episode 4
Setelah bel istirahat berbunyi. Alena langsung saja menjalankan tugas yang diberikan oleh Bu Nana, yaitu mengajak Alvaro berkeliling di lingkungan sekolah.
Meskipun dalam keadaan dongkol juga diselimuti rasa takut, akan kelakuan Alvaro saat di kelas. Mau tidak mau Alena harus tetap menjalankan perintah Bu Nana.
Tujuan pertama yaitu, mereka akan pergi ke kantin, sembari mengisi perut. Setelahnya perpustakaan, lalu seluruh ruang lab, ruang ekstra, lapangan dan lainnya. Mereka diberikan waktu untuk berkeliling sampai jam istirahat kedua, jadi mereka berdua akan berkeliling dengan santai saja.
Saat ini Alena dan juga Alvaro, berjalan berdampingan di koridor sekolah menuju ke kantin. Tidak ada percakapan yang menemani perjalanan mereka.
Baru saja beberapa langkah mereka berjalan, seorang siswi dengan kedua temannya datang mencegat mereka
Gadis cantik ber name tag Karina Olivia. pakaian nya sangat ketat, dan juga riasan nya tebal nya yang cocok digunakan untuk kondangan. Penampilan yang Benar-benar tidak mencerminkan seorang murid SMA.
Alvaro mengerutkan keningnya heran melihat perempuan di hadapannya. Lalu dirinya menatap kearah Alena yang berada di samping nya. Alena yang di tatap seperti itu hanya mengedikkan kedua bahunya pertanda dia juga tidak tau maksud ketiga orang yang berada di depan mereka.
Karina
"Kita bisa kenalan?"
Karina dengan suara sok lembut nya. Tangan nya sibuk menyelipkan rambut lurus nya bak jalan tol ke belakang telinga. Lalu tangannya terulur untuk berkenalan.
Karina memperkenalkan namanya sendiri tanpa diminta.
Namun respon yang diberikan oleh Alvaro hanya menatap tangan nya, tanpa ada niat sedikitpun membalas uluran tangan nya. Karina meringis melihat hal itu, lalu segera menurunkan tangan nya dan menatap kedua temannya yang berada di belakang nya, dan dibalas gelengan kepala.
Alvaro
"Cihh, apakah dirinya mau menjadi jal*ng disini. Bahkan Alena ku lebih baik darinya bahkan dari segalanya,"
(Gumamnya)
Alvaro menatap jengkel wanita di depannya. Dirinya tidak suka, waktu berdua nya dengan Alena diganggu oleh hama. Alena yang menyaksikan kelakuan Alvaro hanya bisa meringis. Sungguh malang nasib Karina yang hanya di acuhkan. Kalau dirinya yang berada di posisi itu, mungkin dirinya sudah ingin pindah planet saking malu nya.
Alvaro meraih tangan Alena, lalu menggenggamnya nya erat. Alena menatap cengo tangannya yang bertaut erat. Pandangan nya beradu untuk beberapa saat. Alena merasa, Alvaro tidak nyaman dengan situasi ini. Alena pun mencoba menarik napas dalam-dalam lalu dihembuskan agar lebih rileks
Alena
"Ahh Karina, nama dia Alvaro. Sorry atas kelakuan dia. Nama nya juga murid baru, pasti dia nya masih malu-malu,"
Karina
"Ohh it's okay gue maklumi,"
Karina berusaha tetap tersenyum, walapun didalam hatinya sudah meledak-ledak ingin meluapkan rasa marah nya.
Alena
"Maaf ya, kita nggak bisa lama-lama. Soalnya gue mau nganter Alvaro liat-liat di sekitar sekolah kita."
Karina
"Ya udah nggak papa."
Alena
"Okay kalau gitu, kita pergi dulu bye!!"
Dia pun segera menarik pelan tangan alvaro, kemudian melenggang pergi meninggalkan Karina dan kedua temannya.
Karina
"Cihh sombong amat tuh cowo. Bisa-bisanya dia nggak ngebalas jabatan tangan gue,"
ziva
"Sabar na, dapetin cowo kek Alvaro harus pakai strategi pelan-pelan"
Tia
"Bener tuh kata Ziva. Kalau Lo mau sama Alvaro harus bertahap dong na.. Jangan buru-buru. Toh Lo cantik, pasti dia juga jatuh kedalam pesona lo Rin,"
Tia teman Karina yang satunya, mengucapkan kalimat panjang lebar menyetujui ucapan Ziva.
Karina
"Emm benar juga lo pada. Ck nggak sia-sia gue punya temen kayak kalian berdua. Aaa thank you so matcha bestieee,"
Karina
"Okay sexy girl as, Kita cabs,"
Karina dengan gaya alay nya, kemudian melenggang pergi di ikuti kedua temannya.
Alena
"Alvaro, lepasin tangan gue!!"
Melihat respon Alvaro, Alena mendengus sebal. Dirinya sudah meminta tangannya untuk dilepaskan, saat mereka sudah jauh dari Karina dan temannya. Namun sampai sepuluh menit perjalanan, tangan itu tidak terlepas sampai sekarang.
Mereka pun tak luput dari pandangan siswa-siswa yang berlalu lalang di koridor. Mereka semua berbisik-bisik melihat adegan di depan mata kepala mereka sendiri.
Alvaro
"Diem atau gue cium lo disini hah?!"
Alvaro yang membuat nyali Alena menciut seketika. Melihat itu, Alvaro hanya tersenyum miring.
Alvaro mendekatkan mulut nya tepat di samping telinga Alena.
Alvaro
"Cukup tunjukin dimana tempat yang kita tuju. Semua Beres,"
Alvaro penuh penekanan. Alena hanya mampu mengangguk mengiklaskan ucapan Alvaro.
Alvaro
"Okay, good girl. Sekarang kita harus kemana?"
Alvaro saat melihat pertigaan di depannya.
Alvaro pun tidak mempermasalahkan hal itu. Mereka terus berjalan menuju kantin. Tatapan penuh selidik hanya dihiraukan mereka berdua.
Baru saja hampir sampai di kantin, satu hama pengganggu lagi datang dan bergabung di tengah antara Alvaro dan Alena. Menjadi tembok antara perjalanan Alena dan Alvaro.
Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Gilang. Terpaksa, tangan yang sejak tadi digenggam erat, kini sudah terlepas karena ulah Gilang. Alvaro menatap tajam cowo yang ada di samping kirinya.
Dengan rencana yang sudah tersusun rapi, kini Gilang sudah menjalankan bagian dari rencananya, untuk mengganggu momen berdua Alena dan Alvaro.
Alena kaget, saat Gilang sudah berada di samping kanannya.
Gilang
"Hehe.. gue ikut sama kalian keliling sekolah "
Gilang menyengir kuda, mendapat tatapan tak percaya dari Alena.
Alena
"Bukan nya tadi nggak dibolehin sama Bu Nana?"
Kini Alvaro, Alena dan juga Gilang sudah duduk di meja kosong. Mereka pun mulai memesan makanan.
Gilang
"Yaa kan rapat nya diundur, jadi gue bisa nemenin lo berdua. Sapa tau kan lo butuh bantuan,"
Alena
"Gue nggak takut lagi kalau berdua aja sama Alvaro. Tuh cowo sosok yang nggak mudah di tebak dan juga menakutkan,"
(Gumamnya)
Gilang
"Ya dong. Sebagai ketua OSIS disini, gue harus mengayomi seluruh warga sekolah,"
Gilang dengan nada sombong nya membuat Alena tertawa terbahak-bahak.
Kini ketiga nya sudah duduk di bangku kantin, lalu memesan makanan yang dipesan langsung oleh Gilang.
Alvaro yang menyaksikan hal itu pun berdecak kesal, lalu mengambil hp nya untuk mengirimkan pesan kepada seseorang.
Tak lama, saat mereka sedang makan. Bunyi nada dering telepon menginterupsi kegiatan mereka. Ternyata bunyi dering itu berasal dari handphone Gilang. Gilang melihat layar handphone nya yang menampakkan nama kontak kepala sekolah pun dirinya mengernyit bingung.
Sedangkan Alvaro tetap melanjutkan acara makannya. Sambil menatap santai interaksi didepannya
Alvaro
"Ini balasan dari gue, karena Lo udah ganggu waktu gue sama Alena,"
(Dalam hati)
Tanpa di sadari oleh orang di depannya, dirinya menyunggingkan senyum mengerikan.
Alena
"Ya udah angkat. Sapa tau penting kan,"
Gilang
📱[Hallo Pak selamat pagi]
Gilang
📱[Okay baik pak, saya segera kesana]
Sambungan telepon terputus.
Gilang
"Aduh Al, maaf ya gue nggak bisa nemenin lo nganter Alvaro keliling sekolah. Gue dipanggil kepsek nih"
Dirinya merasa tidak enak sama Alena. Jelas-jelas dirinya menawarkan diri untuk menemani Alena mengantar Alvaro.
Alena
"Owhh nggak papa lang, sans aja kali,"
Gilang
"Ya udah kalau gitu, gue ke ruang kepsek dulu bye,"
Gilang berpamitan dibalas anggukan kepala oleh Alena, lalu melenggang pergi dari hadapan Alena dan Alvaro.
Sejenak Alena memperhatikan Alvaro yang tengah makan pesanannya dengan lahap.
Alena
"Ahhh it- it nggak apa-apa."
Alena menjawab pertanyaan Alvaro dengan raut gugupnya yang sangat kentara. Dirinya sungguh salah tingkah Karena ketangkap basah sudah menatap Alvaro. Melihat respon Alena, Alvaro hanya mengangguk tak acuh sebagai jawaban.
Kini hanya sepi yang terlihat di meja mereka. Tiba-tiba saja tangan Alvaro terulur mengusap sudut bibir Alena.
Alvaro
"Kalau makan jangan belepotan!!"
Santai Alvaro. Beda lagi dengan Alena, kini jantungnya tengah berdisko.
Alena
"Ohhh my God, hamba mu baper salting sampe langit ketujuh astagaaaa... Gini doang gue meleyot,"
(jerit dalam hati)
Dengan susah payah, dirinya berusaha semaksimal mungkin agar terlihat biasa saja di hadapan sang pelaku, yang membuat nya salting setengah mati.
Pemandangan tersebut, tak juga luput dari mata-mata di sekitar mereka. Mereka juga ikut salting dengan perlakuan manis dari seorang Alvaro kepada alena.
Siswi
"My heart is kung kang kung kang,"
Siswi
"Alena yang di gituin, gue yang mleyot."
Siswi
"Mamakkk mau cowo kaya Alvaro"
Alena yang tak sengaja mendengar ucapan itu, berusaha tak acuh. Sedangkan Alvaro, wajah laki-laki itu hanya datar bak tembok, namun hatinya merasa puas karena sudah membuat Alena salting Akibat ulahnya.
Alvaro
"Gue udah selesai,"
Alvaro saat makanannya sudah habis. Alena menatap cengo makanan nya yang masih tersisa.
Alvaro
"Cepet habisin makanan nya. Gue tunggu,"
Alvaro menyilangkan kedua tangan di depan dada, menatap Alena yang tengah makan.
Alvaro
"Makanya kalau lagi makan ya makan, jangan ngobrol nggak penting sama cowo,"
Alena menghiraukan ucapan Alvaro, dan tetap fokus makan.
Alena
"Nih cowo ngomong kek gitu kek orang cemburu aja,"
(ucap dalam hati)
Hampir sepuluh menit lamanya, dengan sabar Alvaro menunggu Alena menghabiskan makanannya. Setelahnya, mereka pun memutuskan untuk lanjut keliling sekolah setelah mengisi perut kosong mereka.
Comments