Selamat Membaca
🌿🌿🌿🌿🌿
Karena sudah sangat penasaran dengan isi di dalam kotak yang dipegangnya ini membuat Hara berbalik badan dan melangkah.
Hara berjalan menuju ke tepi ranjang kasur sebelumnya lalu duduk di sana.
" Sebenarnya apa isi di dalam kotak ini, mungkinkah perhiasan?. " dengan memperhatikan setiap sudut kotak putih ini, Hara pun mulai membuka sang kotak.
Hara telah membuka kotak putih itu, dan untuk pertama kalinya Hara melihat adanya semacam kilauan. Hara memperhatikan kilauan itu.
" Apa ini?, kenapa seperti liontin?, tapi... " Hara melihat semacam benang merah yang dilingkarkan dengan rapi.
" Ini kalung liontin, tapi kenapa menggunakan benang seperti ini, benangnya merah pula. " monolog Hara setelah mengetahui bentuk dari kalung liontin itu.
Di dalam kotak persegi panjang itu adalah kalung liontin dengan benang merah. Entah ini aneh atau unik, pasalnya tak seperti kalung liontin pada umumnya, kalung liontin ini adalah kalung liontin dengan benang merah.
Hara jadi berpikir apakah sewaktu membuat kalung liontin ini ibunya kekurangan dana sehingga liontinnya hanya digantungkan pada benang merah ini.
Namun meski begitu kalung ini begitu sangat indah. Hara jadi tertarik dan ingin menggunakan kalung liontin ini.
" Hara boleh kan menggunakan kalung liontin ini bu?. " ucap Hara yang tetap meminta izin pada ibunya meski ibunya telah tiada.
Namun usai bermonolog, Hara seperti melihat adanya semacam kertas yang dilipat. Kertas itu ternyata ada di bawah kalung liontinnya, pantas saja baru terlihat.
" Ini kertas apa?, seperti kertas foto. " Hara mulai meraih kertas yang dilipat itu, dan kertasnya memang seperti sebuah foto yang dilipat.
Merasa penasaran Hara pun membuka lipatan kertas itu hanya dengan sekali buka. Dan ternyata memang benar, itu adalah sebuah foto yang berukuran kecil.
Ada sepasang laki-laki dan perempuan di fotonya, dan fotonya pun juga terlihat seperti foto lawas.
Di dalam foto ini seorang perempuan muda sedang dirangkul oleh seorang laki-laki, tapi uniknya Hara mengenali perempuan yang ada di dalam foto ini. Perempuan di dalam foto ini adalah ibu Hara sewaktu masih muda, akan tetapi siapakah laki-laki yang telah merangkul ibunya ini.
" Tapi jika diperhatikan, wajah pria ini sangat mirip dengan wajah ibu. " gumam Hara.
Hara tak tahu siapa pria yang ada di dalam foto ini, sepertinya pria ini saudara ibunya, hal itu terlihat dari kemiripan wajah mereka, jika itu benar lantas mengapa dirinya tak pernah melihat pria ini.
Untuk sejenak kesedihan Hara seolah menghilang. Pikiran Hara terfokus pada laki-laki yang merangkul ibunya.
Hara jadi berpikir sebenarnya siapa pria ini, apakah dia masih hidup, jika memang masih hidup kemungkinan dirinya masih memiliki anggota keluarga.
" Tapi kenapa aku tidak pernah melihat laki-laki ini, bahkan ibu tak pernah memperkenalkan dia. " Hara merasa seperti ada harapan sekaligus bingung.
Entah mengapa Hara merasa sepertinya laki-laki di foto ini masih hidup, dan Hara sangat yakin jika dia masih hidup.
Bukan tanpa alasan Hara yang menganggap pria di dalam foto ini masih hidup, sebab selama ini ibunya tak pernah memberitahu siapa saja anggota keluarganya, lebih tepatnya ibunya memang menyembunyikan keberadaan keluarganya bahkan pada anak-anaknya sendiri.
" Anak-anaknya sendiri?... " Hara jadi teringat akan hal itu.
Hara jadi teringat akan masa kecilnya. Hara ingat jika dirinya memiliki seorang kakak kandung yang sudah lama menghilang.
Hara ingat jika waktu itu dirinya masih balita, sehingga bagaimana wajah kakaknya sekarang dirinya sudah tak mengenali. Namun bukan itu yang menjadi renungan Hara, kakaknya menghilang dengan misterius dan kedua orang tuanya tak melaporkannya pada pihak yang berwajib.
" Ya Tuhan, kenapa jadi seperti ini?. " lirih Hara yang menjadi bertanya-tanya.
Jika teringat akan masa lalu rasanya seperti sebuah misteri. Hara tak ingin jika teringat akan hilangnya sang kakak, namun karena adanya foto ibunya bersama laki-laki ini membuat Hara teringat akan kakaknya yang hilang itu.
" Ya Tuhan, sesungguhnya hanya engkau yang tahu, jika kakakku masih ada, tolong pertemukan aku dengannya ya Tuhan. " Hara berdoa dengan sangat tulus di dalam hatinya.
Hara tak tahu apakah dirinya masih memiliki keluarga atau tidak, tapi jika keluarganya masih ada, Hara sangat berharap semoga suatu hari nanti bisa bertemu dengan mereka.
*****
" Sebegitu tidak mampunya kalian untuk mencelakai Albert, apa kemampuan kalian hah... " Randy sangat marah besar, sudah berulang kali dirinya berusaha mencelakai Albert namun selalu gagal.
" Kami sudah menyiapkan rencananya dengan sangat rapi tuan, tapi... "
" Tapi apa hah... gagal?... " Randy marah benar-benar sangat marah.
Sudah berulang kali Randy menyewa orang bayaran untuk menghabisi Albert agar tak mengotori tangannya, tapi selalu saja mengalami kegagalan. Mengapa begitu sangat sulit untuk menghilangkan seorang Albert dari muka bumi ini, sebegitu kuatnya kah dia sampai-sampai sulit untuk disentuh.
" Sial... sial... " teriak Randy.
Berulang kali Randy mengusap kepalanya dengan kasar karena bentuk kemarahannya, dan hal itu semakin membuat orang-orang suruhannya menjadi semakin bingung.
" Kenapa kalian masih di sini hah... cepat pergi, tidak ada gunanya aku membayar kalian mahal-mahal. " usir Randy dengan melotot pada empat orang suruhannya.
" Tunggu tuan, saya memiliki rencana. " ujar salah satu dari mereka yang bernama Alex.
" Rencana apa?, rencana yang semakin menunjukkan kebodohann kalian?. " semakin mendidihlah darah Randy.
Alex merasa agak bingung bagaimana menjelaskan pada tuannya, selama ini tuannya selalu berencana untuk menghabisi Albert. Albert memiliki banyak bodyguard sehingga sangat sulit untuk dicelakai secara fisik.
" Kenapa kalian masih di sini hah?... pergi, tidak ada gunanya kalian di sini. "
" Tuan, daripada tuan berusaha untuk menghabisi musuh, lebih baik tuan membuat dia jatuh dan malu sampai-sampai tidak bisa bangkit lagi. " ujar Alex pada akhirnya agar tuan Randy nya ini mau mempertimbangkan idenya.
Randy mendengar ucapan Alex, dan seketika itu ia jadi terdiam. Apa dirinya tak salah dengar, menjatuhkan Albert dan membuatnya tak bisa bangkit lagi.
Randy begitu sangat dendam pada Albert, masalah di masa lalu yang menyangkut mendiang adiknya ditambah lagi beberapa saham perusahaan miliknya yang telah diambil alih oleh Albert, membuat Randy semakin membenci Albert dan dendam padanya.
Randy sadar jika selama ini selalu berusaha untuk membumi binasakan Albert, tapi setelah mendengar ide dari Alex rasanya boleh juga. Daripada berusaha untuk menghabisi Albert, lebih baik membuatnya jatuh dan tak bisa bangkit lagi.
" Tuan tahu jika keluarga Radjasa sangat menjaga nama baik mereka, mereka akan sangat hancur jika nama baik mereka jadi tercoreng. " ujar Alex kali ini agar tuannya Randy bisa paham dengan maksudnya.
Tak ada sahutan dari Randy, bahkan raut kemarahan di wajah pria itu sudah tak nampak lagi. Randy jadi tertarik dengan ide dari Alex. Menyakiti Albert secara fisik adalah hal yang sangat sulit, tapi jika membuatnya sangat malu sehingga dipandang rendah oleh orang lain rasanya akan sangat menarik.
*****
Kesunyian memang selalu menjadi teman baiknya kala di waktu seperti ini.
Tubuh gagahnya terasa begitu segar, baju kimono tidur dengan harga lebih dari sepuluh miliar itu telah membalut dan mampu memberikan kehangatan pada tubuh gagahnya.
Sebotol wine dengan gelasnya tak lupa menjadi temannya kala memasuki waktu malam yang sunyi seperti ini. Kesendirian dengan rasa sepi adalah bagian dari sisi hidupnya.
Duduk menatap ke arah jendela dengan sambil lalu meneguk minuman spesialnya sudah menjadi hal yang tak jarang dirinya lakukan.
Dialah Albert Hito Radjasa, pria gagah yang memiliki sepasang bola mata biru yang sangat indah.
Dalam duduk tenangnya Albert hanya tersenyum kecil, sampai kapan pun Randy tak akan pernah bisa melukainya. Sangat mudah bagi Albert untuk menghilangkan Randy, tetapi Albert tak mau terlalu singkat. Albert masih ingin melihat sejauh mana Randy berusaha untuk menyingkirkannya.
Bersambung..........
❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments