Hopipah melangkah keluar dengan perasaan kesal yang semakin memuncak. Saat ia berjalan, ia memutar bola mata dan menghela napas dalam-dalam, mencoba menahan emosi yang membara.
"Dasar orang-orang kaya, mereka pikir bisa mengatur hidup orang lain seenaknya," gumam Hopipah dalam hati. Ia melangkah lebih cepat, berharap bisa menyelesaikan tugas ini secepat mungkin dan melupakan perlakuan kasar yang diterimanya.
Hopipah melangkah menuju kantin dengan perasaan kesal yang masih membara. Ia merasa diperlakukan tidak adil oleh ketiga orang tersebut. Saat ia tiba di kantin, ia memesan makanan yang diminta mereka.
"Lima porsi menu sama mie ayam kuah bakso pedes sedang semua, minuman sama, ya?" tanya Hopipah kepada penjual kantin.
Penjual kantin mengangguk dan mulai menyiapkan pesanan. Hopipah menunggu dengan sabar. Ia melihat seluruh kelas dari 10 hingga 12 semuanya sedang pada masuk.
"Duh, udah masuk. Kayanya udah ngajar juga lagi." Monolognya yang bete kesal.
Setelah pesanan selesai, Hopipah membawa makanan dan minuman ke tempat mereka.
*
*
Saat di perjalan membawa pelastik yang berisi lima botol minuman air mineral. Nampan isi lima mangkuk itu ia dengan perlahan dan secepat mungkin agar cepat ikut masuk kelas nanti.
Saat di pertengahan lorong menuju ruangan belakang ia tiba-tiba di datengi Raka.
"Elo baru aja masuk sekolah pertama, udah dapet musibah aja loh hebat banget." Ucap Raka dengan raut wajah yang puas.
Hopipah pun kaget dan takut Raka saudaranya ini kakak beda satu Minggu denganya. Takut berbuat macem-macem apa lagi dia bawa nampan isi makanan.
Hopipah sedikit menghindar, namun Raka ikut maju padanya.
"Jangan macem-macem." Ucap Hopipah yang langsung menghindar dan ingin lari, namun tiba-tiba rambutnya di tarik gitu aja hingga hampir nampan isi lima mangkuk itu mau tumpah namun terselamatkan. Namun bajunya sedikit kena tumpahan kuah.
Lalu Raka menghalangi dan menahan tubuh Hopipah hingga mentok ke dinding. Hingga Hopipah takut dan berusaha melindungi makanan.
"Eh, anak haram kaya elo itu emang pantes di beri deritaan tau gak." Ucap Raka yang menekan dua jarinya hingga mendorong kepala Hopipah perlahan.
"Ugh!"
Seketika Hopipah ada keberanian. Ia langsung menginjak kaki Raka dan sedikit menubruk tubuh Raka untuk mendorong agar terlepas dari Raka. Dan secepatnya Hopipah lari.
"Ahh, sakit bangke! dasar lo anak haram!" Teriak Raka. Ia ingin mengejarnya namun kakinya cukup sakit.
Hopipah berlari dan sebisa mungkin menjaga nampan isi lima mangkuk. Saat ia tiba di depan pintu ruangan itu ia tarik nafas, berharap mereka bisa menikmati makanan tersebut. Dan Hopipah pun membuka pintu. Lalu melangkah menuju arah lima pemuda yang berada di sofa yang sibuk dengan dunia mereka.
Hopipah pun menurunkan dan sedikit menjongkok lalu, meletakkan makanan mereka, satu persatu hingga minumannya pun.
"Silahkan di makan semua sudah siap," ucapnya lalu berdiri. Mereka berlima pun mengambil mangkuk yang sudah di depan mata mereka.
"Maaf tadi kuahnya sedikit tumpah, tapi tidak semua tumpah hanya sedikit." Ungkapnya, mereka pun melihat padanya. Dan ya baju Hopipah terkena tumpah sedikit di bagian dada kiri.
"Bodo amat" Sahut Hendryk cuek masa bodo.
"Thanks yah," ucap Ryker yang langsung menyicipi serta Keleo, Kenji serta yang lain.
"Iya kalow gitu, aku pergi masuk kelas dulu." Ucap Hopipah dengan seketika membalikan badan, melangkah perlahan.
"Ets, elo masih ada hukuman lain, elo lupa apa." Kata Hendryk penuh tekan, seketika Hopipah pun berhenti melangkah lalu memutar badan kembali.
Tahu bahwa ia masih harus melakukan satu hal lagi, yaitu memijat punggung Hendryk.
"Kak mohon banget, aku udah ketinggalan pelajaran, bisa yah soal itu nanti pas pulang aja," pinta Hopipah.
"Enggak, nggak bisa. Gue maunya sekarang habis makan dan elo jangan kemana-mana, baru kali ini ada cewe si paling makhluk halus berani ke kita," kata Hendryk "Jangan protes loh!" dengan mata yang tajam. Hopipah merasa tidak nyaman dengan permintaan tersebut, tapi ia tidak bisa menolak dan akhirnya ia pun menerima perintah tersebut.
*
*
Saat Hopipah sedang memijit. Hendryk pun bersuara.
"Udahlah, berhenti elo sekarang keluar. Bawa tuh bekas kita makan sekalian." Kata Hendryk yang menyuruhnya selesai dengan hukuaman itu, dan ia pun sesegera mungkin merapihkan lima mangkuk ke nampan. Setelah selesai ia pun pergi.
Saat sudah keluar dari ruangan tersebut "Akhirnya selesai juga, keburu gak yah aku masuk jam pelajaran ke tiga." Monolognya ia pun tak mau berlama-lama sesegera mungkin menuju kantin untuk memberikan wadah bekas makan mereka ke pemilik kantin.
Hopipah berjalan cepat menuju kantin, membawa nampan berisi mangkuk bekas makanan mereka. Ia berharap bisa segera menyelesaikan tugasnya dan kembali ke kelas sebelum pelajaran ketiga dimulai.
"Semoga aku tidak terlambat," gumamnya dalam hati. Ia mempercepat langkahnya, berharap bisa mengejar waktu yang tersisa.
Saat ia tiba di kantin, ia menyerahkan nampan kepada pemilik kantin dan mengucapkan terima kasih. "Terima kasih, aku buru-buru," katanya sambil bergegas pergi.
Hopipah berlari kecil menuju kelas, berharap bisa tiba sebelum pelajaran ketiga dimulai. Ia tidak ingin terlambat lagi dan ingin fokus pada pelajarannya.
Namun saat di perjalanan di tengah koridor. Tiba-tiba Daka muncul dari salah satu ruangan, membuat Hopipah menghentikan langkahnya. Namun di samping Daka juga ada Raka mereka menghalangi jalan Hopipah.
"Kakak mau apa, kalian mau apa?" tanya Hopipah ia berjalan mundur sudah merasakan feeling tidak enak.
"Jangan banyak tanya loh! ikut gue." Daka yang langsung menarik lengan Hopipah, di bantu Raka mereka menarik paksa menyeret Hopipah agar mau mengikuti mereka.
Mereka membawa Hopipah ke belakang halaman gedung sekolah. Dimana di sana tidak ada siapa-siapa selain mereka bertiga.
Saat tiba di sana Daka pun menarik lengan Hopipah sekencang mungkin. Dan melepaskannya dengan kasar hingga tubuh Hopipah hampir terjatuh.
Daka pun mencekram dagu Hopipah. Ia pun merasakan sakit "Akhh..." kesakitan.
"Elo kenapa menginjak Kaki Raka tadi!?" Daka yang marah.
"Tolong kak... Lepasin." Hopipah yang kesakitan.
"Diam! Kamu tidak pantas meminta maaf! Kamu harus merasakan sakit!" kata Daka dengan nada dingin.
Daka kemudian menyiksa Hopipah dengan kejam. Hopipah menangis kesakitan. "Ahh... tolong... aku sakit..." pinta Hopipah.
"Ini baru permulaan. Kamu harus ingat, jangan pernah menyakiti adikku lagi!" jawab Daka dengan marah, lalu mendorong Hopipah hingga lututnya terbentur ke tanah begitu sakit. Dan tak lupa menendangnya menginjak tangannya.
"Sstt... Ahkk... sakit" tangis Hopipah pun tak bisa di tahan lagi. Raka pun tidak diam saja. Ia pun membalas hal tadi, menginjak kaki Hopipah terus-terusan menendang begitu kasar dan sakit.
"Akhh.... sakit kak... Khiss..."
"Rasain loh, macem-macem sama gue loh!" ucap Raka dan Raka pun melayangkan tamparan ke pipi Hopipah "Prattt..." Suara tamparan.
"Elo emang pantes di gituin!" ucap Raka. Hopipah menahan tangis dan pipi yang begitu ngilu dan sakit.
Tiba-tiba Daka menjambak rambut Hopipah yang masih duduk di tanah.
Hopipah terus disiksa hingga mengalami banyak luka. "Tolong... hentikan... aku tidak bisa..." pinta Hopipah dengan air mata.
"Kamu harus ingat, ini semua karena kamu," kata Daka dengan dingin. Hopipah terus berusaha melepaskan jambakan itu.
"Dan ingat jika kita, bertemu di sekolah jangan pernah elo bilang kesiapapun kalow kita bersaudara. Gue najis mengakui adik kaya elo!" ucap Daka yang melepaskan jambakan itu dengan kasar.
"Dan ingat jangan pernah ke siapapun, kita berdua bersaudara dengan elo, anak haram!" ucap Raka juga sambil mendorong kepala Hopipah dengan jarinya itu. Hopipah pun hanya diam.
"Jika elo, ngomong soal itu lihat akan semakin banyak derita dan sekuensinya." Ucap Daka yang pergi meniggalkan tempat itu bersama Raka, hanya Hopipah di sana sendirian yang masih duduk dan terdiam hingga merasa kesakitan.
Hopipah pun merangkul memeluk lututnya memeluk diri, dan air matanya pun tumpah.
"Hiks... Hikss..." Suara tangisannya yang pilu dengan nasibnya.
*
*
Jangan lupa kasih like di setiap bab, komen dan Vote serta hadiah juga ya.
Terima kasih Sayangku 😘.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Roxanne MA
keren kak semangat
2025-07-09
0
HNP_FansSNSD/Army
Absurd? Ya jelas.
Tapi buat gue, itu cukup. Cukup buat jadi alasan kenapa gue masih nulis hari ini. Cukup buat gue terus ninggalin jejak, meskipun cuma jejak kecil di tengah dunia yang gak peduli gue siapa.
Karena gini: kita bukan pahlawan. kita gak akan dikenang di buku sejarah. Tapi tulisan kita … bisa jadi fosil emosi buat orang yang belum lahir. Dan itu, bro … udah cukup jadi alasan buat terus nulis. Meski sekarang belum ada yang baca, belum ada yang peduli. Tapi jejak kecil ini … bisa aja nyasar ke semesta yang gak pernah kita duga.
Jadi ya, gue masih nulis. Buat orang yang mungkin gak pernah hidup di zaman gue. Buat pembaca yang mungkin baru lahir 200 tahun dari sekarang. Atau mungkin, cuma buat diri gue sendiri—yang nanti, pas udah lebih tua, butuh bukti kalo gue pernah berjuang juga.
Jadi … terus nulis.
Walau dunia lagi gak denger, siapa tau semesta lagi dengerin 🫠✍️
2025-06-13
0
HNP_FansSNSD/Army
Dan di momen itu, gue mikir …
“Kalaupun gue berhenti nulis sekarang, emang siapa juga yang bakal peduli?”
Sakit sih mikir kayak gitu, tapi rasanya jujur.
200 tahun lagi, gak ada yang bakal inget gue. Jangan 200 deh, 100 tahun ke depan aja, nama kita bisa ilang kayak debu di histori. Keturunan kita pun belum tentu tau kita pernah ada. Tulisan kita? Kemungkinan besar tenggelam, dilindes zaman.
Tapi—dan ini absurd sih—gimana kalau … ada satu entitas, satu manusia random di masa depan, nemu tulisan kita? Entah gimana caranya, mungkin nemu naskah berjamur, atau blog yang gak kehapus algoritma. Dan dia baca. Dan dia ngerasa, “Anjir, ini gue banget.”
2025-06-13
0