04

seminggu kemudian, hari pernikahan pun datang. Zenara duduk menatap wajahnya yang terhias indah dengan pernak-pernik yang menghiasi rambut hitamnya, paduan antara warna biru muda gaun cantik yang melilit tubuhnya dengan kalung biru zamrud membuatnya seperti tuan putri dalam dongeng. tak pernah dirinya menyangka jika suatu hari dia akan mengenakan gaun indah itu di hari pernikahannya, sejak kecil dia tidak pernah memiliki impian untuk menjadi tuan putri karena dia pikir gadis yang memakai gaun itu tidak akan terlihat seperti ksatria tangguh yang selalu diimpikannya

Zenara mencoba tersenyum saat menatap dirinya dalam pantulan cermin, baru kali ini dirinya menyadari betapa indah rupa yang dimilikinya selama ini, mata besar dengan alis rapi tanpa disulam. bibir berbentuk love yang tak pernah di rawatnya itu kini terlihat menawan, entah Gen ayah atau ibunya yang dia warisi yang jelas wajahnya itu sangat rupawan di matanya

'wah wah.. Pak Rey.. anda yakin tidak akan jatuh cinta dengan ku? hehe.. aku saja tergila-gila melihat diriku sendiri' batin Zenara yang tak berkedip sama sekali sambil tersenyum puas

Damian dan Leondra datang menjemputnya untuk keluar. Leo bahkan terpesona melihat Zenara saat ini, Leo tau jika Zenara memang cantik namun tak pernah di sangka nya jika Zenara akan seluar biasa ini ketika memakai gaun pengantin

'cantik' batin Leo terharu

sejenak Damian lupa seperti apa Zenara selama ini, dia seakan melihat orang lain saat ini, hampir tak percaya jika didepannya itu adalah seorang Zenara, satu dari empat murid 'terbaik'-nya

"ayo keluar, Rey sudah menunggu disana" ucap Leo tersenyum mengulurkan tangan, Zenara menyambut uluran tangan Leo dan Damian, berjalan keluar menuju Aula utama

hati Zenara berdegup kencang, ini akan menjadi awal baru baginya. seumur hidupnya dia akan bersama dengan lelaki yang baru semingu kemarin di jumpainya, Zenara sudah mencari tau latar belakang Rey dan Nadine, tak satupun hal mencurigakan yang di temui nya kecuali identitas mereka sangat rapi dan seakan sulit disentuh, membuat nya sedikit waspada

namun apapun yang terjadi di masa depan, asalkan mereka tak menghalangi langkahnya, Zenara akan selalu melindungi mereka sepenuh hatinya terutama Nadine, yang selama setengah tahun ini memberinya kehangatan yang tak terlupakan

pintu besar itu terbuka lebar, seakan memanggilnya untuk terus berjalan masuk. di sambut oleh karpet merah dan ratusan tamu yang menatapnya penuh kagum dan iri. tema untuk warna dekorasi itu membuatnya berbinar, Biru.. itu adalah pilihan dan keputusan Nadine sendiri

Zenara berjalan di karpet merah menuju altar di mana Rey berdiri dengan membelakangi nya. mata berbinar para tamu seakan ikut terharu melihat Zenara dan Rey yang hampir bertemu itu

Zenara menepuk pelan pundak Rey, untuk membuatnya berbalik. Rey perlahan berbalik karena sejak tadi dirinya juga berusaha untuk tenang dan tak gugup. matanya tanpa sadar membulat sempurna melihat Zenara dengan tampilan luar biasanya itu berdiri tegap didepan nya 'dia istriku?' hanya satu pertanyaan itu yang berputar mengelilingi otaknya

"mulai hari ini, kamu akan menjadi pendampingku.. selamanya, hanya kamu tak akan kubiarkan orang lain memasuki dunia kita, apapun yang terjadi aku akan tetap menjadi laki-laki yang bertanggung jawab dan akan mencintaimu hingga waktu yang tak terbatas.. aku berjanji untuk itu, Zenara" ucap Rey menggenggam erat kedua tangan Zenara

"aku berjanji tidak akan meninggalkanmu, menemanimu hingga nafas terakhir dan mencintaimu sebagai suamiku, untuk selamanya Tuan Rey" sambut Zenara juga

mereka tak tau jika sumpah itu akan mengikat mereka lebih dalam namun juga akan melilit mereka dalam benang hitam takdir yang tak ada habisnya.

bagi Rey, satu wanita untuk seumur hidup. bahkan jika harus menghadapi luka dan kecewa tak akan dirinya biarkan wanitanya berganti, cukup satu dan dia akan memperjuangkan nya. itu yang di ajarkan nenek Nadine padanya

dan bagi Zenara, siapapun yang menjadi pendampingnya suatu hari dia akan menjadikannya lelaki paling beruntung, dia akan menjadikannya sebagai satu-satunya raja dalam hidupnya, tak ada raja kedua!

mereka hampir sama dalam sudut pandang itu, hanya saja apakah takdir akan berpihak pada mereka? bagaimana dengan dinding tersembunyi di belakang mereka? dalam lubuk hati yang terdalam keduanya bersumpah untuk setia satu sama lain, mereka akan berjuang untuk mempertahankan satu sama lain meski sulit dan mereka akan melakukannya perlahan karena saat ini belum ada benih cinta di antara keduanya, mereka berjanji pada diri sendiri untuk menanam benih itu perlahan-lahan

usai dengan janji dan sumpah mereka yang sakral, kini mereka resmi menjadi pasangan hidup. Zenara dan Rey tersenyum canggung saat keduanya bertatapan, Pastor mempersilahkan mereka untuk mencium satu sama lain. namun keduanya tetap diam dalam beberapa menit itu, menatap canggung satu sama lain

sebelumnya mereka tanpa ragu mengucap janji yang begitu indah namun kini keduanya sama-sama tegang. mendapat keduanya hanya diam, Pastor mencairkan suasana dan menenangkan tamu. keduanya selamat karena tak harus berciuman, masih berusaha untuk tersenyum meski sempat menciptakan kesunyian yang pekat

Nadine tersenyum puas dengan pernikahan Rey dan Ara. begitupun Leo yang juga merasa bangga bisa mengantar Zenara sampai ke karpet merah sebelumnya, kini adik yang selalu di banggakan nya itu sudah menjadi milik orang lain seutuhnya

acara pesta berlanjut hingga malam hari. saat di acara foto bersama, Zenara, Leo dan Damian dengan kepekaan nya merasakan sebuah ancaman. meski begitu, tentu saja mereka tak bisa mengubah senyum mereka dengan Kewaspadaan.

Sepasang mata menatap kearah mereka tanpa henti, entah siapa yang menjadi targetnya yang jelas orang itu tak tau jika saat ini dirinya sudah di kunci sebagai target oleh Damian dan dua orang itu

"fotonya sangat cantik, nenek harus mengabadikan nya dengan membuatnya menjadi lukisan cantik" sahut Nadine tersenyum bangga

"Nenek.. ini sudah malam, nanti Rey akan mengirimnya pada pelukis untuk menjadikannya lukisan tapi sebelum itu nenek istirahat lah dulu ya?" bujuk Rey lembut

"benar, para tamu juga sudah bubar semua. sudah waktunya untuk anda beristirahat nyonya, kami juga harus pergi" ucap Damian tersenyum

"jaga dirimu baik-baik, jangan biarkan 'kakimu tersandung'.. Kakek akan mendoakan mu agar terus bahagia" lanjutnya lagi beralih pada Zenara yang faham akan maksudnya

"kakek.. Ara tau apa yang Ara lakuin, kakek gak perlu khawatir.. Ara yakin pak Rey orang yang baik" sahut Zenara

"kakak juga senang atas pernikahan mu, semoga kamu bisa bahagia selamanya bersama Rey" imbuh Leo juga mengelus pelan kepala Zenara

"kalau begitu, Hati-hati lah di jalan" celetuk Nadine mengucapkan selamat tinggal

setelah semuanya pergi, Nadine dan dua pengantin mudanya itu juga pulang kerumah. Zenara untuk kedua kalinya menapakkan kakinya di rumah besar yang mewah itu, Rey mengulurkan tangannya pada Zenara

"aku akan mengantarmu kekamar kita" ucap Rey tersenyum, Zenara menyambut uluran tangan itu meski masih terasa canggung

"selamat datang Nyonya Besar, Tuan Muda dan Nyonya muda baru.. air panas sudah kami siapkan untuk anda semua" ucap kepala pelayan sedikit membungkuk di depan mereka

'selama ini aku tak pernah tau bagaimana rasanya di layani tapi kali ini sepertinya semua akan berubah, aku harus perlahan menyesuaikan diri' batin Zenara

"terimakasih, Don! antar nenek ke kamar nya" ucap Rey dengan suara lembutnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!