episode 3
Usai memperkenalkan diri, siswi- siswi IPA 2 semakin memekik heboh kala mendengar suara seorang Alvaro Narendra.
Alin
"Gilakkk suara nya aja dah kaya ngajak nikahh,"
Sandra
"Tanda-tanda calon suami nih,"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Udah anak-anak, jangan ribut!!"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Sesi perkenalan sampai disini saja. Jika ada yang ingin kalian tanyakan, saat jam istirahat kalian boleh bertanya sepuasnya."
Bu Nana (Guru B inggris)
"Baik nak Alvaro, kamu boleh duduk di samping Alena. Untuk Wulan kamu pindah duduk dulu ya?!"
Wulan yang tengah badmood, langsung saja pindah ke tempat duduk yang lain, meninggalkan Alena tanpa sepatah kata. Alena yang melihat hal itu, hanya menatap miris temannya.
Alena
"Maaf Bu, bukannya emm Alvaro bisa duduk dibangku yang lain,"
Mendengar penuturan alena, Bu Nana pun mengangguk paham.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Iyaa Alena, tapi karena kamu murid paling berprestasi disini, kamu bisa membantu banyak Alvaro kedepannya mengenai hal-hal tentang sekolah kita,"
Alena yang mendengar penjelasan Bu Nana hanya bisa menerima tanpa menolak lagi.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Ohh ya Alvaro kamu sudah bisa duduk di sebelah sana,"
Bu Nana menunjuk tempat duduk Alena. Sementara Wulan, dia sudah duduk manis bersama Edo.
Alvaro
"Baik bu, terima kasih,"
Alvaro sopan dengan senyum tipis nya. Setelahnya, Alvaro berjalan ke arah tempat duduk Alena. Tepatnya bangku no 2 pojok kiri.
Jangan lupa mata nya yang terus berkedip, seperti orang tengah kelilipan. Lalu tangannya sibuk menyelipkan rambut nya ke belakang telinga nya. Sedangkan Alvaro hanya merespon dengan anggukan kepala dan senyum tipis nya yang nyaris tak terlihat.
Sandra
"Alvaro senyumin gue Ra,"
Pelan Sandra spontan menggeplak pelan bahu Rara teman sebangkunya.
Rara
"Biasa aja kali san,"
Rara memutar bola mata nya malas, melihat tingkah temannya yang menurutnya alay.
Rara hanya tak acuh pada Sandra.
Sepanjang perjalanan kaki Alvaro melangkah menuju tempat duduk Alena, hampir semua siswi menyapa nya. Sementara para siswa hanya acuh, kali ini mereka merasa insecure akan ketampanan Alvaro.
Pikir mereka, pasti crush mereka akan menyukai sosok Alvaro. Hingga tak sadar, Alvaro sudah sampai di tempat duduk Alena. Sejenak Alvaro menatap intens gadis di hadapannya yang tidak meliriknya sedikitpun.
Alvaro
"Akhirnya kita bertemu,"
(Dalam hati)
Alvaro dalam hati lalu menyeringai tanpa di sadari para siswa. Setelah nya ia duduk.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Baik anak-anak...sekarang kita lanjut ke materi yang ibu bahas minggu lalu,"
Bu Nana mengalihkan perhatian para siswi yang tengah menatap kagum Alvaro.
Alin
"Yah Bu baru juga cuci mata"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Udah nggak perlu cuci mata, saat nya belajar!!"
Bu Nana dengan wajah garangnya, membuat semuanya diam tak berkutik.
Sekarang semua perhatian seluruh siswa-siswi tertuju pada Bu Nana yang tengah menjelaskan materi. Beberapa dari mereka ada yang tampak malas mendengar, bahkan ada yang terang-terangan menguap karena mengantuk. Sesekali Bu Nana menegur murid yang kurang sopan.
Alvaro memperkenalkan dirinya lalu mengangkat tangan nya tanda perkenalan.
Alena menolehkan kepalanya ke samping. Kini perhatian tidak lagi tertuju pada Bu Nana, namun pada tangan Alvaro. Alena yang mengerti pun, membalas jabatan tangan Alvaro.
Alena
"Alena Maheswari. Kita bisa berteman mulai sekarang,"
Baru saja Alena ingin melepaskan jabatan tangan nya dari Alvaro, namun laki-laki tampan itu malah semakin mengerat kan tangan nya. Tidak hanya mengeratkan, Alvaro juga mengelus lembut tangan Alena, membuat Alena heran sekaligus kaget.
Perlahan Alvaro mendekat kan wajah nya pada telinga Alena.
Alvaro
"Gue pengen lebih,"
Alvaro menjauhkan wajah nya dari telinga Alena.
Alvaro
"Ternyata Lo lebih cantik kalau dilihat dari dekat,"
Alvaro tersenyum manis. Namun seyuman itu terlihat mengerikan di mata Alena.
Alena langsung menarik kasar tangannya dari genggaman tangan Alvaro. Dirinya langsung menghiraukan tatapan Alvaro dan lebih memilih pura-pura fokus pada Bu Nana. Akan tetapi, jantung Alena berdegup kencang akibat perlakuan Alvaro. Bukan karena salting melainkan karena takut.
Dari tempat duduk nya di belakang. Yang hanya terhalang satu meja, seorang laki-laki yang tak lain adalah Gilang, dapat melihat jelas interaksi Alvaro dan Alena. Hatinya memanas karena cemburu.
Daniel yang mengetahui temannya sedang cemburu. Daniel satu-satunya teman Gilang yang mengetahui kalau dirinya suka sama Alena.
Gilang
"Ahh gue jadi takut, Alena bakalan suka sama tuh murid baru"
Daniel
"Gue ngerti perasaan lo bro. Gue pun akui tuh murid baru ganteng. Tapi Lo harus ingat satu hal, si cantik milik si pemberani,"
Daniel menasehati temannya sembari menepuk pelan bahu teman di samping nya.
Gilang
"Yoi, gue nggak boleh kalah start sama tuh cowo,"
Bel pergantian pelajaran berbunyi
Semua siswa-siswi IPA 2 langsung merapikan buku nya dan mengeluarkan buku untuk mapel saat ini.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Baik anak-anak materi kita hari ini sampai disini dulu. Ohh ya jangan lupa kerjakan tugas nya. Ingat tugas nya dikerjakan dengan teman sebangku, dan dikumpulkan paling lambat Minggu depan,"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Satu lagi. Alena ibu minta tolong sama kamu, nanti saat jam istirahat ajak Alvaro berkeliling di sekolah kita yaa."
Bu Nana membuat Alena terkejut bukan main. Alvaro yang melihat reaksi Alena, hanya tersenyum penuh kemenangan.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Iyaa kamu Alena Maheswari. Memangnya ada yang bernama Alena lagi disini?"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Ya kalau gitu, ibu mohon ban..."
Gilang
"Maaf Bu, biar saya saja yang mengantar Alvaro keliling sekolah. Lagipula saya ketua OSIS kan,"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Bukannya kamu nanti ada rapat?"
Bu Nana membuat Gilang bungkam. Bu Nana menghela napas pelan.
Bu Nana (Guru B inggris)
"Tolong yaa Alena, ibu minta bantuan nya,"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Alvaro kalau kamu perlu bantuan, kamu bisa minta tolong ke Alena yaa. Sekarang kalian sudah jadi teman sebangku, jadi jangan sungkan okay,"
Alvaro
"Siap bu, terima kasih sebelumnya,"
Bu Nana (Guru B inggris)
"Baik kalau gitu, ibu ke kelas sebelah dulu. Kalian jangan ribut mengerti!!"
Setelah kepergian Bu Nana, kelas kembali ramai seperti berada di pasar. Karena guru PKN belum datang, jadi mereka masih bisa bergibah.
Beberapa siswi langsung menghampiri tempat duduk Alena dan Alvaro.
Alin
"Iss Bu Nana kenapa nggak nyuruh gue aja sih yang nganterin Alvaro,"
Alena
"Kalau Lo mau, lo aja yang nganterin,"
Alena santai membuat Alin dan yang lainnya memekik kesenangan.
Alvaro menatap tajam kearah Alena, membuat nyali Alena menciut nan lembek bak permen yupi.
Alvaro
"Bu Nana nyuruh lo yang nganterin gue. Jadi lo sudah bertanggung jawab akan hal itu,"
Alvaro penuh penekanan di setiap katanya. Sementara siswi yang lainnya mendesah kecewa.
Gilang yang tak sengaja mendengar ucapan Alvaro, spontan mengepalkan tangan nya di bawah meja.
Gilang
"Ck nggak bisa di biarin nih. Yang ada tuh cowo bisa caper ke Alena,"
(Gumam)
Gilang dengan raut wajahnya yang menahan kesal campur cemburu.
Daniel
"Pepet terusss Lang, gue dukung,"
Gilang
"Liat aja nanti. Nggak bakalan gue biarin tuh cowo deket-deket sama Alena,"
Gilang tersenyum penuh arti. Kini otak cemerlang nya tengah menyusun rencana, agar Alena dan Alvaro tidak bisa dekat saat keliling sekolah.
Daniel
"Semangat ngejar doi bro hahaha..."
Daniel lalu tertawa terbahak-bahak.
Comments