-06-06
  2
IG:tatuuu_my
Batu like, komen ya guys☺️🙏
2025-06-01
  2