episode 5
Kegiatan berkeliling sekolah hampir selesai. Kini Alena dan juga Alvaro tengah mengistirahatkan tubuh nya dahulu di bangku taman belakang sekolah. Suasana di sana tampak asri dan juga teduh. Itulah alasan Alena memilih mereka berdua istirahat di sana.
Awalnya mereka duduk dengan jarak yang cukup jauh, namun lama kelamaan Alvaro semakin Mendekatkan dirinya ke arah Alena. Tanpa disadari oleh Alena, Alvaro sudah sangat dekat dengan nya
Alvaro
"Lo cantik banget,"
Alena
"Lo bisa jauhan dikit nggak? Gue kurang nyaman,"
Tanpa diduga, Alvaro malah semakin merapatkan tubuhnya, lalu menumpukan kepalanya di bahu Alena. Hal itu tentu saja membuat Alena kaget sekaligus heran.
Alena
"Emm maaf Al, jangan gini. Nanti kita dilihat sama yang lain,"
Alvaro
"Gue capek. Biarin gini dulu bentar,"
(Gumamnya)
Alena sungguh heran dengan sikap Alvaro yang aneh sejak tadi pagi. Karena tidak enak, Alena pun membiarkan Alvaro menyandarkan kepalanya di bahunya.
Lama menunggu Alvaro tertidur, Alena pun ikutan mengantuk. Sesekali Alena menguap, namun Alena berusaha menahannya, karena sebentar lagi sudah jam istirahat kedua. Dirinya tidak mau siswa-siswi lain melihatnya tengah bersama Alvaro.
Alvaro mengerjapkan mata nya perlahan. Sungguh dirinya sangat mengantuk. Untung saja dirinya bisa istirahat sebentar lalu tidur. Akhir-akhir ini Alvaro kesulitan untuk tertidur dan juga istirahat.
Alena
"Masih ngantuk yaa?"
Alena
"Maaf ya, kita harus balik ke kelas,"
Alena merasa tidak enak, karena sudah membangunkan Alvaro.
Alvaro yang sudah lebih dulu beranjak dari duduknya, lalu mengulurkan tangannya.
Alena bangkit dari duduk nya tanpa membalas uluran tangan Alvaro.
Alena
"Nggak perlu pegangan,"
Alvaro langsung saja meraih tangan Alena, lalu digenggamnya dengan erat.
Alena yang hanya dihiraukan oleh Alvaro. Alena sudah jengah dengan sikap Alvaro yang di rasa sudah keterlaluan.
Kini mereka berdua tengah berjalan di koridor. Tepat saat itu, bel istirahat berbunyi. Banyak Siswa-siswi yang mulai berhamburan keluar dari kelas. Satu tujuan mereka, yaitu kantin.
Alvaro
"Lo mau ke kantin lagi nggak?"
Dilihat nya wajah sebal Alena yang terlihat menggemaskan di mata Alvaro. Jangan lupakan, tangan keduanya masih tertaut erat.
Dirinya masih kesal dengan perlakuan semena-mena Alvaro kepadanya.
Alvaro mengecup singkat pipi Alena, membuat sang empunya melotot karena kaget. Tangan nya reflek memegang pipi yang baru saja di cium oleh Alvaro. Tidak hanya Alena yang terkejut, siswa-siswi yang berlalu lalang di sekitar mereka juga kaget melihat aksi Alvaro.
Jantung Alena berdetak dengan sangat kencang, akibat ulah Alvaro. Pipinya memerah seperti kepiting rebus.
Siswi
"Gue nggak salah lihat kan?"
Satu siswi pada temannya sembari mengucek kedua matanya.
Siswi
"Nggak, Alena memang di cium sama murid baru itu,"
teman nya yang masih cengo, menatap adegan di depan matanya
siswa
"Pantesan Alena sering nolak gw, ternyata dia udah punya pacar,"
Salah satu siswa miris sembari memegang dadanya.
Dirinya sebagai salah satu siswa yang mengidolakan Alena kini harus pupus saat melihat idola nya tengah di cium oleh murid baru yang ia akui sangat tampan.
siswa
"Sabar bro... Hati gue juga potek nih,"
Temannya menyemangati padahal dirinya juga butuh penyemangat.
Begitulah bisik-bisik siswa- siswi yang melihat secara langsung adegan romantis dengan mata kepala mereka sendiri. Sementara sang pelaku hanya acuh karena sudah mencium Alena. Melihat Alena yang menggemaskan, membuat Alvaro reflek mencium pipi Alena.
Alena yang masih diam mematung, setelah tersadar langsung saja menghempas tangan Alvaro yang masih memegang sebelah tangan nya. Alena berlari menuju kelas nya. Dirinya sungguh malu karena kelakuan Alvaro. Ingin marah, entah kenapa dirinya tidak bisa.
Desas Desus Alvaro mencium Alena sudah tersebar begitu saja. Banyak teman kelas Alena yang menanyakan hal tersebut namun Alena hanya menjawab nya dengan alasan salah paham.
Saat ini, Alena yang tengah berusaha menghilangkan rumor namun nyata itu dari teman-teman nya. Lain hal dengan Alvaro, laki-laki itu hanya acuh dan kini hanya duduk manis di salah satu bangku yang tersedia di TKP alias tempat kejadian perkara dirinya mencium pipi Alena beberapa menit yang lalu. Beberapa siswi mulai mendekati Alvaro meminta penjelasan.
Siswi
"Alvaro, kamu pacaran ya sama Alena?"
Siswi
"Yahh, kita nya udah keduluan dong,"
Alvaro hanya menatap datar siswi dihadapannya.
Siswi
"Kamu udah pacaran lama sama Alena?"
Siswi
"Nggak ada niatan nyari cewe lagi Al?"
Alvaro
"Ck, Alena sudah sempurna,"
Alvaro
"Mending kalian pergi!!"
Merasa hawa yang sudah tidak enak, para siswi-siswi yang menjadi wartawan dadakan itu segera melenggang pergi dari hadapan Alvaro.
Bel pulang sekolah berbunyi. Selama pembelajaran jam akhir, Alena tidak melihat batang hidung Alvaro. Akan tetapi, Alena tidak memperdulikan hal itu, dirinya hanya fokus belajar. Dirinya bersyukur karena Alvaro tidak masuk ke kelas. Itu artinya, dia tidak perlu pusing menghadapi kelakuan Alvaro yang sangat aneh di matanya
Kini Alena sudah bersiap untuk pulang. Dirinya menatap Wulan sejenak. Baru saja hendak menghampiri, Gilang sudah datang terlebih dahulu mencegat Alena.
Gilang
"Al kuy pulang bareng!!"
Gilang yang dapat didengar oleh Wulan. Tidak ingin lama-lama melihat hal itu, Wulan langsung saja pulang tanpa berpamitan kepada Alena seperti biasanya. Hal itu tidak luput dari pandangan Alena. Alena hanya bisa menghela napas pelan melihat Wulan yang mulai menjauhinya
Alena
"Emm maaf lang, Gue pulang sendiri aja,"
Gilang
"Yahh padahal gue maunya pulang sama Lo. Terus kita mampir sebentar di warung bakso pak Mamat,"
Mendengar penuturan Gilang, Alena merasa tidak enak. Dirinya tidak mau Wulan semakin jauh dengannya karena masalah sepele.
Alena
"Maaf ya lang. Em itu..."
Tiba-tiba saja seseorang menarik lengan Alena.
Alena berusaha melepas tangan Alvaro yang memegang lengannya. Alvaro hanya diam.
Gilang
"Lo jangan kasar dong sama cewe,"
Gilang yang ingin melepaskan lengan Alena dari cekalan Alvaro.
Alvaro
"Jangan sentuh cewe gue!!"
Alvaro membuat Gilang kebingungan.
Alvaro
"Iya, Alena cewe gue."
Mendengar itu, Alena menatap cengo Alvaro. Baru saja hendak melayangkan protes. Alvaro sudah mencium pipi Alena di hadapan Gilang.
Alvaro
"Kamu jangan nakal dong sayang. Ayo kita pulang!!"
Alvaro mengusap kepala Alena, lalu melenggang pergi dari hadapan Gilang yang masih bingung dengan situasi yang terjadi baru saja di depan mata nya.
Comments